Tinjauan Kepemimpinan Kyai Ahmad Dahlan Dengan Model Kouzes and Posner
Tinjauan Kepemimpinan Kyai Ahmad Dahlan Dengan Model Kouzes and Posner
M. Choirul Amri
Graduate Student, PPM Graduate School of Management, Jakarta
Abstract
Muhammadiyah adalah organisasi sosial keagamaan yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan
pada tahun 1912. Organisasi yang sudah berusia lebih dari satu abad ini telah berkontribusi besar
dalam pergerakan nasional, perjuangan kemerdekaan, dan pembangunan nasional. Keberhasilan
Muhammadiyah tidak dapat dilepaskan dari peranan Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai pendiri
gerakan tersebut. Perilaku dan gaya kepemimpinan Kyai Haji Ahmad Dahlan menarik untuk dikaji
mengingat keberhasilannya dalam pembaruan sosial dan keagamaan melalui organisasi
Muhammadiyah. Kepemimpinan beliau telah menginspirasi aktivis dan pimpinan Muhammadiyah
untuk meneruskan cita – cita sosial organisasi, sehingga saat ini telah menjadi gerakan sosial
dengan ribuan sekolah, rumah sakit, pesantren dan Universitas.
TK/TPQ 4623
SD/MI 2604
SMP/MTs 1772
SMA/SMK/MA 1143
Nama kecil KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Beliau adalah putera keempat dari
tujuh bersaudara. Ayah beliau K.H. Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di
Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta. Ibunya adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat
penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang
terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.
Muhammad Darwisy menikah dengan Siti Walidah, saudara sepupu yang dinikahinya sepulang
dari belajar di Mekah tahun 1888. Siti Walidah adalah anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak
lebih dikenal sebagai Nyai Ahmad Dahlan. Nyai Dahlan juga seorang Pahlawanan Nasional atas
jasanya sebagai pendiri gerakan Aisyiyah yang merupakan sayap organisasi kewanitaan
Muhammadiyah. Dari perkawinannya tersebut KH. Ahmad Dahlan memiliki enam anak yaitu
Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah.
1
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
Dahlan banyak mengkaji kitab-kitab Ahlussunnah wal jamaah dalam ilmu aqaid, dari madzhab
Syafii dalam ilmu fiqh, dan dari Imam Ghazali dalam ilmu tasawuf.
Pada umur 15 tahun di tahun 1883, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun untuk
mendalami ajaran Islam. Selama di Mekah beliau mendapat pencerahan tentang ide – ide
pembaharuan dan gerakan sosial dalam Islam. Muhammad Darwisy berinteraksi dengan berbagai
pemikiran pembaharuan, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu
Taimiyah. Pada tahun tahun 1888, ia pulang kembali ke Kampung Kauman dan kemudian berganti
nama menjadi Ahmad Dahlan.
Dahlan juga dikenal sebagai pribadi yang mampu bergaul dengan semua kalangan, termasuk
dengan para priyayi dan nasionalis sekuler sehingga ide – idenya dapat diterima dengan mudah.
Karakter tersebut membuat beliau dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan
masyarakat, sehingga mendapatkan tempat di berbagai organisasi seperti Jam'iyatul Khair yang
kebanyakan keturunan Arab, Boedi Oetomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi
Muhammad SAW.
Perkumpulan Muhammadiyah berdiri pada tanggal 18 November 1912. Komitmen Dahlan adalah
menegaskan Muhammadiyah bukan sebagai organisasi politik tetapi sebagai gerakan sosial dan
pendidikan bagi masyarakat. Ide awal organisasi tersebut berasal dari Muhammad Sangidoe,
sahabat beliau sekaligus tokoh pembaruan di Masjid Kasultanan.
Ide dasar pendirian Muhammadiyah adalah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di
bumi Nusantara. Beliau ingin menyebarkan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal
yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Melalui Muhammadiyah, ia ingin mengajak umat Islam
Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits. Muhammadiyah juga
2
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
menyebarkan ide egalitarian, dimana semua kalangan berhak mendapatkan pendidikan yang sama
sesuai fitrah manusia dan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Gerakan ini muncul sebagai reaksi atas pelaksanaan ajaran Islam di Indonesia yang masih banyak
tercampuri unsur – unsur tidak islami. Pengaruh kebudayaan masa lalu seperti Hinduisme dan
Kejawen masih sangat kuat di kalangan pemeluk Islam.
