Anda di halaman 1dari 17

PERCOBAAN J.

J THOMSON
(NISBAH MUATAN LISTRIK e/m)

Asriandi1, Ansar2, Ahmad Quraisy Fitrah3, Resta Febrianto Mujiat4

Mahasiswa Jurusan Fisika Fakultas Sain Dan Teknologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

Email : Asriandi.mks93@gmail.com

Abstrak

Eksperiment J.J. Thomson ini, bertujuan untuk (I) mengetahui hubungan


antara tegangan pemercepat dengan jejari berkas electron, menentukan
besarnya nilai e/m untuk parti kel elektron berdasarkan hasil
percobaan dan grafi k serta mengetahui perbandingan nilai e/m secara
pustaka dengan hasil perhitungan dan persen perbedaannya pada percobaan
ini dilakukan dengan menghubungkan arus kumparan ( I ), tegangan
pemercepat ( V ), jari-jari berkas elektron (r),dari perumusan nilai tetapan
serta nilai variabel yang diukur maka hasilnya akan di dekatkan terhadap
nilai pustaka energi permassa elektron (e/m).Dari hasil percobaan nilai
perhitungan (e/m) rata-rata 2,56156 x 1011c/kg, kemudian nilai rerata grafik
(e/m) rata-rata 1,76 X 11c/kg.

Keywords : J.J Thomson, (e/m), helmholtz, elektron, sinar katoda.

1
I . PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson melalui percobaan tabung sinar
katoda. Sejuah tabung sinar katoda terdiri dari tabung gelas tertutup dipasang
dikedua ujungnya dengan disk logam yang disebut elektroda. Elektroda tersebut
kemudian di hubungkan ke sumber listrik. Salah satu elektroda yang disebut
dengan anoda bermuatan positif sedangkan elektroda lainnya yang disebut
katoda bermuatan negatif. Sebuah sinar cahaya (sinar katoda) melakukan
perjalanan dari katoda ke anoda.
Prinsip yang digunakan Thomson dalam melakukan pengukuran ini adalah
jika suatu muatan elektron bergerak di dalam ruang yang berada di bawah
. pengaruh medan magnet atau medan listrik maka muatan tersebut akan
mengalami gaya sehingga pergerakan elektron akan menyimpang. Adanya gejala
fisis ini dipertimbangkan sebagai pergerakan muatan elektron didalam medan
magnet maupun medan listrik persis seperti partikel yang dilemparkan horizontal
didalam medan gravitasi bumi.
Berdasarkan diatas maka dilakukanlah percobaan ini guna untuk
mengetahui hubungan antara tegangan pemercepat dengan jejari berkas
electron (untuk menentukan besarnya nilai e/m untuk partikel electron
berdasarkan hasil percobaan (dan untuk membandingkan nilai e/m secara
pustaka dengan hasil perhitungan grafik dan menghitung persen perbedaannya

I.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada percobaan ini adalah :
1. Bagaimana hubungan antara tegangan pemercepat dengan jejari berkas
electron.
2. Seberapa besar nilai e/m untuk partikel electron berdasarkan hasil
percobaan.
3. Bagaimana perbandingan nilai e / m secara pustaka dengan hasil

2
perhitungan grafik dan menghitung persen perbedaannya.

I.3 Tujuan Percobaan


Tujuan percobaan pada ekperimen ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tegangan pemercepat
dengan jejari berkas electron.
2. Untuk menentukan besarnya nilai e/m untuk partikel electron berdasarkan
hasil percobaan.
3. Membandingkan nilai e/m secara pustaka dengan hasil perhitungan grafik
dan persen perbedaannya.

I.4 Ruang Lingkup


Pada percobaan ini akan membahas tentang nisbah muatan listrik antara
muatan electron dengan massa electron (e/m), dimana secara umum akan
dibahas hubungan antara tegangan pemercepat dengan jejari berkas electron,
nilai e/m untuk partikel electron, dan nilai e/m secara pustaka dengan hasil
perhitungan grafik dan persen perbedaannya.

