Anda di halaman 1dari 12

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KAITANNYA TERHADAP

HASIL BELAJAR SESEORANG


Oleh : Septiana Fajrin
Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Psikologi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
fajrinseptiana@gmail.com

ABSTRAK: Ketika seorang pendidik mengajarkan hal yang benar dengan cara
yang benar, motivasi pada peserta akan muncul dan prestasi peserta didik akan baik.
Jika peserta didik tidak menikmati belajar, atau ada sesuatu yang salah dengan
kurikulum dan instruksi pendidik maka motivasi siswa akan melemah dan
berpengaruh pula pada prestasi belajar peserta didik.motivasi dilihat sebagai
sesuatu yang dominan bagi prestasi belajar siswa. Teori-teori motivasi membantu
pendidik dalam memahami konsep tentang motivasi sehingga dapat memotivasi
peserta didik dalam melakukan proses pendidikan, tak lupa hasil belajar pun
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran dimana dapat melihat
sejauh mana peserta didik memahami akan materi yang telah disampaikan pendidik.
Kata kunci: Motivasi, Hasil belajar, Pendidik dan Peserta didik

ABSTRACT: When an educator teaches the right things in the right way, the
students' motivation and achievement will emerge will be better learners. If the
students do not enjoy learning, or there is something wrong with the curriculum
and instruction educators will weaken students' motivation and learning
achievement also affect student.motivasi seen as dominant for student achievement.
Motivational theories assist educators in understanding the concept of motivation
that can motivate learners in the educational process, learning outcomes also did
not forget to have an important role in the learning process which can be seen the
extent to which learners will understand the material that has been submitted by
teachers.
Keywords: Motivation, Learning outcomes, Teacher and Student

A. Pendahuluan
Demi proses belajar yang baik bagi peserta didik, peserta didik diantaranya
membutuhkan motivasi bagi kegiatan belajar mereka, yang mana akan berefek pada
baik dan buruk prestasi dan hasil belajar peserta didik. Pendidik dan orang tua
dituntut untuk dapat memberikan motivasi bagi peserta didik, agar dampak pada
prestasi hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan, baik itu sikap ataupun kognitif
peserta didik. Senada dengan hal tersebut Maehr & Meyer (Brophy, 2010)
menyebutkan bahwa motivasi adalah konstruksi teori yang digunakan untuk
menjelaskan inisiasi, arah, intensitas, ketekunan, dan kualitas perilaku, perilaku
terutama diarahkan pada tujuan.
Masalah motivasi selalu menjadi hal yang menarik perhatian. Hal ini
dikarenakan motivasi dipandang sebagai salah satu faktor yang sangat dominan
dalam ikut menentukan hasil belajar siswa, diidentikan bila motivasi peserta didik
rendah maka hasil belajarnya pun rendah. Lamb (2003) dari University of Leeds
melakukan penelitian di Indonesia mengenai motivasi peserta didik di usia antara
11-12 tahun, terhadap 219 peserta didik, penelitiannya dilakukan di Sekolah
menengah di pulau Sumatra, penelitiannya difokuskan terhadap motivasi belajar
berbahasa Inggris, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa motivasi peserta didik
terhadap keinginan belajar bahasa Inggris dipengaruhi dari pengalaman belajar
bahasa Inggris, pentingnya bahasa Inggris, kegiatan yang paling disukai di dalam
kelas dan komentar yang lain, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1: Motivasi peserta didik


Faktor Motivasi Frekuensi (%)
Menonton TV 15
Mendengarkan radio 2
Mendengarkan lagu 24
Membaca buku atau majalah 6
Percakapan 2
Belajar berbahasa inggris 11
Menggunakan komputer 7

