Anda di halaman 1dari 9

Tujuan, Kebijakan, dan Strategi

Penataan Ruang Wilayah

“ Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Lumajang adalah “Penataan Ruang yang Serasi dengan Potensi dan Kondisi
Kabupaten Lumajang yang Berbasis Pertanian Bersinergi dengan Pengembangan Pertambangan, Perikanan, Pariwisata,
Industri, Perdagangan dan Jasa yang Berdaya Saing, Berkelanjutan dan Berketahanan.
Kebijakan penataan ruang Kabupaten Lumajang ditempuh dengan: a.) Pemantapan sistem agropolitan dan minapolitan untuk
peningkatan komoditi pertanian unggulan; b.) Pengembangan pusat kegiatan secara berhirarki dan bersinergis; c.)
Pengembangan sistem sarana dan prasarana wilayah; d.) Penataan kawasan lindung sebagai daerah resapan air; e.)
Pengendalian kegiatan di sekitar kawasan rawan bencana; f.) Pengembangan kegiatan industri dan pertambangan berkelanjutan;
g.) Pengembangan pemanfaatan ruang pada kawasan strategis kabupaten; h.) Pengembangan potensi agrowisata;
i.)Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara; dan j.) Pengembangan dan pengelolaan fungsi kawasan
pesisir.
LAPORAN RENCANA

2. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi


Penataan Ruang Wilayah
2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN i. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara; dan
Visi penataan ruang Kabupaten Lumajang adalah ”Terwujudnya Penataan Ruang Wilayah j. Pengembangan dan pengelolaan fungsi kawasan pesisir.
yang Berkelanjutan dan Berketahanan dengan Mengoptimalka Potensi Lokal dan Infrastruktur
Wilayah”. Visi ini diwujudkan dengan misi penataan ruang Kabupaten Lumajang sebagai berikut: 2.2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH
a. Mewujudkan tata ruang yang berkelanjutan dan berketahanan;
KABUPATEN
b. Mengembangkan pengelolaan potensi lokal daerah secara efektif dan efisien; dan
c. Membangun infrastruktur penunjang kegiatan ruang. Dalam mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Lumajang yaitu keserasian
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten dirumuskan dengan kriteria: ruang dengan potensi dan kondisi Kabupaten Lumajang yang berbasiskan pertanian yang bersinergi
1) Mendukung tujuan penataan ruang yang tercantum pada RTR di atasnya (RTRW nasional dan dengan pengembangan dibidang pertambangan, perikanan, pariwisata, industri, perdagangan dan
rencana rincinya, serta RTRW provinsi dan rencana rincinya) melalui keterpaduan antar sektor, jasa yang memiliki daya saing, berkelanjutan serta berketahanan maka diperlukan kebijakan-
wilayah dan Masyarakat; kebijakan yang sesuai serta stategi yang mumpuni.
2) Mewujudkan aspek keruangan yang harmonis dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten dirumuskan dengan kriteria:
Daerah (RPJPD) kabupaten; 1) Mampu menjabarkan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten;
3) Mengakomodasi fungsi dan peran kabupaten yang telah ditetapkan dalam RTRW nasional, serta 2) Mampu menjawab isu strategis di wilayah kabupaten;
RTRW provinsi; 3) Mempertimbangkan kapasitas sumber daya yang dimiliki; dan
4) Memperhatikan isu strategis, potensi unggulan, dan karakteristik wilayah kabupaten; 4) Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
5) Jelas, spesifik, terukur dan dapat dicapai dalam jangka waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun; Kebijakan-kebijakan penataan ruang tersebut mencakup rencana struktur ruang, rencana
dan pola ruang serta rencana kawasan strategis dari Kabupaten Lumajang. Kebijakan penataan ruang
6) Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Kabupaten Lumajang di antaranya:
1. Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah, terdiri dari:
Mengacu pada kriteria di atas, tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Lumajang adalah
a. Pengembangan pusat kegiatan secara berhirarki dan bersinergis; dan
“Penataan Ruang yang Serasi dengan Potensi dan Kondisi Kabupaten Lumajang yang Berbasis
b. Pengembangan sistem sarana dan prasarana wilayah;
Pertanian Bersinergi dengan Pengembangan Pertambangan, Perikanan, Pariwisata, Industri,
2. Kebijakan pengembangan pola ruang wilayah, terdiri dari:
Perdagangan dan Jasa yang Berdaya Saing, Berkelanjutan dan Berketahanan” dengan:
a. Pemantapan sistem agropolitan dan minapolitan untuk peningkatan komoditi pertanian
a. Pemantapan sistem agropolitan dan minapolitan untuk peningkatan komoditi pertanian
unggulan
unggulan;
b. Penataan kawasan lindung sebagai daerah resapan air
b. Pengembangan pusat kegiatan secara berhirarki dan bersinergis;
c. Pengendalian kegiatan di sekitar kawasan rawan bencana
c. Pengembangan sistem sarana dan prasarana wilayah;
d. Pengembangan kegiatan industri dan pertambangan berkelanjutan
d. Penataan kawasan lindung sebagai daerah resapan air;
e. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan Negara
e. Pengendalian kegiatan di sekitar kawasan rawan bencana;
f. Pengembangan potensi agrowisata
f. Pengembangan kegiatan industri dan pertambangan berkelanjutan;
g. Pengembangan pemanfaatan ruang pada kawasan strategis kabupaten;
h. Pengembangan potensi agrowisata;

