Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

DARK SYNCHORONIZING CIRCUIT


TEKNIK TENAGA LISTRIK

DOSEN PEMBIMBING:
Bp. DJODI ANTONO, B.Tech, M. Eng.

DISUSUN OLEH:
NURUL CHOFIFAH
( 3. 31. 17. 2. 14 / LT-2C )

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019
EXPERIMENT 03
DARK SYNCHRONIZING CIRCUIT

A. PENDAHULUAN
Dark Synchronizing Circuit adalah suatu sistem yang menggabungkan dua atau
lebih listrik tiga fasa menjadi satu. Sistem atau metode ini menggunakan generator
sinkron yang di pasang paralel dalam rangkaian. Paralel generator dapat diartikan
menggabungkan dua buah generator atau lebih dan kemudian dioperasikan secara
bersama –sama dengan tujuan, Mendapatkan daya yang lebih besar, untuk effisiensi
(Menghemat biaya pemakaian operasional dan menghemat biaya pembelian), untuk
memudahkan penentuan kapasitas generator, dan untuk menjamin kotinyuitas
ketersediaan daya listrik. Generator sinkron tersebut dihubungkan dengan sumber PLN
untuk kemudian dilakukan proses sinkronisasi antara keduanya. Namun, dalam
melakukan sistem atau metode ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
tegangan antara keduanya harus sama, frekuensi antara keduanya juga harus sama, beda
fasa antara keduanya sama, dan begitu pula dengan urutan fasa antara keduanya juga
harus sama. Apabila terjadi kesalahan diantara beberapa hal tersebut maka saat dalam
kondisi sinkron dapat menyebabkan kecelakaan kerja hingga exploixion of circuit.

B. DASAR TEORI
Pada percobaan ini dilakukan sinkronisasi antara sumber PLN dengan generator
hal ini dilakukan untuk memparalelkan 2 buah sumber agar mendapatkan daya yang
besar dengan efisiensi yang tinggi, biasanya sinkronisasi dilakukan untuk mendapatkan
daya yang besar dengan efisisensi yang besar. Sebelum melakukan sinkronisasi dua
atau lebih sumber tegangan maka harus disamakan terlebih dahulu besarnya
tegangan,frekuensi, urutan fasa dan beda fasanya agar beban yang dipikul oleh kedua
sumber dapat memikul beban secara seimbang tanpa memberatkan salah satunya.
Terdapat dua metode sinkronisasi yang dapat dilakukan yaitu sinkronisasi lampu
terang dan sinkronisasi lampu gelap. Dalam percobaan kali ini hanya melakukan
sinkronisasi lampu gelap. Pada sinkronisasi lampu gelap jika tegangan antar fasa adalah
sama maka ketiga lampu akan gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada
adalah nol. Demikian juga sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat
beda tegangan.
Sinkronisasi

Jika kita hendak memparalelkan dua generator atau lebih tentunya kita harus
memperhatikan beberapa persyaratan paralel generator tersebut. Beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi adalah:
1. Tegangan kedua generator harus mempunyai amplitudo yang sama.

2. Tegangan kedua generator harus mempunyai frekwensi yang sama, dan

3. Tegangan antar generator harus sefasa.


Dengan persyaratan diatas berlaku apabila:
1. Lebih dari dua generator yang akan kerja paralel.

2. Dua atau lebih sistem yang akan dihubungkan sejajar.

3. Generator atau pusat tenaga listrik yang akan dihubungkan pada sebuah jaringan.

Metoda sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator atau lebih
adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam
metode sederhana ini adalah lampu – lampu indikator harus sanggup menahan dua kali
tegangan antar fasa.
Sinkronoskop Lampu Gelap

Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga


fasa, yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut:

Gambar 1 Skema Sinkronoskop Lampu Gelap

Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu akan
gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian juga
sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat beda tegangan. Ini dapat
dijelaskan pada gambar berikut.
Gambar 2 Beda tegangan antara fasa pada sinkronoskop lampu gelap

Paralel Otomatis

Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara otomatis
memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa. Apabila semua kondisi
telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel dapat dimasukkan.

Gambar 7 Synchroscope.

Pengaruh dan akibat yang ditimbulkan bila syarat syarat paralel generator tidak
dipenuhi :
1. Pada generator yang diparalel dengan PLN , maka apabila generator yang akan diparalel
mempunyai tegangan lebih tinggi maka begitu breaker close generator tersebut
mempunyai power factor yang rendah, namun tidak membahayakan karena power
factor di PLN masih induktif dan berdaya besar.Dan apabila jika generator itu
mempunyai tegangan yang lebih rendah maka power factor akan bersifat kapasitif dan
mempunyai kecenderungan akan terjadi reverse power. Reverse power dibatasi pada
level 5 % dari daya nominal. Pada generator yang diparalel dengan generator pada saat
sama sama belum berbeban, maka apabila tegangan lebih tinggi power factor akan
rendah ( induktif) namun sebaliknya power factor genset yang lain akan juga rendah
namun bersifat kapasitif. Hingga genset yang lain mempunyai kecenderungan reverse
power.

2. Jika urutan phase tidak sama system ABC di parallel dengan system CBA, maka akan
terjadi selisih tegangan sebesar 2 kali tegangan nominal ,hal itu bisa dideteksi dengan
diukur secara manual menggunakan voltmeter, pada saat synchronoscope menunjuk 0
derajat, terdapat selisih sebesar 2 x 400 V.