Bila dilihat dari data yang didapat dari hasil penelitian tersebut dari kegiatan
mendengarkan lagu sangat berpengaruh penting bagi menumbuhkan motivasi
peserta didik dalam belajar berbahasa inggris. Tidak hanya motivasi dalam
mempelajari bahasa Inggris, namun motivasi dalam berbagai pelajaran yang
berimbas pada hasil belajar siswa, perlu kiranya yang harus diperbaiki adalah
merubah metode pembelajaran dan juga media pembelajaran yang akan
menumbuhkan motivasi peserta didik.
Motivasi adalah salah satu unsur terpenting pengajaran yang efektif. Siswa
yang ingin belajar dapat belajar tentang apapun (Slavin, 2011). Sebagai satu unsur
terpenting pengajaran, motivasi juga sangat sulit untuk diukur, dikatakan semua
siswa termotivasi, namun pada dasarnya mereka termotivasi untuk melakukan hal
berbeda. Bila ada peserta didik lebih termotivasi bermain dengan temannya
dibandingkan belajar, maka tugas pendidik bukanlah meningkatkan motivasinya,
namun menemukan, menyalakan, dan mempertahankan motivasi peserta didik
terhadap kegiatan belajar demi keberhasilan di sekolah dan dalam kehidupan.
Dalam kata sederhana motivasi dapat dikatakan sebagai sesuatu yang
menyebabkan seseorang melangkah, membuat seseorang tetap melangkah, dan
menentukan kemana seseorang mencoba melangkah. Motivasi melakukan sesuatu
dapat terjadi dalam banyak cara Stipek (Slavin, 2011). Motivasi dapat merupakan
karakteristik kepribadian maupun karakteristik intrinsik suatu tugas maupun berasal
dari sumber di luar tugas.
Good, Thomas L (2008) dalam bukunya menyebutkan bahwa pendekatan
kognitif di dalam pendidikan didasarkan oleh tiga teori motivasi yaitu teori
ekspektasi-value, teori atribusi dan teori Achievement goal theory. Ketiga teori
memiliki ruang yang penting dalam menafsirkan mengapa siswa termotivasi atau
tidak termotivasi, dan membantu untuk meningkatkan motivasi dan prestasi.
Artikel ini lebih menekankan dalam membahas mengenai definisi motivasi,
teori motivasi menurut Abraham H. Maslow, dan motivasi terhadap hasil belajar
siswa.

B. Teori Motivasi Maslow dan Hasil Belajar Siswa


Individu berperilaku atau melakukan sesuatu tidak begitu saja berdiri sendiri,
namun ada sesuatu yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu dan mencapai
tujuan tertentu. Apa yang ingin dicapai, mengapa individu ingin mencapai tujuan
tersebut dan bagaimana cara individu mencapai tujuan dapatt berbeda-beda. Bila
ada individu dan individu lain sudah termotivasi dalam melakukan sesuatu hal,
ternyata tingkat motivasinya pun berbeda, apalagi tujuan yang ingin dicapainya
pasti berbeda satu individu dengan yang lainnya (Slavin, 2011).
Motivasi adalah suatu dorongan berupa keinginan untuk mencapai suatu
tujuan, manusia memiliki tujuan yang berbeda satu sama lain, tujuan yang
mendorong individu melakukan sesuatu berhubungan dengan apa yang
dibutuhkannya atau kebutuhannya, teori kebutuhan ini dipelopori oleh Abraham
Harold (Abe) Maslow dimana kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
individu dan dicapai menuju kebutuhan yang selanjutnya yang dikenal dengan
hierarki kebutuhan.

Gambar B.1. Hierarki Kebutuhan dari Maslow, Seseorang Harus Mencapai


Aktualisasi Diri secara Bertahap, Richard (2012).

