Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT ARTERI KORONER

A. INFARK MIOCARD

1. 1. PENGKAJIAN
A. Kaji identitas klien
Nama : No RM :

Umur : Tanggal masuk :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Agama :

1. Kaji riwayat kesehatan


 Riwayat kesehatan dahulu
– Riwayat infark miokard sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah
TD, DM

– Riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis

 Riwayat kesehatan sekarang


– Kelelahan, kelemahan, tidak dapat tidur

– Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati/terbakar

– Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun

– Nyeri dada yang timbulnya mendadak ( dapat/tidak berhubungan dengan


aktivitas ), tidak hilang dengan istirahat

– Dispnea dengan/tanpa kerja dispnea nocturnal

– Batuk dengan/tanpa produksi sputum

– StresS

 Riwayat kesehatan keluarga


– Riwayat keluarga penyakit jantung/infark miokard
– Diabetes,stroke, hipertensi, penyakit vaskuler perifer

1. Pengkajian Fisik
 Aktivitas dan istirahat
Takikardi, dispnea pada saat istirahat/aktivitas

 Sirkulasi
TD dapat normal atau naik turun

Nadi dapat normal, penuh/takkuat, lemah/kuat

Irama jantung dapat teratur atau tidak

Membran mukosa dan bibir kelihatan pucat atau sianosis

 Integritas ego
Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku
menyerang, fokus pada diri sendiri atau pada nyeri

 Eliminasi
Normal atau bunyi usus menurun

 Makanan dan cairan


Penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, muntah, penurunan berat badan

 Hygiene
Kesulitan melakukan tugas perawatan

 Neurosensori
Perubahan mental, kelemahan

 Nyeri / ketidaknyamanan
Wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang,
menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata, respon otomatik ( perubahan
frekuensi/irama jantung, TD, pernapasan, warna kulit/kelembaban, kesadaran )

 Pernapasan
Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat, bunyi napas bersih atau
krekels/mengi, sputum bersih, merah muda kental

 Interaksi social
Kesulitan istirahat dengan tenang, respon tterlali emosi ( marah terus-menerus ),
menarik diri dari keluarga
1. Pemeriksaan Diagnostik
 EKG : menunjukkan peninggian gelombang S-T
 Enzim jantung dan isoenzim meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-
24 jam dan kembali normal dalam 36-48 jam
 Elektrolit : hipokalemia atau hiperkalemia
 Sel darah putih : leukosit ( 10000-20000 )biasanya tampak pada hari
kedua setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi
 Kecepatan sedimentasi : meningkat pada hari kedua-ketiga setelah MI
 Kolesterol/trigliserida serum meningkat
 Foto dada : mungkin normal atau menunjukkan pembesaran
jantung

1. 2. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah miokard,
peningkatan beban kerja jantung/konsumsi oksigen

2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan konduksi


listrik

3) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen

4) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan b.d penurunan atau interupsi aliran
darah, pembentukan tromboemboli

5) Kecemasan b.d krisis situasional, respon patofisiologis, ancaman terhadap


status kesehatan

1. 3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah miokard,
peningkatan beban kerja jantung/konsumsi oksigen
Kriteria hasil :

– menyatakan nyeri dada hilang/terkontrol

– mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi

– menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak


Tindakan Rasional

Variasi penampilan dan perilaku pasien


karena nyeri terjadi sebagai temuan
pengkajian. Kebanyakan pasien dengan IM
akut tampak sakit, distraksi dan berfokus
pada nyeri. Riwayat verbal dan pendidikan
lebih dalam terhadap faktor pencetus harus
ditunda sampai nyeri hilang. Pernapasan
Mandiri mungkin meningkat sebagai akibat nyeri dan
Pantau/cata karakteristik nyeri, catat berhubungan dengan cemas, sementara
laporan verbal, petunjuk nonverbal, hilangnya stress menimbulkan katekolamin
dan respon hemodinamik ( meringis, akan meningkatkan kecepatan jantung dan
menangis, gelisah, berkeringat, TD.
mencengkram dada, napas
cepat,TD/frekuensi jantung berubah).

Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan


harus digambarkan oleh pasien. Bantu
Ambil gambaran lengkap terhadap pasien untuk menilai nyeri dengan
nyeri pada pasien terhadap lokasi; membandingkannya dengan pengalaman
intensitas (0-10); lamanya; kualitas yang lain.
(dangkal/menyebar) dan
penyebaran .

