Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS MULTIMETER

Disusun oleh:
Nama: Ikhwan Budya Astara
NIM : 200018039

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DIII


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
(ITNY)
2019
Multimeter
Multimeter adalah alat test yang sangat berguna, dengan mengoperasikan sakelar banyak
posisi, meter dapat secara cepat dan mudah di jadikan sebagai voltmeter, sebuah ammeter
atau sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penetapan pada setiap mempunyai
pilihan AC atau DC. Beberapa multimeter kelebihan tambahan layaknya sebagai pengukur
transistor dan range untuk pengukuran kapasitansi dan frekuensi.[1]Multimeter terbagi atas 2
jenis yaitu Multimeter analog dan Multimeter Digital. Pada modul ini kita akan membahas
tentang multimeter analog.
Cara Menggunakan Multimeter
Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Voltage (Tegangan), Ampere (Arus
Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi) dalam satu unit. Multimeter sering disebut juga
dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter).
Terdapat 2 jenis Multimeter dalam menampilkan hasil pengukurannya yaitu Analog
Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter (DMM).

Sehubungan dengan tuntutan akan keakurasian nilai pengukuran dan kemudahan


pemakaiannya serta didukung dengan harga yang semakin terjangkau, Digital Multimeter
(DMM) menjadi lebih populer dan lebih banyak dipergunakan oleh para Teknisi Elektronika
ataupun penghobi Elektronika.

Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter atau Multitester tidak hanya dapat
mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga
mengukur Kapasitansi, Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada Multimeter
Digital). Beberapa kemampuan pengukuran Multimeter yang banyak terdapat di pasaran
antara lain :

 Voltage (Tegangan) AC dan DC satuan pengukuran Volt


 Current (Arus Listrik) satuan pengukuran Ampere
 Resistance (Hambatan) satuan pengukuran Ohm
 Capacitance (Kapasitansi) satuan pengukuran Farad
 Frequency (Frekuensi) satuan pengukuran Hertz
 Inductance (Induktansi) satuan pengukuran Henry
 Pengukuran atau Pengujian Dioda
 Pengukuran atau Pengujian Transistor

Bagian-bagian penting Multimeter

Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting, diantanya adalah :

1. Display
2. Saklar Selektor
3. Probe

Gambar dibawah ini adalah bentuk Multimeter Analog


Fungsi Multimeter :
1. Mengukur tegangan DC
2. Mengukur tegangan AC
3. Mengukur kuat arus DC
4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
5. Mengecek hubung-singkat / koneksi
6. Mengecek transistor
7. Mengecek kapasitor elektrolit
8. Mengecek dioda, led dan dioda zener
9. Mengecek induktor
10. Mengukur HFE transistor (type tertentu)
11. Mengukur suhu (type tertentu)
1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 6
Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih
skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal
Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 220
Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih
skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada
polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan diukur
adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur
melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus
menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut.
Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban
ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda “X”
yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter,
diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)

Measuring Terminal / Probe ( + / – )

Meansuring Terminal atau yang biasa disebut probe ini merupakan kontektor yang
menghubungkan Multimeter dengan apa yang mau diukur. Probe ini terdiri dari probe positif
yang berwarna merah untuk kutub positif dan probe negatif yang berwarna hitam untuk kutub
negatif.

Sebelum melakukan pengukuran dengan menggunakan multimeter analog, maka dilakukan


kalibrasi. Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu. Sebelum mengetahui langkah-langkah dari kalibrasi multimeter, alangkah
lebih baiknya kita mengetahui fungsi dan tujuan dari kalibrasi itu sendiri. Adapun fungsi dan
tujuan dari kalibrasi adalah sebagai berikut:

Untuk menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur tetap sesuai dengan spesifikasinya;

Untuk menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran konvensional petunjuk suatu instrumen


ukur;

Untuk menjamin hasil pengukuran sesuai standar nasional dan internasional;

Untuk melihat tingkat ketelitian alat ukur dibangingkan dengan alat ukur standar;

Untuk mempresisikan alat ukur dan memperkecil error.

Berikut adalah langkah – langkah dalam kalibrasi:


Jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0;

Jika belum putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan
dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil;

Pasang Probe pada konektor + dan –;

Putar range selektor switch ke skala Ohmmeter;

Tempelkan probe + ke probe – agar terjadi Short Circuit;

Pastikan jarum penunjuk sudah mengarah ke nol pada skala ohmmeter atau
tidak, jika belum maka putar zero adjustment agar jarum menunjuk ke nol.

Anda mungkin juga menyukai