J THOMSON
(NISBAH MUATAN LISTRIK e/m)
Email : Asriandi.mks93@gmail.com
Abstrak
1
I . PENDAHULUAN
2
perhitungan grafik dan menghitung persen perbedaannya.
3
II.I Atom Thomson
Model struktur atom diperkenalkan pertama kali oleh J.J. Thomson pada
tahun 1898, yang telah tersohor karena keberhasilannya mencirikan electron dan
mengukur nisbah (perbandingan) muatan terhadap massa (e/m) elektron. Model
atom yang diperkenalkan oleh Thomson dapat dijelaskan beberapa sifat yang
dimiliki oleh atom, seperti ukuran, massa, jumlah electron, dan kenetralan
muatan listrik. Mengingat bahwa pada kenyataannya sering kali atom-
atom tidak memancarkan dan menyerap radiasi pada frekuensi yang sama.
Kegagalan yang paling cocok adalah munculnya dari hamburan partikel
bermuatan atom ( Iswadi, 2003).
Sinar katoda merupakan sinar dengan muatan negatif yang memiliki sifat
yakni mampu menghitamkan plat foto, dapat menghasilkan sinar 36, sinar
katoda merambat menurut garis lurus, dapat menghasilkan panas, dapat
memendarkan sulfida, dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet.
Pada tahun, 1869 fisikawan Jerman Johann Wilhelm Hittorf melakukan kajian
mengenai konduktivitas listrik dalam gas, dari eksperimen ini berhasil
menemukan sebuah pancaran yang dipancarkan dari katoda dimana ukurannya
dari pancaran ini terus meningkat seiring dengan menurunnya tekanan gas,
pada tahun, 1876 fisikawan Jerman Eugen goldstein menunjukkan bahwa sinar
pancaran ini menghasilkan bayangnya dan kemudian diberi nama sinar katoda
(kenneth, 1982).
Percobaan tabung sinar katoda pertama kali dilakukan william crookes
(1875). Hasil eksperimennya adalah ditemukannya seberkas sinar yang muncul
dari arah katoda menuju ke anoda yang disebut sinar katoda. George Johnstone
Stoney (1891) yang memberikan nama sinar katoda disebut “ elektron ”.
Kelemahan dari teori Stoney adalah tidak dapat menjelaskan pengertian atom
dalam suatu unsur memiliki sifat yang sama sedangkan unsur yang berbeda akan
memiliki sifat berbeda, padahal keduanya sama-sama memiliki elektron. Antoine
henri becquerel (1896) menentukan sinar yang dipancarkan dari unsur-
4
unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan elektron. Joseph John Thomson
(1897) melanjutkan eksperimen william crookes yaitu pengaruh medan listrik
dan medan magnet dalam tabung sinar katoda.
Berdasarkan eksperimennya Thomson mengukur bahwa kecepatan
sinar katoda jauh lebih kecil dibandingkan kecepatan cahaya. Selain itu Ia juga
menetapkan perbandingan muatan listrik (e) dengan massa (m). Hasil rata-rata
e/m sinar katoda kira-kira, 5,4, dan 3 Coulumb per kilogram. Dengan demikian
partikel sinar katoda bermuatan negatife dan merupakan partikel dasar suatu
benda yang harus ada pada setiap atom.
J.J. Thompson membuat gas discharge tubes khusus untuk membuat
pengukuran secara kuantitatif sifat-sifat sinar katoda. Thompson membuat
anoda berbentuk lempengan yang berlubang ditengahnya (lalu di belakangnya
dibuat dinding yang akan berflouresensi jika tertembak electron. Dibelakang
anoda pun Thomson menyusun sepasang lempengan logam yang bermuatan
positif dan negatif, diatas dan di bawah, serta medan magnet kutub utara dan
selatan dikanan dan kiri sedemikian rupa.
Proses percobaan tersebut adalah sebagai berikut :
Berkas 1: hanya dengan adanya medan listrik, berkas sinar katoda dibelokkan
keatas menyentuh layar pada titik 1.
Berkas 2: hanya dengan adanya medan magnet, berkas sinar katoda dibelokkan
kebawah menyentuh layar pada titik 2.
5
Berkas 3: berkas sinar katoda akan lurus dan menyentuh layar dititik 3, bila
medan listrik dan medan magnet sama besar.
Jari-jari lintasan R dapat dihitung melalui mistar pada layar. Dengan
mengukur potensial pemercepat (V), arus kumparan helmholtz (I), dan jari-jari
melingkar elektron (r), maka nilai e/m dapat dihitung dengan mudah.
