Anda di halaman 1dari 35

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

ANTROPOMETRI
A. DEFINISI ANTROPOMETRI DAN PERTUMBUHAN
Antropometri adalah ukuran dari tubuh. Pengukuran antropometri bertujuan untuk melakukan
evaluasi dan mencatat pertumbuhan anak. Pengukuran antropometri pada anak memerlukan
peralatan dan prosedur yang baku. Pertumbuhan merupakan peningkatan ukuran fisik,
berkaitan dengan perubahan dalam besar jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun
individuyang diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram, pound), ukuran panjang (cm,
meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
1. Faktor Internal
a. Ras/Etnik/Bangsa
b. Keluarga
c. Umur
d. Jenis Kelamin
e. Genetik
f. Kelainan Kromosom
2. Faktor Eksternal (Lingkungan)
a. Lingkungan Pranatal
a. Gizi e.Radiasi
b. Mekanis f. Infeksi
c. Toksin/zat kimia g. Kelainan imunologi
d. Endokrin (DM) h. Anoksia Embrio
i. Psikologi ibu
b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi : trauma kepala, asfiksia
c. Faktor Pasca Persalinan
- Gizi
- Penyakit kronis atau kelainan kongenital
- Lingkungan fisik dan kimia
- Psikologis
- Endokrin
- Sosioekonomi
1
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

- Lingkungan pengasuhan
- Stimulasi
- Obat-obatan
C. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ANTROPOMETRI
1. Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri yaitu:
a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas,
mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif. Yaitu apabila
terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas pada anak, maka dapat
dilakukan pengukuran kembali tanpa harus adanya persiapan alat yang rumit. Berbeda
ketika melakukan pengukuran status gizi dengan metode biokimia maka apbila terjadi
kesalahan alat dan bahan yang harus disediakan relative mahal dan rumit.
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh
tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biaya relatif murah, karena mudah didapat
e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
f. Secara alamiah diakui kebenaranya.
2. Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif
Metode ini tidak bisa mendeteksi status gizi dalam waktu singkat
b. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi,
dan validitas pengukuran antropometri gizi.
d. Kesalahan terjadi karena:
1) Pengukuran
2) Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
3) Analisis dan asumsi yang keliru

2
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

e. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:


1) Latihan petugas yang tidak cukup
2) Kesalahan alat atau alat tidak ditera
3) Kesulitan pengukuran
3. Keunggulan Antropometri
a. Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar.
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
c. Alat murah, mudah di bawa, tahan lama, dapat di pesan dan di buat di daerah setempat
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat di bakukan
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
f. Ummumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik, karena sudah ada
ambang batas jelas.
g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu
generasu ke generasi berikutnya.
D. JENIS PARAMETER
1. Umur
Faktor umur sangat penting dalam menentukan status gizi. Kesalahan dalam penentuan umur akan
menyebabkan interpretasi satus gizi menjadi salah. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan
umur digunakan adalah tahun umur penuh (Completed Year) dan untuk anak 0-2 tahun digunakan
bulan usia penuh (Completed Month).
Contoh : tahun usia penuh.
Umur : 7 tahun 2 bulan dihitung 7 tahun
6 tahun 11 bulan dihitung 6 tahun.
Contoh : bulan penuh
Umur : ~ 5 bulan 5 hari di hitung 5 bulan
~ 7 bulan 14 hari dihitung 7 bulan

2. Berat Badan
• Merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru
lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
Penurunan berat badan merupakan yang sangat penting karena mencerminkan masukan kalori
yang tidak adekuat.

3
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

• Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang.
• Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat & protein otot menurun.
• Pada orang yang edema & acites terjadi penambahan cairan dalam tubuh
• Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada
orang kekurangan gizi.
Weight scale
Baby scale

3. Tinggi Badan
• Tinggi badan mrp parameter yg penting bagi keadaan yg telah lalu & keadaan
sekarang, jika umur tidak diketahui dg tepat.
• Pengukuran tinggi badan u/ anak balita sudah dapat berdiri, contoh : mikrotoa
Microtois

4. Lingkar Lengan Atas


• Menurut Depkes RI (1994) pengukuran LLA pada kelompok wanita usia subur (WUS)
adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh
4
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

masyarakat awam untuk mengetahui kelompok beresiko Kekurangan Energi Kronis (


KEK ). Wanita usia subur adalah wanita usia 15 – 45 tahun.
• Pd anak digunakan sbg alternatif kalau tidak bisa ditimbang/diukur tinggi badanya

5. Lingkar Kepala
• Lingkar kepala : memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala / peningkatan
ukuran kepala.
• Contoh : Yang sering adalah kepala besar ( hidrocefalus ) & kepala kecil (
mikrosefalus )
• Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak & tulang tengkorak.
• Lingkar kepala dapat juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran
umur.
• Masalah yang sering dijumpai adalah mengenai standard of reference.
5
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

• Tulang tengkorak / lingkar kepala dipengaruhi oleh suku bangsa dan genetik. Juga
dipengaruhi oleh kebudayaan, seperti orang Amerika Utara, dimana kepala anak agak
besar.

6. Lingkar Dada
• Biasanya dilakukan pada anak usia 2 -3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar
dada sama pada umur 6 bulan.
• Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat & pertumbuhan dada lebih
cepat.
• Umur antara 6 bulan & 5 tahun, rasio antara lingkar kepala & dada adalah kurang dari
satu, hal ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan /
kelemahan otot & lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai indikator
dalam menentukan KEP pada balita.
• Masalah yang sering ditemukan adalah akurasi pengukuran ( pembacaan ), karena
pernafasan anak yang tidak teratur.