Kebutuhan Fisiologis adalah kebutuhan yang mendasar dari setiap manusia,


kenbutuhan fisiologis termasuk di dalamnya adalah makanan, air, oksigen,
mempertahankan suhu tubuh, dan lain sebagainya. Maslow (Feist & Feist, 2010)
mengemukakan kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang mempunyai
kekuatan/pengaruh paling besar dari semua kebutuhan, dan ketika manusia tidak
bisa memenuhi kebutuhan fisiologisnya, mereka akan hidup terutama untuk
kebutuhan tersebut dan berulangkali berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Lalu manusia akan termotivasi hidupnya untuk mencapai tujuan kalau
terpenuhi kebutuhannya untuk mendapat rasa aman, dan harus menghilangkan dan
membebaskan diri dari perasaan ketakutan. Tingkatan selanjutnya adalah manusia
akan termotivasi hidupnya untuk mencapai tujuan untuk mencapai tujuan kalau
terpenuhi kebutuhannya untuk memperoleh kasih sayang, lalu manusia akan
termotivasi hidupnya untuk mencapai tujuan jika terpenuhi kebutuhannya untuk
mendapatkan pengakuan dan penghargaan, dimana manusia mendapatkan perasaan
akan diakui, dihargai dan diterima akan membuat manusia dapat merealisasikan
tujuan-tujuannya, yang terakhir dari hierarki kebutuhan yang dijelaskan oleh
Maslow adalah manusia akan termotivasi hidupnya untuk mencapai aktualisasi
dirinya, dimana semua yang ada di dalam tingkatan aktualisasi diri ini bersifat meta
need seperti lebih terhadap ketuhanan dan lebih terhadap kepuasan hidup.
Orang akan termotivasi untuk memuaskan kebutuhan pada bagian bawah
hierarki sebelumnya berupaya memuaskan kebutuhan pada bagian atas. Dalam teroi
kebutuhan manusia Maslow, yang didasarkan pada hierarki kebutuhan, orang harus
memuaskan kebutuhan mereka pada tingkat yang rendah (defisiensi) sebelum
mereka termotivasi untuk mencoba memuaskan kebutuhan mereka pada tingkat
yang lebih tinggi (pertumbuhan). Konsep Maslow tentang kebutuhan aktualisasi
diri, yaitu kebutuhan tertinggi, didefinisikan sebagai keinginan untuk mencapai apa
saja yang sanggup dicapai seseorang. Seorang peserta didik akan memcapai hasil
belajar yang baik bila kebutuhan-kebutuhan mereka pada tingkatan rendah telah
terpenuhi, motivasi mereka akan tumbuh dan sampai pada tingkatan paling tinggi.
Abraham Maslow memisahkan tingkat kebutuhan menjadi tingkatan rendah
dan tingkatan tinggi, kebutuhan tingkat tinggi adalah kebutuhan yang dipenuhi
secara internal, sedangkan kebutuhan tingkat rendah adlaah kebutuhan yang
dipenuhi secara eksternal. Kekuatan suatu motivasi sangat tergantung dari dasar
kekuatan suatu motif, dan besarnya kepuasan yang diantisipasi oleh seorang
individu (Rosdianti dan Fatah, 2012).
Hasil belajar akan nampak pada seseorang setalah ia mencapai prestasi
belajar, Prestasi belajar merupakan hasil akhir yang dicapai oleh seseorang sebagai
keberhasilan selama mengikuti pendidikan Wingkel (Naomi dan Rangga, 2007).
Baik buruknya hasil belajar seseorang salah satunya di sebabkan oleh motivasi
berpreastasi. Motivasi berprestasi (achievement motivation) adalah suatu motivasi
intrinsik, yaitu daya penggerek dalam diri seseorang untuk mencapai prestasi
belajar setinggi mungkin demi memperoleh suatu kepuasan Wingkel (Darma,
2008). Sejalan dengan pernyataan tersebut, motivasi berprestasi menurut
Heckhausen (Sopah, 2000) adalah dorongan pada individu untuk meningkatkan
atau nempertahankan kecakapan setinggi mungkin dalam segala aktivitas di mana
suatu standar keunggulan digunakan sebagai pembanding. Jika dikaitkan antara
motivasi berprestasi dan hasil belajar maka Individu yang memiliki motivasi
berprestasi rendah cenderung memperoleh hasil belajar yang rendah pula, namun
individu yang bermotivasi prestasi tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih
tinggi daripada mereka yang bermnotivasi prestasi rendah.
Contoh dari individu yang memiliki motivasi berporestasi tinggi yaitu
memiliki sikap percaya diri, bertanggung jawab, aktif dalam kegiatan masyarakat
dan kampus, lebih memilih orang yang ahli sebagai mitra daripada orang yang
simpatik, dan lebih tahan akan tekanan sosial, Murray (Sopah, 2000). Seseorang
yang bermotivasi berprestasi tinggi cenderung memiliki keyakinan yang kuat untuk
mencapai tujuan, selalu aktif, kreatif dan inovatif dalam perlakuan setiap pekerjaan
dan mengantisipasi kegagalan.
Individu tidak hanya anak-anak tetapi ternyata mahasiswa yang memiliki
motivasi berprestasi rendah, biasanya cenderung kurang berhasil dalam
menyelesaikan tugasnya, pernyataan tersebut diperkuat dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Darma (2008) terhadap mahasiswa Politeknik Negeri Bali yang
mana hal tersebut disebabkan karena mereka mengerjakan pekerjaan (belajar) tidak
dengan penuh keyakinan, kurang tekun, kurang kreatif, dalam setiap melakukan
pekerjaannya sangat tergantung bantuan orang lain.