Dapat membandingkan nyeri yang ada dari


pola sebelumnya, sesuai dengan identifikasi
Kaji ulang riwayat angina komplikasi seperti meluasnya infark, emboli
sebelumnya, nyeri menyerupai paru, atau perikarditis.
angina, atau nyeri IM. Diskusikan
riwayat keluarga.

Penundaan pelaporan nyeri menghambat


peredaran nyeri/memerlukan peningkatan
dosis obat. Selain itu, nyeri berat dapat
menyebabkan syok dengan meransang
system saraf simpatis, mengakibatkan
kerusakan lanjut dan mengganggu diagnostic
dan hilangnya nyeri.

Anjurkan pasien untuk melaporkan


nyeri dengan segera.

Berikan lingkungan yang tenang, Menurunkan ransang eksternal dimana


aktivitas perlahan,dan tindakan ansietas dan regangan jantung serta
keterbatasan kemampuan koping dan
keputusan terhadap situasi saat ini.
nyaman. Pendekatan pasien dengan
tenang dan dengan percaya.

Bantu pasien melakukan teknik


relaksasi, misalnya: nafas Membantu dalam penurunan
dalam/perlahan, perilaku distraksi, persepsi/respon nyeri. Memberikan kontrol
visualisasi, bimbingan imajinasi. situasi, meningkatkan perilaku positif.

Periksa tanda vital sebelum dan Hipotensi/depresi pernapasan dapat terjadi


sesudah pemberian obat narkotik. sebagai akibat pemberian narkotik. Masalah
ini dapat meningkatkan kerusakan miokardia
pada adanya kegagalan ventrikel.

Meningkatkan jumlah oksigen yang ada


untuk pemakaiam miokardia dan mengurangi
Kolaborasi ketidaknyamanan sehubungan dengan
Berikan oksigen tambahan dengan iskemia jaringan.
kanula nasal atau masker sesuai
indikasi.

Berikan obat sesuai indikasi, contoh :


1. Antiangina, contoh nitrogliserin

Nitrat berguna untuk control nyeri dengan


efek vasodilatasi koroner, yang
meningkatkan aliran darah koroner dan
perfusi miokardia. Efek vasodilatasi perifer
menurunkan volume darah kembali
kejantung sehingga menurunkan kerja otot
jantung dan kebutuhan oksigen.
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan
konduksi listrik
Kriteria hasil :

– mempertahankan stabilitas hemodinamik, contoh TD, curah jantung dalam


rentang normal, haluaran urin adekuat, penurunan/tak adanya disritmia

– melaporkan penurunan episode dispnea, angina

– mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas

Tindakan Rasional

Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan


disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokardia dan
ransang vagal. Namun, hipertensi juga
fenomena umum, kemungkinan
berhubungan dengan nyeri, cemas,
pengeluaran katekolamin dan atau masalah
vaskuler sebelumnya. Hipotensi ortostatik
Mandiri mungkin berhubungan dengan komplikasi
Auskultasi TD. Bandingkan kedua infark.
tangan dan ukur dengan tidur, duduk,
dan berdiri bila bisa.

Penurunan curah jantung mengakibatkan


menurunnya kekuatan sendi.
Ketidakteraturan diduga disritmia, yang
memerlukan evaluasi lanjut/pantau.
Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi
sesuai indikasi

S3 biasanya dihubungkan dengan GJK tapi


juga terlihat pada adanya gagal mitral dan
kelebihan kerja ventrikel kiri yang disertai
infark berat. S4 mungkin berhubungan
dengan iskemia miokardia, kekakuan
ventrikel, dan hipertensi pulmonal dan
sistemik

Catat terjadinya S3 dan S4


Menunjukkan gangguan aliran darah normal
dalam jantung, contoh katup tak baik,
kerusakan septum, atau vibrasi otot
papilar/korda tendinea. Adanya gesekan
dengan infark juga berhubungan dengan
imflamasi.

Adanya murmur/gesekan

Krekels menunjukkan kongesti paru mungkin


terjadi karena penurunan fungsi miokardia.

