H000040021 PDF
H000040021 PDF
(STUDI PERBANDINGAN)
SKRIPSI
Oleh:
ARHAM HIKMAWAN
NIM : H000040021
i
BAB I
PENDAHULUAN
mahkluk ciptaan Allah yang lainnya. Bukti otentik dari kebenaran bahwa
Satu hal yang membuat manusia lebih baik dari mahkluk yang lain
dengannya juga manusia mampu menelaah kembali sejarah Islam dari masa
lampau.
untuk mengatasinya maka muncullah jalan ketiga yakni Ijtihad. Ijtihad adalah
memperoleh pengetahuan, yaitu melalui akal dan wahyu (Nasution, 1986 : 1).
ini juga lah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya
Allah kepada orang yang menjadi pilihannya untuk diteruskan kepada umat
hidupnya senantiasa pada jalur yang benar (Studi Islam 3, 1997 : 5).
Akal tidak serta merta mampu mmahami wahyu Allah, adalah panca indera
Allah. Dengan demikian, ada hubungan yang erat antara wahyu sebagai
kebenaran yang mutlak karena berasal dari tuhan dengan perjalanan hidup
manusia.
3
dengan akal dan wahyu tidak hanya melanda pemikiran Islam klasik. Dalam
dalam wilayah agama, yang penting dalam hal ini adalah menentukan dan
Demikian juga dengan Harun Nasution dan Quraish Shihab, dalam hal mereka
berusaha menjelaskan akal dan wahyu menenai fungsi, hubungan dan batasan
antara keduanya.
wahyu. Sebagai bukti otentik bahwa Harun Nasution adalah tokoh yang
mendalami konsep akal dan wahyu adalah bukunya yang berjudul Akal dan
Wahyu dalam Islam, dalam buku ini ia kembali mempertegas hubungan akal
4
yang dinilainya sebagai sebab dari kemunduran yang dialami umat Islam
penggunaan Akal karena menurut Harun Nasution agama atau wahyu yang di
bawa oleh Nabi pada hakikatnya hanya memberikan dasar-dasarnya saja dan
dalam lagi bagaimana sebenarnya peranan akal dan wahyu menurut Harun
Quraish Shihab. Beliau termasuk penerus Harun Nasution sebagai rektor IAIN
dan Batas-Batas Akal dalam Islam. Judul buku ini mengingatkan kita pada
relasi agama dan akal, “Agama adalah akal, dan tidak ada (tidak dianggap ber-
) agama siapa yang tidak memiliki akal”. Sebagian ajaran agama memang
5
dapat dimengerti oleh akal, tapi tidak sedikit yang masih menyimpan misteri
kalau kita pikirkan. Terlihat jelas bahwa Quraish Shihab mengakui penting
peranan akal dalam memahami agama/wahyu, namun di sisi lain akal juga
memiliki keterbatasan.
Indonesia. Tulisan ini tidak bermaksud untuk mengupas polemik yang terjadi
antara dua tokoh tersebut dalam karya masing-masing seperti yang telah
yang berbeda dalam memandang akal dan wahyu tersebut. Harun Nasution
sangat menganjurkan umat Islam untuk berfikir dan menunjukan bahwa akal
bahayanya akal jika diberi peranan melebihi porsinya (Shihab, 2005: 13).
diperbudak oleh akalnya sendiri. Hingga, setiap masalah dihadapi hanya oleh
dengan akal. Oleh karena itu, setiap masalah syari'at bisa dicerna oleh akal.
Dan jika ada suatu nash yang nampak (menurut mereka) bertentangan dengan
balikkan nash-nash yang telah dipahami dan diyakini oleh para salafu al-
ummah dulu. Dari pola pemahaman yang demikian, lantas lahir beragam
ta`wil, yang pada hakekatnya dapat menafikan sifat-sifat Allah, nikmat dan
adzab kubur, surga dan neraka, qada dan qadar Alloh (Shihab, 2005: 97)
Quraish Shihab mengenai akal dan wahyu dengan mengemukakan konsep akal
dan wahyu dalam pemikiran keduanya karena Harun Nasution dan Quraish
Shihab memiliki corak pemikiran yang berbeda satu sama lainnya, bahkan
lebih komprehensif tentang akal dan wahyu sehingga dapat dihindari sikap
eksklusif yang cenderung merasa benar sendiri. Pada akhirnya nanti akan
terlihat implikasi teologi dari konsep akal dan wahyu dari kedua tokoh.