I.5 Manfaat Percobaan


Manfaat percobaan yang diperoleh dalam eksperimen ini adalah
1.Dari hasil eksperimen ini diharapkan dapat memberikan informasi
hubungan antara tegangan pemercepat dengan jejari berkas electron.
2.Diharapakan dapat memberikan informasi tentang besarnya nilai e/m
untuk partikel electron.

II. TINJAUAN PUSTAKA

3
II.I Atom Thomson
Model struktur atom diperkenalkan pertama kali oleh J.J. Thomson pada
tahun 1898, yang telah tersohor karena keberhasilannya mencirikan electron dan
mengukur nisbah (perbandingan) muatan terhadap massa (e/m) elektron. Model
atom yang diperkenalkan oleh Thomson dapat dijelaskan beberapa sifat yang
dimiliki oleh atom, seperti ukuran, massa, jumlah electron, dan kenetralan
muatan listrik. Mengingat bahwa pada kenyataannya sering kali atom-
atom tidak memancarkan dan menyerap radiasi pada frekuensi yang sama.
Kegagalan yang paling cocok adalah munculnya dari hamburan partikel
bermuatan atom ( Iswadi, 2003).
Sinar katoda merupakan sinar dengan muatan negatif yang memiliki sifat
yakni mampu menghitamkan plat foto, dapat menghasilkan sinar 36, sinar
katoda merambat menurut garis lurus, dapat menghasilkan panas, dapat
memendarkan sulfida, dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet.
Pada tahun, 1869 fisikawan Jerman Johann Wilhelm Hittorf melakukan kajian
mengenai konduktivitas listrik dalam gas, dari eksperimen ini berhasil
menemukan sebuah pancaran yang dipancarkan dari katoda dimana ukurannya
dari pancaran ini terus meningkat seiring dengan menurunnya tekanan gas,
pada tahun, 1876 fisikawan Jerman Eugen goldstein menunjukkan bahwa sinar
pancaran ini menghasilkan bayangnya dan kemudian diberi nama sinar katoda
(kenneth, 1982).
Percobaan tabung sinar katoda pertama kali dilakukan william crookes
(1875). Hasil eksperimennya adalah ditemukannya seberkas sinar yang muncul
dari arah katoda menuju ke anoda yang disebut sinar katoda. George Johnstone
Stoney (1891) yang memberikan nama sinar katoda disebut “ elektron ”.
Kelemahan dari teori Stoney adalah tidak dapat menjelaskan pengertian atom
dalam suatu unsur memiliki sifat yang sama sedangkan unsur yang berbeda akan
memiliki sifat berbeda, padahal keduanya sama-sama memiliki elektron. Antoine
henri becquerel (1896) menentukan sinar yang dipancarkan dari unsur-

4
unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan elektron. Joseph John Thomson
(1897) melanjutkan eksperimen william crookes yaitu pengaruh medan listrik
dan medan magnet dalam tabung sinar katoda.
Berdasarkan eksperimennya Thomson mengukur bahwa kecepatan
sinar katoda jauh lebih kecil dibandingkan kecepatan cahaya. Selain itu Ia juga
menetapkan perbandingan muatan listrik (e) dengan massa (m). Hasil rata-rata
e/m sinar katoda kira-kira, 5,4, dan 3 Coulumb per kilogram. Dengan demikian
partikel sinar katoda bermuatan negatife dan merupakan partikel dasar suatu
benda yang harus ada pada setiap atom.
J.J. Thompson membuat gas discharge tubes khusus untuk membuat
pengukuran secara kuantitatif sifat-sifat sinar katoda. Thompson membuat
anoda berbentuk lempengan yang berlubang ditengahnya (lalu di belakangnya
dibuat dinding yang akan berflouresensi jika tertembak electron. Dibelakang
anoda pun Thomson menyusun sepasang lempengan logam yang bermuatan
positif dan negatif, diatas dan di bawah, serta medan magnet kutub utara dan
selatan dikanan dan kiri sedemikian rupa.
Proses percobaan tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar II: percobaan J.J Thomson

Berkas 1: hanya dengan adanya medan listrik, berkas sinar katoda dibelokkan
keatas menyentuh layar pada titik 1.
Berkas 2: hanya dengan adanya medan magnet, berkas sinar katoda dibelokkan
kebawah menyentuh layar pada titik 2.

