Oleh :
FERI ANTONI
NIM. 1713201078
1. Penanggung Jawab
Nama : Puskesmas Maek
Kepala Puskesmas : Ns.Kristina Yuherni, S.Kep
NIP : 19830815 200901 2 003
Alamat : Jorong Ronah, Nagari Maek kec.Bukik barisan Kabupaten
lima puluh kota.
2. Kondisi Geografis
Puskesmas Maek merupakan salah satu Puskesmas diwilayah Kabupaten Lima
Puluh Kota yang terletak di Nagari Maek Kecamatan Bukik Barisan. Status lahan
bangunan Puskesmas Maek adalah merupakan Hibah dari Sdr Amasri suku Domo
dengan ukuran 40 x 50 = 2000 m2 yang terletak di jorong Aur duri Maek. Sarana jalan
menuju wilayah kerja Puskesmas Maek dari pusat Kabupaten terdiri dari aspal lebih
kurang ± 70 Km sedangkan dari Kecamatan kewilayah puskesmas Maek ± 25 Km.
Wilayahnya terletak pada 6o – 11o Lintang Utara serta berada pada ketinggian 400 s/d
500 meter dari permukaan laut. Dengan suhu rata-rata 30oc. Luas Nagari Maek 12206
Km2, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatas dengan tanah Noerja
b. Sebelah Selatan berbatas dengan tanah D. Dt. Bandaro
c. Sebelah Barat berbatas dengan tanah Iyar
d. Sebelah Timur berbatas dengan tanah Syafnir/Ratnawilis
3. Topografi
Bentuk permukaan Nagari Maek merupakan daerah perbukitan dan dataran
yang bervariasi tingkat kemiringannya. Secara umum kemiringan wilayah Nagari Maek
dibagi atas kemiringan 8-15%, kemiringan 15-30%, kemiringan 30-45% dan
kemiringan >45% dengan ketinggian 617 diatas permukaan laut.
Mengenai kondisi topografi pada nagari Maek dapt dilihat pada tabel berikut.
No Kemiringan Kondisi Luas %
(Ha)
1 8-15% Landai 2.117,1 32
Daerah ini mempunyai type A (Achmidt Ferguson), dengan curah hujan 3870
mm/tahun. Jumlah bulan basah 10 bulan/tahun dan 2 bulan kering pertahun, daerah ini
mempunyai awal musim hujan pada bulan Agustus.
Keadaan iklim pada Nagari Maek beriklim tropis, dimana suhu udara pada
kawasaan ini berkisar antara 32oc dengan curah hujan 14,93 mm/hari.
4. Kondisi Demografi
Jumlah Penduduk wilayah kerja Puskesmas Maek : 9.564 Jiwa yang terdiri dari
laki – laki 4.669 jiwa dan perempuan 4.895 Jiwa. Semuanya terhimpun dalam 2.434
Kepala Keluarga. Pekerjaan yang digeluti oleh penduduk Maek adalah petani/peternak
(25,7 %), pedagang (1%), PNS (0,9%), pegawai swasta (0,5%), Tukang (2,3%), tenaga
kesehatan (0,2%), Pensiunan (0,5%) , sisanya adalah Pelajar/mahasiswa serta tidak
bekerja.
5. Keadaan Sosial
Keadaan kultur dan budaya masyarakat maek pada umumnya memiliki
karakteristik yang sama dengan wilayah administrasi lainnya, tatanan kehidupan
masyarakatnya. Masyarakat Nagari Maek menganut sistem kekerabatan berdasarkan
hubungan Matrilinier. Yakni hubungan kekerabatan dari pihak ibu. Masyarakat daerah
ini hampir seluruhnya pemeluk agama Islam kecuali beberapa pendatang. Masyarakat
disini bisa dikatakan dengan pemeluk agama yang fanatik yang memegang erat aturan-
aturan yang ditetapkan oleh Islam dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Walaupun adat-istiadat masyarakatnya masih kental, masyarakat di Nagari ini selalu
bersikap ramah dan terbuka. Pada kegiatan-kegiatan ini para anak nagari selalu
diberikan bimbingan serta kegiatan yang sifatnya positif agar budaya asli nagari tidak
akan terlupakan dan terhapuskan akibat dari budaya luar.
6. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi masyarakat Maek pada umumnya bergantung pada hasil
pertanian. Yakni dari hasil gambir, padi, coklat, pinang, karet dan hasil-hasil pertanian
lainnya namun dalam skala yang kecil yang hanya digunakan untuk konsumsi rumah
tangga saja.
Kondisi perekonomian masyarakat juga berangsur membaik dengan adanya
bantuan permodalan dari lembaga-lembaga keungan yang ada di nagari.
7. Organisasi Puskesmas
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Organisasi
Puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten berdasarkan kategori, upaya
kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Organisasi Puskesmas terdiri atas :
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
c. Koordinator Pelayanan Peorangan
d. Koordinator Pelayanan Kesehatan Masyarakat
14 Satpam 1 orang
5 Laboratorium Baik
11 Gudang Baik
12 Ambulance Baik
Dalam hal ini, salah satu masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia masih
merupakan kejadian yang sering terjadi dan masih diperlukannya upaya
penemuan kasus lebih awal, agar nantinya lebih mudah melakukan pemeriksaan
dan pengobatan secara cepat dan tepat untuk menghindari terjadinya penularan
penyakit.