C. Kajian Lapangan
Jika berbicara mengenai belajar, maka tentu saja akan berkaitan dengan hasil
belajar. Setiap orang akan mengalami belajar dalam hidupnya, namun hasil belajar
yang dicapai oleh setiap orang akan berbeda satu dengan yang lainnya, karena hasil
belajar setiap orang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik eksternal maupun
internal.
Masalah motivasi sebagai faktor dasar dalam peningkatan hasil belajar
maupun kinerja seseorang menjadi hal yang sering diteliti oleh kebanyakan orang,
beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti akan membuka
bagaimana keadaan atau kondisi motivasi pada diri individu di lapangan. Studi-
studi yang dilakukan oleh beberapa peniliti menunjukkan bahwa motivasi
merupakan faktor yang mendasar dan mempengaruhi kinerja seseorang dalam
melaksanakan tugasnya. Busono (2003) melakukan penelitian terhadap mahasiswa
mahasiswa FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa kebermaknaan yang dihayati oleh mahasiswa FPTK
Universitas Pendidikan Indonesia ada dalam kategori sedang dan keadaan motivasi
berprestasi berada pada kategori tinggi, dan hubungan yang signifikan antara
motivasi berprestasi terhadap dengan kebermaknaan belajar.
Penelian lain mengenai motivasi dilakukan oleh Sufianti (2006) melakukan
penelitiannya terhadap hubungan antara motivasi dengan prestasi akademik
mahasiswa STIA LAN Bandung, dalam penelitiannya dapat diambil kesimpulan
bahwa mahasiswa STIA LAN Bandung memiliki motivasi intrinsik lebih besar
daripada motivasi ekstrinsiknya. Dapat diartikan bahwa mereka memiliki keinginan
kuat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dirinya. Dalam hal
pencapaian prestasi akademik, terdapat hubungan positif dan signifikan anatara
motivasi dan prestasi akademik, yang mana semakin tinggi motivasi maka akan
semakin baik prestasi akademik yang dicapai. Meskipun demikian, hubungan
antara motivasi dan prestasi akademik tidak terlalu kuat, karena prestasi akademik
lebih banyak dipengaruhi oleh kemampuan intelegensi (IQ) yang dimiliki
seseorang.
Tidak hanya terhadap mahsiswa, pada siswa SMA pun motivasi berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa, Putri, Rohendi dan Sutarno (2011) melakukan Studi
kasus pada satu SMA di Bandung, dimana hasil dari studi kasus tersebut adalah
motivasi belajar pada mata pelajaran TIK didukung oleh kompetensi pendidik,
meskipun hanya kompetensi kepribadian dan professional saja yang terbukti secara
parsial mempengaruhi motivasi belajar. Dalam kasus ini, kompetensi pendidik serta
motivasi belajar berpengaruh, namun sangat kecil dalam meningkatkan hasil
belajar, banyak factor lain di luar objek penelitian yang meningkatkan hasil belajar
selain dari motivasi dan kompetensi pendidik.
Dari hasil studi-studi yang dilakukan beberapa peneliti di lapangan di
berbagai daerah, selama ini menunjukkan hal positif mengenai motivasi berpengruh
terhadap hasil belejar ataupun prestasi belajar seseorang, baik siswa maupun
mahasiswa, dimana jika motivasi berprestasinya tinggi, maka hasil ataupun prestasi
belajar seseorang baik siswa maupun mahasiswa akan baik.