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lumajang Tahun 2012-2032 II-1
LAPORAN RENCANA

3. Kebijakan pengembangan kawasan strategis kabupaten a. Penataan struktur ruang wilayah merupakan upaya penataan dalam rangka mewujudkan sistem
4. Kebijakan dan strategi penataan wilayah pesisir perdesaan, sistem perkotaan dan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten yang ideal, tetapi
Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang disusun untuk meraih tujuan syarat dengan muatan setempat dan konteks regional/nasional
penataan ruang wilayah Kabupaten Lumajang yang merupakan kebijakan tentang struktur ruang, b. Penataan struktur ruang wilayah Kabupaten Lumajang diwujudkan dengan pembentukan pusat-
pola ruang dan kawasan strategis. Dari kebijakan-kebijakan tersebut maka akan dirumuskan pusat pelayanan di dalam struktur multiple nucley dari sistem hirarki sub-satuan wilayah
strategi-strategi sebagai panduan dalam operasionalisasinya. pembangunan yang didasarkan pada:
Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten dirumuskan dengan kriteria: 1) Pertimbangkan potensi lokasi yang dimiliki kabupaten;
1) Menjabarkan kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah yang 2) Potensi sumberdaya alam hinterland kota yang menunjang pemantapan fungsi kota
dirinci dengan target pencapaian 5 (lima) tahunan; pelayanannya;
2) Harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang 3) Laju pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten sebagai wilayah hinterland kota pelayanan,
wilayah kabupaten; yang tergambarkan dari kelengkapan sarana dan prasarana yang dapat disediakan sesuai
3) Berfungsi sebagai arahan bagi penyusunan indikasi program utama 5 (lima) tahunan dalam dengan permintaan pasar;
RTRW Kabupaten; 4) Adanya peluang-peluang ekonomi maupun rencana-rencana pengembangan sektoral
4) Berfungsi sebagai dasar penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah wilayah hinterland dan rencana pengembangan kabupaten itu sendiri untuk masa yang akan
kabupaten; datang;
5) Jelas,realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan; dan Penentuan struktur kegiatan tata ruang/hirarki kota-kota di Kabupaten Lumajang didasarkan
6) Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. pada jalur upaya pemantapan fungsi kota dalam kerangka strategi dan kebijaksanaan
pengembangan peta struktur tata ruang wilayah Kabupaten Lumajang. Dengan demikian struktur
2.2.1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Wilayah kegiatan tata ruang ini diarahkan pada tujuan keseimbangan pembangunan antar wilayah. Artinya,
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana susunan pusat-pusat adanya keseimbangan pembangunan antara perkembangan wilayah pusat, wilayah transisi, dan
permukiman (sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan wilayah belakang sehingga wilayah sekitar dapat ikut berkembang akibat multiplier effect dari sistem
dalam wilayah pelayanannya) dan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten yang kegiatan ekonomi pada pusat-pusat pengembangan. Untuk menciptakan kondisi ini, maka struktur
dikembangkan untuk melayani kegiatan skala kabupaten, dan mengintegrasikan wilayah kabupaten. ekonomi yang mantap dan seimbang diperlukan diantara sektor primer, sekunder, dan sektor tersier.
Sistem perkotaan wilayah tersebut di atas dapat berupa pusat perekonomian, rencana kota baru, Kebijaksanaan sistem pusat pelayanan diarahkan sebagai berikut:
simpul ekonomi baru, dan/atau koridor ekonomi baru yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan a. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan perkotaan yang
ruang, keberlanjutan pembangunan, dan ketahanan masyarakat. Kawasan perdesaan dalam berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota;
wilayah pelayanannya adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk b. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan;
perdesaan, pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. c. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan yang
Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Lumajang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;
dijabarkan sebagai berikut. d. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman yang
A. Pengembangan pusat kegiatan secara berhirarki dan bersinergis berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
Strategi pengembangan pusat kegiatan secara berhirarki dan bersinergis di Kabupaten Adanya penentuan struktur kota-kota dalam Provinsi Jawa Timur menetapkan Kota
Lumajang meliputi: Lumajang sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Oleh karena itu kebijakan struktur kota-kota di
1. Pengembangan potensi sumberdaya alam kawasan sekitar (hinterland) kota yang menunjang Kabupaten Lumajang mengikuti hirarki tersebut (Pusat Kegiatan Lokal/PKL, Pusat Pelayanan
pemantapan fungsi kota pelayanannya; Kawasan/PPK dan Pusat Pelayanan Lingkungan/PPL). Sistem perkotaan dibentuk dari kawasan
2. Peningkatan hubungan PPL dengan PPK, PKL, dan/atau PKW; perkotaan dengan skala pelayanan yang berhierarki yang meliputi pusat kegiatan skala nasional,
3. Menjaga keterkaitan antara kawasan perkotaan dengan kawasan pedesaan; dan pusat kegiatan skala wilayah, dan pusat kegiatan skala lokal. Pusat kegiatan tersebut didukung dan
4. Meningkatkan penumbuhan sektor perdagangan dan jasa formal dan informal yang tertata dilengkapi dengan jaringan prasarana wilayah yang tingkat pelayanannya disesuaikan dengan
sebagai penunjang kegiatan masyarakat. hierarki kegiatan dan kebutuhan pelayanan.
Kebijakan struktur ruang wilayah ditujukan untuk membentuk sistem struktur pemanfaatan Penataan kawasan perkotaan dan perdesaan ditujukan untuk menunjang program
ruang wilayah yang membentuk sistem pelayanan yang berhirarki dan bersinergis di wilayah pemerataan pembangunan yang berkelanjutan. Kawasan perkotaan sebagai kawasan permukiman
Kabupaten Lumajang, sehingga terjadi pemerataan pelayanan yang mendorong pertumbuhan diarahkan memiliki dan dilengkapi dengan pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
wilayah di perdesaan dan perkotaan. Salah satu wujud pemerataan pelayanan ini adalah dengan kegiatan ekonomi. Selanjutnya untuk mendorong pengembangan perdesaan dilakukan
menciptakan keterkaitan antar kegiatan kawasan yang merupakan wujud keterpaduan dan sinergi pembentukan kawasan agropolitan dan pembukaan aksesibilitas melalui keterkaitan kawasan
antar kawasan, meliputi keterkaitan antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lumajang Tahun 2012-2032 II-2
LAPORAN RENCANA