Beberapa penyakit menular tersebut diantaranya:
1. Penyakit Kusta
Menurut Depkes RI (2006) kusta merupakan penyakit menular menahun
yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium Leprae) yang
menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Berdasarkan data
Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, untuk tahun 2013 tercata 394 orang
yang terserang penyakit menular tersebut, dan pada tahun 2012 lalu tercatat
sebanyak 514 penderita. Dinkes juga telah memberikan pelayanan kesehatan
diantaranya dengan program obat selama setahun yang harus dijalani
penderita , namun terdapat kendala yaitu penderita kerap kali putus asa,
sehingga Drop Out.
2. Tuberculosis (TB)
Tb merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis.Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada
sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain yang ditularkan orang ke
orang.Pada tahun 1992 WHO telah menetapkan tuberkulosis sebagai Global
Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta
kasus baru tuberculosis pada tahun 2002, pada tahun 2013 TB paru
menyebabkan angka kematian tertinggi pada pria tercatat sebanyak 71.151
angka kematian pada pria, sedangkan pada wanita sebanyak 37.571, sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional
WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia tenggara yaitu 33 % dari
seluruh kasus di dunia. Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di
dunia untuk jumlah penderita TB.
3. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi satu atau kedua paru-paru yang biasanya
disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Di tahun 2013, penyebab
kematian tertinggi pada anak-anak ialah pneumonia yang merenggut nyawa
28.186 anak-anak di bawah usia lima tahun.
4. Diare
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara
berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas yang
masih tinggi.Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare,
Departemen Kesehatan dari tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan insiden
naik. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus
8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94 %). Tahun 2009 terjadi KLB di
24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5756 orang dengan kematian 100 orang
(CFR 1,74 %), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 Kecamatan
dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %).
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan
Riset Kesehatan dasar daritahun ke tahun diketahui bahwa diare masih
menjadi penyebab utam kematian balita di Indonesia. Penyebab utam
kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah
maupun di sarana kesehatan.Untuk menurunkan angka kematian yang
disebabkan oleh diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat.
6. Pembahasan
Pencapaian target untuk penderita diare sudah lebih dari 80% yaitu sebanyak
82,36% /1125 dan ISPA pada balita masih kurang dari target yaitu sebanyak 55,69%
/259, sedangkan untuk TB paru diwilayah PKM Maek masih kurang dari target yaitu
sebanyak 21,81% /149 untuk suspect TB paru, sedangkan untuk TB paru BTA
positif sebanyak 21,38% / 34. Dalam hal ini dikarenakan dari berbagai faktor
diantaranya, kurangnya pemahaman petugas tentang pneumonia, kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya tidak BAB di sungai, kurangnya
sosialisasi tentang pencegahan diare dan ISPA ke masyarakat, kesehatan lingkungan
masyarakat yang kurang sehat, PHBS masyarakat yang kurang, kesehatan
lingkungan rumah yang kurang dari standart dan penemuan masalah diare, ISPA,
dan TB paru yang lambat dari PKM.
Dan untuk penderita DBD, dari data yang didapat belum memenuhi target sebab dari
hasil data yang didapatkan yaitu 33/21,21% kasus DBD.
Jenis Kegiatan Pencapaian Permasalahan Penyelesaian Masalah
Pemberantasan diare 82,36% 1. Tingkat kesadaran masyarakat 1. Peningkatan PHBS masyarakat
tentang pentingnya tidak BAB di melalui promosi kesehatan tentang
sungai tanda dan gejala pada diare
2. PHBS masyarakat yang rendah dan 2. Pembuatan sarana dan prasarana
masih menggunakan sungai jamban umum untuk masyarakat
sebagai tempat MCK 3. Pemberian penyuluhan kepada
3. Kurangnya pengetahuan keluarga setiap keluarga tentang pentingnya
tentang personal hygiene PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat)
Pemberantasan ISPA 55,69% 1. Kebiasaan salah satu keluarga 1. Hindari balita dari paparan asap
merokok didalam rumah padahal rokok dan debu sebagai agen
ada anak kecil penyebab ISPA dengan menutupi
2. Banyaknya debu yang beterbangan hidung.
sebagai agen penyebab ISPA 2. Ciptakan suasana lingkungan
3. Kurangnya pemahaman petugas rumah yang bersih
kesehatan tentang pneumonia 3. Meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman petugas kesehatan
tentang pneumonia
4. Kasus pneumonia hanya sedikit 4. Memberikan penyuluhan tentang
yang tahu (apakah itu kasus pneumonia tentang penyebab dan
pneumonia atau bukan) tanda maupun gejala.
5. Ketidaktahuan orangtua tentang 5. Pentingnya pemberian pendidikan
pneumonia kesehatan tentang kasus ISPA
(pneumonia)
Pemberantasan TB 21,81% 1. Banyak orang yang tidak bisa 1. Memberikan penjelasan pada
Suspect TB membedakan antara batuk biasa masyarakat bagi penanggung
TB BTA positif dengan batuk TB jawab program tentang tanda dan
2. Sebelum melakukan pemeriksaan gejala TB
ke Puskesmas penderita TB paru 2. Pentingnya pemeriksaan lebih
sudah memeriksakan diri ke awal ke Puskesmas sebelum
berbagai tempat (Rumah sakit), melakukan pemeriksaan ke
sehingga saat periksa ke berbagai tempat (Rumah sakit).
Puskesmas TB paru penderita 3. Memberikan pendidikan
hasilnya negatif kesehatan mengenai pentingnya
3. Kurangnya pengetahuan tentang pemberian jendela dan ventilasi
kesehatan lingkungan yang untuk pencahayaan didalam
meliputi ventilasi, pencahayaan, rumah untuk mengurangi
kelembaban lingkungan kelembaban di dalam rumah