Auskultasi bunyi napas

Frekuensi dan irama jantung berespon


terhadap obat dan aktivitas sesuai dengan
terjadinya komplikasi/disritmia yang
mempengaruhi fungsi jantung atau
meningkatkan kerusakan iskemik.
Denyutan/fibrilasi akut atau kronis mungkin
terlihat pada arteri koroner atau keterlibatan
katup dan mungkin atau tidak mungkin
merupakan kondisi patologi.
Pantau frekuensi jantung dan irama.
Catat disritmia melalui telemetri

Kelebihan latihan meningkatkan kebutuhan


oksigen dan mempengaruhi fungsi miokardia
Catat respon terhadap aktivitas dan
peningkatan istirahat dengan tepat

Mengupayakan penggunaan bedpan dapat


melelahkan dan secara fisiologis penuh
stress, juga meningkatkan kebutuhan
Berikan pispot disamping tempat tidur oksigen dan kerja jantung.
bila pasien tak mampu kekamar
mandi

Makan besar dapat meningkatkan kerja


miokardia dan menyebabkan ransang vagal
dan mengakibatkan bradikardi/denyut
ektopik. Kafein adalah peransang lansung
pada jantung yang dapat meningkatkan
Berikan makanan kecil/mudah frekuensi jantung.
dikunyah. Batasi asupan kafein,
contoh kopi , coklat, cola.

Sediakan alat/obat darurat Sumbatan koroner tiba-tiba, disritmia letal,


perluasan infark, atau nyeri adalah situasi
yang dapat mencetuskan henti jantung,
memerlukan terapi penyelamatan hidup
segera/memindahkan ke unit perawatan
kritis.

Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk


kebutuhan miokard, menurunkan iskemia
Kolaborasi dan disritmia lanjut
Berikan oksigen tambahan, sesuai
indikasi

Jalur yang paten penting untuk pemberian


obat darurat pada adanya disritmia atau
nyeri dada
Pertahankan cara masuk IV/heparin-
lok sesuai indikasi

Memberikan informasi sehubungan dengan


kemajuan/perbaikan infark, status fungsi
ventrikel, keseimbangan elektrolit, dan efek
terapi obat.

Kaji ulang seri EKG

Dapat menunjukkan edema paru


sehubungan dengan disfungsi ventrikel

Kaji foto dada

Enzim memantau perbaikan infark. Adanya


hipoksia menunjukkan kebutuhan tambahan
oksigen. Keseimbangan elektrolit, contoh
hipokalemia/hiperkalemia sangat
berpengaruh besar terhadap irama
jantung/kontraktilitas.
Pantau data laboratorium: contoh
enzim jantung, GDA, elektrolit

Disritmia biasanya secara simtomatis kecuali


untuk PVC, dimana sering mengancam
secara profilaksis.
Berikan obat anti disritmia sesuai
indikasi
Pemacu mungkin tindakan dukungan
sementara selama fase akut/penyembuhan
atau mungkin diperlukan secara permanent
bila infark sangat berat merusak system
konduksi.
Bantu pemasangan/mempertahankan
pacu jantung bila digunakan

3) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen
Kriteria hasil :

– mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur/maju


dengan frekuensi jantung/irama dan TD dalam batas normal pasien dan kulit hangat,
merah muda dan kering

– melaporkan tak adanya angina/terkontrol dalam rentang waktu selama


pemberian obat

Tindakan Rasional

Kecendrungan menentukan respon pasien


terhadap aktivitas dan dapat
mengindikasikan penurunan oksigen
Mandiri miokardia yang memerlukan penurunan
Catat/dokumentasi frekuensi tingkat aktivitas/kembali tirah baring,
jantung,irama dan perubahan TD perubahan program obat, penggunaan
sebelum, selama, sesudah, aktivitas oksigen tambahan.
sesuai indikasi. Hubungkan dengan
laporan nyeri dada/napas pendek.

Tingkatkan istirahat. Batasi aktivitas Menurunkan kerja miokardia/konsumsi


pada dasr nyeri,respon hemodinamik. oksigen, menurunkan resiko komplikasi.
Berikan aktivitas senggang yang tidak
berat.

Batasi pengunjung dan atau Pembicaraan yang panjang sangat


mempengaruhi pasien, namun periode
kunjungan oleh pasien kunjungan yang tenang bersifat terapeutik.

Aktivitas yang memerlukan menahan napas


dan menunduk dapat mengakibatkan
bradikardi, juga dapat menurunkan curah
jantung, dan takikardi dengan peningkatan
Anjurkan pasien menghindari TD.
peningkatan tekanan abdomen,
contoh mengejan saat defekasi.