Kehadiran Ahmad Dahlan dengan ide pemurnian ajaran Islam mengundang kontroversi di
kalangan masyarakat. Beliau mulai menyebarkan gerakan pemurnian tersebut di lingkungan
Kasultanan Yogyakarta, yang merupakan jantung ajaran kejawen di Indonesia.
Salah satu kontroversi besar adalah ide beliau untuk mengubah arah kiblat masjid Kasultanan yang
menurut perhitungan ilmiah ilmu bumi ternyata salah. Dari perhitungan matematis yang dia
pelajari, arah kiblat masjid Kasultanan ternyata mengarah ke Afrika, padahal seharusnya
menghadap Kabah.
Berbagai konflik tersebut mendorong Ahmad Dahlan kembali belajar di Mekah untuk sementara
waktu untuk memperdalam agama serta meredam bentrokan dengan kalangan tua. Pada tahun
1903, ia berangkat kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun. Selama periode tersebut, ia
sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru pendiri NU, KH. Hasyim Asyari.
3
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
Utomo. Ahmad Dahlan memang sempat mengajar agama Islam di sekolah OSVIA Magelang yang
merupakan sekolah milik Belanda untuk anak-anak priyayi.
Keakraban Ahmad Dahlan dengan berbagai kalangan tersebut sebenarnya merupakan strategi
dakwah dan sekaligus pengamalan ajaran Islam untuk menyampaikan kebenaran sesuai dengan
bahasa yang dimengerti kaumnya. Kehadiran Dahlan di OSVIA telah memberikan nafas segar di
sekolah Belanda yang selama ini tidak pernah mendapatkan pengajaran Agama Islam.
Ahmad Dahlan mengajukan permohonan badan hukum kepada Pemerintah Hindia Belanda pada
tanggal 20 Desember 1912. Permohonan tersebut akhirnya disetujui 2 tahun kemudian pada 1914.
Berdasarkan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914, maka Muhammadiyah
resmi diakui sebagai organisasi sosial kemsyarakatan oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Namun ijin tersebut hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta sehingga Muhammadiyah hanya
boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Rupanya Pemerintah Hindia Belanda masih bersikap
mendua, dan khawatir jika organisasi tersebut berkembang luas. Untuk menyiasati hal tersebut,
Ahmad Dahlan menganjurkan aktivis di berbagai daerah yang iengin mendirikan cabang agar
menggunakan nama lain. Berbagai organisasi yang berafiliasi ke Muhammadiyah pusat
bermunculan antara lain Nurul Islam di Pekalongan, Al-Munir di Ujung Pandang, Ahmadiyah di
Garut, dan perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) di Solo.
Muhammadiyah juga membina berbagai organisasi di daerah lain dengan memberikan bimbingan
dan dukungan. Organisasi tersebut antara lain Ikhwanul-Muslimin, Taqwimuddin, Hambudi-Suci,
Khayatul Qulub, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, dan Thaharatul-Aba. Strategi tersebut cukup
efektif untuk menyebarkan gerakan tanpa menyalahi aturan perizinan yang disetujui pemerintah
Hindia Belanda.
Hubungan Dahlan dengan tokoh agama lain juga cukup baik. Salah satu sahabat dan rekan dialog
beliau adalah Pastur Van Lith yang memimpin sekolah Katolik dan Seminari di Muntilan. Pada
saat itu Kiai Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan pakaian hajinya.
Hubungan dekat Ahmad Dahlan dengan Van Lith sebenarnya banyak dilandasi pada kesamaan
pemikiran dalam gerakan sosial. Van Lith adalah seorang Pastor Jesuit berkebangsaan Belanda,
namun banyak membela hak – hak masyarakat Jawa pribumi terutama dalam pendidikan. Van Lith
mendirikan sekolah yang menerima semua kalangan tanpa melihat strata sosial.
