PENDAHULUAN
Manusia dan binatang memiliki flora normal yang melimpah dalam tubuhnya
yang penyakit melimpah dalam tubuhnya yang biasanya tidak menyebabkan
tetapi mencapai keseimbangan yang menjamin bakteri dan inang untuk tetap
bertahan, tumbuh dan berpropagasi.Beberapa bakteri penting yang menyebabkan
penyakit pada perbenihan biasanya tumbuh bersama dengan flora normal
(misalnya Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus).Ada beberapa
bakteria yang sudah jelas patogen (misalnya Salmonella typhi), tapi infeksi tetap
belum kelihatan atau subklinis dan inang merupakan “pembawa” bakteri
(Brooks, dkk 2005).
1
maka bakteri ini akan masuk ke dalam tubuh baik melalui mulut,
inhalasi,maupun penetrasi kulit. Jika bakteri ini masuk ke dalam peredaran darah
dan menyebar ke organ tubuh lainnya maka akan merusak organ-organ tubuh
tersebut dan menyebabkan berbagai penyakit. Misalnya Staphylococcus
aureus dapat menyebabkan penyakit infeksi pada folikel rambut dan kelenjar
keringat, meningitis, endocarditis, pyelonephritis, dan osteomyelitis (Entjang,
2003).
Tujuan Umum :
- Dapat melakukan pemeriksaan Staphylococcus pada produk minuman
secara tepat
Tujuan Khusus :
- Melakukan pembuatan media dengan benar.
- Melakukan penanganan sampel dengan benar.
- melakukan pembacaan hasil inkubasi dengan benar.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Staphylococcus
Staphylococcus berasal dari kata staphylos berarti kelompok buah anggur dan
coccus berarti bulat.Kuman ini sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan
selaput lendir manusia.Pada tahun 1880; Pasteur mengenal mengisolir micrococcu
yang membentuk kelompok.Pada tahun 1881; Oyston berhasil mengisolir micrococci
dari abces.Pada tahun 1884; Rosenbach untuk pertama kalinya mempelajari
Staphylococcus secara mendalam sehingga berhasil mengenal varietas aureus, albus
dari micrococcus pyogenes.
Klasifikasi Staphylococcus
Kingdom : monera
Divisio : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Sthapylococcacae
Genus : Staphyloccocus
Spesies : Staphylococcus aureus
Staphylococcus citerus
Staphylococcus albus
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus saprophyticus
Morfologi
Bentuk: bulat, ukuran 1 mikron. Tidak membentuk spora.Tidak mempunyai
flagela. Letak sel satu sama lain yang karakteristik bergerombol seperti buah anggur.
Sifat karakteristik ini dipakai sebagai pemberian nama Staphylococcus. Tetapi
kadang-kadang ada yang letaknya tersebar atau terpencar. Pengelompokan ini akan
terlihat baik pada pengamatan penanaman dalam media padat. Pasangan atau rantai
pendek lebih sering terlihat dalam smear nanah dan kultur dalam kaldu. Sifat
3
pewarnaan: pada kultur muda bersifat Gram (+), sedang pada kultur tua bersifat Gram
(-).
Koloni micrococci tumbuh cepat pada media agar pada suhu normal (370), dan
biasanya bergaris tengah 1-2 mm setelah inkubasi 24 jam.Koloni tadi halus, basah,
menonjol dengan tepi bulat dan berwarna, yaitu pada varietas albus berwarna putih,
varietas citreus berwarna kuning jernih dan varietas aureus berwarna kuning emas.
Fisiologi dan morfologi
Micrococci tumbuh paling baik pada suhu 220 – 370.Umumnya dapat tumbuh
dalam lingkungan aerob maupun anaerob. Produksi warna terlihat baik pada situasi
aerob dan terlihat paling baik pada kultur yang tumbuh pada suhu rendah. Produksi
toksin pada semua strain terlihat pada penanaman dalam media sederhana yang berisi
asam-asam amino, garam glukosa dan faktor pertumbuhan yaitu thiamin dan asam
nicotinat. Dalam garis besarnya strain aureus lebih aktif metabolismenya dari pada
strain albus. Dalam media kaldu yang berisi dekstrosa, sukrosa, maltosa, dan manitol
akan terjadi pemecahan karbohidrat menjadi asam tanpa gas.
2.2 Patogenitas
Staphylococcus merupakan penyebab terjadinya infeksi yang bersifat poogenik.
