Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI XI

SKRINING HIPOKRATIK
Dosen Pembimbing: Marvel, M. Farm., Apt.

Kelompok 1D

Ghina Khalidah 11171020000078

Alvinia Maulidiah 11171020000086

Salsabila Ineke Putri 11171020000088

Khaerunnisa 11171020000090

Retno Tri Rahayu 11171020000094

Jihan Istiqomah 11171020000098

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

MEI/2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Praktikum ................................................................................................................ 1

BAB II .................................................................................................................... 2

TEORI .................................................................................................................... 2

BAB III ................................................................................................................... 5

METODE KERJA ................................................................................................ 5

3.1 Alat dan Bahan...................................................................................................................... 5

3.2 Prosedur Kerja ...................................................................................................................... 5

BAB IV ................................................................................................................... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 7

4.1 Hasil ................................................................................................................................ 7

4.2 Pembahasan ................................................................................................................. 26

BAB V................................................................................................................... 31

KESIMPULAN .................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Skrining hipokratik adalah salah satu cara untuk mengetahui aktivitas
suatu obat atau bahan yang belum diketahui sebelumnya baik yang berasal dari
alam maupun senyawa sintesis atau semisintesis. Cara ini didasarkan bahwa
obat bila berinteraksi dengan materi biologis dalam tubuh akan menghasilkan
efek tertentu tergantung pada dosis yang diberikan. Prinsip ini diambil dari cara
dokter mendiagnosis suatu obat atau bahan yang berguna dan yang tidak
berguna dengan cepat dan biaya yang relatif murah. Darinya dihasilkan profil
farmakodinamik obat atau bahan.
Tujuan dilakukannya skrining hipokratik adalah memahami dan
terampil melakukan skrining farmakodinamik obat menggunakan teknik
skrining hipokratik dan mampu menganalisis hasil dari skrining farmakologi
suatu obat. Dari hasil ini dapat diketahui efek atau aktivitas farmakologis dari
obat atau ekstrak bahan alam tertentu yang belum diketahui aktivitasnya.
Praktikum ini sangat berguna untuk mahasiswa farmasi ketika ingin melakukan
penelitian akhir untuk mengetahui aktivitas farmakologi dari ekstrak bahan
alam yang belum diketahui aktivitas farmakologinya. Dengan demikian perlu
dilakukan praktikum skrining hipokratik untuk mahasiswa farmasi.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Memahami dan terampil melakukan farmakodinamik obat menggunakan
teknik skrining hipokratik.

2. Memahami dan mampu menganalisis hasil-hasil skrining farmakologi


obat.
BAB II

TEORI

Skrining hipokratik adalah salah satu cara untuk menapis aktivitas suatu
obat atau bahan obat yang belum diketahui sebelumnya, baik yang berasal dari alam
maupun semisintetis. Dasar dari metode ini yaitu, bahwa bila obat berinteraksi
dengan materi biologis dalam tubuh akan menghasilkan efek tertentu, tergantung
pada dosis yang diberikan.

Berikut adalah beberapa aktivitas/ profil farmakodinamik yang akan diuji


dalam skrining hipokratik :

1. Simpatolitik
Simpatolitika atau adrenolitika adalah zat-zat yang melawan sebagian atau
seluruh aktivitas susunan saraf simpatis. Efeknya melawan efek yang
ditimbulkan oleh simpatomimetika.
2. Analgetik
Anlagetika atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
3. Vasodilator
Vasodilator didefinisikan sebagai zat-zat yang berkhasiat
melebarkan pembuluh darah secara langsung.
4. Vasokonstriktor
Efek yang ditimbulkan berlawanan dengan vasodilator.
5. Parasimpatomimetik
Parasimpatomimetika atau kolinergika adalah sekelompok zat yang dapat
menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi susunan parasimpatis, karena
melepaskan neurohormon asetilkolin di ujung-ujung neuronnya. Efek-efek
yang muncul setelah pemberian kolinergika adalah:
a. Stimulasi pencernaan dengan jalan memperkuat peristaltik dan sekresi
kelenjar ludah dan getah lambung(HCl), juga sekresi air mata, dll.

2
b. Memperlambat sirkulasi, antara lain dengan mengurangi kegiatan jantung,
vasodilatasi, dan penurunan tekanan darah.
c. Memperlambat pernapasan, antara lain dengan menciutkan bronchi,
sedangkan sekresi dahak diperbesar.
d. Kontraksi otot mata dengan efek penyempitan pupil (miosis) dan
menurunnya tekanan intraokuler akibat lancarnya pengeluaran air mata.
e. Kontraksi kandung kemih dan ureter dengan efek
memperlancar pengeluaran urin.
f. Dilatasi pembuluh dan kontraksi otot kerangka.
g. Menekan SSP setelah pada permulaan menstimulasinya.
6. Simpatomimetik
Simpatomimetika atau adrenergika adalah zat-zat yang dapat menimbulkan
(sebagian) efek yang sama dengan stimulasi susunan sipaticus dan melepaskan
noradrenalin di ujung-ujung sarafnya. Efek-efek yang ditimbulkan adalah:
a. Vasokonstriksi otot polos dan menstimulsi sel-sel kelenjar
dengan bertambahnya antar lain sekresi liur dan keringat.
b. Menurunkan peristaltik usus.
c. Memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung.
d. Bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen dan lemak.
7. CNS Depressant
Zat-zat yang dapat menekan SSP. Efek yang ditimbulkan berlawanan dengan
CNS activation. Misal pada tikus, efek yang ditimbulkan antara lain:
a. Aktivitas motorik menurun
b. Laju pernapasan menurun
c. Hilang refleks pinal
d. Paralisa kaki
e. Hilang daya cengkeram
8. Muscle Relaxant
Efek yang ditimbulkan mirip dengan CNS depressant.
9. CNS Activation
Zat-zat yang dapat merangsang SSP. Efek-efek yang ditimbulkan adalah:
a. Konvulsi.

3
b. Meningkatkan laju pernapasan.

Misal pada tikus, efek yang diitmbulkan antara lain:

a. Aktivitas motorik meningkat


b. Temperatur rektum naik
c. Rasa ingin tahu meningkat

Skrining ini dapat membedakan suatu bahan/obat yang berguna dan tidak
berguna dengan cepat dan biaya yang relative murah. Dari sini akan dihasilkan
profil farmakodinamik obat/bahan.

