BAB II
LANDASAN TEORI
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (DEPDIKBUD, 1983) Cet,2, h.179
2
Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1989), Cet.ke-3. h.87
10
Menurut kajian S. Nasution bahwa hingga saat ini terdapat tiga macam
pembelajaran yang sering disalah artikan dengan pengertian mengajar.
Pertama, mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada peserta didik,
dengan tujuan agar pengetahuan tersebut dapat dikuasai dengan sebaik-
baiknya oleh peserta didik. Mengajar pada tipe ini dianggap berhasil jika
peserta didik menguasai pengetahuan yang ditransferkan oleh guru sebanyak-
banyaknya. Kedua, mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada
peserta didik. Definisi kedua ini pada intinya sama dengan definisi pertama
yang menekankan pada guru sebagai pihak yang aktif. Ketiga, mengajar
adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-
baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses
belajar.4 Definisi mengajar model pertama dan kedua pada sebagian besar
masyarakat tradisional masih banyak digunakan. Hasilnya adalah peserta
didik banyak menguasai bahan pelajaran, namun mereka tidak tahu cara
menggunakan dan mengembangkannya. Sementara itu, mengajar model
ketiga, kini mulai banyak digunakan, terutama pada lembaga-lembaga
pendidikan modern. Hasilnya adalah peserta didik tidak hanya menguasai
bahan pelajaran tersebut, melainkan mengetahui asal usulnya, cara
mendapatkan dan mengembangkanya.
mengajar ekstra, memberi les tambahan pelajaran. Dan dalam istilah bahasa
Arab banyak kata yang mengacu kepada pengertian guru dan sangatlah
beragam mulai dari kata “Muallim” yang berarti orang yang mengetahui.5
Merujuk kepada pengertian-pengertian di atas maka pengertaian kualitas
guru adalah tingkatan mutu seorang pendidik dalam memberikan pendidikan
dan pembelajaran kepada siswanya guna memenuhi kewenangan dan
tanggung jawabnya baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Sementara itu dalam undang-undang no 14 tahun 2005 menyebutkan
bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidkan dasar dan pendidikan menengah. Disamping itu guru mempunyai
kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan dasar,
pendidkan menengah, dan pendidikan anak usia didni pada jalur pendidikan
formal yang diangkat dengan peraturan perungang-undangan, dan guru wajib
memilki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat
jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.6
1. Pengetahuan
2. Kemampuan Membuat Perencanaan Pembelajaran.
3. Kemampuan Menggunakan Media atau Alat Bantu Pelajaran
4. Kemampuan Menggunakan Metode
5. Kemampuan Mengelola Kelas.
5
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran
Tasawuf Imam Al-Ghazali, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), cet ke-1, hal 41.
6
E. Mulyana, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung , Remaja Rosdakarya,
2008), hal, 227.
12
6. Kemampuan Mengevaluasi
Dan ada beberapa faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran diantaranya:
a. Faktor intern
1. Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan, kebugaran tubuh. Siswa
yang sehat badannya akan lebih baik hasil belajarnya dari siswa yang
sakit.
2. Faktor psikologis, diantaranya yang amat berpengaruh adalah
intelegensia, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan,dan kelelahan.
b. Faktor ekstern
Di antara faktor ekstern itu adalah:
1.Keluarga
Dalam keluarga yang menjadi penanggung jawab adalah orang tua,
keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
2.Faktor sekolah
Faktor sekolah juga tidak kalah pentingnya didalam menciptakan kondisi
pembelajaran yang baik, meliputi guru, sarana, kurikulum dan
lingkungan sekolah hubungan guru dengan siswa.
3.Faktor masyarakat
Karena peserta didik hidup berkecimpung di tengah-tengah masyarakat,
maka lingkungan masyarakat sangat berpengaruh bagi peserta didik.
4. Sarana dan Fasilitas
Pembelajaran akan lebih sukses lagi apabila peserta didik terlibat secara
fisik dan phisikis. Seorang siswa yang hanya mendengar dari gurunya
tentang cerita, sangat jauh bedanya apabila si guru dapat memperlihatkan
gambar. Contoh nya apabila mengajarkan tentang shalat, akan lebih baik
lagi apabila guru menggunakan gambar orang yang sedang shalat.
13
2. Pendidik
Seperti yang telah diungkapakan diatas bahwa guru adalah faktor pendidikan
yang amat penting sebab ditangan guru yang berkompeten metode,
kurikulum, alat pembelajaran lainnya akan hidup dan berperan.