6
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

7. Lingkar Perut
• Pengukuran lingkaran perut (waist circumference) kini menjadi metode paling
populer kedua (sesudah IMT) untuk menentukan status gizi.
• Cara pengukuran lingkaran perut ini dapat membedakan obesitas menjadi jenis perifer
(obesitas tipe gynoid), abdominal (obesitas tipe android), dan obesitas tipe ovid
(DivisionXenical, 2007)
E. INDEKS ANTROPOMETRI
• Parameter antropometri mrp dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara
beberapa parameter disebut Indeks Antropometri.
• Penggolongan Keadaan Gizi menurut Indeks Antropometri ( Sumber : Puslitbang
Gizi, 1980. Pedoman Ringkas Cara Pengukuran Antropometri & Penentuan Gizi.
Bogor )
1) Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
• Jika dalam keadaan normal maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan
umur
• Jika dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan yaitu berat badan berkembang
cepat/ lebih lambat dari keadaan normal
2) Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
• Tinggi badan menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
• Kondisi normal, TB tumbuh seiring pertambahan umur.
• Maka indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu. Beaton & Bengoa ( 1973 ) :
bahwa indeks TB/U disamping memberikan status gizi masa lampau, juga lebih erat
kaitannya dengan status sosial ekonomi.
3) Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
• Dalam keadaan normal, perkembangan BB akan searah dg pertumbuhan TB dg
kecepatan tertentu.
• Indeks BB/TB mrp indikator yang baik u/ menilai status gizi saat ini (sekarang).
Indeks BB/TB merupakan indeks yang independen terhadap umur.
4) Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)
• LLA memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah
kulit.
• LLA merupakan parameter yang labil, sehingga LLA merupakan indeks status gizi
saat ini : perkembangan LLA pada tahun pertama 5,4 cm sedangkan pada umur 2
tahun – 5 tahun ± 1,5 cm per tahun, kurang sensitif untuk usia selanjutnya.
• Penggunaan LLA sebagai indikator status gizi, disamping digunakan secara tunggal
juga dalam bentuk kombinasi dengan dengan parameter lainnya LLA/U dan LLA/TB
yang disebut dengan quack stick.
• LLA dilakukan pada bagian pertengahan antara pangkal lengan atas (caput humeri) &
ujung siku (olekranon) dengan menggunakan pita pengukur
7
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

a) LLA < 12 cm = gizi buruk


b) LLA 12-13,5 cm = gizi kurang
c) LLA > 13,5 = gizi normal
5) Indeks Masa Tubuh (IMT)
• Masalah kekurangan & kelebihan gizi pada orang dewasa ( usia 18 tahun keatas
)merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit tertentu, juga
dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan
tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan
mempertahankan BB yang ideal/normal.
• Di indonesia khususnya, cara pemantauan & batasan BB normal orang dewasa belum
jelas mengacu pada patokan tertentu.
BB ideal = ( TB – 100 ) – 10% ( TB – 100 ) atau 0,9 X ( TB – 100 )
IMT = BB(KG)/ TB2 (M2)
NILAI STANDAR
a) <20 UNDERWEIGTH
b) 20-25 BERAT NORMAL
c) 25-30 OVERWEIGHT
d) >30 OBESE/GEMUK

REFERENSI:
1. Supariasa, I.D.N., Bakri, B., & Fajar, I. (2002). Penilaian status gizi. Jakarta: EGC

2. Carman, S., Kyle, T. (2015). Buku ajar: Keperawatan pediatric Vol.1 (Devi Yulianti:
penerjemah). Jakarta: EGC

3. Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman pelaksanaan: Stimulasi, deteksi dini dan
intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar.
Jakarta: Kemeterian Kesehatan RI.

4. Kementerian Kesehatan RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia: Standar antropometri penilaian status gizi anak. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.

5. Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2009). Wong’s essentials of pediatric nursing (8th
ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.

6. James, S.R., Nelson, K.A., & Ashwill, J.W. (2013). Nursing care of children:
Principles & practice (4th ed.). St. Louis, Missouri: Elsevier Saunders.

7. Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Schwartz, P.
(2009). Wong: Buku ajar keperawatan pediatrik (Andry Hartono, Sari
Kurnianingsih & Setiawan, Penerjemah). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

8
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

CHECKLIST PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Nama Mahasiswa : ..............................................


NPM : ..............................................
Semester/Kelas :
..............................................
NO NILAI
ASPEK YANG DINILAI
. 0 1 2
1 Tahap Pre Interaksi
a. Mengumpulkan data tentang klien
b. Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri;
menyatakan kesiapan untuk melakukan kegiatan
c. Memerlukan staf atau tenaga tambahan lainnya dengan jumlah
tertentu atau tidak
d. Membuat rencana pertemuan dengan klien (menyebutkan
kegiatan yang akan dilakukan dan waktu yang diperlukan)
e. Menyiapkan alat:
- Baby scale/ dacin/ timbangan berat badan (weight scale)
- Pita LILA
- Medline
- Length board, microtoise, (pengukur tinggi/panjang badan)
f. Cuci tangan
2 Tahap Orientasi
a. Memberikan salam
b. Kontak mata, memperkenalkan diri
c. Menanyakan nama klien
d. Menjelaskan tanggung jawab dan peran perawat dank
lien/keluarga
e. Menjelaskan kegiatan pengukuran antropometri, alasan dan
tujuannya.
f. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan dan kerahasiaan data
3 Tahap Kerja
a. Memberi kesempatan pada klien/keluarga untuk bertanya
sebelum kegiatan pengukuran dimulai
b. Menanyakan keluhan
c. Memulai kegiatan pengukuran antropometri sesuai procedure,
yaitu:
1) Penimbangan berat badan
- Bayi: Melakukan penimbangan berat badan bayi dengan
baby scale/ dacin/ weight scale  berikan alas bayi, atur
timbangan di angka nol, lepaskan pakaian bayi, pampers,
sepatu
- Anak: penimbangan anak yang sudah bias berdiri dengan
weight scale (timbangan pegas, dsb.)  lepaskan pakaian
anak, atur timbangan angka nol sebelum anak naik ke
timbangan
9
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