Prinsip dasar penapisan atau skrining farmakologi ini ialah mencari persen
aktivitas yang terjadi pada setiap kelompok efek – efek tersebut, kemudian dapat ditarik
kesimpulan berdasarkan persen aktivitas yang paling besar. Semakin besar persen aktivitas pada
suatu efek maka zat atau obat uji semakin mempunyai kecenderungan berasal dari kelompok
efek tersebut.
Uji ini merupakan tahap awal penelitian farmakologi atau zat-zat
yang belum diketahui efeknya serta untuk mengetahui apakah obat tersebut
memiliki efek fisiologis atau tidak sehingga disebut sebagai penapisan hipokratik
(penapisan awal). Penapisan ini masih merupakan prediksi.
Penelitian ini menggunakan metode penapisan hipokratik yang dipertajam
dengan uji-uji spesifik diantaranya seperti uji viskositas, uji aktivitas motorik, uji
perpanjangan waktu tidur, uji anti konvulsi dan uji efek hipotensi.
Penapisan atau skrining farmakologi dilakukan untuk mengetahui aktivitas
farmakologi suatu zat yang belum diketahui efeknya. Hal ini dilakukan dengan
melihat gejala-gejala yang timbul pada hewan coba setelah diberi zat uji. Zat atau
obat yang disediakan dalam praktikum ini antara lain yang memberikan efek depresan
SSP, perangsang SSP, simpatomimetik, parasimpatomimetik, simpatolitik, muscle
relaxant, analgesik, vasokonstriktor, dan vasodilator. Pada percobaan ini akan
dilakukan evaluasi dan pengelompokan efek-efek yang timbul pada hewan uji
(tikus) berdasarkan efek yang dapat ditimbulkan oleh zat atau obat tersebut.

4
BAB III

METODE KERJA

3.1. Alat dan Bahan


- Tikus 1 ekor

- Obat alam atau sintesa

- Alat suntik, stopwatch, hotplate, thermometer, platform, rolating road,


pinset, kertas saring, alat gelantung, jarring kawat dan alat-alat gelas.

3.2 Prosedur Kerja


a. Timbang tikus, tandai dan tentukan dosis yang akan diberikan.

b. Amati parameter-parameter seperti tertera pada tabel 2, dan beri skor 1 atau
0 untuk respon kualitatif dan 1, 2, atau 3 untuk reson kuantitatif.

c. Respon kualitataif dapat dilihat pada tabel 3.

Gunakan alat yang tersedia untuk mendeteksi gejala tertentu, seperti :

1) Tonus otot melalui kemampuan hewan memegang jaring atau


bergelantung pada alat gelantung
2) Laju pernapasan dihitung persatuan waktu memakai stopwatch
3) Reaksi jepit ekor menggunakan pinset
4) Reaksi plat panas menggunakan hotplate
5) Temperature tubuh menggunakan thermometer
6) Air mata berdarah (chromodaorirea, salvitasi, lakrimasi, menggunakan
kertas saring)
d. Setelah semua parameter diamati (pada keadaan tak diberi obat = control)
masing-masing hewan diinjeksikan obat pada dosis yang telah ditentukan
e. Semua parameter diamati kembali pada menit ke-5, 10, 15, 30, dan 60 menit
setelah obat disuntikkan
f. Hasil yang didapat di evaluasi dengan cara sebagai berikut :
1) Kumpulkan nilai bobot untuk masing-masing parameter sesuai dengan
dosis.

5
2) Lakukan hal yang sama untuk semua parameter lain.
3) Hitung skor total dengan mengalikan skor dengan faktor untuk masing-
masing parameter pada tiap-tiap dosis dan bandingkan dengan skor
maksimum.

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil
Kelompok 1
Nilai (1-3) atau terukur pada waktu
Parameter
5 10 15 30 60
Kelopak mata turun 0 0 0 0 0
bulu berdiri 0 0 0 0 0
Ekor berdiri 0 0 0 0 0
Mata menonjol 0 0 0 0 0
Ekor memerah 0 0 0 0 0
Telinga memerah 0 0 0 0 0
Tremor 0 0 0 0 0
Aktivitas motorik menurun 0 0 0 0 0
Aktivitas motorik meningkat 0 0 0 0 0
Respirasi menurun 0 0 0 0 0
Gerak berputar ekor 0 0 0 0 0
bergelombang
Agresif 0 0 0 0 0
Rasa ingin tahu meningkat 0 0 0 0 0
Rasa ingin tahu menurun 0 0 0 0 0
Refleksi kornea menghilang 0 0 0 0 0
Refleksi telinga menghilang 0 0 0 0 0
Refleksi balik menghilang 0 0 0 0 0
Salviasi 0 0 0 0 0
Lakrimasi meningkat 0 0 0 0 0
Laksimasi menurun 0 0 0 0 0
Air mata berdarah 0 0 0 0 0
Palisasi kaki 0 0 0 0 0
Konvulasi 0 0 0 0 0
Urinasi 1 1 2 2 3
diare 0 0 0 0 0
katalepsi 0 0 0 0 0
Tonus tubuh menurun 0 0 0 0 0
Reaksi alat panas menurun 0 0 0 0 0
Reaksi jepit ekor menurun 0 0 0 0 0
Menggeliat 0 0 0 0 0
Pandangan tak lurus 0 0 0 0 0
Pupil mengecil 0 0 0 0 0
Pupil melebar 0 0 0 0 0
Ekor naik 0 0 0 0 0

7
Tabel Daftar Faktor Bobot untuk Parameter-Parameter yang Diamati
1. Aktivitas Penekan Stimulasi Sistem Saraf Pusat
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Kelopak mata turun 0x1 0 3x5x1 15
Aktivitas motorik menurun 0x1 0 3x5x1 15
Respirasi menurun 0x2 0 3x5x2 30
Rasa ingin tahu menurun 0x1 0 3x5x1 15
Refleks kornea hilang 0x1 0 3x5x1 15
Refleks telinga hilang 0x1 0 3x5x1 15
Refleks balik hilang 0x2 0 3x5x2 30
Paralisa kaki 0x1 0 3x5x1 15
Katalepsi 0x1 0 3x5x1 15
Tonus tubuh menurun 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Reaksi plat panas menurun 0x1 0 3x5x1 15
Reaksi jepit ekor meningkat 0x1 0 3x5x1 15
Pandangan tidak lurus 0x2 0 3x5x2 30
Pupil mengecil 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Jumlah 0 270

