BAB IV
Aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal keras yang mempunyai nilai penetrasi 60/70, serat alam berupa sabut
kelapa, Asbuton sebagai aspal alam. Penentuan kadar optimum aspal dan serat sabut kelapa yang diambil yaitu Aspal +
serat sabut kelapa 0.3%. Rancang ulang pengujian kadar aspal optimum dan pengujian suhu pencampuran optimum
asbuton dengan serat alam (sabut kelapa) di laboratorium Jalan Raya Universitas Mercu Buana meliputi uji Marshall Kadar
Aspal Optimum, Marshall Immersion, dan pengujian wheel tracking di laboratorium Litbang Bandung. Suhu pencampuran
optimum pada campuran aspal minyak dengan modifier asbuton dan serat alam sabut kelapa bertujuan untuk memudahkan
saat pekerjaan pencampuran atau workability yang paling baik, yaitu saat aspal dan serat serta agregat dapat bercampur
dengan baik. Dikarenakan aspal saat berpengaruh terhadap suhu, jika suhunya terlalu tinggi maka aspal akan mencair tetapi
saat suhunya masih terlalu rendah maka aspal masih keras atau kaku.
IV-1
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
Stabilita
Isi Bj sx Kadar
Nomor Kadar Berat Berat Bend Berat Maksimu Bacaan Proving Stabilitas Aspal
Benda Uji aspal kering Berat SSD dalam Air a Uji Isi m VMA VIM VFB Stabilitas Ring x koreksi Flow MQ efektif
1084.0 542.0
1 5.00 0 1087.00 545.00 0 2.00 2.60 26.36 22.95 99.87 41.73 1478.96 1449.39 4.50 322.09 15.38
1110.0 544.0
2 5.00 0 1113.00 569.00 0 2.04 2.60 24.87 21.39 99.86 38.56 1366.62 1298.28 4.40 295.06 15.38
1099.0 536.0
3 5.00 0 1103.00 567.00 0 2.05 2.60 24.50 21.01 99.86 29.94 1061.11 1039.89 4.55 228.55 15.38
Rata -
Rata 5.00 2.03 2.60 25.24 21.79 99.86 1262.52 4.48 281.90 15.38
1080.0 526.0
1 5.50 0 1083.00 557.00 0 2.05 2.58 24.79 20.36 99.82 28.14 997.32 857.69 4.10 209.19 16.83
1081.0 527.0
2 5.50 0 1085.00 558.00 0 2.05 2.58 24.87 20.44 99.82 24.68 874.69 769.73 4.30 179.01 16.83
1083.0 529.0
3 5.50 0 1086.00 557.00 0 2.05 2.58 25.01 20.59 99.82 26.31 932.46 820.56 4.20 195.37 16.83
Rata -
Rata 5.50 2.05 2.58 24.89 20.46 99.82 816.00 4.20 194.52 16.83
1100.0 539.0
1 6.00 0 1101.00 562.00 0 2.04 2.56 25.64 20.31 99.79 26.31 932.46 913.81 4.20 217.57 18.27
1093.0 535.0
2 6.00 0 1094.00 559.00 0 2.04 2.56 25.57 20.22 99.79 26.31 932.46 820.56 4.00 205.14 18.27
1105.0 542.0
3 6.00 0 1108.00 566.00 0 2.04 2.56 25.72 20.39 99.79 26.31 932.46 867.19 5.00 173.44 18.27
Rata -
Rata 6.00 2.04 2.56 25.64 20.31 99.79 867.19 4.40 198.72 18.27
1094.0 532.0
1 6.50 0 1096.00 564.00 0 2.06 2.54 25.48 19.16 99.75 24.95 884.26 866.57 4.20 206.33 19.68
1109.0 538.0
2 6.50 0 1110.00 572.00 0 2.06 2.54 25.30 18.96 99.75 24.04 852.01 766.81 5.30 144.68 19.68
IV-2
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
1088.0 542.0
3 6.50 0 1089.00 547.00 0 2.01 2.54 27.25 21.08 99.77 23.13 819.76 803.36 5.70 140.94 19.68
Rata -
Rata 6.50 2.04 2.54 26.01 19.73 99.76 812.25 5.07 163.98 19.68
1112.0 541.0
1 7.00 0 1114.00 573.00 0 2.06 2.53 25.91 18.65 99.72 26.76 948.41 882.02 7.00 126.00 21.08
1094.0 543.0
2 7.00 0 1096.00 553.00 0 2.01 2.53 27.38 20.27 99.74 23.13 819.76 786.97 7.30 107.80 21.08