Untuk pembuatan kultur dapat diambil bahan dari pernanahan kecil, bisul kecil, bisul
besar, dan abces diberbagai bagian tubuh. Bakteri ini dapat masuk ke dalam kulit
melalui folikel-folikel rambut, muara kelenjar keringat dan luka-luka kecil.
Kemampuan yang menyebabkan penyakit dari staphylococcus adalah gabungan dari
efek yang ditimbulkan oleh produk-produk ekstraseluler, daya infasi kuman dan
kemampuan untuk berkembang biak.
Staphylococcus patogen mempunyai sifat sebagai berikut:
- Dapat menghemolisa eritrosit
- Menghasilkan koagulasi’dapat membentuk pigmen (kuning keemasan)
- Dapat memecah manitol menjadi asam
Diantara staphylococcus yang mempunyai kemampuan besar untuk
menimbulkan penyakit ialah Staphylococcus aureus.
Staphylococcus nonpatogen bersifat:
4
- Non hemolitik
- Tidak menghasilkan koagulasi
- Koloni berwarna putih
- Tidak memecah manitol
Infeksi yang ditimbulkan oleh Staphylococcus dapat meluas ke jaringan
sekitarnya, perluasannya dapat melalui darah atau limfe, sehingga pernanahan disitu
bersifat menahun, misalnya sampai pada sumsum sehingga terjadi radang sumsum
tulang (osteomyelitis).Perluasan ini dapat sampai ke paru-paru, selaput otak dan
sebagainya.
Bentuk dari Staphylococcus:
Staphylococcus albus : Licin mengkilat, Smooth, Pinggiran Rata, membentuk
pigmentasi kuning jeruk.
Staphylococcus aureus : Licin mengkilat, Smooth, Pinggiran Rata, membentuk
pigmentasi kuning emas.
5
2.4 Manitol Salt Agar (MSA)
Mannitol salt agar merupakan media pertumbuhan bakteri selektif yang
mengandung 7,5% NaCl, yang dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan bacteria
selain Staphylococcus . Kebanyakan bakteri tidak dapat bertahan hidup dalam
lingkungan, sangat saline hipertonik.Namun Staphylococcus genus ini juga
disesuaikan dengan lingkungan garam dan tumbuh dengan baik di media ini. Medium
ini juga mengandung mannitol, fenol red sebagai indikator pH yang berguna untuk
mendeteksi adanya asam yang dihasilkan oleh Staphylococcus . Staphylococcus yang
memfermentasi mannitol dapat menghasilkan zona berwarna kuning di sekitar
pertumbuhannya, sedangkan yang tidak dapat memfermentasikan manitol tidak akan
menimbulkan perubahan warna. Hal ini digunakan untuk isolasi selektif pathogen
dugaan staphlococcus.
Produk limbah yang dihasilkan bakteri, metabolit asam organik, mengubah
indikator pH di MSA dari merah menjadi kuning cerah.Patogen Staph, seperti
Staphylococcus aureus, adalah fermentor manitol, dan ketika tumbuh di Salt Agar
Manitol, limbah mereka mengubah MSA warna kuning cerah.
Sebaliknya, nonpathogenic Staph seperti Staphylococcus epidermidis (alias
Staph epi), flora normal yang tumbuh pada kulit manusia, tidak memfermentasi
manitol.Ketika Staphepi tumbuh di Salt Manitol, warna alami oranye-merah muda
agar tidak berubah, karena Staphylococcus epidermidis tidak makan manitol atau
menghasilkan limbah asam yang dihasilkan organik.
Hasil yang diharapkan :
Gram + fermentasi manitol staphylococcus : Media berubah menjadi kuning
Gram + fermentasi manitol tidak staphylococcus : Media tidak berubah warna
Gram + streptococcus : Menghambat pertumbuhan
Gram - : Pertumbuhan terhambat
6
2.5 Pengertian Ikan Pari
Ikan pari merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk sub kelas
Elasmobranchii. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu sekelompok ikan
bertulang rawan yang mempunyai ekor seperti cambuk. Kedudukan taksonomi ikan
pari adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Chondrichtyes
Subkelas : Elasmobranchii
Famili : Dasyatidae
Species : Dasyatis sp.
Ikan pari atau Dasyatis sp. adalah sejenis ikan yang terdapat di seluruh dunia.