Jelaskan pola peningkatan bertahap


dari tingkat aktivitas, contoh bangun
dari kursi bila tak ada nyeri, ambulasi Aktivitas yang maju memberikan control
dan istirahat selama 1 jam setelah jantung, menimgkatkan regangan dan
makan. mencegah aktivitas berlebihan.

Kaji ulang tanda/gejala yang Palpitasi, nadi tak teratur, adanya nyeri
menunjukkan tidak toleran terhadap dada, atau dispnea dapat mengindikasikan
aktivitas atau memerlukan pelaporan kebutuhan perubahan program olahraga
pada perawat/dokter. atau obat.

Memberikan dukungan/pengawasan
Kolaborasi tambahan berlanjut dan partisipasi proses
Rujuk ke program rehabilitasi jantung penyembuhan dan kesejahteraan.

B. ANGINA PEKTORIS

1. 1. PENGKAJIAN
A. Kaji identitas klien
Nama : No RM :

Umur : Tanggal masuk :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Agama :
1. Kaji riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan dahulu
– Riwayat penyakit jantung ( angina, IM, stenosis aorta, kardiomiopati )

– Riwayat merokok, dan kesalahan penggunaan obat jantung

– Riwayat diet tinggi kolesterol, lemak, kafein, dan minuman keras

 Riwayat kesehatan sekarang


– Kelelahan, kelemahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan

– Nyeri ulu hati/epigastrium , mual setelah makan

– Dispne saat kerja, stress kerja

– Nyeri dada substernal, anterior yang menjalar kerahang, leher bahu, dan
ekstremitas atas ( lebih pada kiri dari pada kanan ) pada saat bekerja.

 Riwayat kesehatan keluarga


– Riwayat keluarga penyakit jantung/infark miokard

– Diabetes,stroke, hipertensi

1. Pengkajian fisik
 Aktivitas dan istirahat
Dispnea pada saat aktivitas

 Sirkulasi
Takikardi, disritmia, TD dapat normal atau naik turun, bunyi jantung kemungkinan
normal

Kulit/membrane mukosa lembab, dingin, pucat, pada adanya vasokonstriksi

 Integritas ego
Ketakutan, mudah marah

 Nyeri / ketidaknyamanan
Wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum, memijit tangan
kiri, tegangan otot, gelisah

 Pernapasan
Peningkatan frekuensi pernapasan, gangguan kedalaman

1. Pemeriksaan diagnostik
 EKG : biasanya normal pada pasien istirahat tetapi datar atau depresi pasa
segmen ST pada gelombang T.
 Enzim jantung dan isoenzim meningkat
 Foto dada biasanya normal
 Kolesterol dan trigliserida serum meningkat
 PCO2 Kalium dan laktat miokard meningkat selama serangan angina.

1. 2. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah miokard,


peningkatan beban kerja jantung/konsumsi oksigen

2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan


konduksi listrik

3) Kecemasan/ansietas b.d krisis situsional, respon patofisiologis, ancaman


terhadap status kesehatan.

4) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen.

5) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan b.d penurunan atau interupsi aliran
darah, pembentukan tromboemboli.

1. 3. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah


miokard, peningkatan beban kerja jantung/konsumsi oksigen
Kriteria hasil :

– menyatakan nyeri hilangg

– melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi, durasi dan beratnya

Tindakan Rasional

Mandiri
Nyeri dan penurunan curah jantung dapat
meransang system saraf simpatis untuk
mengeluarkan sejumlah besar norepinefrin,
yang meningkatkan agregasi trombosit dan
mengeluarkan tromboxan A2. ini
vasokonstriktor poten yang menyebabkan
spasme arteri koroner yang dapat mencetus,
mengkomplikasi dan/atau memperlama
serangan angina memanjang. Nyeri tak bisa
ditahan menyebabkan respon vasovagal,
Anjurkan pasien untuk memberitahu menurunkan TD dan frekuensi jantung.
perawat dengan cepat bila terjadi
nyeri dada

Memberikan informasi tentang kemajuan


penyakit. Alat dalan evaluasi keefektifan
intervensi dan dapat menunjukkan
kebutuhan perubahan program pengobatan
Kaji dan catat respon pasien /efek
obat

Membantu meredakan nyeri dada dini dan


alat evaluasi kemungkinan kemajuan
menjadi angina tidak stabil ( angina stabil
biasanya berakhir 3-5 menit sementara
angina tidak stabil lebih lama dan dapat
Identifikasi terjadinya pencetus, bila berakhir lebih dari 45 menit )
ada : frekuensi, durasinya, intensitas,
dan lokasi nyeri

Penurunan curah jantung meransang system


saraf simpatis/parasimpatis, menyebabkan
berbagai rasa sakit/sensasi dimana pasien
tidak dapat mengidentifikasi apakah
Observasi gejala yang berhubungan, berhubungan dengan episode angina.
contuh dispnea, mual/muntah, pusing,
palpitasi, keinginan berkemih.