perkotaan perdesaan untuk mendukung pendistribusian sarana dan prasarana ke dalam kawasan a. Penataan dan peningkatan hirarki sistem jaringan jalan di wilayah Kabupaten;
perdesaan. b. Pengembangan dan peningkatan jaringan jalan yang lebih yang lebih efektif dan efisien di
Penataan kawasan perkotaan dilakukan sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing kawasan pedesaan untuk menjangkau daerah-daerah di luar pusat perkembangan kota;
yakni sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan distribusi hasil pertanian, c. Peningkatan kualitas fisik jalan;
perdagangan, jasa, pemerintahan, pendidikan, kesehatan, serta transportasi, dan sebagainya. d. Pengembangan prasarana transportasi masal berupa pembangunan terminal penumpang
Sistem pusat pelayanan tetap diarahkan dengan menggunakan sistem multiple nuclei. Penetapan dan barang, pengembangan angkutan umum dan sistem perkeretaapian;
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan wilayah pelayanannya didasarkan atas pertimbangan faktor e. Pengembangan pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga alternatif;
ketersediaan fasilitas pelayanan umum (kapasitas pelayanan), utilitas (kapasitas pelayanan) dan f. Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan kelistrikan pada wilayah yang belum
aksesibilitas (kemudahan jangkauan). terjangkau;
Penataan ruang di kawasan perkotaan ditujukan pada fungsi dan peran kota, yaitu g. Peningkatan pelayanan dan pemeliharaan jaringan telepon yang sudah ada;
mengusahakan keseimbangan antara kota dengan kawasan ekonomi yang dilayaninya dengan h. Pengembangan sistem telekomunikasi nirkabel khusus pada wilayah terpencil;
mengusahakan pola hirarki kota sesuai dengan fungsi dan perannya; mendorong perwujudan dan i. Peningkatan perlindungan sumber-sumber air dan optimalisasi sistem jaringan irigasi wiayah;
perkembangan jaringan pusat pertumbuhan baru; meningkatkan mutu dan jumlah fasilitas pelayanan j. Peningkatan pelayanan jaringan air bersih yang ada dengan pembuatan jaringan baru,
umum kota, menciptakan iklim yang meningkatkan kegiatan ekonomi dengan perbaikan kondisi khususnya di kawasan permukiman serta rehabilitasi jaringan yang telah ada;
permukiman, penentuan lokasi kawasan industri dengan tepat; mendorong inisiatif dan usaha k. Peningkatan pengelolaan limbah melalui pengadaan IPAL komunal;
swasta. l. Peningkatan pengelolaan sistem persampahan dengan menggunakan prinsip 4R yaitu
Penataan kawasan perkotaan dilakukan sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing Reduce (mengurangi), Reuse (memakai kembali), recycle (mendaur ulang), dan replace
yakni sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan distribusi hasil pertanian, (mengganti); dan
perdagangan dan jasa, pemerintahan, pendidikan, kesehatan serta transportasi, pergudangan dan m. Optimalisasi sistem jaringan evakuasi bencana.
sebagainya. Pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dilakukan dengan membentuk Strategi diatas dapat dikelompokkan menjadi beberapa aspek sebagai berikut :
struktur tata ruang pusat-pusat permukiman perkotaan dengan menggali potensi perkembangan 1. Sistem Jaringan Transportasi
kota melalui metode gravitasi reilly dan nilai indeks sentralitas. Kawasan perkotaan Kabupaten Berikut beberapa penjelasan terkait pengembangan sistem jaringan jalan Kabupaten
Lumajang adalah PKL Lumajang, dengan pusat pelayanan yaitu Kecamatan Lumajang serta Lumajang:
Kecamatan Sukodono sebagai penunjang kawasan perkotaan inti Pusat Kegiatan Lokal (PKL) a. Penataan dan pemantapan kembali hirarkhi sistem jaringan jalan di wilayah administrasi
Lumajang. Kabupaten Lumajang, khususnya linkage antara PKL, PKL dengan PPK, dan linkage
Kawasan perdesaan diarahkan ke dalam Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya antar PPK.
disebut PPL ,dimana terdapat pusat lokal yang didukung dengan sub pusat wilayah. Pengembangan b. Pembangunan pola jaringan jalan yang lebih menjangkau daerah-daerah di luar pusat
pusat pertumbuhan desa bukan hanya untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesejahteraan desa- perkembangan kota dan memiliki pola jaringan yang lebih memungkinkan untuk
desa di sekitarnya, namun juga untuk mengurangi ketimpangan antara daerah perkotaan dan menciptakan pergerakan yang lebih efektif dan efisien. Hal ini dimaksudkan untuk
daerah-daerah perdesaan. Pengembangan kawasan perdesaan adalah penyediaan prasarana dan menciptakan sebuah sistem transportasi perkotaan yang efektif dan efisien.
sarana untuk mengurangi kesenjangan dan memperbanyak pusat-pusat perdesaan sebagai Pusat c. Peningkatan kualitas fisik jalan yang berada pada kondisi yang menghambat kelancaran
Pelayanan Lingkungan (PPL) dan kawasan agropolitan. lalu lintas. Hal ini dilakukan untuk menghindari semakin rusaknya kondisi jalan yang dapat
Penataan kawasan perdesaan Kabupaten Lumajang mengacu pada rencana fungsi mengurangi daya jangkau dari jaringan jalan yang ada.
perwilayahan Kabupaten Lumajang, berdasarkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing kota Pengembangan sistem pergerakan dalam wilayah internal maupun eksternal
Kecamatan. Penataan sistem pusat permukiman perdesaan dilakukan dengan pengembangan Kabupaten Lumajang berupa peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum untuk lebih
sistem perdesaan dengan PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) dan daerah lain dalam skala mengoptimalkan fungsi angkutan umum sebagai alat transportasi publik sehingga dapat
perwilayahan sebagai pusat pelayanan desa serta arahan penentuan PPL Kabupaten Lumajang. mengurangi jumlah pergerakan kendaraan pribadi. Adapun beberapa langkah khususnya
meliputi:
B. Pengembangan sistem sarana dan prasarana wilayah a. Perencanaan rute dan moda angkutan umum pedesaan
Strategi penataan sistem prasarana wilayah Kabupaten Lumajang diwujudkan dengan b. Dalam perencanaan angkutan umum ini harus ada keterpaduan rute angkutan umum
pengembangan infrastruktur untuk sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi, sistem sehingga tidak terjadi tumpang tindih rute dan jangkauan pelayanan dapat menjadi lebih
jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air/ air bersih), dan sistem jaringan prasarana luas dan berkembang. Sedangkan rute angkutan umum antar kota direncanakan dapat
lainnya yang disesuaikan dengan pembentukan struktur ruang. Sasaran akhir yang dicapai adalah melayani pergerakan penumpang dengan tujuan antar kota
pemeratan kebutuhan prasarana pada masing-masing wilayah sesuai dengan kebutuhan dengan Sistem transportasi kereta api yang ada di Kabupaten Lumajang saat ini dapat dikatakan
memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Strategi pengembangan sistem sarana dan prasarana masih aktif digunakan. Pengangkutan dengan sarana kereta api di Kabupaten Lumajang
wilayah Kabupaten Lumajang meliputi:

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lumajang Tahun 2012-2032 II-3
LAPORAN RENCANA

merupakan salah satu alternatif angkutan umum penumpang yang relatif murah dan aman 7. Sistem Pengelolaan Persampahan
serta dapat mengangkut secara massal. Daerah perkotaan cara pengolahan sampah dilakukan dengan membuang sampah ke dump
2. Sistem Jaringan Energi Kelistrikan truck (truk sampah) sedangkan di daerah perdesaan masih dilakukan cara penimbunan dan
Berikut adalah strategi dalam peningkatan pelayanan jaringan energi listrik Kabupaten pembakaran sampah karena bagi masyarakat cara ini dianggap efektif. Prinsip-prinsip yang
Lumajang: digunakan untuk mengurangi permasalahan sampah dengan cara 4R yaitu:
a. Pengembangan pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga alternatif yang 1) Reduce (mengurangi)
berpotensi di masing-masing wilayah. 2) Reuse (memakai kembali)
b. Pemeliharaan jaringan-jaringan listrik yang sudah ada, dan penambahan jaringan listrik 3) Recycle (mendaur ulang)
untuk daerah yang masih belum terlayani terutama di daerah pedesaan. 4) Replace (mengganti)
c. Peningkatan kuantitas dan kuallitas pelayanan kelistrikan pada wilayah yang belum 8. Sistem Jaringan Evakuasi Bencana
terjangkau jaringan listrik kabupaten pada daerah-daerah dengan kekhususan geografis Sistem jaringan evakuasi bencaa terdiri atas jalur evakuasi dan ruang evakuasi yang
melalui pembangkit listrik bertenaga diesel dalam skala pelayanan komunal. dipuntukkan pada kawasan permuiman dan aktivitas lainnya yang berada pada zona bahaya
3. Sistem Jaringan Telekomunikasi bencana sedang hingga tinggi.
Melakukan peningkatan pelayanan jaringan yang ada dengan pemasangan jaringan baru di
daerah yang belum terlayani dan pemeliharaan jaringan telepon yang sudah ada, mengingat 2.2.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Wilayah
kebutuhan akan telekomunikasi dewasa ini menjadi sangat penting. Khusus pada wilayah Rencana pola ruang wilayah kabupaten adalah rencana distribusi peruntukan ruang wilayah
dengan kondisi geografis terpencil dan kepadatan penduduk sangat rendah, peningkatan kabupaten yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya. Kebijakan dan
kualitas pelayanan jaringan telekomunikasi dikembangkan melalui sistem telekomunikasi nir- strategi pengembangan pola ruang wilayah Kabupaten Lumajang dijabarkan sebagai berikut.
kabel (wireless), guna lebih memperbesar akses informasi komunikasi yang optimal bagi A. Pemantapan sistem agropolitan dan minapolitan untuk peningkatan komoditi pertanian
seluruh masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Lumajang. unggulan
4. Sistem Jaringan Sumber Daya Air Strategi untuk kawasan budidaya bagi kawasan pertanian, perkebunan, perikanan dan
Untuk dapat mempertahankan ketersediaan sumber air di Kabupaten Lumajang maka perlu peternakan guna pemantapan sistem agropolitan dan minapolitan untuk peningkatan komoditi
dilakukan konservasi air dengan cara meningkatkan pemanfaatan air permukaan, pertanian unggulan meliputi:
meningkatkan efisiensi air irigasi dan menjaga kualitas air sesuai dengan peruntukannya. a. Mempertahankan lahan pertanian berkelanjutan dan menjaga suplai pangan nasional;
Kawasan sumber daya air harus memenuhi upaya pengelolaan berupa upaya konservasi b. Pengembangan komoditas-komoditas unggul pertanian pangan, holtikultura, palawija,
lingkungan disekitar sumber agar tidak terjadi pengurangan debit sumber terutama pada perkebunan dan peternakan di setiap wilayah;
musim kemarau. c. Peningkatan produk dan nilai tambah perikanan baik ikan tangkap dan budidaya melalui sentra
5. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pengolah hasil ikan;
Berikut adalah strategi dalam peningkatan pelayanan SPAM Kabupaten Lumajang: d. Peningkatan aksesibilitas dan koordinasi jaringan pemasaran dari sektor hulu hingga hilir; dan
a. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk, maka diperlukan peningkatan e. Peningkatan kualitas sumber daya manusia pelaku pertanian dan perikanan melalui pembinaan
pelayanan jaringan yang ada dengan pembuatan jaringan baru, khususnya di kawasan teknis.
permukiman serta rehabilitasi jaringan yang telah ada. Selain itu juga pengembangan
sumber air bersih agar meningkatkan produksi dan pengendalian tingkat kebocoran. B. Penataan kawasan lindung sebagai daerah resapan air
b. Penyediaan air bersih dengan menggunakan pelayanan PDAM harus tetap Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
memperhatikan sistem kompleks yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu: kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah
1) Sistem sumber daya air dan budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Adapun strategi
2) Sistem transmisi pengembangan kawasan lindung di Kabupaten Lumajang didasarkan pada jenis-jenis atau
3) Sistem distribusi klasifikasi kawasan lindung itu sendiri. Untuk masing-masing jenis kawasan lindung memiliki upaya
c. Untuk penyediaan air bersih yang tidak dapat dijangkau oleh pelayanan strategi yang pengembangan yang berbeda, disesuaikan dengan peraturan dan ketetapan yang berlaku. Rencana
dilakukan dengan meningkatkan pelayanan dan menambah jaringan air bersih yang pola ruang kawasan peruntukan lindung (kawasan yang tidak diperkenankan dan/atau dibatasi
diusahakan melalui penyediaan air bersih yang berbasis masyarakat, misalnya HIPPAM, pemanfaatan ruangnya dengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
WSLIC dan POKLA AMPL. mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan, warisan budaya, dan sejarah, serta untuk
6. Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) mengurangi dampak dari bencana alam), yang termasuk dalam peruntukan kawasan ini adalah:
Untuk mengelola limbah baik domestik maupun limbah industri perlu direncakan pengelolaan a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, berupa kawasan
limbah on-site maupun off-site. Pengelolaan limbah diupayakan secara mandiri oleh hutan lindung;
masyarakat. Pada beberapa lokasi dapat dilakukan pengadaan IPAL komunal.