2. Aktivitas Simpatolitik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Kelopak mata turun 0x1 0 3x5x1 15
Aktivitas motorik menurun 0x1 0 3x5x1 15
Konvulsi 0x1 0 3x5x1 15
Pupil mengecil 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Jumlah 0 67,5

3. Relaksasi Otot
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Kelopak mata turun 0x1 0 3x5x1 15
Aktivitas motorik menurun 0x1 0 3x5x1 15
Respirasi menurun 0x2 0 3x5x2 30
Rasa ingin tahu menurun 0x1 0 3x5x1 15
Refleks telinga hilang 0x1 0 3x5x1 15
Paralisa kaki 0x1 0 3x5x1 15
Tonus tubuh menurun 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Reaksi plat panas menurun 0x1 0 3x5x1 15
Reaksi jepit ekor meningkat 0x1 0 3x5x1 15
Menggeliat 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5

8
Jumlah 0 165

4. Simpatomimetik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Bulu berdiri 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Bola mata menonjol 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Lakrimasi menurun 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Konvulsi 0x1 0 3x5x1 15
Pupil melebar 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 0 75

5. Parasimpatomimetik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Bulu berdiri 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Konvulsi 0x1 0 3x5x1 15
Salivasi 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Lakrimasi meningkat 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Air mata berdarah 0x1 0 3x5x1 15
Urinasi 9x2 18 3x5x2 30
Diare 0x1 0 3x5x1 15
Pupil mengecil 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Jumlah 18 120

6. Analgetik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Ekor berdiri 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Gerak berputar 0x1 0 3x5x1 15
Reaksi plat panas menurun 0x1 0 3x5x1 15
Reaksi jepit ekor meningkat 0x1 0 3x5x1 15
Pupil melebar 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Ekor naik 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 0 67,5

7. Vasodilatasi
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Ekor atau telinga memerah 0x1 0 3x5x1 15
Jumlah 0 15

8. Vasokontriksi

9
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Ekor atau telinga pucat 0x2 0 3x5x2 30
Jumlah 0 30

9. Stimulasi Sistem Saraf Pusat


Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Tremor 0x1 0 3x5x1 15
Aktivitas motoric meningkat 0x1 0 3x5x1 15
Respirasi meningkat 0x2 0 3x5x2 30
Gerak berputar 0x1 0 3x5x1 15
Ekor bergelombang 0x1 0 3x5x1 15
Agresif 0x1 0 3x5x1 15
Rasa ingin tahu meningkat 0x1 0 3x5x1 15
Konvulsi 0x1 0 3x5x1 15
Tonus tubuh meningkat 0x2 0 3x5x2 30
Jumlah 0 165

10. Parasimpatolitik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Pupil melebar 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 0 7,5

Perhitungan % Aktivitas

1. Aktivitas Penekan Stimulasi Sistem Saraf Pusat


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 270 × 100%
=0%
2. Simpatolitik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 67,5 × 100%
=0%
3. Relaksasi Otot
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 165 × 100%
=0%
4. Simpatomimetik

10
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 75 × 100%
=0%
5. Parasimpatomimetik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
18
= 120 × 100%
= 15 %
6. Analgetik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 67,5 × 100%
=0%
7. Vasodilatasi
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 15 × 100%
=0%
8. Vasokontriksi
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 30 × 100%
=0%
9. Stimulasi Sistem Saraf Pusat
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 165 × 100%
=0%
10. Parasimpatolitik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 7,5 × 100%
=0%

Kelompok 2
Nilai (1-3) atau terukur pada waktu
Parameter
5 10 15 30 60
Kelopak mata turun 0 0 0 0 0
Buku berdiri 0 0 0 0 0
Ekor berdiri 0 0 0 2 1
Mata menonjol 0 1 1 1 0
Ekor memerah 0 0 0 0 0

11
Telinga memerah 0 0 0 0 0
Tremor 0 0 0 0 0
Aktivitas motorik menurun 1 1 0 0 0
Aktivitas motorik meningkat 0 0 0 0 0

Respirasi menurun 1 1 0 0 0
Gerak berputar ekor 0 0 0 0 0
bergelombang
Agresif 0 0 0 0 0
Rasa ingin tahu meningkat 0 0 0 0 0
Rasa ingin tahu menurun 0 0 0 0 0
Refleksi kornea menghilang 0 0 0 0 0

Refleksi telinga menghilang 0 0 0 0 0

Refleksi balik menghilang 1 1 1 0 0


Salvias 0 0 0 0 0
Lakrimasi meningkat 0 0 0 0 0
Laksimasi menurun 0 0 0 0 0
Air mata berdarah 0 0 0 0 0
Palisasi kaki 0 0 0 0 0
Konvulasi 0 0 0 0 0
Urinasi 0 0 0 0 0
Diare 1 1 1 0 0
katalepsi 0 0 0 0 0
Tonus tubuh menurun 0 0 0 0 0
Reaksi alat panas menurun 1 2 2 2 2
Reaksi jepit ekor menurun 3 3 3 3 3
Menggeliat 0 0 0 0 0
Pandangan tak lurus 0 0 0 0 0
Pupil mengecil 0 0 0 0 0
Pupil melebar 0 0 0 0 0
Ekor naik 0 0 0 0 0

Tabel Daftar Faktor Bobot untuk Parameter-Parameter yang Diamati


1. Aktivitas Penekan Stimulasi Sistem Saraf Pusat
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Kelopak mata turun 0x1 0 3x5x1 15
Aktivitas motorik menurun 2x1 2 3x5x1 15
Respirasi menurun 2x2 4 3x5x2 30
Rasa ingin tahu menurun 0x1 0 3x5x1 15
Refleks kornea hilang 0x1 0 3x5x1 15
Refleks telinga hilang 0x1 0 3x5x1 15
Refleks balik hilang 3x2 6 3x5x2 30