3. Lingkungan
1. Pendekatan Pembiasaan
2. Pendekatan Emosional
3. Pendekatan Rasional
4. Pendekatan Keteladanan
5. Pendekatan Fungsional.8
Sementara itu Armai Arif mengemukakan berbagai macam pendekatan
dalam Pendidikan Agama Islam yakni :
1. Pendekatan Filosofis
2. Pendekatan Induksi-deduksi
3. Pendekatan Fungsional
4. Pendekatan Emosional9
7
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
h. 79-81
8
Ramayulis, Metologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2001), cet,
1,h.150
14
9
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press,
1988),h. 100.
10
Abdul Majid dan Dian Anadayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Bandug :Remaja Rosdakarya 2006), h. 132
11
Ramayulis, Metologi Pengajaran Agama Islam..., h.104
10
Retnaningsih Burham, Peningkatan Pembelajaran Dalam Sistem Pendidikan Nasional
Indonesia(Jakarta ;Direktorat Pendidikan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional, 2008)
15
13
Retnaningsih Burhan, Peningkatan Pembelajaran dalam sistem…, h. 58
14
Zakiah Darajat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam…, h. 138-143
15
. Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,...h.303
16
2. Metode Ceramah
Dalam metode ceramah siswa akan mendengar, duduk, dan melihat
serta percaya bahwa yang diceramahkan guru itu benar. Teknik mengajar
melalui metode ceramah dari dahulu sampai sekarang masih berjalan dan
paling banyak dilakukan. Keuntungan atau kelebihan metode ini antara
lain ;
16
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam..., 304
17
Metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat
membantu kekurangan-kekurangan yang ada pada metode ceramah.
Dengan metode tanya jawab guru dapat gambaran sejauh mana siswa
dapat mengerti dan mengungkapkan apa yang diceramahkan.
17
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam..., h.290
18
Retraningsih Burham, Peningkatan Pembelajaran..., h.59
18
3) Tugas terlalu berat dan terlalu banyak sehingga tidak ada waktu
melakukan kegiatan yang lain.
19
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengaran Agama Islam ..., h.300
19
5. Metode Demonstrasi
3) Apabila siswa sendiri ikut aktif dalam suatu percobaan yang bersifat
demosratif, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang
melekat pada jiwanya dan berguna dalam pengembangan kecakapan.
20
. Zakiah Drajat, Metologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2001), cet,
2, h.138-297
20
7. Metode Karyawisata
21
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM, (Jakarta ; Raja Grafindo Persada, 1995) hal, 47
21
22
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Bumi Aksara, 1995), h. 70-73.
24
B. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
prestasi dan belajar, mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami lebih
jauh tentang prestasi belajar, penulis menjabarkan makna dari kedua kata
tersebut.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
yang dimaksud dengan Prestasi adalah “Hasil yang telah dicapai dari yang
telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”23. Sedangkan Saiful Bahri
Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, yang
mengutip dari Mas’ud Khasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang
telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja, dalam buku yang sama Nasrun
Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran yang disajikan kepada siswa.24
23
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta
:Balai Pustaka 1991). Cet ke-1, hal 787.
24
Saiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1994), Cet ke 1, hal 20-21.
25
25
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), Cet Ke-4, hal 2.
26
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu,
umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka)
dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai
materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini
dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam priode
tertentu
a. Teori Conditioning
b. Teori Connectionism(Thorndike)
Menurut teori trial and error (mencoba-coba dan gagal) ini, setiap
organisme jika dihadapkan dengan situasi baru maka akan melakukan
tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi buta. Jika
dalam usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang
dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang kebetulan
cocok itu kemudian dipegangnya. Karena latihan yang terus menerus maka
waktu yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu
makin lama makin efesien.Proses belajar menurut Thorndike melalui dua
proses:
2) law of effect; yang berarti bahwa tingkah laku yang berakibatkan suatu
keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat
dan dipelajari sebaik-baiknya.
Teori ini sering pula disebut fild theory atau insight full learning.
Melihat kepada nama teori ini dan kepada aliran psikologi yang
mendasarinya, yakni psikologi Gestalt, jelaslah kiranya bahwa pendapat
teori ini berbeda dengan pendapat teori-teori terdahulu sebelumnya.
Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah
yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga
menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan
hasil dari suatu proses yang didalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling
mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tergantung pada
faktor-faktor tersebut.
Menurut M. Alisuf Sabri dan Muhibbin Syah, ada berbagai faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa disekolah, secara garis besarnya
dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu: 1) Faktor Internal (faktor dari dalam
29
diri siswa), meliputi keadaan kondisi jasmani (Fisioligis) dan kondisi rohani
(psikologis). 2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), terdiri dari a) Faktor
lingkungan, baik sosial dan non sosial, b) Faktor Instrumental.26
a. Faktor Internal
Yang termasuk dalam faktor internal yaitu:
1) faktor Fisiologis
Yaitu faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan siswa
dan kebugaran fisik serta kondisi panca indranya terutama penglihatan dan
pendengaran.