5
Berkas 3: berkas sinar katoda akan lurus dan menyentuh layar dititik 3, bila
medan listrik dan medan magnet sama besar.
Jari-jari lintasan R dapat dihitung melalui mistar pada layar. Dengan
mengukur potensial pemercepat (V), arus kumparan helmholtz (I), dan jari-jari
melingkar elektron (r), maka nilai e/m dapat dihitung dengan mudah.
Berkas elektron dipenuhi oleh gaya magnetik Fm dan gaya sentripugal Fs
kedua gaya tersebut memberikan nilai :

Dan

Fm=q v B
karena Fm=Fs, maka

q=e
: muatan elektron

(11.2)
Sehingga :

(11.3)
Elektron dipercepat melalui potensial (v) dikarenakan
memiliki energi kinetik,
(11.4)

Kecepatan electron menjadi :

(11.5)

Medan magnet yang dihasilkan disekitar sumbu sepasang kumparan Helmholtz


diberikan oleh :

6
(11.6)
Jika persamaan (11.3) dan (11.4) disubtitusikan ke
persamaan (11.1), maka diperoleh :

(11.7)
Dengan
v = Potensial Pemercepat (Volt)
µ0 = Permeabilitas
a = Jejari Kumparan Helmholtz (Cm)
I = Arus kumparan Helmholtz (A)
r = Jejari Berkas Elektron (Cm)

7
III. METODOLOGI PERCOBAAN

III.I Waktu Dan Tempat


Eksperimen ini dilakukan pada hari Jum’at, 24 Mei 2019, pukul 09.30
11.00 WITA, di Laboratorium Optik Lantai II, Jurusan Fisika Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata – Gowa.

III.2 Alat Dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu balok tabung dengan
soket, power supply (0-600 V), power supply (universal), kumparan Helmholtz
dan digital multimeter.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu kabel
penghubung (4 mm plug, 32 A, merah, l = 10 cm), kabel penghubung (4 mm plug,
32 A, biru, l = 10 cm), kabel penghubung (4 mm plug, 32 A, merah, l = 75 cm),
kabel penghubung (4 mm plug, 32 A, biru, l = 75 cm), kabel penghubung (4 mm
plug, 32 A, kuning, l = 75 cm).

III.3 Prosedur Kerja


Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan. Merangkai alat dan bahan
seperti gambar berikut :

Gambar III: rangkaian


percobaan e/m

Kedua kumparan diputar terhadap satu sama lain dalam aturan Helmholtz. Pada
saat ini harus sama dikedua gulungan, koneksi dalam seri adalah lebih baik

8
untuk koneksi secara parallel. Arus maksimum kontinyu yang diizinkan 5 A tidak
boleh terlewati. Jika polaritas medan magnet benar, sebuah lintasan cahaya
melengkung terlihat diruang gelap. Dengan memvariasikan medan magnet (arus)
dan kecepatan electron (percepatan dan tegangan fokus) jari-jari orbit dapat
disesuaikan sedemikian rupa sehingga bertetapan dengan radius yang ditetapkan
oleh luminous. Ketika berkas electron bertetapan dengan jejak bercahaya, hanya
setengah dari lingkaran diamati. jari-jari lingkaran kemudian 2,3,4 atau 5, jika
jalur memiliki bentuk heliks yang ini harus di hilangkan dengan memutar belum
tube sempit sekitar sumbu longitudinal.