4
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
Gagasan pembaharuan Muhammadiyah lambat laun mendapatkan sambutan yang besar dari
masyarakat di Indonesia. Kesadaran akan kemerdekaan dan persamaan hak mendorong ulama dari
berbagai daerah untuk bergabung dan mendukung Muhammadiyah. Ahmad Dahlan akhirnya
mengajukan permohonan untuk dapat mendirikan cabang – cabang di seluruh Indonesia pada
tanggal 7 Mei 1921. Permohonan tersebut disetujui oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal
2 September 1921. Gaya kepemimpinan Ahmad Dahlan yang mampu bergaul dengan berbagai
kalangan, termasuk dengan komunitas sekolah Belanda dan priyayi ternyata sangat efektif untuk
mendapatkan simpati dari pemerinyah Hindia Belanda.
2 Kajian Pustaka
Berbagai teori dan penelitian mengenai kepemimpinan telah dirumuskan para ahli. Kuozes &
Posner (2006) meneliti karakter dan perilaku pemimpin yang patut menjadi teladan (exemplary)
bagi pengikutnya. Perilaku tersebut terbukti mampu menggerakkan orang yang dipimpin sehingga
dapat mencapai tujuan dengan efektif.
Berdasarkan penelitian terhadap ratusan pemimpin yang sukses, Kuozes & Posner merumuskan
lima karakter penting yang dimiliki para pemimpin tersebut:
5
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
Pemimpin juga berani mengambil resiko dalam menantang status quo, meskipun beresiko
kehilangan jabatan atau bahkan keselamatan pribadi. Para pejuang kemerdekaan seperti Sukarno,
Ahmad Dahlan, Jenderal Soedirman, dan Diponegoro adalah contoh pemimpin yang berani
menentang kemapanan untuk untuk mencapai kemerdekaan.
Seorang pemimpin harus mampu menyampaikan visi tersebut kepada pengikutnya sehingga
mereka percaya dan yakin akan kebenaran tujuan tersebut. Pengikut yang percaya dengan tujuan
akhir merupakan pasukan yang sangat efektif untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian
pemimpin juga harus mampu mengkomunikasikan ide – ide yang dimiliki dalam bahasa yang
mudah dimengerti pengikutnya. Sebuah visi yang hanya dimengerti pemimpinnya tidak akan
banyak berguna bagi kelompok.
6
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
Kemampuan pemimpin untuk mengarahkan bawahan, memotivasi, serta memberikan bekal yang
cukup untuk mengeksekusi ide – idenya merupakan kunci sukses kepemimpinan. Pemimpin yang
baik memiliki kemampuan untuk menggerakkan orang lain. Pemimpin yang berhasil mampu
mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan bersama. Steve Ballmer dikenal sebagai
pemimpin yang enerjik, antusias, dan mampu memotivasi tim Microsoft untuk mencapai tujuan
bisnisnya. Microsoft mampu meningkatkan penjualan dari $25 Milyar menjadi $70 Milyar dan
tumbuh mencapai 120.000 pekerja. Keberhasilan Ballmer tersebut tidak terlepas dari
kemampuannya untuk menggerakkan para manajer Microsoft untuk mencapai target yang telah
ditetapkan.
Kunci sukses pemimpin untuk menggerakkan bawahan adalah pada hal-hal berikut:
Setiap orang adalah pribadi yang unik dan istimewa. Pemimpin yang baik mampu membuat
setiap bawahan merasa istimewa, sehingga mereka merasa bahwa tugas yang mereka
lakukan adalah penting, berarti, dan bermakna.
Sebuah tujuan harus rasional dan dapat dicapai sehingga melahirkan motivasi. Setiap orang
memerlukan sense of achievement, sehingga tercipta kepuasan pribadi karena mereka
sudah mencapai tujuan yang ditargetkan.
7
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
pendidikan Sesko (sekolah Staff dan Komando) sebelum dinyatakan siap mengikuti
assessment ke tingkat Perwira Tinggi.
Contoh sederahana adalah dalam hal anggaran, dimana setiap divisi atau kelompok telah
diberikan anggaran yang dapat dibelanjakan. Selama pembelanjaan masih dalam koridor
mata anggaran, maka kepala divisi tersebut tidak memerlukanpersetujuan Direktur. Hanya
kelompok yang mendapatkan bekal pengetahuan yang cukup akan mampu mengambil
keputusan sendiri.