2) Faktor Psikologis
Yaitu faktor kondisi psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa adalah faktor minat, bakat, intelejensi, Motivasi dan kemampuan-
kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan berfikir dan
kemampuan dasar pengetahuan (bahan apersepsi) yang dimiliki siswa.27
b.Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal terdiri dari:
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini terdiri dari dua bagian, yakni lingkungan sosial
baik disekolah maupun dirumah dan non sosial. Kalau lingkungan sosial
disekolah seperti guru, Staf Administrasi, serta teman-teman lingkungan
sekolah, selanjutnya lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi
adalah orang tua dan keluarga itu sendiri.28
2) Faktor Instrumental
Faktor instrumental terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat
pengajaran,media pengajran, guru dan kurikulum/ materi pelajaran serta
26
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman ilmu Jaya, 1996), Cet ke-1,
hal 59.
27
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., hal 60
28
Muhibbin Syah...., Hal 138-140.
30
1) Memperoleh angka atau nilai yang tinggi dalam hasil evaluasi belajar.
2) Dapat menjelaskan alasan menggunakan prinsip dan generalisasi bagi
situasi baru yang dihadapi (ranah kognitif).
3) Kemauan dalam menerapkan hasil pelajaran (ranah afektif).
4) Melakukan latihan diri dalam memecahkan masalah berdasarkan
konsep bahan yang telah diperolehnya atau menggunakannya dalam
praktek kehidupan sehari-hari (ranah psikomotorik).30
Sementara itu menurut Muhibbin Syah dalam bukunya menyatakan pada
prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses pembalajaran
siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah
itu, khususnya rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil
belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu,
yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan
perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat
29
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan...., hal 60.
30
Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar...h.105
31
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang
berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa. Berikut iniadalah
indicator atau jenis prestasi siswa dalam proses pembelajaran, indicator dan
kenis tersebut antara lain:
Ranah/Jenis Prestasi Indikator
A. Ranah Cipta
1. Pengamatan 1. Dapat menunjukan
2. Dapat membandingkan
3. Dapat menhubungkan
2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan
2. Dapat menunjukan kembali
31
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru hal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini penulis laksanakan pada tanggal 25 April sampai dengan
tanggal 13 juni 2010. mengambil lokasi di SMP Islam Parung Bogor yang
bertempat di JL. Raya Parung Bogor NO. 648...
A. Metode Penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Analisis Korelasi
(Metode koresional), dalam statistik istilah korelasi diberi pengertian hubungan
antara dua variabel atau lebih.1
Penelitian korelasi ini bermaksud mengetahui sejauh mana suatu variabel
barhubungan dengan variabel lain. Penelitian akan terlihat seberapa besar korelasi
antara kualitas pengajaran guru agama terhadap prestasi bidang studi agama siswa
.
B. Variabel Penelitian.
1
. Anas Sudjiono, Pengantar Satatistik Pendidikan, ( Jakarta :Raja Grafindo Persada,
2006), h. 179
2) Varibel prestasi bidang studi agama siswa (Variabel X) disebut dengan
dependent variabel, yaitu variabel yang dipengaruhi.
2
. Sukandarrumidi, Metologi Penelitian petunjuk praktis untuk peneliti pemula,
(Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2004), cet, 2, h. 47.
3
. Sukandarrumidi, Metologi Penelitian petunjuk praktis untuk peneliti pemula,...h. 57
4
. Mamluatul Karomah, Pengembangan Sumber adaya tenaga kependidikan di madrasah
pembangunan UIN Jakarta” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , UIN Jakarta,
2009), h. 30.
5
. Sukardi, Metologi penelitian pendidikan ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.58
Dalam pengumpulan data diperlukan adanya teknik yang tepat dan relevan
dengan data yang akan dicari. Adapun teknik pengumpulan data sebagai tersebut :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi umum SMP
Islam Parung. Dalam hal ini peneliti mengambil proses belajar mengajar
Pendidikan Agama Islam.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yang mdibutuhkan dalam penelitian ini sebatas pada sejarah
berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru, siswa dan karyawan, serta kegiatan
ekstrakurikuler di SMP Islam Parung.