Ikan pari masih satu famili dengan ikan jerung, tetapi tidak seperti ikan jerung, yang
merupakan pemangsa yang mengerikan dengan rahang yang kuat, ikan pari jarang
sekali menyerang manusia dan mulutnya yang kecil bukanlah ancaman yang
membahayakan. Pada pangkal ekor ikan pari terdapat taji sekitar 8- inch yang
diselubungi dengan bahan yang membentuk sisik ikan hiu, yang dikenali sebagai
dermis dentikle (dermal denticles). Bagian ini akan menjadi keras dan tegang apabila
ikan pari merasa terancam, membentuk seperti pisau bergerigi dan memiliki bisa yang
mengancam pemangsa. Ikan pari memiliki celah insang yang terletak di sisi ventral
kepala. Sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan
bergabung dengan kepala. Bagian tubuh sangat pipih sehingga memungkinkan untuk
hidup 6 di dasar laut. Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies dengan
sebuah atau lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal (Endang, 2009).
Ikan pari jarang menyerang manusia, sekalipun ikan pari merasa terganngu,
ia akan menggunakan tajinya sebagai bentuk untuk mempertahankan diri," menurut
Nancy Passarelli "walaupun terkena oleh ekor ikan pari yang menyakitkan, ikan pari
7
jarang menjadi ancaman nyawa manusia." Terdapat kirakira 200 spesies ikan pari,
yang berada air tawar dan air laut.
Ikan pari (famili Dasyatidae) mempunyai variasi habitat yang sangat luas
dengan pola sebaran yang unik. Daerah sebaran ikan pari adalah perairan pantai dan
kadang masuk ke daerah pasang surut. Ikan pari biasa ditemukan di perairan laut
tropis. Di perairan tropis Asia Tenggara (Thailand; Indonesia; Papua Nugini) dan
Amerika Selatan (Sungai Amazon), sejumlah spesies ikan pari bermigrasi dari
perairan laut ke perairan tawar (Endang, 2009). 7 Di perairan laut, ikan pari
mempunyai peran ekologis yang sangat penting, terutama sebagai predator bentos,
namun beberapa aspek biologi (misalnya: reproduksi, diet dan fisiologi) ikan pari
belum dikaji secara menyeluruh (Endang, 2009). Di perairan Indonesia, ikan pari
tertangkap hampir sepanjang tahun.
8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
9
Prosedur Kerja
B. Pembuatan Media
Alat dan Bahan
Alat :
a) Incubator
b) Lampu Spirtus
c) Tabung Reaksi
d) Rak Tabung Reaksi
e) Jarum Ose
f) Labu Erlenmeyer
g) Cawan Petridish steril
h) Spatula
Bahan :
a) Media TSB
b) Media MSA
Prosedur Kerja
1. PembuatanMedia Penyubur → TSB (Tripticase Soya Agar)
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Timbang media TSB yang diperlukan
c. Kemudian tuangkan TSB kedalam Labu Erlenmeyer
d. Tambahkan aquades sesuai volume yang diperlukan
kedalam labu Erlenmeyer yang berisi media TSB
e. Aduk perlahan sampai larut di atas hot plate dan stirrer
10
- Membuat media sebanyak 3 tabung reaksi (
2tabung reaksi sebagai sampel + 1 tabung reaksi
sebagai kontrol negatif)
- Setiap tabung reaksi 5 ml media EC Broth
= 15 ml media TSB
TSB = 30 gr/L
Maka TSB yang diperlukan untuk 10 ml media adalah
30 𝑔 𝑥
=
1000 𝑚𝑙 15 𝑚𝑙
30 𝑔 𝑥 15 𝑚𝑙
𝑥 =
1000 𝑚𝑙
450
𝑥 =
1000
x = 0,45 g
11
Setiap petridish 10 ml media EMB Agar
MSA Agar = 108 gr/L
Maka, MSA yang diperlukan untuk 30 ml media adalah
108 𝑔 𝑥
=
1000 𝑚𝑙 30 𝑚𝑙
108𝑔 𝑥 30 𝑚𝑙
𝑥 =
1000 𝑚𝑙
𝑥 = 3240
1000
x = 3,24 gr
12
2. Lampu Spirtus
3. Tabung Reaksi
4. Rak Tabung Reaksi
5. Beaker glass
6. Jarum Ose
7. Labu Erlenmeyer
8. Cawan Petridish steril
9. Spatula
Bahan :
1. Media TSB
2. Media MSA
3. Ikan Pari
Prosedur Kerja
1) Hari pertama :
Siapkan bahan yang akan diperiksa (ikan pari )
Siapkan media pemupuk (TSB)
Timbang sampel sebanyak 10 gr pada petridish steril
Haluskan sampel pada mortar alu steril dan encerkan dengan
pepton water
Letakkan sampel yang sudah encer ke dalam erlenmeyer
Menyiapkan jarum ose
Flambir jarum mata ose dan mulut tabung reaksi
Inokulasikan 2 mata ose ikan pari ke tabung reaksi yang berisi
media TSB secara steril
Eramkan dalam inkubator 37 C selama 1 x 24 jam
2) Hari Kedua
13
Melakukan pengamatan terhadap biakan TSB, Bila ada
kekeruhan maka dipindah ke media MSA.