D. Pembahasan
Motivasi merupakan seuatu kekuatan atau daya atau tenaga atau suatu
keadaan kompleks atau kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah
tujuan tertentu, baik disadari atau tidak disadari. Motivasi berperan dalam
peningkatan hasil belajar seseorang. Namun besarnya dipengaruhi oleh faktor luar
dan faktor dari dalam diri seseorang tersebut. Seseorang akan termotivasi jika
kebutuhan pada tingkatan sebelumnya terpenuhi atau tercapai (hierarki kebutuhan).
Jika seseorang terpenuhi kebutuhan fisiologisnya, seperti telah berkecukupan
makanan, minuman, dan sebagainya, maka seseorang akan termotivasi pada
tingkatan selanjutnya yaitu kebutuhan akan rasa aman, bila rasa aman telah
terpenuhi oleh seseorang maka akan termotivasi pula pada tingkatan selanjutnya
yaitu untuk memenuhi kebutuhan rasa cinta dan kasih sayang, jika rasa cinta dan
kasih sayang telah terpenuhi maka akan termotivasi untuk mendapatkan
penghargaan atau rasa keberadaannya diakui, hingga pada tingkatan paling tinggi
yaitu aktualisasi diri.
Jika meninjau dari teori Maslow akan motivasi dengan teori kebutuhannya
terhadap dunia pendidikan dan berkaitan pada hasil atau prestasi belajar peserta
didik, seorang peserta didik harus diupayakan terlebih dahulu terpenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang mendasar, fisiologisnya, setelah terpenuhi kebutuhan fisiologisnya,
maka upayakan bagi seorang pendidik di kelas untuk memenuhi rasa aman terhadap
peserta didik, dimana peserta didik merasa aman ketika dengan pendidik, dan
penuhi kebutuhan rasa cinta dan kasih sayang peserta didik, dimana pendidik
memeberikan pelajaran dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang terhdap anak,
maka peserta didik akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan akan pengahrgaan,
dalam untuk memenuhi kebutuhan akan perngahrgaan, peserta didik dimotivasi
oleh pendidik agar berprestasi baik dan mengikuti pembelajaran dengan baik dan
mengerti bila berpretasi baik maka akan mendapatkan penghargaan, demi mencapai
penghargaan maka peserta didik akan termotivasi dengan kuat dan hasil belajar
yang akan dicapainya pun baik.
Pendidik dapat memotivasi peserta didik dengan banyak cara, slaah satunya
dengan aktivitas pembelajaran yang menarik minat siswa, aktivitas pembelajaran
tersebut adalah aktivitas yang bersifat fisik dan mental seperti seperangkat kegiatan
yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran audiovisual, menulis dan gambar,
Sardiman (Rahmadani, Karo dan Siregar, 2010).
Pernyataan akan teori Maslow terhadap motivasi dan pendidik harus kreatif
dalam melakukan proses pembelajaran dapat diperkuat dengan adanya studi
penelitian yang dilakukan oleh (Rahmadani, Karo dan Siregar, 2010) terhadap
siswa SMA N 6 Bandung, dimana pendidik yang kreatif dengan menggunakan
model pembelajaran yang baik, disini adalah model pembelajaran Cooperative
Learning tipe Jigsaw, dimana hasil peneliannya adalah dengan adanya model
Cooperative Learning tipe Jigsaw yang dilakukan pendidik, maka aktivitas belajar
dan siswapun meningkat, siswa termotivasi dengan baik begitu juga hasil belajar
yang dicapai siswa baik.
Meningkatkan motivasi siswa dengan cara menumbuhkan aktivitas
pembelajaran yang baik yang melibatkan siswa secara aktif adalah hal yang
berdampak postif bagi hasil belajar siswa, melibatkan siswa secara aktif yaitu
dengan cara meningkatkan jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatkan
jumlah siswa yang bertanya, meningkatkan jumlah siswa yang saling berinteraksi
membahas materi pembelajaran. Sejalan dengan pernytaan tersebut (Rahmadani,
Karo dan Siregar, 2010) mengungkapkan metode belajar yang bersifat partisipatoris
yang dilakukan pendidik akan mampu membawa peserta didik ke dalam situasi
yang kondusif, karena siswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam
kegiatan belajar mengajar.
Untuk meningkatkan motivasi belajar juga dapat dilakukan dengan model
pembelajaran yang membuat peserta didik aktif di dalamnya, tidak hanya tipe
Jigsaw, tetapi tipe NHT (Numbered Head Together) juga dapat menumbuhkan
motivasi belajar siswa, Fatah (2012) telah melakukan studi penelitian di SMP N 1
Curug jati Cirebon, dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan
pembelajaran kooperatif tipe NHT mampu meningkatkan motivasi siswa pada
pembelajaran IPA bidang Fisika konsep tekanan. Dimana penggunaan pembelajran
kooperatif tipe NHT dapat menignkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
IPA bidang Fisika konsep tekanan.
Dari beberapa hasil studi penelitiannya yang dilakukan, ternyata dalam
melibatkan siswa agar aktif dalam pembelajaran, perlu adanya pembelajaran yang
menarik perhatian siswa, menumbuhkan rangsangan yang membuat siswa
terangssang dan termotivasi dalam kegiatan tersebut. Tidak menutup kemungkinan,
tidak hanya model pembelajaran yang tertera tersebut yang dapat menumbuhkan
motivasi siswa, namun bagi seorang pendidik, perlu kiranya memiliki kekreatifan
untuk menciptakan proses pembelajaran yang selalu menumbuhkan motivasi siswa
agar hubungan motivasi dan hasil belajar ptositif, dimana bila hasil belajar yang
baik itu dipengaruhi oleh motivasi peserta didik yang tinggi tanpa mengabaikan
kebutuhan-kebutuhan seseorang seperti yang dikatakan Maslow.