Teladan tersebut dapat berupa tingkah laku (attitude), kemampuan teknis, atau memberikan contoh
terhadap apa yang telah diucapkan. Praktek paling sederhana yang sering terlihat adalah pada
antrian layanan di McDonald atau Carefour. Ketika antrian menumpuk, biasanya store manager
akan turun tangan dengan mengkoordinasikan antrian, dan bahkan membuka counter layanan baru
yang ditangani sendiri.
Impementasi lain adalah meberikan teladan dalam hal kedisiplinan dan tingkah laku, misalnya
dengan selalu datang di kantor paling pagi atau tidak pulang sebelum yakin pekerjaan anak
buahnya pada hari itu dapat dibereskan.
8
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
Jabatan dapat saja diberikan atau dicapai seserang, tetapi kemampuan memberikan teladan adalah
sesuatu yang ditunggu dari seorang pemimpin. Teladan yang baik mampu menumbuhkan respect
(wibawa), yang akhirnya menginspirasi anggotanya.
• Mampu menciptakan ritme dan aturan main yang berjalan secara teratur
• Ritme yang berjalan teratur akhirnya tumbuh menjadi budaya (culture) yang diterima
anggotanya
Berikut beberapa tindakan pemimpin untuk menggugah memotivasi dan menggugah semangat:
• Memberikan pujian tulus untuk hal -hal kecil yang diselesaikan anak buahnya.
• Merayakan keberhasilan tim melalui ucapan selamat, makan bersama, atau rekreasi
bersama
• Melakukan hal – hal kecil untuk menunjukkan perhatian tulus kepada anak buah misalnya
mengingat nama, ulang tahun, kondisi keluarga dan sebagainya
9
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
Sebagai seorang pemimpin, beliau adalah figur yang mempu menjadi teladan, memiliki
kemampuan manajerial unggul, tingkat kecerdasan tinggi, dan keunggulan emotional inteligence.
Banyak pemimpin yang hanya unggul dalam hal kharisma dan memotivasi anak buah, tetapi lemah
dalam hal kemampuan manajerial. Kyai Dahlan memiliki keseimbangan antara kepribadian dan
kemampuan manajemen.
• Pencampuran bidah, khurafat, dan syirik dalam pengamaan ajaran Islam. Sinkretisme
ajaran Islam dengan budaya Kejawen, Hinduisme, dan animisme merupakan hal yang
wajar di kalangan masyarakat khususnya di Jawa.
• Perbedaan strata sosial antara rakyat biasa dengan priyayi dan bangsawan, khususnya
dalam hak memperoleh pendidikan yang layak. Politik pecah belah yang dilakukan
pemerintah Hindia Belanda semakin menyuburkan kesenjangan tersebut.
Proses pembelajaran selama 5 tahun di Mekkah membuat Kyai Dahlan sadar mengenai
kemunduran yang dialami bangsa Indonesia, khususnya umat Islam. Interaksi dengan pola
pemikiran pembaharu Mesir dan Iran menyadarkan beliau bahwa pendidikan dan persamaan hak
merupakan kunci kemajuan masyarakat..
“Jangan takut melawan hawa nafsu dan kebatilan karena itu adalah jalan hidup orang Islam”.
Sebagai anak khatib kasultanan Yogyakarta, Dahlan sebenarnya memiliki hak istimewa kaum
bangsawan dan priyayi untuk dan hidup nyaman dalam status quo. Meskipun demikian dia
memilih untuk melakukan pembaharuan dan gerakan sosial.
Dalam sebuah khotbah Jumat yang juga dihadiri Kanjeng Sultan, Kyai Dahlan sebagai khatib
mengungkapkan bahwa persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan adalah salah satu pokok
ajaran Islam. Praktek-praktek tidak islami seperti sesajen kepada makhluk halus harus dihilangkan
karena bertentangan dengan inti ajaran Islam. Pernyataan tersebut menimbulkan kontroversi,
apalagi dilakukan di depan para bangsawan di dalam masjid Kasultanan.
10
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
Muhammadiyah juga mendirikan sekolah dan mengadopsi metode pembelajaran Barat yang
mengedepankan logika rasional dengan kurikulum modern. Pesantren pada masa itu biasanya
melakukan kegiatan pengajaran dengan duduk lesehan, mengenakan sarung, dengan Kyai sebagai
figur sentral. Sekolah Muhammadiyah menggunakan metode klasikal, meja, kursi, dengan
pengajar di depan kelas seperti gaya Eropa. Sekolah Muhammadiyah juga menerima murid dari
semua kalangan tanpa membedakan latar belakang status sosial.