3. Angket.
Anket merupakan daftar pertanyaan yang setiap pertanyaan sudah
disediakan jawabanya untuk dipilh,atau telah disediakan jawabanya. Dlam hal ini
peneliti menggunakan angket tertutup yang diberikan kepada siswa kelas VIII
SMP Islam. Untuk memudahkan dalam hitungan statistik, maka digunakan skala
model likert yakni skala yang sistem penilaianya terdidri atas empat penilaian.
Instrumen penelitian berupa skala yang akan digunakan dalam pengambilan data
yang dibagi menjadi dua macam item, yakni item pertanyaan positif dan item
pertanyaan negatif. Dlam skala ini skor akhir subjek merupakan skor
keseluruhabn dari jawaban setiap pertanyaan. Adapun alternatif u jawaban untuk
kedua item tersebut muali dari sangat sesuai (SS) sampai dengan sangat tidak
sesuai (STS).
Tabel 1
Katagori skala model likert
Tabel 2
Kisi-kisi kuesioner
Pengaruh kualitas pengajaran guru agama terhadap prestasi bidang studi agama
siswa di SMP Islam Parung
n Pertanyaan pokok Sub pokok indikator No item Jml item
o penelitian pertanyaan
1 Kualitas
pengajaran guru
agama
2 Prestasi bidang
studi agama siswa
P=F Xx 100%
N
. :Ket:
P : angka prosentasi
F : frekunsi
N : Number of cases
Untuk menganalisis hubungan antar dua variabel digunakan teknik
analisa koresional.
Cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi”r” produk moment
dengan berdasarkan skor aslinya atau angka kasarnya.
Mencari angka indeks korelasi “r” produk moment dengan rumus :
Keterangan:
Rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of cases
xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
X : Jumlah seluruh skor X
y : Jumlah seluruh skor y
Besarnya “ r ” Product
Moment Interpretasi
(rxy)
Antara Variabel X dan Variabel Y memang
0,00 – 0,20 terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan
Variabel Y
0,20 – 0,40
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah
0,40 – 0,70
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukupan
0,70 – 0,90
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
4. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul,langkah selanjutnya ialah
menganalisi data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
analisa data berdasarkan Korelasi Product moment dari pearson. Analisa
korelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan
atau korelasi antara variabel Kualitas Pengajaran Guru (Variabel X)
dengan Prestasi siswa (Variabel Y) adapun Rumus dari korelasi Product
moment tersebut. Yaitu :
r x y = N xy – (x) (y)
[Nx2 – (x)2 ] [ Ny2 – (y)2]
Setelah dianalisis selanjutnya diinterpretasikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Islam Parung
1. Sejarah SMP Islam Parung
2. Visi dan Misi
3. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa dan Saran
Prasarana.
a. Keadaan Guru
b. Keadaan Karyawan
c. Keadaan Siswa
d. Keadaan Sarana dan Prasarana.
PROFIL SEKOLAH
Jumlah
Jml Pendaftar Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
(Kls. VII + VIII + IX)
Th. Pelajaran (Cln Siswa
Jumlah Jumlah Jumlah
Baru) Jml Siswa Jml Siswa Jml Siswa Siswa Rombel
Rombel Rombel Rombel
2004/2005 280 280 7 289 7 279 7 848 21
2005/2006 230 230 5 267 7 279 7 776 19
2006/2007 210 210 5 227 6 254 7 691 18
2007/2008 154 154 4 200 5 200 5 554 14
Jenis Masa
Pend.
Nama Kela-min Usia Kerja
Akhir
L P Jabata
1. Kepala Sekolah Yayan Herdiyana Yazid 46 D1 5
2. Wakil Kepala Sekolah Drs. Murdiyantoro 42 S1 2
b. Guru
1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
2. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan
(keahlian)
No. Guru Jumlah guru dengan latar Jumlah guru dengan latar Jumlah
belakang pendidikan sesuai belakang pendidikan yang TIDAK
dengan tugas mengajar sesuai dengan tugas mengajar
BOGOR,
1 H. JARKASIH, S.Ag. 1 S1 / PAI 1998 1998 P. A
27-07-1957
JAKARTA,
4 Drs. RUSDI 1 S1 / PMP 1991 1191
10-09-1961
TANGERANG,
5 Drs. EDDY SUSANTO 1 S1 / FISIKA 1993 1993
26-08-1966
BOGOR,
6 Drs. MUSLIM 1 S1 / PAI 1990 1990 M
03-07-1965
PADANG,
7 Dra. YULIARNIS 1 S1 / PMP 1992 1992
24-07-1965
SEMARANG, S1 / BHS.
8 Dra. SUPARTI 1 1993 1993 BAH
17-12-1965 INGGRIS
BOGOR,
9 ACEP HARYADI 1 SMA / IPS 1986 - P
29-11-1965
TANGERANG, S1 / BHS.
