Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKHIR MODUL 3

MUHAMMAD NUR

1. Buktikan secara formal Teorema berikut.

Jika fungsi f, g :I → R , a ∈ I , lim g ( x )=L , dan f kontinu di titik L, buktikan bahwa


x→a

lim f ( g ( x ) ) =f lim g ( x )
( )
x→ a x →a

Penyelesaian
Andaikan diberikan ε>0 karena f kontinu di L maka terdapat δ 1> 0 sedemikian
sehingga
|t−L|<δ 1 →|f (t )−f (L)|<ε
|t−L|<δ 1 →|f ( g ( x ) ) −f (L)|< ε
Tetapi karena lim g ( x )=L , ∀ untuk suatu δ 1> 0 terdapat δ 2>0 yang
x→ c

berpadanan sedemikian sehingga


0<|x−c|<δ 2 →|g ( x ) −L|<δ 1
Bilamana kedua kenyataan ini kita gabungkan, kita mempunyai
0<|x−c|<δ 2 →|f ( g ( x ) )−f ( L)|<ε
Ini menunjukkan bahwa
f ( g ( x ) )=f (L)
Jika g kontinu di c maka L=g( c)
Menyebabkan lim f ( g ( x ))=f lim g (x)
x→ a ( x→ a )
Maka terbukti bahwa
lim f ( g ( x ))=f lim g (x)
x→ a ( x→ a )

2. Diberikan f ( x )= A x 3 +B x 2 +Cx+ D dengan A >0 . Tunjukkan bahwa f mempunyai


sebuah maksimum lokal dan minimum lokal jika dan hanya jika B 2−3 AC >0
Petunjuk pengerjaan:
a. Hitung � ′ � dan � ′′ � .
b. Tentukan bilangan kritis dari � dan syarat � mempunyai dua bilangan kritis.
c. Gunakan uji turunan kedua untuk masing-masing bilangan kritis.
Penyelesaian
a. Menghitung f ' ( x ) dan f ' ' ( x )
3 2
f ( x )= A x +B ( x ) +C ( x ) +D

f ' ( x )=3 A x 3+ 2 Bx+C

f ' ' ( x )=6 Ax+ 2 B

b. Menentukan bilangan kritis

'
f ( x )=0

2
3 A x +2 Bx +C=0

−b ± √ b2−4 ac
x 1.2=
2a

−2 B ± √ ( 2 B ) −4 ∙ ( 3 A ) ∙ C
2
¿
2.3 A

−2 B ± √ 4 B2−12 AC
¿
6A

−2 B ± √ 4 ( B −3 AC )
2
¿
6A

−2 B ± 2 √ B2−3 AC
¿
6A

−B ± √ B2−3 AC
¿
3A

−B+ √ B 2−3 AC −B− √ B2−3 AC


Bilangan kritis x 1= dan x 2=
3A 3A

−B+ √ B 2−3 AC
c. Subtitusi bilangan kritis x 1= ke f ' '(x)
3A

''
f ( x ) =6 Ax +2 B

−B+ √ B −3 AC
2
¿6 A ( 3A
+2 B )
¿ 2 ( −B+ √ B −3 AC ) +2 B
2

¿−2 B+2 √ B2−3 AC +2 B

−B+ √ B 2−3 AC
¿ 2 √ B −3 AC (hasil > 0) maka adalah titik
2
x=
3A
extreme lokal minimum)

(catatan : √ B2 −3 AC haruslah B 2−3 AC >0 agar memiliki nilai extrem lokal karena
jika negatif maka jawaban tidak terdifinisi dan jika = 0 akan menghasilkan titik belok)

−B− √ B2−3 AC
Subtitusi bilangan kritis x 2= ke f ' ' (x)
3A

f ' ' ( x )=6 Ax+ 2 B

−B−√ B −3 AC
2
¿6 A ( 3A
+2B )
¿ 2 ( −B−√ B2−3 AC ) + 2 B

¿−2 B−2 √ B 2−3 AC +2 B

−B+ √ B 2−3 AC
¿−2 √ B −3 AC (hasil < 0) maka adalah titik
2
x=
3A
extreme lokal maksimum)

(catatan : √ B2 −3 AC haruslah B 2−3 AC >0 agar memiliki nilai extrem lokal karena
jika negatif maka jawaban tidak terdifinisi dan jika = 0 akan menghasilkan titik belok)