Menyiapkan alat dan bahan
Siapkan 2 tabung reaksi dan 1 tabung reaksi sebagai kontrol
negatif yang telah di incubator
Flambir mulut tabung reaksi dan flambir mulut cawan
petridish menggunakan lampu bunsen
Ambil sampel pada tabung reaksi sebanyak 1 ml dengan pipet
ukur steril, letakkan pada petridish steril
Tuang media MSA sebanyak 10 ml ratakan dengan memutar
mutar petridish searah jarum jam
Eramkan di incubator pada suhu 37 ◦C selama 1 x 24 jam
3) Hari Ketiga
Setelah pengeraman 1 x 24 jam, amati adanya koloni dengan
bentuk bulat diameter 2-4 mm.
Staphylococcus albus : licin, mengkilat, smooth, pinggiran
rata, membentuk pigmentasi kuning jeruk.
Staphylococcus aureus : licin, mengkilat, smooth,
pinggiran rata, membentuk pigmentasi kuning emas.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil praktikum
Hasil praktikum pemeriksaan Staphylococcus
MEDIA
No Jenis Kuman
TSB MSA
1. Staphylococcus + +
2 tabung reaksi yang berisi media pemupuk TSB yang telah dilakukan
inokulasi sampel terdapat pertumbuhan bakteri.
2 petridish berisi media selektif MSA yang telah dilakukan inokulasi
sampel terdapat pertumbuhan bakteri gram negative.
Koloni yang terdapat pada petridish 1 sebanyak 65
Koloni yang terdapat pada petridish 2 sebanyak 75
Perhitungan banyaknya koloni :
1. Petridish 1 = jumlah koloni pada petridish × 10
= 65 × 10
= 650
2. Petridish 2 = jumlah koloni pada petridish × 10
= 75 × 10
= 750
4.2 Pembahasan
Pemeriksaan bakteri Staphylococcus pada sampel yaitu ikan pari
yang dilakukan pada tanggal 13 Desember 2018 ini menggunakan media
pemupuk TSB.Media pemupuk TSB adalah media yang menguntungkan
bakteri Staphylococcus karena mengandung bahan-bahan tambahan.
Berdasarkan hasil inokulasi sampel pada media pemupuk TSB di hari
pertama, dari 2 tabung reaksi terdapat pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai
dengan media yang telah diinokulasikan sampel tersebut pada hari kedua
15
menjadi keruh kemudian dilanjutkan pada tahap penegasan dengan
menggunakan media MSA. Pada tahap penegasan media MSA berubah
warna menjadi kuning emas, licin dan mengkilat pada bakteri
staphylococcus pada sampel ikan pari tergolong pada staphylococcus aureus
dan pada petridish 1 jumlah koloni bakteri yaitu 650 sedangkan pada
petridish 2 jumlah bakteri sebanyak 750. Hal ini menandakan bahwa ikan
pari pada pasar pucang kurang cukup kebersihannya, cara penyimpanan
ikannya cukup bersih . Berdasarkan SNI 7388 Tahun 2009 tentang Batas
Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan batas maksimum koloni pada
kategori pangan ikan atau produk perikanan yang diasap dengan atau tanpa
garam yaitu sebesar 1 × 103 koloni/g.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada sampel ikan pari yang dilakukan
pada hari Kamis, 13 Desember 2018 bertempat di Laboratorium Penyehatan
Makanan Minuman terpadu Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, dapat
disimpulkan bahwa pada ikan pari terdapat bakteri Staphylococcus . Hal
tersebut ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada media di sekitar
menjadi warna kuning emas, mengkilat dan licin tempat pertumbuhan yang
menunjukkan karakteristik dan sifat bakteri Staphylococcus Aureus.
5.2 Saran
Saran untuk Mahasiswa
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Lampiran
19