E. Kesimpulan dan Implikasi


Kekuatan suatu motivasi sangat tergantung dari kekuatan dasar suatu motif,
besarnya harapan atau keinginan yang akan dipenuhi dengan suatu motif, dan
besarnya kepuasan yang di antisipasi oleh individu. Dengan demikian motvasi
dapat berfungsi dalam mengaktifkan atau meningkatkan kegiatan. Dengan adanya
perlakuan-perlakuan terhadap seseorang yang bersifat menignkatkan motifnya
maka motivasi pun akan meningkat, dan tak diragukan motivasi akan berpengaruh
cukup besar terhadap hasil belajar seseoang.
Tanpa mengabaikan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh setiap orang,
seorang pendidik harus memenuhi kebutuhan peserta didik di dalam proses
pembelajaran, dimana kuatnya motif dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka
motivasi untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin kuat hingga
mencapai kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri, dimana seorang
pendidik membuka seluas-luasnya terhadap peserta didik untuk mengembangkan
potensi yang ada dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Implikasi bagi dunia pendidikan, teori maslow mengenai teori kebutuhannya
sanagt berpengaruh sekali, pendidik perlu kiranya memahami akan satu persatu
kebutuhan tersebut, dan mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran, lalu
seorang pendidik juga perlu kiranya menciptakan dan melaksanakan pembelajaran
yang nyaman bagai peserta didik dan melibatkan peserta didik secara aktif demi
menumbuhkan dan peningkatan motivasi peserta didik dan berimbas pada hasil
belajar. Seorang pendidik mempunyai peranan penting sebagai pendidik dan
pengajar, dengan kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik, yaitu
kompetensi pedagogik (kemampuan seorang pendidik dalam memahami
karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh murid melalui berbagai cara),
kompetensi kepribadian (mencerminkan kepribadian yang baik), kompetensi
profesional (menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam.), dan
kompetensi sosial (baik dalam berkomunikasi dengan murid dan seluruh tenaga
kependidikan atau juga dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitar). Dengan adanya kompetensi-kompetensi tersebut sudah kiranya pendidik
yang baik menumbuhkan motivasi peserta didik dengan berbagai cara, dan
memahami kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik.