12
Paralisa kaki 0x1 0 3x5x1 15
Katalepsi 0x1 0 3x5x1 15
Tonus tubuh menurun 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Reaksi plat panas menurun 9x1 9 3x5x1 15
Reaksi jepit ekor meningkat 15 x 1 15 3x5x1 15
Pandangan tidak lurus 0x2 0 3x5x2 30
Pupil mengecil 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Jumlah 36 270

2. Aktivitas Simpatolitik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Kelopak mata turun 0x1 0 3x5x1 15
Aktivitas motorik menurun 2x1 2 3x5x1 15
Konvulsi 0x1 0 3x5x1 15
Pupil mengecil 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Jumlah 2 67,5

3. Relaksasi Otot
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Kelopak mata turun 0x1 0 3x5x1 15
Aktivitas motorik menurun 2x1 2 3x5x1 15
Respirasi menurun 2x2 4 3x5x2 30
Rasa ingin tahu menurun 0x1 0 3x5x1 15
Refleks telinga hilang 0x1 0 3x5x1 15
Paralisa kaki 0x1 0 3x5x1 15
Tonus tubuh menurun 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Reaksi plat panas menurun 9x1 9 3x5x1 15
Reaksi jepit ekor meningkat 15 x 1 15 3x5x1 15
Menggeliat 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 30 165

4. Simpatomimetik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Bulu berdiri 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Bola mata menonjol 3 x 1,5 4,5 3 x 5 x 1,5 22,5
Lakrimasi menurun 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Konvulsi 0x1 0 3x5x1 15
Pupil melebar 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 4,5 75

13
5. Parasimpatomimetik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Bulu berdiri 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Konvulsi 0x1 0 3x5x1 15
Salivasi 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Lakrimasi meningkat 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Air mata berdarah 0x1 0 3x5x1 15
Urinasi 0x2 0 3x5x2 30
Diare 3x1 3 3x5x1 15
Pupil mengecil 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Jumlah 3 120

6. Analgetik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Ekor berdiri 3 x 0,5 4,5 3 x 5 x 0,5 7,5
Gerak berputar 0x1 0 3x5x1 15
Reaksi plat panas menurun 9x1 9 3x5x1 15
Reaksi jepit ekor meningkat 15 x 1 15 3x5x1 15
Pupil melebar 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Ekor naik 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 28,5 67,5

7. Vasodilatasi
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Ekor atau telinga memerah 0x1 0 3x5x1 15
Jumlah 0 15

8. Vasokontriksi
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Ekor atau telinga pucat 0x2 0 3x5x2 30
Jumlah 0 30

9. Stimulasi Sistem Saraf Pusat


Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Tremor 0x1 0 3x5x1 15
Aktivitas motoric meningkat 0x1 0 3x5x1 15
Respirasi meningkat 0x2 0 3x5x2 30
Gerak berputar 0x1 0 3x5x1 15

14
Ekor bergelombang 0x1 0 3x5x1 15
Agresif 0x1 0 3x5x1 15
Rasa ingin tahu meningkat 0x1 0 3x5x1 15
Konvulsi 0x1 0 3x5x1 15
Tonus tubuh meningkat 0x2 0 3x5x2 30
Jumlah 0 165

10. Parasimpatolitik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Pupil melebar 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 0 7,5

Perhitungan % Aktivitas

1. Aktivitas Penekan Stimulasi Sistem Saraf Pusat


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
36
= 270 × 100%
= 13,33 %
2. Simpatolitik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
2
= 67,5 × 100%
= 2,96 %
3. Relaksasi Otot
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
30
= 165 × 100%
= 18,18 %
4. Simpatomimetik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
4,5
= × 100%
75
=6%
5. Parasimpatomimetik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
3
= 120 × 100%
= 25 %
6. Analgetik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%

15
28,5
= 67,5 × 100%
= 42,22 %
7. Vasodilatasi
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 15 × 100%
=0%
8. Vasokontriksi
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 30 × 100%
=0%
9. Stimulasi Sistem Saraf Pusat
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= × 100%
165
=0%
10. Parasimpatolitik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 7,5 × 100%
=0%

Kelompok 3
Nilai (1-3) atau terukur pada waktu
Parameter
5 10 15 30 60
Kelopak mata turun 2 2 0 2 3
Buku berdiri 0 0 0 0 0
Ekor berdiri 0 0 0 0 0
Mata menonjol 0 0 1 0 0
Ekor memerah 0 3 3 3 2
Telinga memerah 0 0 0 0 0
Tremor 0 0 0 0 0
Aktivitas motorik menurun 0 0 0 0 0
Aktivitas motorik 0 0 1 0 0
meningkat
Respirasi menurun 0 0 0 0 0
Gerak berputar ekor 0 0 0 0 0
bergelombang
Agresif 0 0 0 0 0
Rasa ingin tahu meningkat 0 0 1 0 0
Rasa ingin tahu menurun 3 3 2 3 2

16
Refleksi kornea 3 3 3 3 3
menghilang
Refleksi telinga 3 3 3 3 3
menghilang
Refleksi balik menghilang 2 2 2 3 0
salivasi 0 0 0 0 0
Lakrimasi meningkat 0 0 0 0 0
Laksimasi menurun 0 0 0 0 0
Air mata berdarah 0 0 0 0 0
Palisasi kaki 2 3 3 3 3
Konvulasi 0 0 0 0 0
Urinasi 0 0 0 0 0
diare 0 0 0 0 0
katalepsi 0 0 0 0 0
Tonus tubuh menurun 3 3 3 3 3
Reaksi alat panas menurun 1 1 2 2 2
Reaksi jepit ekor menurun 3 3 3 2 3
Menggeliat 0 0 0 0 0
Pandangan tak lurus 1 1 1 1 1
Pupil mengecil 0 0 0 0 0
Pupil melebar 0 0 0 0 0
Ekor naik 0 0 0 0 0