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lumajang Tahun 2012-2032 II-4
LAPORAN RENCANA

b. Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan a. Peningkatan infrastruktur pendukung pariwisata;
sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan b. Pengembangan inovasi produk pertanian pasca produksi melalui peran serta masyarakat;
lokal; c. Peningkatan sinergitas pemasaran produk hasil pengolahan dengan pengembangan pariwisata;
c. Kawasan lindung geologi; dan
d. Kawasan konservasi berupa suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: Taman d. Pengembangan potensi pariwisata yang teraglomerasi dengan sektor pertanian.
nasional Bromo tengger semeru; dan
e. Kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan tsunami, F. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara
kawasan rawan banjir, dan lainnya. Strategi peningkatan fungsi kawasan peruntukkan lain untuk pertahanan dan keamanan
Strategi penataan kawasan lindung sebagai daerah resapan air meliputi: negara meliputi:
a. Mempertahankan penggunaan lahan kawasan lindung; a. Mendukung penetapan kawasan strategi nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan
b. Mempertahankan vegetasi dan biota di kawasan lindung untuk menjamin kelangsungan fungsi keamanan negara;
hidrologis; dan b. Pengembangan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan untuk
c. Pengembangan pengolahan kawasan lindung yang sudah tidak berfungsi hidrologis melalui menjaga fungsi pertahanan dan keamanan negara;
reboisasi dan kegiatan lainnya untuk mengembalikan fungsi hidorologis kawasan lindung. c. Pengembangan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar
kawasan sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis dengan kawasan
C. Pengendalian kegiatan di sekitar kawasan rawan bencana budidaya tidak terbangun; dan
Strategi untuk kawasan rawan bencana meliputi: d. Menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara.
a. Penetapan zona bahaya dan zona aman disekitar lokasi;
b. Rehabilitasi dan konservasi tanah pada kawasan yang rawan bencana longsor tererosi sangat 2.2.3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten
tinggi; Kawasan strategis adalah kawasan yang menurut peraturan perundang-undangan
c. Pengembangan bangunan-bangunan pengaman dan penguat kontur lahan pada daerah-daerah ditetapkan sebagai kawasan khusus. Kewenangan pemerintah daerah provinsi dalam pemanfaatan
dan/atau titik-titik rawan bencana dan daerah yang berpotensi bencana; ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi mencakup aspek yang
d. Peningakatan penyampaian informasi dan simulasi kepada masyarakat untuk mengetahui tanda- terkait dengan nilai strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis.Pemerintah daerah
tanda alam, jalur dan ruang evakuasi sebagai sistem peringatan dini; kabupaten tetap memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan aspek yang tidak terkait dengan nilai
e. Revitalisasi ekosistem pesisir; dan strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis.
f. Menyediakan emergency facilities dan perencanaan kontinjensi bencana. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang
mempunyai pengaruh besar terhadap:
D. Pengembangan kegiatan industri dan pertambangan berkelanjutan a. Tata ruang di wilayah sekitarnya;
Kebijakan untuk kawasan industri dan pertambangan berkelanjutan harus memenuhi b. Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau
persyaratan sebagai berikut : b. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.
a. Penataan dan pengendalian kawasan dan lokasi industri; Kawasan strategis kabupaten adalah kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan
b. Penetapan zona industri sesuai klasifikasinya; karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial,
c. Penerapan green industry dimana setiap lokasi industri harus menyediakan ruang untuk vegetasi budaya, lingkungan, serta pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi. Pengembangan
pepohonan sebagai zona pembatas (buffer zone); kawasan strategis Kabupaten Lumajang mengacu dan berdasar pada:
d. Peningkatan pengelolaan lingkungan kawasan industri melalui standarisasi sistem pembuangan a. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh
limbah setiap lokasi industri; terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan
e. Peningkatan akses jalan menuju dan di dalam kawasan industri; ekonomi
f. Peningkatan pengendalian dan pengawasan kegiatan pertambangan; b. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya
g. Peningkatan akses jalan kendaraan tambang; dan c. Kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi
h. Penerapan sistem reklamasi pasca pertambangan yang berdaya guna. tinggi di wilayah kabupaten
d. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
E. Pengembangan potensi agrowisata hidup
Mayoritas wilayah Kabupaten Lumajang merupakan lahan pertanian dan perkebunan. Nilai strategis kawasan dalam lingkup kabupaten diukur berdasarkan aspek
Pengembangan kawasan agrowisata dapat dijadikan sebagai salah satu potensi dalam eksternalitas,akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan sebagaimana dimaksud dalam
pengembangan ekonomi Kabupaten Lumajang. Agrowisata merupakan pariwisata yang Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Strategi pengembangan kawasan strategis
teraglomerasi dengan sektor pertanian. Strategi pengembangan potensi agrowisata meliputi: Kabupaten Lumajang meliputi:

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lumajang Tahun 2012-2032 II-5
LAPORAN RENCANA

a. Peningkatan dan pemantapan fungsi dan peran kawasan ekonomi khusus di wilayah kabupaten
sebagai salah satu kawasan andalan.
b. Peningkatan dan pemantapan fungsi dan peran kawasan ekonomi khusus di wilayah kabupaten
sebagai salah satu kawasan andalan;
c. Peningkatan dan pemantapan fungsi dan peran kawasan strategis sosial dan budaya;
d. Peningkatan dan pemantapan fungsi dan peran kawasan strategis pendayagunaan sumber daya
alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal; dan
e. Peningkatkan dan pemantapkan fungsi dan peran kawasan strategis perlindungan ekosistem
dan lingkungan hidup.

2.2.4. Kebijakan dan Strategi Penataan Wilayah Pesisir


Kebijakan penataan untuk wilayah pesisir selatan diwujudkan dengan menjaga keserasian
pemanfaatan lahan kawasan darat dan laut, ekosistem dan lingkungan pesisir, kegiatan budidaya
dan lindung di sepanjang pesisir mengingat kawasan pesisir selatan potensial untuk pengembangan
kawasan budidaya pertanian, perkebunan, pertambangan galian, perikanan tangkap, perikanan
budidaya air payau, serta pariwisata pantai, akan tetapi juga rawan akan bencana tsunami. Strategi
yang digunakan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan zona kawasan pesisir dan laut yang
potensial di Kabupaten Lumajang, meliputi :
a. Menentukan zoning tata ruang di dalam kawasan pesisir dan laut yang potensial untuk
dikembangkan (pada wilayah yang merupakan kewenangan Kabupaten);
b. Mengembangkan sektor unggulan di kawasan pesisir dan laut yang diprioritaskan pada sektor
yang mempunyai skenario pengembangan strategis dan mempunyai potensi dan prospek
pengembangan di masa mendatang;
Berikut ini uraian tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang Kabupaten Lumajang (Tabel
2.2-1).

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lumajang Tahun 2012-2032 II-6
LAPORAN RENCANA