Keberanian Kyai Dahlan untuk menentang kemapanan juga diimbangi kepribadiannya yang
mudah bergaul dengan berbagai kalangan. Meskipun ide – idenya banyak ditentang, namun
banyak pula yang mendukungnya.
• dan Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang kemauan agama
Islam kepada lid-lidnya.
Meskipun terlihat sederhana, tetapi dua kalimat tersebut mengandung dimensi sangat luas. Visi
Muhammadiyah terdiri dari dua dimensi, yaitu gerakan keagamaan melalui pendalaman ajaran
Islam dan gerakan sosial untuk mengimplementasikan ajaran Islam ke dalam berbagai aspek
kehidupan.
Implementasi tersebut terlihat dari Madrasah Ibtidaiyah Diniyah (sekolah agama islam) yang
dirintis Kyai Dahlan. Sekolah tersebut bukan saja mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membekali
muridnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan umum sebagai bekal hidup para santri. Meskipun
pendekatan tersebut merupakan hal biasa di masa sekarang, di awal abad 20 ide tersebut terbilang
radikal. Sekolah agama umumnya menghindari pengajaran ilmu umum modern karena dianggap
sebagai tindakan menyerupai kaum kolonial dan tidak islami.
Visi lain Kyai Dahlan adalah merintis gerakan perempuan ‘Aisyiyah tahun 1917. Ide dasarnya
adalah agar perempuan muslim tidak hanya berada di dalam rumah, tetapi harus giat di masyarakat
11
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
dan secara khusus menanamkan ajaran Islam serta memajukan kehidupan kaum perempuan. Visi
tersebut menjulang jauh ke depan dimana kaum perempuan pada masa itu umumnya lebih banyak
pasif di lingkungan rumah tangga.
Kader-kader penerus yang terlahir dari organisasi Muhammadiyah juga membuktikan bahwa
beliau memiliki kemampuan komunikasi dan coaching sangat baik. Beberapa tokoh awal
organisasi ini antara lain K.H. Ibrahim, K.H. Hisyam dan K.H. Mas Mansur yang juga merupakan
pahlawan nasional. Dalam perkembangannya, banyak tokoh-tokoh nasional terlahir dari
Muhammadiyah antara lain:
• Ahmad Syafii Maarif, anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan tokoh pendidikan
Keterampilan berorganisasi juga sangat menonjol dalam karakter Kyai Dahlan, sehingga
Muhammadiyah tumbuh menjadi gerakan independen yang mampu bertahan hingga lebih satu
abad. Di awal pergerakannya, peran Kyai Dahlan sebagai manajer sangat menonjol melalui
pembentukan berbagai lembaga pendidikan dan sosial dan sekaligus meletakkan pondasi dasar
organisasi di masa depan.
Salah satu langkah strategis yang beliau lakukan adalah melakukan pendaftaran legalisasi
Muhammadiyah di tahun 1912, sehingga organisasi tersebut mendapatkan pengakuan resmi dari
pemerintah kolonial Belanda. Dengan demikian anggota Muhammadiyah tidak perlu lagi
sembunyi – sembunyi melaksanakan aktivitasnya. Sebagai pemimpin beliau sudah membukakan
jalan sehingga para pengikutnya dapat bergerak tanpa rasa takut atas pengawasan Belanda.
12
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
Legalisasi ijin Muhammadiyah secara nasional pada tahun 1924 telah membuka pintu gerakan
lebih luas bagi para anggotanya. Ketika para pemimpin pergerakan lain banyak dicurigai dan
diasingkan ke luar Jawa, Kyai Dahlan dengan Muhammadiyah justru mendapatkan ijin nasional
sebagai lembaga pendidikan dan gerakan dakwah. Strategi beliau yang berfokus pada gerakan
sosial dan dakwah telah berhasil mengelabui jaring – jaring pengawasan pemerintah kolonial.