Nyeri jantung dapat menyebar, contoh nyeri


sering lebih kepermukaan dipersarafi oleh
Evaluasi laporan nyeri pada rahang, tingkat saraf spinal yang sama.
leher, bahu, tangan, atau lengan
( khususnya pada sisi kiri )

Letakkan pasien pada istirahat total Menurunkan kebutuhan oksigen miokard


selama periode angina untuk meminimalkan resiko cidera
jaringan/nekrosis.
Memudahkan pertukaran gas untuk
menurunkan hipoksia napas pendek
berulang.
Tinggikan kepala tempat tidur bila
pasien napas pendek

Pasien angina tidak stabil mengalami


peningkatan disritmia yang mengancam
hidup secara akut, yang terjadi pada respon
terhadap iskemia dan atau stress.

Pantau kecepatan/irama jantung

TD dapat meningkat secara dini sehubungan


dengan ransangan simpatis, kemudian turun
bila curah jantung dipengaruhi. Takikardi
juga terjadi pada respon terhadap ransangan
simpatis dan dapat berlanjut sebagai
kompensasi bila curah jantung menurun.
Pantau tanda vital tiap 5 menit selama
serangan angina

Cemas mengeluarkan katekolamin yang


meningkatkan kerja miokard dan dapat
memanjangkan nyeri iskemi. Adanya
perawat dapat menurunkan rasa takut dan
ketidakberdayaan.
Tinggal dengan pasien yang
mengalami nyeri atau tampak cemas

Stress mental/emosi meningkatkan kerja


miokard.
Pertahankan tenang, lingkungan
nyaman, batasi pengunjung bila perlu

Menurunkan kerja miokard sehubungan


dengan kerja pencernaan, menurunkan
resiko serangan angina.
Berikan makanan lembut. Biarkan
pasien istirahat 1 jam setelah makan.

Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan sesuai Meningkatkan sediaan oksigen untuk
indikasi kebutuhan miokard/mencegah iskemia.
Nitrogliserin mempunyai standar untuk
pengobatan dan mencegah nyeri angina
selama lebih dari 100 tahun. Kini masih
digunakan terapi antiangina cornerstone.
Efek cepat vasodilator berakhir 10-30 menit
dan dapat digunakan secara profilaksis
untuk mencegah serangan angina.

Catatan : dapat meningkatkan angina


vasospastik.

Berikan antiangina sesuai indikasi :


1. Nitrogliserin: sublingual

Iskemia selama serangan angina dapat


menyebabkanb depresi segmen ST atau
peninggian dan inverse gelombang T. Seri
gambaran iskemia yang hilang bila pasien
bebas nyeri dan juga dasar yang
membandingkan pola perubahan
selanjutnya.

Pantau perubahan seri EKG

1. Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan


konduksi listrik.
Kriteri hasil :

– Melaporkan penurunan episodi dispnea, angina dan disritmia menunjukkan


peningkatan toleransi aktivitas

– Berpartisipasi pada perilaku/aktivitas yang menurunkan kerja jantung

Tindakan Rasional
Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas,
hipoksemia, dan menurunnya curah jantung.
Perubahan juga terjadi pada TD karena
respon jantung.
Mandiri
Pantau tanda vital

Menurunkan perfusi otak dapat


menghasilkan perubahan sensorium.
Evaluasi status mental, catat
terjadinya bingung, disorientasi

Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung


turun membuat kulit pucat atau warna abu-
abu dan menurunnya kekuatan nadi perifer.

Catat warna kulit dan kualitas nadi

S3, S4 atau krekels terjadi dengan


dekompensasi jantung atau beberapa obat.
Terjadinya murmur dapat menunjukkan
katup karena nyeri dada, contoh stenosis
aorta, stenosis mitral atau rupture otot
papilar.
Auskultasi bunyi napas dan bunyi
jantung. Dengarkan murmur.

Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan


Mempertahankan tirah baring pada menurunkan kerja miokard dan resiko
posisi nyaman selama episode akut dekompensasi.

Berikan periode istirahat adekuat.


Bantu dalam melakukan perawatan Penghematan energi menurunkan kerja
aktivitas diri sesuai indikasi jantung.

Manuver Valsalva menyebabkan ransang


vagal, menurunkan frekuensi jantung yang
diikuti oleh takikardi, keduanya mungkin
Tekankan pentingnya menghindari mengganggu curah jantung.
regangan/angkat berat, khususnya
selama defekasi

Dorong pelaporan cepat adanya nyeri Intervensi sesuai waktu menurunkan


untuk upaya pengobatan sesuai konsumsi oksigen dan kerja jantung dan
mencegah/meminimalkan komplikasi
jantung.

indikasi

Efek yang diinginkan untuk menurunkan


kebutuhan oksigen miokard dengan
menurunkan stress ventrikuler. Obat dengan
kandungan inotropik negative dapat
menurunkan perfusi terhadap iskemia
miokardium. Kombinasi nitras dan penyekat
beta dapat memberi efek terkumpul pada
curah jantung.
Pantau dan catat respon efek obat,
catat TD, frekuensi jantung dan irama.

Angina hanya gejala patologis yang


disebabkan oleh iskemia miokard. Penyakit
yang mempengaruhi fungsi jantung menjadi
dekompensasi.

Kaji tanda dan gejala GJK

Meningkatkan sediaan oksigen untuk


kebutuhan miokard untuk memperbaiki
kontraktilitas, menurunkan iskemia dan
Kolaborasi kadar asam laktat.
Berikan oksigen tambahan sesuai
kebutuhan

Meskipun berbeda pada bentuk kerjanya,


Berikan obat sesuai indikasi : penyekat saluran kalsium berperan penting
1. Penyekat saluran kalsium, dalam mencegah dan menghilangkan
contoh ditiazem, nifedipin, iskemia pencetus spasme arteri koroner dan
verapamil. menurunkan tahanan vaskuler sehingga
menurunkan TD dan curah jantung.

Diskusikan tujuan dan siapkan untuk Tes stres memberikan informasi tentang
menekankan tes dan kateterisasi ventrikel sehat/kuat, yang berguna pada
jantung bila diindikasikan. penentuan tingkat aktivitas yang tepat.
Angiografi mungkin diindikasikan untuk
mengidentifikasi area obstruksi/kerusakan
arteri koroner yang memerlukan intervensi
bedah.

PTCA menjadi prosedur umum pada 15


tahun terakhir. PTCA meningkatkan aliran
darah koroner dengan kompresi lesi
aterosklerosis dan dilatasi lumen pembuluh
pada arteri koroner tersumbat. Prosedur ini
lebih disukai dari bedah jantung invasive
(CABG). CABG dianjurkan bila konfirmasi
tes iskemia miokard sebagai akibat penyakit
arteri koroner terutama kiri atau penyakit
Siapkan untuk intervensi pembuluh-tiga simtomatik.
pembedahan (PTCA, penggantian
katup, CABG) sesuai indikasi.

Nyeri dada dini/memanjang dengan


penurunan curah jantung menunjukkan
terjadinya komplikasi yang memerlukan
Siapkan untuk pindah ke unit intervensi terus-menerus/darurat.
perawatan kritis bila kondisi
memerlukan

1. 3. Kecemasan/ansietas b.d krisis situsional, respon patofisiologis,


ancaman terhadap status kesehatan.
Kriteria hasil :

– menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat

– melaporkan ansietas manurun sampai tingkat yang dapat diatasi

– menyatakan masalah tentang efek penyakit pada pola hidup, posisi dalam
keluarga dan masyarakat.

– Menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah.

Tindakan Rasional
Menurunkan cemas dan takut terhadap
Mandiri diagnosa dan prognosis.
Jelaskan tujuan tes dan prosedur,
contoh tes stres

Perasaan tidak diekspresikan dapat


menimbulkan kekacauan internal dan efek
gambaran diri. Pernyataan masalah
Tingkatkan ekspresi perasaan dan menurunkan tegangan, mengklarifikasi
takut, contoh menolak, depresi, dan tingkat koping, dan memudahkan
marah. Biarkan pasien/orang terdekat pemahaman perasaan. Adanya bicara
mengetahui ini sebagai reaksi normal. tentang diri negative meningkatkan tingkat
Catat pernyataan masalah, contoh cemas dan eksaserbasi serangan angina.
“serangan jantung tak dapat
dielakkan”.