Tabel Daftar Faktor Bobot untuk Parameter-Parameter yang Diamati


1. Aktivitas Penekan Stimulasi Sistem Saraf Pusat
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Kelopak mata turun 9x1 9 3x5x1 15
Aktivitas motorik menurun 0x1 0 3x5x1 15
Respirasi menurun 0x2 0 3x5x2 30
Rasa ingin tahu menurun 13 x 1 13 3x5x1 15
Refleks kornea hilang 15 x 1 15 3x5x1 15
Refleks telinga hilang 15 x 1 15 3x5x1 15
Refleks balik hilang 9x2 18 3x5x2 30
Paralisa kaki 14 x 1 14 3x5x1 15
Katalepsi 0x1 0 3x5x1 15
Tonus tubuh menurun 15 x 1,5 22,5 3 x 5 x 1,5 22,5
Reaksi plat panas menurun 8x1 8 3x5x1 15
Reaksi jepit ekor meningkat 14 x 1 14 3x5x1 15
Pandangan tidak lurus 5x2 10 3x5x2 30
Pupil mengecil 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Jumlah 138,5 270

2. Aktivitas Simpatolitik

17
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Kelopak mata turun 9x1 9 3x5x1 15
Aktivitas motorik menurun 0x1 0 3x5x1 15
Konvulsi 0x1 0 3x5x1 15
Pupil mengecil 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Jumlah 9 67,5

3. Relaksasi Otot
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Kelopak mata turun 9x1 9 3x5x1 15
Aktivitas motorik menurun 0x1 0 3x5x1 15
Respirasi menurun 0x2 0 3x5x2 30
Rasa ingin tahu menurun 13 x 1 13 3x5x1 15
Refleks telinga hilang 15 x 1 15 3x5x1 15
Paralisa kaki 14 x 1 14 3x5x1 15
Tonus tubuh menurun 15 x 1,5 22,5 3 x 5 x 1,5 22,5
Reaksi plat panas menurun 8x1 8 3x5x1 15
Reaksi jepit ekor meningkat 14 x 1 14 3x5x1 15
Menggeliat 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 95,5 165

4. Simpatomimetik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Bulu berdiri 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Bola mata menonjol 1 x 1,5 1,5 3 x 5 x 1,5 22,5
Lakrimasi menurun 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Konvulsi 0x1 0 3x5x1 15
Pupil melebar 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 1,5 75

5. Parasimpatomimetik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Bulu berdiri 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Konvulsi 0x1 0 3x5x1 15
Salivasi 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Lakrimasi meningkat 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Air mata berdarah 0x1 0 3x5x1 15
Urinasi 0x2 0 3x5x2 30

18
Diare 0x1 0 3x5x1 15
Pupil mengecil 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Jumlah 0 120

6. Analgetik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Ekor berdiri 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Gerak berputar 0x1 0 3x5x1 15
Reaksi plat panas menurun 0x1 0 3x5x1 15
Reaksi jepit ekor meningkat 0x1 0 3x5x1 15
Pupil melebar 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Ekor naik 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 0 67,5

7. Vasodilatasi
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Ekor atau telinga memerah 11 x 1 0 3x5x1 15
Jumlah 11 15

8. Vasokontriksi
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Ekor atau telinga pucat 0x2 0 3x5x2 30
Jumlah 0 30

9. Stimulasi Sistem Saraf Pusat


Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Tremor 0x1 0 3x5x1 15
Aktivitas motoric meningkat 1x1 1 3x5x1 15
Respirasi meningkat 0x2 0 3x5x2 30
Gerak berputar 0x1 0 3x5x1 15
Ekor bergelombang 0x1 0 3x5x1 15
Agresif 0x1 0 3x5x1 15
Rasa ingin tahu meningkat 1x1 1 3x5x1 15
Konvulsi 0x1 0 3x5x1 15
Tonus tubuh meningkat 0x2 0 3x5x2 30
Jumlah 2 165

10. Parasimpatolitik

19
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Pupil melebar 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 0 7,5

Perhitungan % Aktivitas

1. Aktivitas Penekan Stimulasi Sistem Saraf Pusat


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
138,5
= × 100%
270
= 51,29 %
2. Simpatolitik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
9
= 67,5 × 100%
= 13,33 %
3. Relaksasi Otot
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
95,5
= × 100%
165
= 57,88 %
4. Simpatomimetik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
1,5
= × 100%
75
=2%
5. Parasimpatomimetik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 120 × 100%
=0%
6. Analgetik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 67,5 × 100%
=0%
7. Vasodilatasi
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
11
= 15 × 100%
= 73,33 %
8. Vasokontriksi

20
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 30 × 100%
=0%
9. Stimulasi Sistem Saraf Pusat
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
2
= 165 × 100%
= 1,21 %
10. Parasimpatolitik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 7,5 × 100%
=0%

Kelompok 4
Parameter Nilai (1-3) atau terukur pada waktu
5 10 15 30 60
Kelopak mata turun 0 0 0 0 0
Buku berdiri 2 1 1 0 0
Ekor berdiri 0 0 0 0 0
Mata menonjol 2 2 1 1 1
Ekor memerah 0 0 0 0 0
Telinga memerah 2 2 1 1 1
Tremor 2 2 2 2 2
Aktivitas motorik menurun 0 0 0 1 2
Aktivitas motorik
2 2 2 1 1
meningkat
Respirasi menurun 1 1 1 2 2
Gerak berputar ekor
0 0 0 0 0
bergelombang
Agresif 2 2 3 2 1
Rasa ingin tahu meningkat 2 2 2 1 1
Rasa ingin tahu menurun 0 0 0 1 2
Refleksi kornea
0 0 0 1 1
menghilang
Refleksi telinga
0 0 0 1 1
menghilang
Refleksi balik menghilang 0 0 0 1 1
Salviasi 0 0 0 0 0
Lakrimasi meningkat 0 0 0 0 0
Laksimasi menurun 0 0 0 0 0
Air mata berdarah 0 0 0 0 0
Palisasi kaki 0 0 0 0 0

21
Konvulasi 0 1 1 2 2
Urinasi 0 0 1 1 1
Diare 0 0 1 1 2
Katalepsi 0 0 0 0 0
Tonus tubuh menurun 0 0 0 1 1
Reaksi alat panas menurun 2 1 1 1 1
Reaksi jepit ekor menurun 0 0 1 1 1
Menggeliat 0 0 0 0 0
Pandangan tak lurus 0 0 0 0 0
Pupil mengecil 0 1 1 1 2
Pupil melebar 0 0 0 0 0
Ekor naik 0 0 0 0 0