2) Pengukuran panjang/tinggi badan


- Bayi: length board (papan pengukur panjang badan) 
posisi bayi berbaring lurus, mata mengahadap ke atas,
telapak kaki menyentuh papan geser penentu angka, kepala
bayi menempel pangkal papan.
- Anak yang sudah bisa berdiri: microtoise  posisi anak
berdiri tegak, menempel dinding, alas kaki dilepas, arah
mata lurus ke depan.
3) Pengukuran lingkar kepala: dengan medline 
mengukur tepat sepanjang dahi anak (di atas telinga)
4) Pengukuran lingkar dada: dengan medline  mengukur
secara tepat di sepanjang lingkar dada (daerah payudara)
5) Pengukuran lingkar perut: dengan medline  mengukur
secara tepat di daerah sepanjang tali pusat
6) Pengukuran lingkar lengan atas: dengan pitaLILA 
tentukan tangan yang akan diperiksa ( yang tidak aktif),
lengan dalam posisi setengah terlipat, tentukan batas atas
pengukuran dan bawahnya, posisi tengah adalah tempat
pengukuran lila.
d. Merapikan pakaian klien, alat dan mencuci tangan
4 Tahap Terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Kaji respon klien terhadap tindakan keperawatan
c. Memberikan reinforcement positif pada klien/ keluarga
d. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu, dan tempat)
e. Akhiri pertemuan dengan baik, salam penutup
Dokumentasi: mendokumentasikan tindakan pengukuran
antropometri pada anak
Mendokumentasikan hasil pengukuran antropometri pada KMS/
dokumentasi keperawatan
TOTAL NILAI

NILAI AKHIR: .....................

KETERANGAN
0 : Tidak di lakukan sama sekali Nilai = Jumlah nilai yang didapat
1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna X 100 %
2 : Dilakukan dengan sempurna Jumlah maks. aspek yang dinilai

Nilai minimal kelulusan: 2, 75 ( 68 )


Mataram,…….. 20
Penguji

( )

10
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

PENILAIAN PERKEMBANGAN (PENDEKATAN DENVER 2 DAN KUESIONER


PRA SKRINING PERKEMBANGAN)

A. PENDAHULUAN
Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu
Harus dipantau secara berkala.
Bayi/ anak dengan risiko tinggi perlu mendapat prioritas, antara lain bayi prematur,
berat lahir rendah, riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu
diabetes melitus, gemeli, dll.
Denver II merupakan salah satu alat skrining perkembangan untuk mengetahui sedini
mungkin penyimpangan perekembangan yang terjadi pada anak sejak lahir sampai
berumur 6 tahun.

B. LANGKAH PERSIAPAN
1. Tempat
Tempat yang tenang/ tidak bising, dan bersih. Sediakan meja tulis dg kursinya dan matras.
2. Perlengkapan Tes
Gulungan benang wool berwarna merah (dg diameter 10 cm)
Kismis
Kerincingan dg gagang yang kecil
10 bh kubus berwarna dg ukrn 2,5 cm x 2,5 cm
Botol kaca kecil dengan diamater lubang 1,5 cm
Bel kecil
Bola tenis
Pinsil merah
Boneka kecil dengan botol susu
Cangkir plastik dg gagang/ pegangan
Kertas kosong

11
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

3. . Formulir Denver II
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 th, berisi 125 gugus tugas
yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi berikut :
Bidang/Aspek Yang Dinilai
1. Personal social (Personal sosial)
Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan
perorangan
2. Fine motor adaptive (Adaptif-Motorik halus)
Koordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil
3. Language (Bahasa)
Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.
4. Gross motor (Motorik kasar)
Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar
Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan
tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24 bulan.
Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemampuan
perkembangan yaitu 25%; 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas
perkembangan tersebut.
6 9 12 15
_______________________________________________
25% 50% 75% 90%

25% populasi anak sudah dapat berjalan dengan baik pada usia 11 bulan lebih,
50% pada usia 12 1/3 bulan.
Pada ujung sebelah kiri dari daerah hitam menunjukkan bahwa 75% populasi sudah
dapat berjalan dengan baik pada usia 13 ½ bulan
Pada ujung kanan dari daerah hitam menunjukkan 90% populasi anak sudah dapat
berjalan dg baik pada usia 15 bulan kurang.

12
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak
sebelah kiri:
R (Report)=(L:laporan): tugas perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan
dari orang tua/ pengasuh. Akan tetapi apabila memungkinkan maka penilai dapat
memperhatikan apa yang bisa dilakukan oleh anak.
Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor yang ada
pada formulir.