Tabel 2.2-1 Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Lumajang
Tujuan Kebijakan Strategi
Penataan ruang yang serasi dengan potensi dan Pemantapan sistem agropolitan dan Mempertahankan lahan pertanian berkelanjutan dan menjaga suplai pangan nasional
kondisi Kabupaten Lumajang yang berbasis minapolitan untuk peningkatan Mengembangkan komoditas-komoditas unggul pertanian pangan, holtikultura, palawija, perkebunan, dan peternakan di setiap wilayah
pertanian bersinergi dengan pengembangan komoditi pertanian unggulan Meningkatkan produk dan nilai tambah pertanian, peternakan, dan perikanan baik ikan tangkap dan budi daya melalui sentra pengolah
pertambangan, perikanan, pariwisata, industri, hasil produksi
perdagangan dan jasa yang berdaya saing, Meningkatkan aksesibilitas dan koordinasi jaringan pemasaran dari sektor hulu hingga hilir; dan
berkelanjutan dan berketahanan Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaku pertanian, peternakan, dan perikanan melalui pembinaan teknis
Pengembangan pusat kegiatan Mengembangkan potensi sumberdaya alam kawasan sekitar (hinterland) kota yang menunjang pemantapan fungsi pelayanan kota
secara berhirarki dan bersinergis Meningkatkan hubungan PPL dengan PPK, PKL, dan/atau PKW
Menjaga keterkaitan antara kawasan perkotaan dengan kawasan pedesaan
Meningkatkan penumbuhan sektor perdagangan jasa formal dan informal yang tertata sebagai penunjang kegiatan masyarakat
Pengembangan sistem sarana dan Sistem jaringan transportasi meliputi :
prasarana wilayah  Menata dan meningkatkan kembali hirarki sistem jaringan jalan di wilayah Kabupaten;
 Mengembangkan dan meningkatkan jaringan jalan yang lebih efektif dan efisien di kawasan pedesaan untuk menjangkau daerah-daerah
di luar pusat perkembangan kota;
 Meningkatkan kualitas fisik jalan;
 Mengembangkan prasarana transportasi masal berupa pembangunan terminal penumpang dan barang, pengembangan angkutan
umum dan sistem perkeretaapian.
Sistem jaringan energi meliputi :
 Mengembangkan pembangkit listrik dengan menggunakan sumber energi baru terbarukan
 Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kelistrikan pada wilayah yang belum terjangkau.
Sistem jaringan telekomunikasi meliputi:
 Meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan jaringan telepon yang sudah ada; dan
 Mengembangkan sistem telekomunikasi nir-kabel khusus pada wilayah terpencil.
Sistem jaringan sumber daya air berupa meningkatkan perlindungan sumber-sumber air dan optimalisasi sistem jaringan irigasi wiayah
Sistem jaringan prasarana lainnya meliputi:
 Meningkatkan pelayanan sumber daya air yang ada dengan pembuatan jaringan baru, khususnya di kawasan permukiman dan daerah
rawan air bersih serta rehabilitasi jaringan yang telah ada
 Meningkatkan pengelolaan limbah melalui pengadaan IPAL komunal
 Meningkatkan pengelolaan sistem persampahan dengan menggunakan prinsip 4R yaitu reduce (mengurangi), reuse (memakai kembali),
recycle (mendaur ulang), dan replace (mengganti).
 Mengoptimalkan sistem jaringan evakuasi bencana
Penataan kawasan lindung sebagai Mempertahankan penggunaan lahan kawasan lindung
daerah resapan air Mempertahankan vegetasi dan biota di kawasan lindung untuk menjamin kelangsungan fungsi hidrologis
Mengembangkan pengolahan kawasan lindung yang sudah tidak berfungsi hidrologis melalui reboisasi dan kegiatan lainnya untuk
mengembalikan fungsi hidrologis kawasan lindung
Pengendalian kegiatan di sekitar Menetapkan zona bahaya dan zona aman di sekitar lokasi
kawasan rawan bencana Rehabilitasi dan konservasi tanah pada kawasan yang rawan bencana longsor tererosi sangat tinggi
Mengembangkan bangunan-bangunan pengaman dan penguat kontur lahan pada daerah-daerah dan/atau titik-titik rawan bencana dan
daerah yang berpotensi bencana;
Meningkatkan penyampaian informasi dan simulasi kepada masyarakat untuk mengetahui tanda-tanda alam, jalur dan ruang evakuasi
sebagai sistem peringatan dini
Revitalisasi ekosistem pesisir
Menyediakan emergency facilities dan perencanaan kontinjensi bencana
Pengembangan kegiatan industri Menata dan mengendalikan kawasan dan lokasi industri
dan pertambangan berkelanjutan Menetapkan zona industri sesuai klasifikasinya
Menerapkan green industry dimana setiap lokasi industri harus menyediakan ruang untuk vegetasi pepohonan sebagai zona pembatas
(buffer zone)
Meningkatkan pengelolaan lingkungan kawasan industri melalui standarisasi sistem pembuangan limbah setiap lokasi industri
Meningkatkan akses jalan menuju dan di dalam kawasan industri
Meningkatkan pengendalian dan pengawasan kegiatan pertambangan
Meningkatkan akses jalan kendaraan tambang
Menerapkan sistem reklamasi pasca pertambangan yang berdaya guna dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan
Pengembangan pemanfaatan ruang Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan ekonomi khusus di wilayah kabupaten sebagai salah satu kawasan andalan
pada kawasan strategis kabupaten Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis sosial dan budaya

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lumajang Tahun 2012-2032 II-7
LAPORAN RENCANA

Tujuan Kebijakan Strategi


Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara
optimal
Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup
Pengembangan potensi pariwisata Meningkatkan infrastruktur pendukung pariwisata
Mengembangkan pariwisata alam, buatan dan budaya
Mengembangkan usaha jasa pariwisata dan pengusahaan objek dan daya tarik wisata
Memantapkan partisipasi masyarakat di lingkungan objek wisata dengan melestarikan budaya lokal
Peningkatan fungsi kawasan Mendukung penetapan kawasan strategi nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan negara
pertahanan dan keamanan negara Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan
negara
Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan sebagai zona penyangga yang
memisahkan kawasan strategis dengan kawasan budi daya tidak terbangun
Menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara
Pengembangan dan pengelolaan Menentukan zonasi tata ruang kawasan pesisir (yang merupakan kewenangan kabupaten)
fungsi kawasan pesisir Mengembangan sektor unggulan di kawasan pesisir dan laut yang diprioritaskan
Sumber: Rencana, 2018

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lumajang Tahun 2012-2032 II-8

Anda mungkin juga menyukai