3. Jika frekuensi tidak sama diparalelkan maka akan terjadi beberapa kemungkinan yaitu
dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Sebagai contoh generator 1
mempunyai frekuensi 49 hz sedangkan generator 2 mempunyai frekuensi 50 hz.
Dengan melihat synchronoscope maka jarum akan berputar dengan kecepatan sudut 2
phi r/ detik atau 1putaran/ detik. Jika pada saat masuk pas pada sudut nol maka
generator yang memiliki frekuensi lebih rendah akan mengalami reverse power dimana
pada saat terhubung sinkron fekuensi ada pada 49,5 Hz . Dan proteksi reverse power
akan bekerja mengamankan , namun jika pada saat masuk sinkron pas posisi
synchronoscope di sudut 180 derajat itu berarti terjadi selisih tegangan yang sangat
besar disamping kemungkinan reverse juga terjadi kerusakan yang fatal terhadap
generator, di breaker akan muncul arus yang besar dan menimbulkan percikan api yang
besar dan diengine akan terjadi hunting sesaat…dan hal itu bisa mengakibatkan
kerusakan mekanis sampai patah pada cransaft. Karena tekanan beban besar yang tiba
tiba.

4. Jika sudut fase tidak sama namun kecenderungan frekuensi sama hanya akan
menyebabkan hunting sesaat tanpa ada kemungkinan reverse power, namun juga sangat
berbahaya jika berbeda sudutnya terlalu besar, engine akan mengalami tekanan sesaat.
C. GAMBAR RANGKAIAN
a. Gambar rangkaian dalam percobaan ini adalah :
b. Langkah Percobaan

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum.

2. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian

3. Pada saat sinkronisasi cek tegangan PLN sampai dengan 380 Volt atau
minimal 350 Volt antar linenya.
4. Periksa frekuensi sampai dengan 50 Hz atau toleransi 48 Hz.

5. Untuk memutarkan generator sinkron, jalankan motor DC.

6. Generator sinkron menghasilkan tegangan eksitasi dengan menaikkan


tegangan sampai dengan 380 Volt.
7. Kemudian tegangan PLN dimasukkan dan akan terlihat unit sinkronisasi ke
kanan atau ke kiri.
8. Periksa frekuensi yang dihasilkan generator 50 Hz dan frekuensi PLN 50 Hz.

9. Periksa arah sequence dari generator. Apabila arahnya ke kanan maka


dengan cara menambah kecepatan motor dan mengurangi sampai putaran
lampu LED pelan.
10. Tunggu sampai lampu LED berwarna hijau, apabila sudah berwarna hijau
maka tekan tombol ON pada tegangan PLN (Tombol Hijau/ON). Maka
generator sudah sinkron.

D. DATA HASIL PERCOBAAN

TEGANGAN FREKUENSI ARAH INDIKATOR


RPM Generator PLN Generator PLN Generator PLN Sebelum Sinkron
1500 380 V 380VV 50 hertz 50 hertz Kanan Kanan Nyala-Mati Mati

Tabel 1. Data hasil percobaan

E. ANALISIS DATA
Berdasarkan data hasil percobaan diatas:
1. Putaran rotor generator sinkron adalah 1500 RPM.
2. Tegangan generator sinkron dalam percobaan tersebut adalah 380 volt.
3. Tegangan sumber PLN dalam percobaan tersebut adalah 380 volt.
4. Frekuensi generator sinkron dalam percobaan tersebut adalah 50 hertz.
5. Frekuensi sumber PLN dalam percobaan tersebut adalah 50 hertz.
6. Arah lampu indikator sequence polarity generator sinkron adalah ke kanan.
7. Arah lampu indikator sequence polarity sumber PLN adalah ke kanan.
8. Indikator lampu sebelum kondisi sinkron adalah nyala lalu kemudian mati dan
sebaliknya.
9. Indikator lampu saat sinkron adalah mati.
Berdasarkan analisis tersebut bahwa percobaan ini telah memenuhi syarat sinkron
antara generator sinkron dan sumber PLN yaitu memiliki tegangan yang sama,
frekuensi yang sama, beda fasa yang sama, dan urutas fasa yang sama.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Tegangan generator sinkron dan sumber PLN adalah sama yaitu 380 volt.
2. Frekuensi generator sinkron dan sumber PLN adalah sama yaitu 50 hertz.
3. Beda fasa antara generator sinkron dan sumber PLN adalah sama yaitu ditandai
dengan lampu indikator yang mati saat kondisi sinkron.
4. Urutan fasa antara generator sinkron dan sumber PLN adalah sama yaitu ditandai
dengan arah lampu indikator sequence polarity ke arah kanan.

G. DAFTAR PUSTAKA
1. Delorenzo,Electrical Power Enginering (Alternator and parallel operation DL GTU101.1)
2. http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/11/sinkronisasi.html
3. https://www.scribd.com/doc/151437254/Makalah-Sinkronisasi-Generator-pada-
Tegangan-PLN-Nadia-Listrik-2A-docx
4. https://wimboharyoanindito.wordpress.com/2012/11/29/sinkronisasi-paralel-
generator/

Anda mungkin juga menyukai