C. LANGKAH PELAKSANAAN
1. Sapa orang tua/ pengasuh dan anak dengan ramah
2. Jelaskan tujuan dilakukan tes perkembangan, jelaskan bahwa tes ini bukan untuk
mengetahui IQ anak.
3. Buat komunikasi yang baik dengan anak.
4. Hitung umur anak dan buat garis umur
- Instruksi umum: catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal pemeriksaan pada
formulir.
5. Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir.
(1 thn = 12 bulan; 1 bulan = 30 hari; 1 minggu = 7 hari)

6. Tarik garis umur dari garis atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada
ujung atas garis umur.
9-9-2004
6 9 12 15
-------------------------------------------------------------------------------------------
Umur anak 13 ½ bulan, tgl pemeriksaan 9 Sept 2004
7. Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai dari sektor
yang paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak di sebelah
kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur

13
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

i. Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat di
sebelah kiri garis umur serta tiap tugas perkembangan yang ditembus garis umur
ii. Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu ujicoba pada langkah i (“gagal”;
“menolak”; “tidak ada kesempatan”), lakukan ujicoba tambahan ke sebelah kiri garis
umur pada sektor yang sama sampai anak dapat “lulus” 3 tugas perkembangan.
iii.Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkembangan pada langkah i, lakukan
tugas perkembangan tambahan ke sebelah kanan garis umur pada sektor yang sama
sampai anak ”gagal” pada 3 tugas perkembangan.
8. Beri skor penilaian
Skor dari tiap ujicoba ditulis pada kotak segi empat.
P: Pass/ lulus. Anak melakukan ujicoba dengan baik, atau ibu/ pengasuh anak
memberi laporan anak dapat melakukannya.
F: Fail/ gagal. Anak tidak dapat melakukan ujicoba dengan baik atau ibu/pengasuh
anak memberi laporan anak tidak dapat melakukannya dengan baik
No: No opportunity/ tidak ada kesempatan. Anak tidak mempunyai kesempatan untuk
melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada ujicoba
dengan tanda R
R: Refusal/ menolak. Anak menolak untuk melakukan ujicoba
Interprestasi Penilaian Individual
1. Lebih (advanced)
Bilamana lewat pada ujicoba yang terletak di kanan garis umur, dinyatakan
perkembangan anak lebih pada ujicoba tsb.
garis umur

2. Normal
Bila gagal atau menolak melakukan tugas perkembangan disebelah kanan garis umur,
dikatagorikan sebagai normal.
garis umur garis umur

Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R) pada tugas
perkembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25 dan 75, maka
dikatagorikan sebagai normal.
garis umur garis umur garis umur

14
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

9. Selama tes perkembangan, amati perilaku anak. Apakah ada perilaku yang khas,
bandingkan dengan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas tanyakan kepada orang
tua/ pengasuh, apakah perilaku tsb merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki anak
tsb. Bila tes perkembangan dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar. dll dapat
memberikan perlaku yang menghambat tes perkembangan

TEST PERILAKU
Khusus
Patuh
Tertarik sekeliling
Ketakutan
Lama perhatian

D. LANGKAH MENGAMBIL KESIMPULAN


Normal
Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.
Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
Suspect/ Suspek
Bila didapatkan > 2 caution dan/atau > 1 keterlambatan.
Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasa
takut, keadaan sakit atau kelelahan
Untestable/ Tidak dapat diuji
Bila ada skor menolak pada > 1 uji coba terletak disebelah kiri garis umur atau
menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75-9
Lakukan uji ulang 1-2 minggu

E. TINDAK LANJUT

15
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

REFERENSI:
1. Supariasa, I.D.N., Bakri, B., & Fajar, I. (2002). Penilaian status gizi. Jakarta: EGC

2. Carman, S., Kyle, T. (2015). Buku ajar: Keperawatan pediatric Vol.1 (Devi Yulianti:
penerjemah). Jakarta: EGC

3. Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman pelaksanaan: Stimulasi, deteksi dini dan
intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta:
Kemeterian Kesehatan RI.

4. Kementerian Kesehatan RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia:


Standar antropometri penilaian status gizi anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.

5. Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2009). Wong’s essentials of pediatric nursing (8th
ed.). St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.

6. James, S.R., Nelson, K.A., & Ashwill, J.W. (2013). Nursing care of children:
Principles & practice (4th ed.). St. Louis, Missouri: Elsevier Saunders.

7. Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Schwartz,
P. (2009). Wong: Buku ajar keperawatan pediatrik (Andry Hartono, Sari
Kurnianingsih & Setiawan, Penerjemah). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

16
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

CHEKLIST PENILAIAN PERKEMBANGAN PENDEKATAN DENVER 2


Nama Mahasiswa : ..............................................
NPM : ..............................................
Semester/Kelas : ..............................................
No ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 Tahap Pre Interaksi 0 1 2
Mengumpulkan data tentang klien
Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri, menyatakan
kesiapan untuk melakukan kegiatan
Memerlukan staf lain dengan jumlah tertentu atau tidak
Membuat rencana pertemuan dengan klien/menyebutkan kegiatan
yang akan dilakukan, dan waktu yang diperlukan
Menyiapkan alat:
 Form DDST
 DDST KIT
 Penggaris
 Alat tulis
Cuci tangan
2. Tahap orientasi
Memberikan salam
Kontak mata
Memperkenalkan nama perawat/tim yang melakukan kegiatan
Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
Menjelaskan tanggung jawab perawat dank lien/keluarga
Menjelaskan peran perawat dan klien
Menjelaskan kegiatan penilaian perkembangan anak
Menjelaskan alasan dan tujuan penilaian perkembangan anak
Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan penilaian
perkembangan
Menjelaskan kerahasiaan
3. Tahap Kerja
Memberi kesempatan pada klien/keluarga untuk bertanya sebelum
kegiatan pengukuran dimulai
Menanyakan keluhan
Memulai kegiatan dengan cara yang baik
Memulai kegiatan penilaian perkembangan sesuai prosedur
Mengkaji kondisi kesehatan anak
Menyiapkan form DDST
Menanyakan tanggal lahir anak