B. Penegasan Istilah
Harun Nasution Dan Quraish Shihab“ ini, maka penulis merasa perlu
satu, semuanya datang dalam bentuk kata kerja seperti dalam bentuk
7
ta’qilun atau ya’qilun. Kata kerja ta’qilun terulang sebanyak 24 kali dan
(2001: 18). Lafadz akal adalah lafadz yang mujmal (bermakna ganda)
sebab lafadz akal mencakup tentang cara berfikir yang benar dan
mencakup pula tentang cara berfikir yang salah. Adapun cara berfikir yang
benar adalah cara berpikir yang mengikuti tuntunan yang telah ditetapkan
dalam syar’a. Lebih lanjut, Ibnu Taimiyah dalam bukunya yang berjudul
mengenai kesesuaian nash al-Qur’an dengan akal, jika ada pemikiran yang
gabungan dari dua pengertian di atas, yang disampaikan oleh ibn Taimiyah
dan menurut kamus, yakni daya pikir untuk memahami sesuatu, yang di
akal bisa salah atau bisa benar. Untuk selanjutnya, dalam penelitian ini
memiliki beberapa arti seperti kecepatan dan bisikan. Wahyu adalah nama
8
bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam dada
para nabi dan rasul melalui mimpi dan sebagainya. Wahyu adalah sesuatu
z⎯ÏiΒ Νßγã_Ì÷‚ãƒuρ ÉΟ≈n=¡¡9$# Ÿ≅ç7ß™ …çµtΡ≡uθôÊÍ‘ yìt7©?$# Ç∅tΒ ª!$# ϵÎ/ “ωôγtƒ
2. Harun Nasution
Arab, ia tidak betah dan menuntut orang tuanya agar bisa pindah studi ke
mendapatkan gelar B.A dalam bidang ilmu pendidikan dan ilmu sosial.
Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar dalam bidang
Pada tahun 1967 ia meraih gelar LC. Dua tahun kemudian, Quraish
Shihab berhasil meraih gelar M.A. pada jurusan yang sama dengan tesis
mendalami studi tafsir, pada 1980 Quraish Shihab kembali menuntut ilmu
Qur’an. Ia hanya memerlukan waktu dua tahun untuk meraih gelar doktor
menjadi ketua MUI pusat pada tahun (1984). Sampai sekarang beliau
dikenal sebagai salah satu mufassir besar di Indonesia. Yang diteliti dari
C. Perumusan Masalah
penelitian ini tidak melebar kepada pembahasan yang lain, maka perlu adanya
Quraish Shihab?
Quraish Shihab?
Quraish Shihab?
12
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
E. Kajian Pustaka
berkaitan dengan Harun Nasution dan Quraish Shihab adalah sangat mudah,
Indonesia.
penelitian yang berkaitan tentang akal dan wahyu. Beberapa tulisan ataupun
manusia dalam berkehendak dan berbuat (free will and free act). Pada
keniscayaan.
14
Tulisan dalam bentuk buku karya Prof. Dr. H.M Rasjidi yang
merupakan sahabat dari Harun Nasution sendiri. Karya buku yang berjudul
buku karya Harun Nasution yang berjudul Islam Ditinjau Dari Berbagai
Aspeknya. Prof. Dr. H.M Rasjidi mengkritisi isi buku tersebut karena
tafsir maudhu’i.
antara kedua tokoh tersebut khusus tentang malam Lailatul Qadr pada
bulan Ramadhan.
15
Akal dan Wahyu menurut Harun Nasution dan Quraish Shihab. Tulisan
dalam bentuk skripsi disajikan oleh Trio Handoyo (UIN Sunan Kalijaga,
2002) denga judul Pemikiran M.Abduh Tentang Hukum Akal. Titik bidik
dari Skripsi ini adalah bukan pada kapasitas akal manusia namun pada
disimpulkan bahwa penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul Akal Dan
Wahyu Menurut Harun Nasution dan Quraish Shihab belum pernah diteliti.
Skripsi ini mencoba untuk meneliti pemikiran kedua tokoh tersebut, kemudian
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
yang akan dilakukan ini adalah jenis penelitian kwalitatif dengan metode
ini yang diteliti adalah karya karya Harun Nasution dan Muhammad
2. Pendekatan Penelitian
cukup teliti dan hati-hati terhadap bukti validitas dari sumber sejarah serta
3. Sumber Penelitian
menjadi dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder.
Adapun sumber data primer yang digunakan adalah buku asli karya
Harun Nasution dan Quraish Shihab mengenai konsep akal dan wahyu.
Sumber data primer yaitu hasil karya Harun Nasution yang berjudul Akal
Kehidupan Masyarakat.
Data sekunder merupakan semua sumber data yang bersumber dari hasil
yakni mengenai akal dan wahyu dalam Islam serta kaitannya dengan
kedua tokoh, Harun Nasution dan Quraish Shihab. Salah satunya adalah
Nasution.
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan
5. Metode Analisis
Harun Nasution dan Quraish Shihab tentang akal dan wahyu. Sedangkan
penyajian dan pembahasan serta pemahaman terhadap apa yang akan diteliti,
wahyu serta corak pemikiran kalam dalam Islam mengenai akal dan wahyu
yang terdapat dalam tiga aliran yaitu Mu’tazilah, salafiyah, dan Maturidiyyah.
Bab III akan membahas secara fokus mengenai konsepsi akal dan
wahyu menurut Harun Nasution dan Quraish Shihab, meliputi pengertian serta
Bab IV dari laporan penelitian ini adalah bab yang akan membahas
pemikiran akal dan wahyu menurut Harun Nasution dan Quraish Shihab dan
Bagian akhir dari laporan penelitian ini ditulis pada Bab V yang berisi