Berkas elektron dipenuhi oleh gaya magnetik Fm dan gaya sentripugal Fs
kedua gaya tersebut memberikan nilai :
Dan
Fm=q v B
karena Fm=Fs, maka
q=e
: muatan elektron
(11.2)
Sehingga :
(11.3)
Elektron dipercepat melalui potensial (v) dikarenakan
memiliki energi kinetik,
(11.4)
(11.5)
6
(11.6)
Jika persamaan (11.3) dan (11.4) disubtitusikan ke
persamaan (11.1), maka diperoleh :
(11.7)
Dengan
v = Potensial Pemercepat (Volt)
µ0 = Permeabilitas
a = Jejari Kumparan Helmholtz (Cm)
I = Arus kumparan Helmholtz (A)
r = Jejari Berkas Elektron (Cm)
7
III. METODOLOGI PERCOBAAN
Kedua kumparan diputar terhadap satu sama lain dalam aturan Helmholtz. Pada
saat ini harus sama dikedua gulungan, koneksi dalam seri adalah lebih baik
8
untuk koneksi secara parallel. Arus maksimum kontinyu yang diizinkan 5 A tidak
boleh terlewati. Jika polaritas medan magnet benar, sebuah lintasan cahaya
melengkung terlihat diruang gelap. Dengan memvariasikan medan magnet (arus)
dan kecepatan electron (percepatan dan tegangan fokus) jari-jari orbit dapat
disesuaikan sedemikian rupa sehingga bertetapan dengan radius yang ditetapkan
oleh luminous. Ketika berkas electron bertetapan dengan jejak bercahaya, hanya
setengah dari lingkaran diamati. jari-jari lingkaran kemudian 2,3,4 atau 5, jika
jalur memiliki bentuk heliks yang ini harus di hilangkan dengan memutar belum
tube sempit sekitar sumbu longitudinal.
9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
µo = 4π � 10-7 Wb/A.m2
a = 0.2 m
N = 154 lilitan
V = 101,6V
I = 0,814A
r = 0,05 m
10
Dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas untuk r = 0,02, r = 0,03, r
= 0,04, r= 0,05 dapat dilihat dilampiran , dengan Nilai e/m dapat diperoleh seperti
pada tabel berikut :
Tabel 4.2 : Hasil Perhitungan e/m (C/kg)
IV.3 Grafik
11
a. Grafik hubungan antara tegangan pemercepat V (V) terhadap kuat arus
12
d. Grafik hubungan antara tegangan pemercepat V (V) terhadap kuat arus
electron I (A) untuk jari-jari 0,02 m
IV.4 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, telah didapatkan bahwa
pada percobaan J.J. Thomson ini sinar katoda merupakan partikel-partikel
yang jauh lebih ringan dari pada atom dan berada di semua bentuk benda. Hal ini
ditunjukkan dengan menentukan perbandingan muatan permassa elektron
(e/m). Partikel yang menjadi bagian dari sebuah atom tersebut dinamakan
elektron. Pada percobaan ini, medan magnet berasal dari kumparan Helmholtz
yang menghasilkan medan seragam. Tabung e/m berisi helium di lengkapi
dengan senapan elektron dan pelat difeleksi menghasilkan medan listrik. Untuk
melepaskan elektron dibutuhkan 101,6 MeV. Lepasnya elektron ditandai dengan
garis elektron yang sejajar keatas, dapat dilihat pada tabung sinar katoda.
Jejari kumparan Helmholtz berukuran 20 cm dengan jumlah lilitan (N=154 lilitan)
dengan permeabilitas ruang hampa yaitu dengan nilai 4πx10-7 Wb/Am
Jejari berkas elektron terbentuk melalui pengaturan dari power supply universal.
13
digunakan semakin rendah, maka arus semakin besar.Namun, untuk pengukuran
arusnya terbatas, ini disebabkan karena partikel disini memiliki batas maksimum
dalam pengukuran arusnya, sehingga jika telah mencapai batas maksimum,
maka akan bernilai 0 (nol). Data hasil pengamatan pada tegangan 101,6 volt
sampai 224,6 volt maka diperoleh nilai hasil perhitungan e/m rata-rata sebesar
jejari 0,05 m dengan nilai e/m secara pustaka rata-rata sebesar C/Kg.
v. PENUTUP
V .1 kesimpulan
kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Semakin besar nilai tegangan pemercepatnya maka akan semakin kecil
nilai jejari berkas elektronnya, begitu juga sebaliknya jika semakin kecil nilai
tegangan pemercepatnya maka akan semakin besar nilai jejari berkas
elektronnya.
2. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh nilai e/m rata-rata hasil perhitungan
adalah 2,56156 x 1011 C/kg dan nilai e/m rata-rata hasil grafik adalah
sebesar 1,76 X 1011 C/kg.
3. Persen perbedaan nilai e/m secara teori dengan hasil perhitungan adalah
sebesar 2,56156 x 1011 C/kg dan perbedaan nilai e/m secara teori dengan
hasil grafik adalah sebesar 1,76 x 1011 C/kg. Sedangkan perbandingan
antara nilai hitung e/m dengan grafik adalah sebesar 45,54%
V. 2 Saran
14
Saran yang dapat disampaikan dalam percobaan ini adalah sebaiknya
pada percobaan selanjutnya, jejari berkas electron dan alat-alat yang akan
digunakan dapat diperiksa terlebih dahulu, agar pada saat pengambilan data
tidak menghambat percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Iswadi. 2013. Fisika Modern Makassar : Alauddin University Press. Tim Dosen
krane, kenneth S. 1992. Fisika Modern. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Tim dosen. 2016. Penuntun Praktikum Fisika Eksperimen 1. Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar
15
LAPORAN SEMENTARA
16
1 101,6 0,814 1,047 1,484 2,515
2 120,2 0,961 1,198 1,598 2,774
3 139,6 1,023 1,285 1,885 3,039
4 157,8 1,134 1,420 1,992 3,147
5 181,6 1,226 1,565 2,145 3,380
6 199,9 1,300 1,661 2,268 3,544
7 224,6 1,378 1,745 2,400 3,862
17