17
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

Menghitung usia biologis anak


Menentukan garis usia anak pada form DDST
Memotivasi anak melakukan kegiatan pada DDST sesuai tahap
perkembangan usia anak
 Bahasa
 Motorik halus
 Motorik kasar
 Personal sosial
Memberi tanda pada form DDST sesuai kemampuan anak dimulai
dari kanan garis usia, yang sesuai garis usia, dan di kiri garis usia
 Skoring
Passed ( lulus ), Failure ( gagal ), Refuse ( menolak ), by
report/no opportunity ( tidak ada kesempatan )
 Interpretasi
Advanced ( lebih ), Normal, Caution ( Peringatan ), Delay
( keterlambatan ), No Opportunity (tidak ada kesempatan )
 Kesimpulan
Normal, Suspect ( diduga ), Untestable ( tidak dapat diuji )
Merapikan klien
Merapikan alat
Mencuci tangan
4. Tahap terminasi
Evaluasi hasil kegiatan
Kaji respon klien terhadap tindakan keperawatan
Memberikan reinforcement positif pada klien/keluarga
Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan, waktu, tempat )
Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
Dokumentasi
Mendokumentasikan tindakan penilaian perkembangan
Mendokumentasikan hasil penilaian perkembangan anak dalam
KMS balita /dokumentasi keperawatan
TOTAL NILAI
NILAI AKHIR: .....................
KETERANGAN Nilai = Jumlah nilai yang didapat
0 : Tidak di lakukan sama sekali X 100 %
1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna Jumlah maks. aspek yang dinilai
2 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai minimal kelulusan: 2, 75 ( 68 ) Mataram,…….. 20
Penguji
( )

18
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

STIMULASI, DEKTEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG


(SDIDTK)

A. KOMPONEN SDIDTK
 Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
 Deteksi dini penyimpangan perkembangan
 Deteksi dini penyimpangan emosional.
B. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN
1. Tanya perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
mulai umur 3 bulan :
 minimal tiap 3 bln sampai umur 2 thn
 minimal tiap 6 bulan umur 2 - 6 thn.
2. Tanya pendengaran anak dengan TDD (tes daya dengar) mulai umur 3 bln :
 minimal tiap 3 bln sampai umur 1 thn
 minimal tiap 6 bulan sampai umur 6 thn
3. Tes penglihatan anak dengan TDL (tes daya lihat) mulai umur 3 tahun tiap 6 bulan.
4. Gangguan perilaku dengan KMME (kuesioner masalah mental emosional), CHAT
(checklist for autisme in toddler) dan Conners untuk Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktifitas

19
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

C. KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN


 Berisi 10 pertanyaan singkat mengenai kemampuan yang telah dicapai oleh bayi dan
anaknya.
 Tujuan : untuk mengetahui apakah perkembangan bayi / anak normal atau ada
penyimpangan
 Jadwal rutin : tiap 3 bulan sejak usia 3 – 24 bulan kmd tiap 6 bulan sampai usia 72
bulan.
 Tiap Usia memiliki kuesioner tersendiri
 Pilih daftar pertanyaan yang sesuai dengan usia bayi / anak
 9-10 pertanyaan singkat pada orang-tua / pengasuh, tentang kemampuan yang
telah dicapai oleh anak
 mulai umur 3 bulan, minimal tiap 3 bulan sampai umur 2 tahun, minimal tiap 6
bulan sampai umur 6 tahun untuk mengetahui perkembangan anak sesuai umurnya
atau terlambat
 Alat :
1. Kuesioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak
2. Kertas, pensil,
3. bola karet atau plastik seukuran bola tenis,
4. kerincingan,
5. kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah,
6. benda-benda kecil seperti kismis/potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm

 Jika anak datang belum mencapai usia pemeriksaan rutin, maka ibu diminta kembali
kontrol pada usia terdekat dengan pemeriksaan rutin
 Jika ibu datang dengan masalah tumbuh kembang anak, sedangkan umur anak bukan
umur skrining, maka lakukan skrining dengan menggunakan formulir KPSP usia
terdekat – yang lebih muda.

20
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

21
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

22
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

INTERPRETASI KPSP
 Hitunglah jumlah jawaban Ya.
 Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
 Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
 Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
 Jawaban tidak harus diperinci menurut jenis keterlambatan
 Apabila jumlah jawaban Ya = kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali mengenai:
a) Cara menghitung umur anak
b) Daftar pertanyaan, apakah sesuai dengan
umur anak
c) Apakah jawaban orang tua/pengasuh anak
sesuai dengan yang dimaksudkannya.
INTERVENSI
 Bila perkembangan sesuai (S):
◦ Puji ibu, teruskan pola asuh anak
◦ Beri stimulasi sesering mungkin, tiap saat sesuai umur dan kemampuan anak
◦ Lakukan pemeriksaan / skrining rutin sesuai umur
 Perkembangan meragukan (M) :
◦ Beri ibu petunjuk stimulasi, lebih sering, setiap saat untuk mengejar
ketertinggalannya
◦ Lacak kemungkinan gangguan kesehatan lain yang menyebabkan penyimpangan
perkembangan
◦ Ulangi KPSP 2 minggu kemudian
◦ Jika hasil tetap 7 atau 8, ulangi 2 minggu kemudian.
◦ Jika hasil tetap 7 atau 8 kemungkinan ada penyimpangan (P)
 Perkembangan ada Penyimpangan (P):
◦ Rujuk ke klinik tumbuh kembang RS untuk memeriksa perkembangan anak lebih
lanjut / penanganan Tim spesialistik