Kyai Dahlan juga sangat mendukung anak-anak muda untuk menuntut ilmu sehingga dapat
berkontribusi positif bagai masayarakat dan negara. Meskipun beliau adalah pemimpin besar,
tetapi beliau tidak mau dikultuskan. Dengan demikian para kader Muhammadiyah memiliki
kebebasan dalam berpikir, bertindak, dan menemukan solusi atas masalah-masalah aktual.
Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang.
Karena itu hendaklah warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh
pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan ke mana saja. Menjadilah
dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan (propesional) lalu
kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu.
Kyai Dahlan adalah seorang pedagang batik sukses sehingga hidupnya bebas dan tidak
terpengaruh kebudayaan kaum priyayi dan bangsawan yang umumnya adalah pejabat kerajaan
atau pemerintah kolonial. Praktik berdagang tersebut juga mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad
SAW yang juga seorang pedagang. Dengan profesinya tersebut, Kyai Dahlan menunjukkan bahwa
mencari rejeki tidak hanya dengan menjadi pegawai pemerintahan saja. Posisinya sebagai
wirausahawan membuat pikirannya bebas dan tidak dibawah tekanan dalam menggerakkan
Muhammadiyah. Beliau juga bukan tipe pemimpin yang memenfaatkan organisasi untuk mencari
keuntungan pribadi. Justru dana pribadinya banyak digunakan untuk menghidupi gerakan
Muhammadiyah.
13
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
Pada suatu pengajian, Kyai Dahlan mengajarkan Surat Al-Maun kepada para santrinya. Surat
tersebut berisi peringatan bagi para pendusta agama, yaitu orang yang hidup bermewah-mewah,
tidak menyantuni anak yatim dan fakir miskin serta tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Karakter gerakan Muhammadiyah baanyak dipengaruhi pemahaman beliau terhadapa surat Al-
Maun tersebut. Beliau memberi teladan dengan hidup sederhana dan mendirikan berbagai
organisasi sosial disamping lembaga pendidikan.
Salah satu kepeloporan beliau adalah mendirikan PKO (Pusat Kesengsaraan Oemoem) yang
memeberikan layanan pengobatan dan santunan ke segala lapisan masyarakat, terutama kalangan
miskin. PKO merupakan cikal bakal ratusan klinik dan rumah sakit Muhammadiyah yang saat ini
bertebaran di seluruh Indonesia.
Ciri khas Kyai Dahlan adalah sedikit bicara banyak kerja. Fokus gerakan Muhammadiyah adalah
pada amaliah nyata yang langsung dapat dirasakan msayarakat dan pengikutnya. Beliau bukan tipe
pemimpin orator maupun penulis yang menghasilkan teks pidato dan buku – buku tebal.
Kyai Dahlan sangat akrab dengan kaum nasionalis abangan (kejawen) seperti Boedi Oetomo, dan
bahkan menjadi salah satu pengurus di organisasi tersebut. Ide-ide organisasi modern banyak
beliau pelajari dari organisasi ini. Beliau juga akrab dengan kalangan Sarikat Islam yang
cenderung sosialis. Pendekatan beliau ke pemerintah kolonial menuai sukses dengan menjadi guru
agama Islam di OSVIA Magelang. Ini merupakan kemenangan gerakan beliau dimana biasanya
sekolah milik Belanda tidak memberikan pengajaran agama dan berfokus pada ilmu – ilmu umum
14
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
dan sekuler. Pemahaman Islam yang modern, moderat, dan tidak kolot membuatnya diterima
berbagai kalangan.
Dalam berbagai kesempatan, beliau juga terus memompa semangat para anggotanya bahwa
gerakan yang dilakukan adalah sebuah amal shaleh yang tidak saja bermanfaat bagi masayarakat
tetapi juga mendapat rahmat dari Allah SWT. Beliau banyak mengutip surat Ali Imron ayat 104
yang berisi perintah: “Hendaklah ada diantara Kalian, sekelompok orang untuk mengajak kepada
Islam, menyuruh pada yang ma‘ruf, dan mencegah dari yang munkar”.
"Karena itu, aku terus memperbanyak amal dan berjuang bersama anak-anakku sekalian untuk
menegakkan akhlak dan moral yang sudah bengkok. Kusadari bahwa menegakkan akhlak dan moral serta
berbagai persoalan Islam yang sudah bengkok memang merupakan tugas berat dan sulit."