Dorong keluarga dan teman


menganggap pasien seperti Meyakinkan pasien bahwa peran dalam
sebelumnya. keluarga dan kerja tidak berubah.

Mendorong pasien untuk mengontrol tes


Beritahu pasien program medis yang gejala untuk meningkatkan kepercayaan
telah dibuat untuk pada program medis dan mengintegrasikan
menurunkan/membatasi serangan kemampuan dalan persepsi diri.
akan datang dan meningkatkan
stabilitas jantung.

Mungkin diperlukan untuk membantu pasien


rileks sampai secara fisik mempu untuk
Kolaborasi membuat strategi koping adekuat.
Berikan sedative, tranquilizer sesuai
indikasi.

ANALISA DATA UNTUK PASIEN DENGAN


INFARK MIOKARD DAN ANGINA PEKTORIS

NO Data penunjang Penunjang Masalah Keperawatan


DO:
1. Wajah terlihat meringis,
menangis, merintih
A. Kehilangan kontak
mata
B. Takikardi
C. Frekwensi nafas
meningkat
D. Fokus pada diri sendiri
atau pada nyeri
E. Terlihat cemas, gelisah,
marah, dan perilaku
menyerang
DS:

Klien mengatakan bahwa


mengalami:

1. Nyeri dada yang menjalar ke


lengan kiri, bahu yang terasa
seperti ditekan, diremas-remas
2. Lemah dan letih
3. Sesak nafas saat beraktivitas
(angina pectoris)
4. Sesak nafas muncul
mendadak (infark miokard)
5. Sesak nafas pada malam hari
(infar miokard)
6. Nyeri tidak hilang dengan
istirahat (infark miokard)
7. Nyeri ulu hati/epigastrium
Nyeri yang tidak hilang dengan
istirahat (infark miokard)

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri

2. Do: Penurunan curah jantung


1. Peningkatan Atau
Ketidakteraturan Frekwensi Nadi
A. Tekanan Darah
Menurun
B. Frekwensi Nafas
Meningkat
C. Adanya Bunyi
Abnormal Jantung
i. Disritmia
ii. Membran
Mukosa Dan Bibir Pucat
Ds:

Klien mengatakan bahwa


mengalami:

1. Sesak nafas
2. Merasa pusing
3. Lemah, lelah

DO:
1. Frekwensi nafas meningkat
2. Frekwensi nadi meningkat
3. Pucat
DS:

Klien mengatakan bahwa


mengalami:

1.Sesak nafas saat bekerja

2. Lemah, letih

3. Pusing
3. Intoleransi Aktivitas

4. Do: Ansietas
1. Peningkatan Frekwensi Nadi
2. Peningkatan TD
3. Peningkatan frekwensi nafas
4. Terlihat gelisah
5. Kehilangan control
6. Menangis atau marah
berlebihan
7. Kontak mata buruk

DS:

Klien mengatakan bahwa


mangalami:

1.Kelemahan, keletihan karena nyeri


dada
2.Pusing

3.Sulit tidur

4.Cemas akan penyakit


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.E., Moorhouse, M.F. & Geissler, A.C. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan Perawatan Pasien ed 3 . Terj I Made
Kariasa (et al). Jakarta: EGC

Lewis, S.M., Heikemper, M.M. & Dirksen, S.R.2004. Medical Surgical Nursing :
Assessment and Management of Clinical Problems ed 6. Missouri : Mosby Inc

Price, S.A & Lorraine, M.W.1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit vol 1 ed 4. Ter Peter Anugrah. Jakarta: EGC

Rokhaeni, H., Purnamasari, E & Anna, U.R. 2001. Buku Ajar Keperawatan
Kardiovaskuler ed 1.Jakarta : Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Kesehatan
Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “ Harapan Kita”

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth vol 2 ed 8. Terj Kuncara H. Y (et al). Jakarta: EGC

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam vol 2 ed 3. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI

2007. Coronary Artery Disease. Diakses dari http: // www.heartinfo.com

Anda mungkin juga menyukai