Tabel Daftar Faktor Bobot untuk Parameter-Parameter yang Diamati


1. Aktivitas Penekan Stimulasi Sistem Saraf Pusat
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Kelopak mata turun 0x1 0 3x5x1 15
Aktivitas motorik menurun 3x1 3 3x5x1 15
Respirasi menurun 7x2 14 3x5x2 30
Rasa ingin tahu menurun 3x1 3 3x5x1 15
Refleks kornea hilang 2x1 2 3x5x1 15
Refleks telinga hilang 2x1 2 3x5x1 15
Refleks balik hilang 2x2 4 3x5x2 30
Paralisa kaki 0x1 0 3x5x1 15
Katalepsi 0x1 0 3x5x1 15
Tonus tubuh menurun 2 x 1,5 3 3 x 5 x 1,5 22,5
Reaksi plat panas menurun 6x1 6 3x5x1 15
Reaksi jepit ekor meningkat 3x1 3 3x5x1 15
Pandangan tidak lurus 0x2 0 3x5x2 30
Pupil mengecil 5 x 1,5 7,5 3 x 5 x 1,5 22,5
Jumlah 47,5 270

2. Aktivitas Simpatolitik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Kelopak mata turun 0x1 0 3x5x1 15
Aktivitas motorik menurun 3x1 3 3x5x1 15
Konvulsi 6x1 6 3x5x1 15
Pupil mengecil 5 x 1,5 7,5 3 x 5 x 1,5 22,5
Jumlah 16,5 67,5

3. Relaksasi Otot

22
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Kelopak mata turun 0x1 0 3x5x1 15
Aktivitas motorik menurun 3x1 3 3x5x1 15
Respirasi menurun 7x2 14 3x5x2 30
Rasa ingin tahu menurun 3x1 3 3x5x1 15
Refleks telinga hilang 2x1 2 3x5x1 15
Paralisa kaki 0x1 0 3x5x1 15
Tonus tubuh menurun 2 x 1,5 3 3 x 5 x 1,5 22,5
Reaksi plat panas menurun 6x1 6 3x5x1 15
Reaksi jepit ekor meningkat 3x1 3 3x5x1 15
Menggeliat 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 34 165

4. Simpatomimetik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Bulu berdiri 4 x 0,5 2 3 x 5 x 0,5 7,5
Bola mata menonjol 7 x 1,5 10,5 3 x 5 x 1,5 22,5
Lakrimasi menurun 0 x 1,5 0 3 x 5 x 1,5 22,5
Konvulsi 6x1 6 3x5x1 15
Pupil melebar 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 12,5 75

5. Parasimpatomimetik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Bulu berdiri 4 x 0,5 2 3 x 5 x 0,5 7,5
Konvulsi 6x1 6 3x5x1 15
Salivasi 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Lakrimasi meningkat 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Air mata berdarah 0x1 0 3x5x1 15
Urinasi 3x2 6 3x5x2 30
Diare 4x1 4 3x5x1 15
Pupil mengecil 5 x 1,5 7,5 3 x 5 x 1,5 22,5
Jumlah 25,5 120

6. Analgetik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Ekor berdiri 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Gerak berputar 0x1 0 3x5x1 15

23
Reaksi plat panas menurun 6x1 6 3x5x1 15
Reaksi jepit ekor meningkat 3x1 3 3x5x1 15
Pupil melebar 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Ekor naik 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 9 67,5

7. Vasodilatasi
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Ekor atau telinga memerah 7x1 7 3x5x1 15
Jumlah 7 15

8. Vasokontriksi
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Ekor atau telinga pucat 0x2 0 3x5x2 30
Jumlah 0 30

9. Stimulasi Sistem Saraf Pusat


Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Tremor 10 x 1 10 3x5x1 15
Aktivitas motoric meningkat 8x1 8 3x5x1 15
Respirasi meningkat 0x2 0 3x5x2 30
Gerak berputar 0x1 0 3x5x1 15
Ekor bergelombang 0x1 0 3x5x1 15
Agresif 10 x 1 10 3x5x1 15
Rasa ingin tahu meningkat 8x1 8 3x5x1 15
Konvulsi 6x1 6 3x5x1 15
Tonus tubuh meningkat 0x2 0 3x5x2 30
Jumlah 62 165

10. Parasimpatolitik
Skor
Parameter Jumlah Skor Mak Jumlah
Total
Pupil melebar 0 x 0,5 0 3 x 5 x 0,5 7,5
Jumlah 0 7,5

Perhitungan % Aktivitas

11. Aktivitas Penekan Stimulasi Sistem Saraf Pusat


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%

24
47,5
= × 100%
270
= 17,59%
12. Simpatolitik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
16,5
= 67,5 × 100%
= 24,44%
13. Relaksasi Otot
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
34
= 165 × 100%
= 20,60 %
14. Simpatomimetik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
12,5
= × 100%
75
= 16,67%
15. Parasimpatomimetik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
25,5
= × 100%
120
= 21,25%
16. Analgetik
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
9
= 67,5 × 100%
= 13,33 %
17. Vasodilatasi
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
7
= 15 × 100%
= 46,67%
18. Vasokontriksi
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 30 × 100%
=0%
19. Stimulasi Sistem Saraf Pusat
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
62
= 165 × 100%
= 37,57 %
20. Parasimpatolitik

25
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
% aktivitas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
0
= 7,5 × 100%
=0%

4.2 Pembahasan
Percobaan skrinning hipokratik dilakukan untuk mengetahui aktivitas
suatu obat atau bahan yang belum diketahui sebelumnya, baik yang berasal dari
bahan alami maupun senyawa sintetis atau semisintetis. Obat yang diberikan
belum diketahui aktifitas maupun golongan senyawa tersebut. Oleh karena itu,
pada percobaan skrining hipokratik digunakan hewan uji yaitu berupa tikus.
Tikus selanjutnya diinduksikan obat dengan dosis dan konsentrasi yang belum
diketahui. Tikus disuntikkan secara oral, kanulla dimasukkan ke dalam mulut
tikus, kemudian perlahan-lahan obat disuntikkan melalui tepi langit-langit ke
belakang sampai esophagus. Kemudian setelah itu tikus tersebut diamati
berdasarkan parameter fisiologis yang terjadi pada menit ke-5,10, 15, 30, dan
60.