TES DAYA DENGAR


 Tujuan :
 Menemukan gangguan pendengaran sejak dini.
 Dapat memberi intevensi sedini mungkin pada anak yang mengalami gangguan
pendengaran.
 Jadwal
 Setiap 3 bulan pada bayi umur  12 bulan
 Setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas.
 Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga PADU dan petugas terlatih
lainnya.
23
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

 Alat / sarana yang diperlukan adalah :


 Instrumen TDD menurut umur anak
 Gambar binatang (ayam anjing, kucing), manusia
 Mainan (Boneka, Kubus, Sendok, Cangkir, Bola)

 Cara melakukan TDD :


 Menghitung umur anak dalam bulan
 Memilih daftar pertanyaan sesuai umur anak
Pada anak umur  24 bulan :
 semua pertanyaan harus dijawab orang tua/pengasuh anak.
 Membacakan pertanyaan anak dengan jelas, dan berurutan.
 Menunggu jawaban dari orang tua/ pengasuh
 Jawaban “YA” jika menurut orangtua/pengasuh, anak dapat melakukannya satu bulan
terakhir.
 Jawaban “TIDAK” jika menurut orangtua/pengasuh anak tidak pernah, tidak tahu atau
tidak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir,
Pada anak umur 24 bulan atau lebih
 Pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/ pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.
 Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang tua/pengasuh.
 Jawaban “YA” jika anak dapat melakukan perintah orang tua/ pengasuh.
 Jawaban “TIDAK” jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah orang
tua/ pengasuh.
 Intepretasi
 Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
 Catat dalam buku KIA atau kartu kohort bayi/ balita atau status/catatan medik anak,
jenis kelainan.
 Intervensi
 Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada .
 Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.

24
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

TES DAYA LIHAT


 Tujuan :
 Mendeteksi secara dini kelainan daya lihat.
 Dapat melakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh
ketajaman daya lihat menjadi besar.
 Jadwal tes daya lihat :
 Setiap 6 bulan pada anak usia pra sekolah (umur 36-37 bulan)
 Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga PADU dan petugas terlatih
lainnya.
 Alat/ sarana yang diperlukan adalah :
 Ruang bersih, tenang, pencahayaan baik.
 Dua buah kursi, satu untuk anak, satu untuk pemeriksa
 Poster “ E” untuk digantung, dan kartu “E” untuk dipegang anak.
 Alat penunjuk.

25
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

 Cara melakukan tes daya lihat :


 menggantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk
 Letakkan kursi anak sejauh 3 meter dari poster “E” menghadap ke poster “E”
 Letakan kursi pemeriksa disamping poster “E”
 Mengajari anak menggunakan kartu “E”
 Beri pujian anak jika dapat melakukannya.
 Minta anak menutup sebelah matanya dengan buku/kertas.
 Cara melakukan tes daya lihat (lanj..)
 Tunjuk huruf “E” pada poster satu per satu mulai baris pertama sampai baris ke empat
atau bari “E” terkecil yang masih dapat dilihat.
 Puji anak setiap kali dapat melakukannya
 Ulangi pemeriksaan pada mata satunya dengan cara yang sama.
 Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat
Mata kanan : ........, Mata Kiri : .........

 Interpretasi :
 Bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster “E”, artinya tidak dapat
mencocokan arah kartu “E” yang dipeganggnya dengan arah “E” pada baris ketiga
yang ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.
 Intervensi
 melakukan pemeriksaan ulang.
 Bila pemeriksaan berikutnya, anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama
dengan kedua matanya, rujuk ke`Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang
mengalami gangguan (kanan, kiri, atau keduanya).

26
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK)


CKECKLIST TES DAYA DENGAR (TDD)

Nama Mahasiswa : ..............................................


NPM : ..............................................
Semester/Kelas : ..............................................

No ASPEK YANG DINILAI NILAI


1 Tahap Pre Interaksi 0 1 2
Mengumpulkan data tentang klien
Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri, menyatakan
kesiapan untuk melakukan kegiatan
Memerlukan staf lain dengan jumlah tertentu atau tidak
Membuat rencana pertemuan dengan klien/menyebutkan kegiatan
yang akan dilakukan, dan waktu yang diperlukan
Menyiapkan alat:
 Instrumen TDD menurut umur anak
 Gambar binatang (ayam, anjing, lucing, manusia)
 Mainan (boneka, kubus, cangkir, bola)
Cuci tangan
2. Tahap orientasi
Memberikan salam
Kontak mata
Memperkenalkan nama perawat/tim yang melakukan kegiatan
Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
Menjelaskan tanggung jawab perawat dank lien/keluarga
Menjelaskan peran perawat dan klien
Menjelaskan kegiatan penilaian daya dengar anak
Menjelaskan alasan dan tujuan penilaian daya dengar anak
Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan penilaian
perkembangan
Menjelaskan kerahasiaan
3. Tahap Kerja
Memberi kesempatan pada klien/keluarga untuk bertanya sebelum
kegiatan pengukuran dimulai
Menanyakan keluhan
Memulai kegiatan dengan cara yang baik
Memulai kegiatan penilaian perkembangan sesuai prosedur