1109.0 542.0
3 7.00 0 1111.00 569.00 0 2.05 2.53 26.24 19.02 99.72 25.40 900.21 855.20 6.50 131.57 21.08
Rata -
Rata 7.00 2.04 2.53 26.51 19.31 99.73 841.39 6.93 121.79 21.08
BJ Effektif
BJ Aspal = 1.130 BJ Bulk Agregat = 2.580 Agregat = 2.786 Absorpsi Aspal = 3.239
IV-3
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
100
% Agregat % Aspal
BJ Effektif Agregat + BJ Aspal
100
(100-5,5) 5,5% = 2,58
2.7 + 1.13
B. Persen rongga di dalam agregat (VMA)
(VMA - VIM)
100 - VMA
IV-4
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
E. Stabilitas x koreksi
Stabilitas x (stabilitas x bacaan proofing ring kalibrasi proving ring)x koreksi benda uji)
F. Marshall quotient
Stabilitas
Flow
857,69 = 209,19
4,10
4.2.1.1 Stabilitas
Stabilitas campuran dalam pengujian marshall ditunjukan dengan pembacaan nilai stabilitas yang
dikoreksi dengan angka tebal benda uji. Stabilitas merupakan kemampuan lapis perkerasan untuk
IV-5
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
menahan deformasi akibat beban lalu lintas yang bekerja di atasnya, tanpa mengalami perubahan
bentuk seperti gelombang dan alur. Nilai stabilitas dipengaruhi oleh gesekan antar butiran
agregat (internal friction), penguncian antar butir agregat (interlooking) dan daya ikat yang baik
dari lapisan aspal (kohesi), disamping itu proses pemadatan, mutu agregat, dan kadar aspal juga
berpengaruh. Besarnya stabilitas aspal beton tergantung dari kadar aspal,semakin besar kadar
aspal maka semakin besar pula stabilitasnya hingga mencapai nilai optimum. Pada grafik 4.1
Hubungan kadar aspal dengan stabilitas terlihat mencapai optimum pada kadar aspal 5%
selanjutnya mulai turun sampai dengan cenderung stabil pada kadar aspal 5.5 %, 6%, 6.5%, 7%.
4.2.1.2 Kelelehan
Flow atau kelelehan menunjukkan besarnya penurunan atau deformasi yang terjadi pada lapis
keras akibat menahan beban yang diterimanya. Penurunan atau deformasi yang terjadi erat
IV-6
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
kaitannya dengan nilai karakteristik Marshall lainnya, seperti VFB (Vold Filled Bitumen), VIM
(Void In Mix) dan stabilitasnya. Nilai flow dipengaruhi antara lain oleh gradasi agregat, kadar
aspal dan proses pemadatan yang meliputi suhu pemadatan dan energi pemadatan.. Pada grafik
4.2 hubungan kadar aspal dengan kelelehan terlihat mengalami peningkatan, semakin besar
kadar aspal maka semakin besar pula kelelehannya. Dan nilai kelelehan tertinggi terdapat pada
Nilai Marshall Quotient (MQ) merupakan hasil bagi antara stabilitas dengan kelelahan (flow) dan
merupakan pendekatan terhadap tingkat kekakuan dan fleksibilitas campuran. Semakin besar
nilai Marshall Quotient (QM) berarti campuran semakin kaku dan sebaliknya semakin kecil
Marshall Quotient (QM) maka perkerasanya semakin lentur. Dari gambar 4.3 hubungan kadar
IV-7
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
aspal dengan Marshall Quotient (MQ) diketahui mengalami penurunan. Dan campuran beton
aspal yang memiliki nilai Marshall Quotient (MQ) optimum yaitu kadar aspal 5,5% dengan nilai
194.52 kg/mm.