Sebelum diinduksikan dengan obat, tikus terlebih dahulu diamati


aktivitasnya sebagai control negative. Adapun aktivitas tikus normal, aktivitas
motoriknya normal, ada refleks korea, sikap tubuh normal dan lain sebagainya.

Pada menit ke-5 setelah diinduksikan obat, efek yang terlihat dari tikus
yang diamati adalah adanya urinasi pada tikus. Tikus mengeluarkan urin sekitar
1 tetes. Adapun refleks yang lainnya tidak terjadi pada tikus.

Pada menit ke -10 setelah penginduksian obat, efek yang terlihat dari
tikus yang diamati adalah adanya urinasi yang lebih banyak pada tikus. Tikus
mengeluarkan urin sekitar 5 tetes lebih banyak daripada pada menit ke-5.
Adapun refleks yang lainnya tidak terjadi pada tikus.

Pada menit ke -15 setelah penginduksian obat, efek yang terlihat dari
tikus yang diamati adalah adanya urinasi yang lebih banyak pada tikus. Tikus
mengeluarkan urin sekitar 7 tetes lebih banyak daripada pada menit ke-10.
Adapun refleks yang lainnya tidak terjadi pada tikus.

26
Pada menit ke -30 setelah penginduksian obat, efek yang terlihat dari
tikus yang diamati adalah masihh sama, yaitu adanya urinasi yang lebih banyak
pada tikus. Tikus mengeluarkan urin sekitar 10 tetes lebih banyak daripada pada
menit ke-15. Dengan demikian jumlah urin yang dikeluarkan sampai menit ke-
30 sekitar 1 ml. Adapun refleks yang lainnya tidak terjadi pada tikus.

Pada menit ke -60 setelah penginduksian obat, efek yang terlihat dari
tikus yang diamati adalah masihh sama, yaitu adanya urinasi yang lebih banyak
pada tikus. Tikus mengeluarkan banyak sekali mengeluarkan urin. Setelah
diukur urin yang terkumpul pada beaker glass sekitar 4 ml.

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, terdapat kemungkinan obat


merupakan golongan obat parasimpatomimetik yang memiliki ciri adanya
peningkatan salivasi, lakrimasi, urinasi, dan defekasi tetapi pada tikus tersebut
hanya menunjukkan efek urinasi dan ketiga efek lainnya tidak terjadi sehingga
obat bukan merupakan golongan parasimpatomimetik. Pada respon terhadap
kontraksi otot maupun saraf tikus tidak memperlihatkan adanya perubahan,
masih lincah, dan refleks corneal juga masih baik pada tikus tersebut
menunjukkan bukan efek dari obat yang berpengaruh pada sistem saraf. Efek
dominan yang terjadi adalah urinasi. Obat yang memiliki efek urinasi
kemungkinan bekerja sebagai diuretik. Dengan jumlah urinasi yang cukup
banyak dan frekuensinya yang cukup sering kemungkinan obat bekerja diuretik
yang bersifat kuat. Diuretik yang sifatnya kuat bekerja sebagai diuretik loop.
Obat yang memungkinkan adalah furosemide, dikarenakan obat diuretik yang
digunakan pada praktikum sebelumnya adalah furosemide.

Furosemid termasuk dalam golongan obat loop diuretic dan masih


tergolong derivat sulfonamid. Diuretik loop bekerja dengan mencegah
reabsorpsi natrium, klorida, dan kalium pada segmen tebal ujung asenden ansa
Henle (nefron) melalui inhibisi pembawa klorida.

Obat furosemid menghambat sistem transpor pasangan Na,K,dan Cl di


membran luminal bagian tebal ansa Henle asendens. Dengan menghambat pentranspor ini,
diuretik tersebut menurunkan reabsorpsi NaCl dan juga mengurangi potensial
positif lumen normal yang didapat dari daur ulang Kalium. Potensial elektrik

27
tersebut didapat dari rebsorpsi kation divalen di ansa Henle. Furosemide
meningkatkan aliran darah ginjal dan menyebabkan redistribusi aliran darah dalam korteks
ginjal. Furosemide dan asam metakrinat dapat juga mengurangi kongesti paru dan
menurunkan tekanan ventrikel kiri pada gagal jantung kongestif sebelum
peningkatan keluaran urin dapat diukur, dan pada penderita anefrik.
Furosemid bekerja di ansa henle asenden bagian epitel tebal bagian
luminal (menghadap lumen). Furosemid bekerja dengan cara menghambat ko-
transport Natrium dan Klor dan menghambat reabsorpsi air. Sehingga terjadi
penurunan curah jantung dan tekanan darah. Efek kerja diuretik kuat lebih kuat
dan cepat daripada golongan tiazid, sehingga jarang digunakan sebagai
antihipertensi, kecuali pada penderita gagal ginjal. Furosemid diketahui juga
meningkatkan ekskresi kalium, kalsium dan magnesium. Selain itu diuretik kuat
ini juga meningkatkan eksresi asam yang dapat dititrasi dan amonia sehingga
perlu diperhatikan risiko alkalosis metabolik.
Kerja obat diuretik banyak berhubungan dengan air dan elektrolit.
Cairan tubuh terdiri dari air dan elektrolit. Cairan tubuh dibedakan atas cairan
ekstrasel dan intrasel. Cairan ekstrasel meliputi plasma dan cairan interstisial.
Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa
mencapai 60 mEq per kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar 1014
mEq/L) berada dalam cairan intrasel. Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan
ekstrasel ditentukan oleh garam yang mengandung natrium, khususnya dalam
bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga
perubahan tekanan osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan
konsentrasi natrium. Perbedaan kadar natrium intravaskuler dan interstitial
disebabkan oleh keseimbangan GibbsDonnan, sedangkan perbedaan kadar
natrium dalam cairan ekstrasel dan intrasel disebabkan oleh adanya transpor
aktif dari natrium keluar sel yang bertukar dengan masuknya kalium ke dalam
sel (pompa Na+ K+). Jumlah natrium dalam tubuh merupakan gambaran
keseimbangan antara natrium yang masuk dan natrium yang dikeluarkan.
Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal. Pengaturan eksresi ini
dilakukan untuk mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat diperlukan
untuk mempertahankan volume cairan tubuh. Natrium difiltrasi bebas di