9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.I Hasil Pengamataan


Tabel 1 : Hasil Pengukuran tegangan dan arus pada masing-masing jejari
berkas elektron
N = 154 lilitan
a = 20 cm
µ˳ = 4ᴫ × 10⁻⁷Wb/Am²
r = 0,05 m r = 0,04 m r = 0,03 m r = 0,02 m
No V (Volt)
I (A) I (A) I (A) I (A)
1 101,6 0,814 1,047 1,484 2,515
2 120,2 0,961 1,198 1,598 2,774
3 139,6 1,023 1,285 1,885 3,039
4 157,8 1,134 1,420 1,992 3,147
5 181,6 1,226 1,565 2,145 3,380
6 199,9 1,300 1,661 2,268 3,544
7 224,6 1,378 1,745 2,400 3,862

IV.2 Analisis Data


A. Nilai e/m dari hasil percobaan

µo = 4π � 10-7 Wb/A.m2
a = 0.2 m
N = 154 lilitan
V = 101,6V
I = 0,814A
r = 0,05 m

10
Dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas untuk r = 0,02, r = 0,03, r
= 0,04, r= 0,05 dapat dilihat dilampiran , dengan Nilai e/m dapat diperoleh seperti
pada tabel berikut :
Tabel 4.2 : Hasil Perhitungan e/m (C/kg)

Hasil Perhitungan e/m (C/Kg)


r = 0,05 m r = 0,04 m r = 0,03 m r = 0,02 m
2.56156E+11 2.41924E+11 2.14083E+11 1.67709E+11
2.17429E+11 2.1861E+11 2.18428E+11 1.63091E+11
2.2284E+11 2.20678E+11 1.82314E+11 1.5782E+11
2.04994E+11 2.042725E+11 1.84538E+11 1.66361E+11
2.01834E+11 1.93538E+11 1.83155E+11 1.65967E+11
1.97599E+11 1.89127E+11 1.80336E+11 1.66175E+11
1.97593E+11 1.9253E+11 1.80944E+11 1.57226E+11

B. Mengitung % perbedaan (e/m) pustaka dengan (e/m) hitung.

Hasil Perhitungan % Perbedaan


r = 0,05 m r = 0,04 m r = 0,03 m r = 0,02 m
45.543 37.456 21.638 4.710
23.539 24.210 24.106 7.334
26.613 25.385 3.587 10.329
16.473 16.063 1.825 5.477
14.678 9.964 4.851 5.700
12.272 7.458 2.463 5.582
12.268 9.392 2.809 10.667

IV.3 Grafik

11
a. Grafik hubungan antara tegangan pemercepat V (V) terhadap kuat arus

electron I (A) untuk jari-jari 0,05 m

b. Grafik hubungan antara tegangan pemercepat V (V) terhadap kuat arus

electron I (A) untuk jari-jari 0,04 m

c. Grafik hubungan antara tegangan pemercepat V (V) terhadap kuat arus


electron I (A) untuk jari-jari 0,03 m

12
d. Grafik hubungan antara tegangan pemercepat V (V) terhadap kuat arus
electron I (A) untuk jari-jari 0,02 m

IV.4 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, telah didapatkan bahwa
pada percobaan J.J. Thomson ini sinar katoda merupakan partikel-partikel
yang jauh lebih ringan dari pada atom dan berada di semua bentuk benda. Hal ini
ditunjukkan dengan menentukan perbandingan muatan permassa elektron
(e/m). Partikel yang menjadi bagian dari sebuah atom tersebut dinamakan
elektron. Pada percobaan ini, medan magnet berasal dari kumparan Helmholtz
yang menghasilkan medan seragam. Tabung e/m berisi helium di lengkapi
dengan senapan elektron dan pelat difeleksi menghasilkan medan listrik. Untuk
melepaskan elektron dibutuhkan 101,6 MeV. Lepasnya elektron ditandai dengan
garis elektron yang sejajar keatas, dapat dilihat pada tabung sinar katoda.
Jejari kumparan Helmholtz berukuran 20 cm dengan jumlah lilitan (N=154 lilitan)
dengan permeabilitas ruang hampa yaitu dengan nilai 4πx10-7 Wb/Am
Jejari berkas elektron terbentuk melalui pengaturan dari power supply universal.