VIM (Void In Mix) adalah banyaknya rongga dalam campuran yang dinyatakan dalam
prosentase. Rongga udara yang terdapat dalam campuran diperlukan untuk tersedianya ruang
gerak untuk unsur-unsur campuran sesuai dengan sifat elastisnya. Karena itu nilai VIM sangat
menentukan karakteristik campuran. Nilai VIM (Void In Mix) dipengaruhi oleh gradasi agregat,
kadar aspal dan density. Jika nilai VIM (Void In Mix) yang terlalu tinggi berkurangnya keawetan
dari lapis keras karena rongga yang terlalu besar akan memudahkan masuknya air dan udara
kedalam lapis perkerasan. Udara akan mengoksidasi aspal sehingga selimut aspal menjadi tipis
IV-8
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
dan kohesi aspal menjadi berkurang. Dari gambar 4.4 diatas diperoleh nilai VIM yang
mengalami penurunan, semakin besar kadar aspal yang digunakan maka semakin menurun nilai
VIM nya.
VMA (Void In Mineral Aggregate) adalah rongga udara yang ada diantara mineral agregat di
dalam campuran beraspal panas yang sudah didapatkan termasuk ruang yang terisi aspal. VMA
dinyatakan dalam prosentase dari campuran beraspal panas. VMA digunakan sebagai ruang
untuk menampung aspal dan volume rongga udara yang diperlukan dalam campuran beraspal
panas, besarnya nilai VMA dipengaruhi oleh kadar aspal, gradasi bahan susun, jumlah tumbukan
dan temperatur pemadatan. Dari gambar 4.5 diatas diketahui bahwa nilai VMA mengalami
peningkatan, semakin besar kadar aspal maka semakin besar juga nilai VMA.
IV-9
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
VFB (Void Filled Bitumen), menyatakan prosestase rongga udara yang terisi aspal pada
campuran yang telah mengalami pemadatan, Nilai VFB ini merupakan sifat kekedapan air dan
udara, maupun sifat elastis campuran. Nilai VFB dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
energi, suhu pemadatan, jenis dan kadar aspal, serta gradasi agregatnya. Nilai VFB yang semakin
besar berarti semakin banyaknya rongga udara yang terisi aspal sehingga kekedapan campuran
terhadap air dan udara akan semakin tinggi. Nilai VFB yang terlalu tinggi akan menyebabkan
lapis perkerasan mudah mengalami bleeding atau naiknya aspal kepermukaan. Nilai VFB (Void
Filled Bitumen) yang terlalu kecil akan menyebabkan kekedapan campuran terhadap air
berkurang karena sedikit rongga yang terisi aspal. Dengan banyaknya rongga yang kosong, air
dan udara akan mudah masuk kedalam lapis keras sehingga keawetan dari lapis keras akan
berkurang. Dari gambar 4.6 diatas diketahui bahwa nilai VFB mengalami penigkatan, semakin
besar kadar aspal maka semakin besar pula nilai VFB nya.