F. Reverensi
Brophy, J. (2010). Motivating Students to Learn. New York: Taylor & Francis.
Busono, T. Rr. (2003). Hubungan antara motivasi berprestasi dengan
kebermaknaan belajar mahasiswa jurusan pendidikan teknik bangunan FPTK
Universitas pendidikan Indonesia. Jurnal penelitian pendidikan (Efektivitas
Pendidikan). 3 (1), hlm. 106-116.
Darma, ketut. (2008). Pengaruh model pembelajaran konstruktivisme terhadap
prestasi belajar matematika terapan pada mahasiswa politeknik negeri bali.
Jurnal pendidikan dan kebudayaan. 14 (070), hlm. 157-181.
Feist, J. G. dan Feist, J. (2010). Teori Kepribadian (Theories of Personality).
Jakarta: Salemba Humanika.
Good, Thomas L. (Ed). (2008). 21st Century Education; A Reference Handbook,
Volume 1. USA: A SAGE Reference Publication.
Griggs, A. Richard. (2012). PSYCHOLOGY (A Concise Introduction) (3rd. ed.).
United States of America: Worth Publishers.
Ibrahim, N. (2005). Hubungan Antara Keterbacaan Modul dan Motivasi Berprestasi
dengan Hasil Belajar Pelajaran Sejarah (Studi Korelasi pada SMA Terbuka).
Jurnal Teknodik. 9 (17), hlm. 134-155.
Lamb, M. (2003). Integrative motivation in a globalizing world. Journal System,
System 32, hlm. 3–19 DOI:10.1016/j.system.2003.04.002
Purwanto. (2007). Pengaruh Konsekuensi Perilaku dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 13 (069), hlm.
1025-1041.
Rahmadani, Karo dan Siregar. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative
Learning Type Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Dasar Teknik Mesin. Jurnal INVOTEC
(Jurnal Pendidikan dan Teknologi Kejuruan). 6 (16), hlm. 476-488.
Rangga, M. dan Naomi P. (2007). Pengaruh Motivasi diri terhadap kinerja belajar
mahasiswa. Jurnal Abmas (media Informasi pengabdian kepada
masyarakat). 7 (7), hlm. 1-13.
Slavin, E. Robert. (2011). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik (9th. Ed.).
Jakarta: PT Indeks.
Sopah, D. (2000). Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 5 (022), hlm.
121-137.
Sufianti, E. (2006). Hubungan antara motivasi dengan prestasi akademik
mahasiswa STIA LAN Bandung. Jurnal Ilmu Administrasi (Media
Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi). 3 (4), hlm. 295-304.

Anda mungkin juga menyukai

  • H. Tahrir Soal Pemb. Pai Sma
    H. Tahrir Soal Pemb. Pai Sma
    Dokumen3 halaman
    H. Tahrir Soal Pemb. Pai Sma
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • Permanain Tradisonal
    Permanain Tradisonal
    Dokumen21 halaman
    Permanain Tradisonal
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • Hal Penting 1
    Hal Penting 1
    Dokumen4 halaman
    Hal Penting 1
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • SKI1P
    SKI1P
    Dokumen1 halaman
    SKI1P
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • Hal Penting 1
    Hal Penting 1
    Dokumen4 halaman
    Hal Penting 1
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • Hal Penting 1
    Hal Penting 1
    Dokumen4 halaman
    Hal Penting 1
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • 636 912 1 PB
    636 912 1 PB
    Dokumen16 halaman
    636 912 1 PB
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • Hal Penting 1
    Hal Penting 1
    Dokumen4 halaman
    Hal Penting 1
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • Hal Penting 1
    Hal Penting 1
    Dokumen4 halaman
    Hal Penting 1
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • 636 912 1 PB PDF
    636 912 1 PB PDF
    Dokumen16 halaman
    636 912 1 PB PDF
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • Hal Penting 1
    Hal Penting 1
    Dokumen4 halaman
    Hal Penting 1
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman KB 1 PDF
    Rangkuman KB 1 PDF
    Dokumen1 halaman
    Rangkuman KB 1 PDF
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • Modul 1 KB 1 PDF
    Modul 1 KB 1 PDF
    Dokumen23 halaman
    Modul 1 KB 1 PDF
    Pandu Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Referensi Tauhid
    Referensi Tauhid
    Dokumen1 halaman
    Referensi Tauhid
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • Modul 1 KB 1 PDF
    Modul 1 KB 1 PDF
    Dokumen23 halaman
    Modul 1 KB 1 PDF
    Pandu Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Modul 1 KB 1 PDF
    Modul 1 KB 1 PDF
    Dokumen23 halaman
    Modul 1 KB 1 PDF
    Pandu Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi PAI
    Evaluasi PAI
    Dokumen90 halaman
    Evaluasi PAI
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • Modul 1 KB 1 PDF
    Modul 1 KB 1 PDF
    Dokumen23 halaman
    Modul 1 KB 1 PDF
    Pandu Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi PAI
    Evaluasi PAI
    Dokumen90 halaman
    Evaluasi PAI
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat
  • Modul 1 KB 1 PDF
    Modul 1 KB 1 PDF
    Dokumen23 halaman
    Modul 1 KB 1 PDF
    Pandu Pandawa
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman KB 1 PDF
    Rangkuman KB 1 PDF
    Dokumen1 halaman
    Rangkuman KB 1 PDF
    Ahmad Abdulloh
    Belum ada peringkat