Dari hasil percobaan diperoleh bahwa semakin besar jejari berkas


elektron yang digunakan maka arus yang terukur semakin kecil, begitupun
sebaliknya semakin rendah jejari berkas elektron yang digunakan maka semakin
besar arus yang terukur. Pada percobaan ini, jika jejari berkas elektron yang

13
digunakan semakin rendah, maka arus semakin besar.Namun, untuk pengukuran
arusnya terbatas, ini disebabkan karena partikel disini memiliki batas maksimum
dalam pengukuran arusnya, sehingga jika telah mencapai batas maksimum,
maka akan bernilai 0 (nol). Data hasil pengamatan pada tegangan 101,6 volt

sampai 224,6 volt maka diperoleh nilai hasil perhitungan e/m rata-rata sebesar

C/Kg dengan persen perbedaan rata-rata sebesar 45,54 % untuk

jejari 0,05 m dengan nilai e/m secara pustaka rata-rata sebesar C/Kg.

v. PENUTUP
V .1 kesimpulan
kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Semakin besar nilai tegangan pemercepatnya maka akan semakin kecil
nilai jejari berkas elektronnya, begitu juga sebaliknya jika semakin kecil nilai
tegangan pemercepatnya maka akan semakin besar nilai jejari berkas
elektronnya.
2. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh nilai e/m rata-rata hasil perhitungan
adalah 2,56156 x 1011 C/kg dan nilai e/m rata-rata hasil grafik adalah
sebesar 1,76 X 1011 C/kg.
3. Persen perbedaan nilai e/m secara teori dengan hasil perhitungan adalah
sebesar 2,56156 x 1011 C/kg dan perbedaan nilai e/m secara teori dengan
hasil grafik adalah sebesar 1,76 x 1011 C/kg. Sedangkan perbandingan
antara nilai hitung e/m dengan grafik adalah sebesar 45,54%

V. 2 Saran

14
Saran yang dapat disampaikan dalam percobaan ini adalah sebaiknya
pada percobaan selanjutnya, jejari berkas electron dan alat-alat yang akan
digunakan dapat diperiksa terlebih dahulu, agar pada saat pengambilan data
tidak menghambat percobaan.

DAFTAR PUSTAKA
Iswadi. 2013. Fisika Modern Makassar : Alauddin University Press. Tim Dosen
krane, kenneth S. 1992. Fisika Modern. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Tim dosen. 2016. Penuntun Praktikum Fisika Eksperimen 1. Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar

15
LAPORAN SEMENTARA

Judul Percobaan : Percobaan J.J.Thomson (Nisbah Muatan Listrik e/m)


Hari/ Tanggal : Jum’at, 24 Mei 2019
Nama/ Nim : Asriandi/ 60400116018
Kelompok : II (Dua)
Rekan kerja : Ansar
Resta Febrianto Mujiat
Ahmad Quraisy Fitrah
Pembimbing : Akhmad Yani, S.Si
Hasil Pengamatan
N = 154 lilitan
a = 20 cm = 0.2 m
µ0 = 4π x 10-7 Wb/Am2 = 0.000001256 Wb/Am2
Hasil Pengamatan pada Perobaan J.J.Thomson

N r = 0,05 m r = 0,04 m r = 0,03 m r = 0,02 m


V (Volt)
o I (A) I (A) I (A) I (A)

16
1 101,6 0,814 1,047 1,484 2,515
2 120,2 0,961 1,198 1,598 2,774
3 139,6 1,023 1,285 1,885 3,039
4 157,8 1,134 1,420 1,992 3,147
5 181,6 1,226 1,565 2,145 3,380
6 199,9 1,300 1,661 2,268 3,544
7 224,6 1,378 1,745 2,400 3,862

Jumat, 24 Mei 2019


Pembimbing Praktikan

Akhmad Yani, S.Si Asriandi


Nim: 60400116018

17

Anda mungkin juga menyukai