IV-10
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
Dari tabel 4.2 diatas maka diperoleh nilai kadar aspal optimum sebesar 5.5%, dimana kadar aspal
IV-11
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
BJ Aspal = 1.13 BJ Bulk Agregat = 2.580 BJ Effektif Agregat = 2.786 Absorpsi Aspal = 3,239
BENDA DENSITY
KADAR ASPAL 0 VMA VIM VFB STABILITAS FLOW MQ
SUHU ( C) (GRAM/
(%) (%) (%) (%) (KG) (MM) (KG/MM)
UJI CM3)
1 5.50 155 2.18 20.15 15.44 99.77 997.32 4.10 209.19
2 5.50 155 2.17 20,52 15.83 99.77 874.69 4.30 179.01
3 5.50 155 2.23 18.32 13.51 99.74 932.46 4.20 195.37
Syarat - 75% - 85% 3% - 5% - > 670 >2 190-300
IV-12
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
Kalibrasi Proving
Ring 35.44128
BJ Effektif Absorpsi
BJ Aspal = 1.13 BJ Bulk Agregat = 2.580 Agregat = 2.786 Aspal = 3.239
S S2
IKS 1 1 x 100%
S1
IKS = 83.16 %
IV-13
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
Berat
Nomor Benda % SUHU Berat Berat Dalam Berat Bj Bacaan Stabilitas Stabilitas Kadar
Uji Aspal (0C) kering SSD Air Isi Benda Uji Isi Maks VMA VIM VFB Stabilitas Kalibrasi Koreksi Flow MQ Aspal
1 5.50 110 1134.00 1153.00 648.00 505.00 2.25 2.58 17.75 12.90 99.73 10.20 361.50 354.27 6.70 52.88 16.83
2 5.50 110 1124.00 1146.00 642.00 504.00 2.24 2.58 17.95 13.11 99.73 29.00 1027.80 976.41 3.10 314.97 16.83
Rata - Rata 5.50 110 1131.50 2.24 2.58 17.85 13.01 99.73 665.34 4.90 183.92 16.83
1 5.50 120 1135.00 1154.00 649.00 505.00 2.25 2.58 17.68 12.83 99.73 24.00 850.59 731.51 6.15 118.94 16.83
2 5.50 120 1140.00 1165.00 649.00 516.00 2.21 2.58 19.08 14.31 99.75 30.00 1063.24 935.65 3.75 249.51 16.83
Rata - Rata 5.50 120 1137.50 2.23 2.58 18.38 13.57 99.74 833.58 4.95 184.23 16.83
1 5.50 130 1124.00 1143.00 641.00 502.00 2.24 2.58 17.99 13.15 99.73 25.00 886.03 868.31 6.10 142.35 16.83
2 5.50 130 1102.00 1154.00 652.00 502.00 2.20 2.58 19.59 14.85 99.76 27.00 956.91 842.08 3.90 215.92 16.83
Rata - Rata 5.50 130 1113.00 2.22 2.58 18.79 14.00 99.74 855.20 5.00 179.13 16.83
1 5.50 140 1137.00 1156.00 642.00 514.00 2.21 2.58 18.98 14.20 99.75 25.00 886.03 868.31 4.70 184.75 16.83
2 5.50 140 1130.00 1147.00 648.00 499.00 2.26 2.58 17.06 12.17 99.71 24.00 850.59 765.53 4.10 186.72 16.83
Rata - Rata 5.50 140 1133.50 2.24 2.58 18.02 13.18 99.73 816.92 4.40 185.73 16.83
1 5.50 150 1139.00 1153.00 639.00 514.00 2.22 2.58 18.83 14.05 99.75 35.00 1240.44 1153.61 5.60 206.00 16.83
2 5.50 150 1135.00 1154.00 638.00 516.00 2.20 2.58 19.43 14.68 99.76 22.00 779.71 748.52 4.20 178.22 16.83
Rata - Rata 5.50 150 1137.00 2.21 2.58 19.13 14.37 99.75 951.07 4.90 192.11 16.83
1 5.50 160 1137.00 1158.00 642.00 516.00 2.20 2.58 19.29 14.53 99.75 35.00 1240.44 1091.59 3.40 321.06 16.83
2 5.50 160 1138.00 1154.00 644.00 512.00 2.22 2.58 18.59 13.79 99.74 24.00 850.59 731.51 3.10 235.97 16.83
Rata - Rata 5.50 160 1137.50 2.21 2.58 18.94 14.16 99.75 911.55 3.25 278.51 16.83