27
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

Mengkaji kondisi kesehatan anak


Menyiapkan instrumen daya dengar sesuai umur anak dan
peralatan yang diperlukan
Menanyakan tanggal lahir anak
Menghitung usia biologis anak
Menanyakan daftar pertanyaan TDD sesuai umur anak
1. Pada anak umur kurang dari 24 bulan
a. Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/pengasuh
anak. Tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak
untuk mencari siapa yang salah
b. Bacakan pertanyaan dengan lamba, jelas dan nyaring, satu per
satu, berurutan
c. Tunggu jawan dari orang tua/pengasuh anak
d. Jawaban YA jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat
mlakukannya dalam 1 bulan terakhir
e. Jawaban TIDAK jika menurut orang tua/pengasuh, anak tidak
pernah, tidak tahu atau tak dapat melakukannya 1 bulan
terakhir
2. Pada anak umur 24 bulan atau lebih
a. Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orang
tua/pengasuh untuk dikerjakan oleh anak
b. Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang
tua/pengasuh
c. Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orang
tua/pengasuh
d. Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau
melakukan perintah orang tua/pengasuh

INTERPRETASI
Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak
mengalami gangguan pendengaran
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada orang tua atau keluarga
Merujuk pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki
layanan terapi tumbuh kembang anak apabila ditemukan kelainan
tumbuh kembang
Merapikan klien
Merapikan alat
Mencuci tangan
4. Tahap terminasi
Evaluasi hasil kegiatan
Kaji respon klien terhadap tindakan keperawatan
Memberikan reinforcement positif pada klien/keluarga
Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan, waktu, tempat )

28
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

Akhiri pertemuan dengan cara yang baik


Dokumentasi
Mendokumentasikan tindakan TDD
Mendokumentasikan hasil TDD di KMS balita /dokumentasi
keperawatan
TOTAL NILAI
NILAI AKHIR: .....................

KETERANGAN
0 : Tidak di lakukan sama sekali Nilai = Jumlah nilai yang didapat
1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna X 100 %
2 : Dilakukan dengan sempurna Jumlah maks. aspek yang dinilai

Nilai minimal kelulusan: 2, 75 ( 68 )

Mataram,…….. 20
Penguji

( )

29
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK)


CKECKLIST TES DAYA LIHAT (TDL)

Nama Mahasiswa : ..............................................


NPM : ..............................................
Semester/Kelas : ..............................................

No ASPEK YANG DINILAI NILAI


1 Tahap Pre Interaksi 0 1 2
Mengumpulkan data tentang klien
Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri, menyatakan
kesiapan untuk melakukan kegiatan
Memerlukan staf lain dengan jumlah tertentu atau tidak
Membuat rencana pertemuan dengan klien/menyebutkan kegiatan
yang akan dilakukan, dan waktu yang diperlukan
Menyiapkan alat:
 Ruangan yang bersih, tenang, penyinaran baik
 2 buah kursi, 1 untuk anak, 1 untuk pemeriksa
 Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang
 Alat penunjuk
Cuci tangan
2. Tahap orientasi
Memberikan salam
Kontak mata
Memperkenalkan nama perawat/tim yang melakukan kegiatan
Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
Menjelaskan tanggung jawab perawat dank lien/keluarga
Menjelaskan peran perawat dan klien
Menjelaskan kegiatan penilaian daya lihat anak
Menjelaskan alasan dan tujuan penilaian daya lihat anak
Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan penilaian
daya lihat anak
Menjelaskan kerahasiaan
3. Tahap Kerja
Memberi kesempatan pada klien/keluarga untuk bertanya sebelum
kegiatan pengukuran dimulai
Menanyakan keluhan
Memulai kegiatan dengan cara yang baik
Memulai kegiatan penilaian daya lihat sesuai prosedur

30
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

Mengkaji kondisi kesehatan anak


Menentukan ruangan yang bersih dn tenang
Menggantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk
Letakkan sebuh kursi sejauh 3 meter dari poster “E” menghadap
ke poster “E”
Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster “E” untuk
pemeriksa
Menanyakan tanggal lahir anak
Menghitung usia biologis anak
Memberikan kartu E pada anak. Latih anak dalam mengarahkan
kartu “E” menghadat atas, bawah, kiri, dan kanan, sesuai yang
ditunjukpada poster”E” oleh pemeriksa.
Memberi pujian setiap kali anak mau melakukannya. Lakukan hal
ini sampai anak dapat mngarahkankartu “E” dengan benar.
Meminta anak menutupsebelah matanya dengan kertas/ buku
Dengan alat penunju, tunjuk huruf E pada poster satu per
satumulai baris pertama sampai baris keempatatau baris “E”
terkecil yang masih dapat dilihat
Memuji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang
dipegangnya dengan huruf “E” pada poster
Mengulangi pemeriksaan tersebutpada mata satunya dengan cara
yang sama
Menulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat pada kertas
yang telah disediakan
Mata kanan: .............................
Mata kiri:...................................