Kesimpulan : mengharuskan B 2−3 AC >0 agar memiliki nilai extrem lokal mimimum
atau maksimum karena jika negatif maka jawaban tidak terdifinisi dan jika = 0 akan
menghasilkan titik belok maka : ƒ mempunyai sebuah maksimum lokal dan sebuah
minimum lokal jika dan hanya jika B – 3 AC > 0
3. (a) Lukislah daerah D yang dibatasi oleh f ( x )=x +2 , sumbu x, x = -2, dan x = 3,

kemudian hitung (i) ∫ ( x+2 ) dx dan (ii) luas daerah D dengan berbagai cara yang
−2

Anda ketahui. Apakah yang dapat Anda simpulkan tentang luas daerah?
(b) Dengan menggunakan daerah D pada (a), hitunglah volume benda yang terjadi
apabila daerah D diputar mengelilingi sumbu � menggunakan metode cakram dan
rumus kerucut. Buatlah kesimpulan dari kedua hasil jawaban tersebut.
Penyelesaian
(a) Gambar daerah D

3 3

(i) ∫ x+2 dx=


−2
[ 1 2
2
x +2 x ]
−2

¿ ( 12 3 +2.3)−( 12 (−2) + 2.(−2))


2 2

¿ ( 92 +6)−( 42 −4)
¿ ( 92 +6−2+4)
¿ ( 252 )
1 1 25
Luas Daerah D= . a . t= .5 .5= satuan luas
2 2 2

Jadi luas daerah yang dibatasi oleh suatu kurva sama dengan integral dari fungsi
tersebut dengan batas-batas yang ditentukan.

(b) Daerah D diputar mengelilingi sumbu x

Metode Cakram
b
2
v =π ∫ f ( x) dx
a
b
¿ π ∫ (x+ 2)2 dx
a
b
2
¿ π ∫ ( x +4 x+ 4 ) dx
a
3
¿π
3 [
1 3
x +2 x 2+ 4 x
−2
]
¿π
3[(
1 3 1
3 )(
3 +2. 32 +4.3 − (−2)3 +2(−2)2 + 4(−2) )]
[
¿ π ( 9+18+12 )− ( −83 +8−8 )]
[
¿ π 39+
8
3 ]
125
¿ π satuan luas
3

Rumus Kerucut

1 1
V Kerucut = ∙ Lalas ∙t= ∙ π r 2 ∙ t
3 3
1
¿ ∙ π ∙5 2 ∙ 5
3
1
¿ ∙ π ∙125
3
125
¿ π satuan luas
3
b

Jadi volume benda yang diputar terhadap sumbu x sama dengan v =π ∫ f ( x) dx


2

4. Tentukan solusi umum dari persamaan diferensial berikut.


a. y 2 ( y +1 ) dx + y 2 ( x−1 ) dy =0
b. ( 3 x+2 y ) dx+ ( 2 x + y ) dy=0
Penyelesaian
a. y 2 ( y +1 ) dx + y 2 ( x−1 ) dy =0 bagi kedua ruas dengan y 2 ( y +1 ) ( x−1 )

1 1
dx + dy=0
x−1 y +1

1 1
∫ x−1 dx +∫ y+ 1 dy=0
ln ( x−1 ) +ln ( y +1 )=ln C

ln ( y−1 ) =ln C−ln ( x−1 )

c
ln ( y +1 )=ln
x−1

c
y +1¿
x−1

c
y¿ −1
x−1

c−x +1
y=
c−1
b. ( 3 x+2 y ) dx+ ( 2 x + y ) dy=0
Kita selidiki apakah ini persamaan diferensial eksak atau bukan
∂m
M ( x , y )=3 x+2 y → =2
∂y
∂n
N ( x , y )=2 x+ y → =2
∂x

∂M ∂N
Karena = =2 , maka persamaan tersebut merupakan persamaan
∂y ∂x
eksak.

Maka:

μ ( x , y )=∫ ( 3 x +2 y ) dx + ρ ( y )

3 2
μ ( x , y )= x +2 xy + ρ ( y )
2

∂μ '
=2 x+ ρ ( y ) =2 x + y
∂y

1
'
ρ ( y )= y sehingga ρ ( y )= y 2
2

solusi umum dari persamaan tersebut adalah:

μ ( x , y )=C

3 2
x +2 xy + ρ ( y )=C
2

3 2 1
x +2 xy + y 2=C
2 2

Anda mungkin juga menyukai