Meskipun Muhammadiyah adalah sebuah gerakan sosial berbasis keagamaan, tetapi tidak pernah
mengandung unsur -unsur eksklusivisme dan kekerasan. Sifat sosial justru lebih menonjol
dibandingkan sektarian. Karakter Kyai Dahlan yang egaliter, supel, dan bergaul dengan semua
kalangan termasuk non muslim telah menjadi panutan yang tertanam dalam tata nilai gerakan
Muhammadiyah.
Kyai Dahlan juga tidak ragu bersahabat dengan kalangan Kristen seperti Pastor Van Lith. Van
Listh adalah pastor berkebangsaan Bendiri, pendiri seminari di Magelang dan menyelanggaran
sekolah untuk semua lapisan masyarakat. Keakraban Kyai Dahlan dengan Van Lith banyak
dipengaruhi oleh kesamaan pandangan dalam gerakan sosial. Beliau tidak ragu bergaul dengan
kalangan non Muslim dan berdialog langsung mengenai isu-isu sensitif seperti perbandingan
agama.
15
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
1) Challenge the process; Kyai Dahlan adalah tipe pembaharu yang tidak ragu menentang
kemapanan yang pada masanya telah diterima sebagai hal yang berlaku umum. Selain
pembaharuan dalam hal ajaran keagamaan, beliau juga membawa perspektif baru bahwa
semua orang berhak mendapatkan pendidikan dan perlakukan sosial yang sama, karena
Islam mengajarkan persamaan hak. Beliau tidak ragu untuk melakukan apa yang diyakini
dan mampu menjadi pelopor atas gagasannya sendiri.
Lesson learnt: Jika kita yakin akan tujuan dan kebenaran cita-cita kita, maka lakukanlah
dengan sepenuh hati sehingga dapat memberi pencerahan bagi orang lain. Pengikut akan
datang apabila pemimpin menunjukkan tindakan yang sesuai dengan apa yang diucapkan.
1) Inspire a shared vision; Kyai Dahlan memiliki visi jauh ke depan dan melewati batas –
batas waktu. Visi utama beliau adalah menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi
sosial keagamaan yang melayani semua lapisan masyarakat termasuk non Muslim. Visi ini
sangat relevan dengan kondisi saat ini dimana banyak pihak menggunakan jargon – jargon
agama justru untuk kepentingan pribadi. Agama diperdagangkan sebagai label politik dan
kehilangan amaliah berupa kerja nyata bagi umat manusia.
Lesson learnt: Sebuah visi harus universal dan melewati sekat – sekat sektarian sehingga
dapat diterima oleh semua kalangan. Saat ini Muhammadiyah lebih identik sebagai
organisasi sosial daripada kelompok kegamaan yang eksklusif.
2) Enable Others to act; Status legal formal sangat penting bagi gerakan sosial sehingga
anggotanya dapat bebas bergerak tanpa dicurigai pihak lain maupun pemerintah. Kyai
Dahlan menyadari hal ini, sehingga memperjuangkan legalitas Muhammadiyah. Legalitas
tersebut terbukti menjadi perangkat utama dalam organisasi sehingga kader – kader
Muhammadiyah tidak merasa ragu untuk bertindak.
16
September 2016 – Mata Kuliah Seminar Kepemimpinan
Lesson learnt: Struktur organisasi dan perangkat kepengurusan sangat penting dalam
mencapai tujuan. Menempatkan orang yang tepat di posisi yang benar, dan memberi
mereka dukungan yang dibutuhkan. Status legal merupakan dukungan tak ternilai dalam
menggerakkan organisasi.
3) Modeling the way; Suri teladan yang baik jauh lebih bermakna daripada ribuan baris kata-
kata. Karakter Kyai Dahlan lebih mengutamakan kerja nyata daripada wacana pemikiran.
Lesson learnt: Kesamaan antara ucapan dan tindakan akan lebih diperhatikan anak buah
daripada nasehat yang terus- menerus tanpa teladan.
5 Referensi
http://www.muhammadiyah.or.id/content-178-det-sejarah-singkat.html, diakses 1 September
2016
http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-154-det-timeline-muhammadiyah.html, diakses 1
September 2016
17