INTERPRETASI
Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat
sampai baris ketiga pada poster “E”. Bila kedua mata anak tidak
dapat melihat baris ketiga poster “E”, artinya tidak dapat
mencocokkan arah kartu “E” yang dipegangnya dengan arah “E”
pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan
anak mengalami gangguan daya lihat

Menjelaskan hasil pemeriksaan pada orang tua atau keluarga


Merujuk pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki
layanan terapi tumbuh kembang anak apabila ditemukan kelainan
tumbuh kembang
Merapikan klien
Merapikan alat
Mencuci tangan

31
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

4. Tahap terminasi
Evaluasi hasil kegiatan
Kaji respon klien terhadap tindakan keperawatan
Memberikan reinforcement positif pada klien/keluarga
Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan, waktu, tempat )
Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
Dokumentasi
Mendokumentasikan tindakan TDL
Mendokumentasikan hasil TDD di KMS balita /dokumentasi
keperawatan

Intervensi: bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya


lihat, minta anak datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada
pemeriksaan berikutny, anak tidak dapat melihat sampai baris
yang sama, atau tidak dapat melihat baris yang sama dengan kedua
matanya, rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang
mengalami gangguan (kana, kiri atau keduanya)
TOTAL NILAI
NILAI AKHIR: .....................

KETERANGAN
0 : Tidak di lakukan sama sekali Nilai = Jumlah nilai yang didapat
1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna X 100 %
2 : Dilakukan dengan sempurna Jumlah maks. aspek yang dinilai

Nilai minimal kelulusan: 2, 75 ( 68 )

Mataram,…….. 20
Penguji

( )

32
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK)


CKECKLIST KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)

Nama Mahasiswa : ..............................................


NPM : ..............................................
Semester/Kelas : ..............................................

No ASPEK YANG DINILAI NILAI


1 Tahap Pre Interaksi 0 1 2
Mengumpulkan data tentang klien
Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri, menyatakan
kesiapan untuk melakukan kegiatan
Memerlukan staf lain dengan jumlah tertentu atau tidak
Membuat rencana pertemuan dengan klien/menyebutkan kegiatan
yang akan dilakukan, dan waktu yang diperlukan
Menyiapkan alat:
 Kuesioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak
 Kertas, pensil
 Mainan (Kit Penilaian Perkembangan)
Cuci tangan
2. Tahap orientasi
Memberikan salam
Kontak mata
Memperkenalkan nama perawat/tim yang melakukan kegiatan
Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
Menjelaskan tanggung jawab perawat dank lien/keluarga
Menjelaskan peran perawat dan klien
Menjelaskan kegiatan penilaian perkembangan anak
Menjelaskan alasan dan tujuan penilaian perkembangan anak
Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan penilaian
daya lihat anak
Menjelaskan kerahasiaan
3. Tahap Kerja
Memberi kesempatan pada klien/keluarga untuk bertanya sebelum
kegiatan pengukuran dimulai
Menanyakan keluhan
Memulai kegiatan dengan cara yang baik
Memulai kegiatan penilaian perkembangan sesuai prosedur

33
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

Mengkaji kondisi kesehatan anak


Menanyakan tanggal lahir anak
Menghitung usia biologis anak
Membuka kuesioner KPSP sesuai umur anak
Interpretasi hasil KPSP
 Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau
kadang-kadang)
 Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum
pernah atau tidak pernah)
 Bila jawaban Ya = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan
tahapan perkembangan (S)
 Bila jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M)
 Bila jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P)

Menjelaskan hasil pemeriksaan pada orang tua atau keluarga


Merapikan klien
Merapikan alat
Mencuci tangan
4. Tahap terminasi
Evaluasi hasil kegiatan
Kaji respon klien terhadap tindakan keperawatan
Memberikan reinforcement positif pada klien/keluarga
Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan, waktu, tempat )
Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
Dokumentasi
Mendokumentasikan penilaian perkembangan
Mendokumentasikan hasil TDD di KMS balita /dokumentasi
keperawatan

Tindak Lanjut
Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)
1. Orangtua/pengasuh anak sudah mengauh anak dengan baik.
2. Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan
stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.
3. Keterlibatan orang tua sangat baik dalam tiap kesempatan
stimulasi. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan
stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah.
4. Ikutkan anak setiapa ada kegiatan Posyandu.

34
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
AKREDITASI INSTITUSI No: 0038/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SK No: 0632/LAM-PTKes/Akr/Sar/VI/2016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SK No: 0633/LAM-PTKes/Akr/Pro/VI/2016
Kampus : Jalan Swakarsa III, No.10 Kekalik – Mataram, NTB Telp.(0370) 638760 Fax (0370) 641339

Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)


1. Konsultasikan nomor jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi
apa yang diberikan lebih sering.
2. Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar
ketertinggalan anak.
3. Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada
dokter/dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak
tersebut yang menghambat perkembangannya.
4. Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar
KPSP yang pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan
lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.
5. Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami
ketertinggalan lagi.
6. Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) =
7=8 jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak
atau ke rumah sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.
Untuk Anak dengan Penyimpangan Perkembangan (P)
1. Segera rujuk ke rumah sakit
2. Tukls jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan
(mis. Gerak kasar, halus, bicara & bahasa, sosial dan kemandirian)

TOTAL NILAI
NILAI AKHIR: .....................

KETERANGAN
0 : Tidak di lakukan sama sekali Nilai = Jumlah nilai yang didapat
1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna X 100 %
2 : Dilakukan dengan sempurna Jumlah maks. aspek yang dinilai

Nilai minimal kelulusan: 2, 75 ( 68 )

Mataram,…….. 20
Penguji

( )

35

Anda mungkin juga menyukai