BJ Aspal = 1.13 BJ Bulk Agregat = 2.580 BJ Effektif Agregat = 2.786 Absorpsi Aspal = 3.239
IV-14
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
100
% Agregat % Aspal
BJ Effektif Agregat + BJ Aspal
100
(100-5,5) 5,5% = 2,58
2.7 + 1.13
A. Persen rongga di dalam agregat (VMA)
(VMA - VIM)
100 - VMA
(17,99 – 13,15)
100 - 17,99 = 99,73
IV-15
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
D. Stabilitas x koreksi
Stabilitas x (stabilitas x bacaan proofing ring kalibrasi proving ring)x koreksi benda uji)
E. Marshall quotient
868,31 = 142,35
6,10
Nilai Marshall Quotient (MQ) merupakan hasil bagi antara stabilitas dengan kelelahan (flow) dan
merupakan pendekatan terhadap tingkat kekakuan dan fleksibilitas campuran. Semakin besar
nilai Marshall Quotient (QM) berarti campuran semakin kaku dan sebaliknya semakin kecil
IV-16
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
Marshall Quotient (QM) maka perkerasannya semakin lentur. Dari gambar 4.7 hubungan Suhu
pencampuran dengan Marshall Quotient (MQ) diketahui cendrung mengalami penurunan pada
suhu 1300 C dan kembali naik pada suhu selanjutnya. Dan campuran Suhu pencampuran beton
aspal yang memiliki nilai Marshall Quotient (MQ) optimum yaitu pada suhu 1300 C. Di saat
suhu inilah workability antara agregat,aspal dan serat yang paling ideal. Suhu pencampuran aspal
panas tanpa tambahan BNA dan serat berkisar antara 1450C-1600C. Sehingga dengan
penambahan BNA dan serat alam berupa sabut kelapa dapat menurunkan suhu pencampuran
= 4500 cm3
= 9409.5 gram
= 517. 52 gram
= 8891.977 gram
IV-17
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
TABEL 4.7 Penentuan Berat Agregat Berdasarkan Gradasi Campuran SMA 0/11
Persen (%)
Ukuran saringan Berat Agregat
Tertahan Komulatif
No (mm) (gram)
1" 25.4 -
3/4" 19.1 -
N0.16 1.19 -
No.30 0.6 -
Berat Apal Modifier Serat (0.3%) (gram) Aspal (99.7%) (gram) (gram)
388.14
517.5225 129.38
1.164 386.98
IV-18
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
WAKT
JENIS BENDA
U PASSING SATUAN
UJI (AC – WC)
(MENIT
)
0 0 0,00 mm
1 21 0,94 mm
5 105 1,83 mm
10 210 2.40 mm
15 315 2,79 mm
30 630 3.60 mm
45 945 4.16 mm
60 1260 4.55 mm
DO = Ren Awal 2,99 mm
RD = Kecepatan
0,0260 mm/menit
Deformasi
DS = Dinamis Stabilitas 1615.4 lintasan/mm
IV-19
BAB IV Hasil Analisa Dan Data
Dari data didapat, dapat dilihat bahwa nilai dynamic stabilty (DS) adalah sebesar
1615,4 lintasan/mm, yang mempunyai arti bahwa terjadi deformasi 1 mm setiap kurang
lebih 2032 lintasan dengan beban seberat 6,4 0,15 kg/cm2 pada suhu 600C.
Maka dapat disimpulkan bahwa pada pengujian wheel tracking ini hasil yang
didapat tidak memenuhi persyaratan yang ada, dikarenakan pada pengujian ini nilai
dynamic stability (DS) kurang dari 2500 lintasan/mm. Salah satunya hal ini dapat
diakibatkan dari gradasi agregat pada campuran tersebut.
IV-20