10 MARYANIH, S.Ag. 1 1996 1996 BHS
01-03-1970 INDONESIA
JAKARTA, M
11 NENI RUKMINI, S.Ag. 1 S1 / PAI 2002 2002
11-01-1969
PANDAK, S1 / BHS.
12 Dra. SRI SUNARYATI 1 1993 1993 BHS
08-06-1968 INDONESIA
BANTUL,
13 Drs. MURDIYANTORO 1 S1 / PLS 1992 1992
26-11-1965
BOGOR, D.I /
17 IRAWATI PICZIANI 1 2000 -
30-08-1972 KOMPUTER
BOGOR, P
20 RAHMAT HERMAWAN 1 MAN / UMJ 1994 -
19-12-1975 M
BOGOR, S1 / EKONOMI
21 AJAT MUNAJAT, S.Ag. 1 2000 2007 IPS
03-07-1975 ISLAM
BOGOR, S1 / EKONOMI
22 DIAN ANDRIANI, SE. 1 1998 2001
24-06-1975 MANAJEMEN
KULONPROGO, S1 / P.
23 HERYANI, S.Pd. 1 2000 2000
21-11-1979 SEJARAH
BOGOR, S1 / BHS.
30 LINDAYANTI, S.Pd. 1 2003 2003 BH
10-04-1980 INGGRIS
TEGAL, S1 / P.
32 SODIKIN, S.Pd. 1 2000 2000 TIK
08-03-1973 GEOGRAFI
PALEMBANG, S1 / TEKNIK
33 Ir. SUUD HAMID 1 1994 2007
17-11-1965 ELEKTRO
SUKABUMI, SMEA /
36 IDA ROSIDAH 1 2004 - B
08-07-1985 SEKRETARIS
YAYASAN
KEPALA SEKOLAH
H. Jarkasih, S.Ag.
WAKIL KEPALA
SEKOLAH
Rahmat Hermawan Yayan Herdiyana Yazid
Ahmad Dahlan, S.Ag.
Kepala instalasi:
1. L
a
b
.
C
o
m
p
u
t
e
r
d
a
n
B
a
h
a
s
a
S
o
d
i
k
i
n
,
S
.
P
d
GURU 2. P
e
r
p
u
s
t
a
k
a
a
n
I
d
a
R
o
s
i
d
a
3. T
a
t
a
U
s
a
h
a
L
i
l
i
a
n
i
SISWA
P
e
m
b
i
n
a
O
S
I
S
:
1. K
o
o
r
d
i
n
a
t
o
r
:
2. W
a
k
i
l
K
o
o
r
d
i
n
a
t
o
r
:
3. P
e
m
b
i
n
a
P
r
a
m
u
k
a
:
4. P
e
m
b
i
n
a
P
M
R
:
5. A
n
g
g
o
t
a
:
Keterangan:
Baik Kerusakan < 15%
Rusak ringan 15% - < 30%
Rusak sedang 30% - < 45%
Rusak berat 45% - 65%
Rusak total >65%
Jumlah Jumlah
Jenis Ruangan Ukuran Kondisi*) Jenis Ruangan Ukuran Kondis
(buah) (buah)
(pxl) (pxl)
1. Perpustakaan 1 7x7 B 6. Lab. Bahasa 1 7x7 RR
3. Ketrampilan - - - 8. PTD
Jumlah
Jenis Ruangan Ukuran (pxl) Kondisi*)
(buah)
1. Kepala Sekolah 1 4x4 B
3. Guru 1 7x7 B
5. Tamu - - -
Lainnya: ………………
a. BP / BK 1 2x3 RR
Jumlah Jumlah
Jenis Ruangan Ukuran Kondisi*) Jenis Ruangan Ukuran Kon
(buah) (buah)
(pxl) (pxl)
1. Gudang 1 4x7 RS 10. Ibadah 1 7x7 B
Jumlah
Lapangan Ukuran (pxl) Kondisi*) Keterangan
(buah)
1. Lapangan Olahraga
a. Volly - - -
b. Lompat Jauh - - -
c. Bola Kaki - - -
d. Badminton 1 8 x 10 B
e. Basket 1 10 x 18 B
2. Lapangan Upacara 1 10 x 18 B
Peneliti uga melakukan wawancara dengan salah seorang guru Pendidikan Agama Islam, untuk
memperkuat data yang diambil melalui pemberian angket.
Untuk mengetahui secara ddeskriptif tentang kualitas pembelajaran terhadap prestasi siswa
dalam bidang studi agama Islam, maka dapat diuraikan dalam bentuk table-tabel.
Tabel 1