28
glomerulus, direabsorpsi secara aktif 60-65% di tubulus proksimal bersama
dengan H2O dan klorida yang direabsorpsi secara pasif, sisanya direabsorpsi di
lengkung henle (25-30%), tubulus distal (5%) dan duktus koligentes (4%).
Sekresi natrium di urine <1%. Aldosteron menstimulasi tubulus distal untuk
mereabsorpsi natrium bersama air secara pasif dan mensekresi kalium pada
sistem renin-angiotensin-aldosteron untuk mempertahankan elektroneutralitas.
Elektrolit lain yang terdapat dalam tubuh yaitu kalium. Sekitar 98%
jumlah kalium dalam tubuh berada di dalam cairan intrasel. Konsentrasi kalium
intrasel sekitar 145 mEq/L dan konsentrasi kalium ekstrasel 4-5 mEq/L
(sekitar 2%). Perbedaan kadar kalium di dalam plasma dan cairan interstisial
dipengaruhi oleh keseimbangan Gibbs-Donnan, sedangkan perbedaan kalium
cairan intrasel dengan cairan interstisial adalah akibat adanya transpor aktif
(transpor aktif kalium ke dalam sel bertukar dengan natrium).Jumlah kalium
dalam tubuh merupakan cermin keseimbangan kalium yang masuk dan keluar.
Pemasukan kalium melalui saluran cerna tergantung dari jumlah dan jenis
makanan. Kalium difiltrasi di glomerulus, sebagian besar (70-80%)
direabsorpsi secara aktif maupun pasif di tubulus proksimal dan direabsorpsi
bersama dengan natrium dan klorida di lengkung henle. Kalium dikeluarkan
dari tubuh melalui traktus gastrointestinal kurang dari 5%, kulit dan urine
mencapai 90%.
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Pemeriksaan
konsentrasi klorida dalam plasma berguna sebagai diagnosis banding pada
gangguan keseimbangan asam-basa, dan menghitung anion gap. Sekitar 88%
klorida berada dalam cairan ekstraseluler dan 12% dalam cairan intrasel.
Keseimbangan Gibbs-Donnan mengakibatkan kadar klorida dalam cairan
interstisial lebih tinggi dibanding dalam plasma. Klorida dapat menembus
membran sel secara pasif. Kadar klorida antara cairan interstisial dan cairan
intrasel disebabkan oleh perbedaan potensial di permukaan luar dan dalam
membran sel. Jumlah klorida dalam tubuh ditentukan oleh keseimbangan antara
klorida yang masuk dan yang keluar. Klorida yang masuk tergantung dari
jumlah dan jenis makanan. Kandungan klorida dalam makanan sama dengan
natrium.

29
NaCl dalam tubuh merupakan penentu utama volume cairan ekstra
seluler dan sebagian besar aplikasi klinis diuretik ditujukan untuk mengurangi
volume cairan ekstraseluler dengan mengurangi kandungan total NaCl dalam
tubuh. Ketidakseimbangan yang terus menerus antara asupan Na+ dari makanan
dan keluaran Na+ menyebabkan tidak mampu untuk hidup. Peningkatan
keseimbangan Na+ akan menyebabkan volume yang berlebihan disertai edema
pulmonary, sedangkan berkurangnya keseimbangan Na+ akan menyebabkan
penurunan volume dan kolaps kardiovaskular. Walaupun pemberian kontinu
suatu diuretik dapat menyebabkan defisit Na+ total dalam tubuh yang
berkesinambungan, jangka waktu terjadinya natriuresis terbatas, karena
mekanisme kompensasi ginjal menyebabkan sekresi Na+ sebanding dengan
asupan Na+ , yakni suatu fenomena yang disebut “pengereman diuretik”
(diuretik bracking). Mekanisme kompensasi atau mekanisme pengereman ini
melibatkan aktivasi sistem saraf simpatik, aktivasi aksis renin-angiotensin-
aldosteron, penurunan tekanan darah arteri (yang mengurangi tekanan
natriuresis), hipertrofi sel epitelium ginjal, peningkatan ekspresi transporter
epitelium ginjal dan kemungkinan pengubahan hormon natriuresis seperti
peptida natriuresis atrial.

30
BAB V

KESIMPULAN

1. Skrining hipokratik adalah salah satu cara untuk mengetahui aktivitas suatu obat
atau bahan yang belum diketahui sebelumnya baik yang berasal dari bahan alami
maupun senyawa sintetis atau semisintetis.
2. Kriteria yang digunakan sebagai parameter untuk pengamatan ini ialah
aktivitas penekan sistem saraf pusat, simpatolitik, relaksasi otot,
simpatomimetik, parasimpatomimetik, analgetik, vasodilatasi, vasokontriksi,
stimulasi system saraf pusat, dan parasimpatolitik.
3. Berdasarkan parameter-parameter yang diamati pada percobaan, obat yang
diberikan merupakan golongan diuretik yaitu furosemid yang bekerja dengan
meningkatkan urin yang dikeluarkan. Hal ini dapat dilihat dari parameter yang
paling besar bila dikalikan dengan faktor bobot yaitu urinasi.

31
DAFTAR PUSTAKA

Ives H.E., 2014, Obat Diuretik, Dalam Katzung, B. G. et al., eds. Farmakologi
Dasar & Klinik, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 281–297.

Goodman & Gildman. 2012. Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10, Vol 4: 1433-
2008. Diterjemahkan oleh Tim Ahli Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Katzung, B.G., Masters, S.B. danTrevor, A.J., 2014, Farmakologi Dasar & Klinik,
Vol.2,Edisi 12,Editor Bahasa Indonesia Ricky Soeharsono et al., Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Yardi, dkk. 2019. Penuntun Praktikum Farmakologi. Ciputat: UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta.
Yaswir Ferawati dan Ferawati Ira. 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan
Natrium, Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal
Kesehatan Andalas; 1(2).

32

Anda mungkin juga menyukai