Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HEPATITIS A
Oleh :
dr. Elisa Ratnasari
Pendamping :
dr. Nunung Indriastutik
dr. Tontowi Jauhari
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
2.1 Identitas Pasien .............................................................................. 3
2.2 Anamnesis ....................................................................................... 3
2.2.1 Keluhan Utama .................................................................... 3
2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang ................................................. 3
2.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu .................................................... 4
2.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga ................................................. 4
2.2.5 Riwayat Pengobatan ............................................................ 4
2.2.6 Riwayat Sosial Lingkungan Ekonomi ................................. 4
2.2.7 Riwayat Gizi ........................................................................ 4
2.2.8 Anamnesis Sistem ............................................................... 5
2.3 Pemeriksaan Fisik .......................................................................... 5
2.3.1 Pemeriksaan Umum ............................................................ 5
2.3.2 Pemeriksaan Khusus ........................................................... 6
2.4 Pemeriksaan Penunjang ................................................................ 7
2.5 Resume ............................................................................................ 9
2.6 Diagnosis ......................................................................................... 9
2.7 Planing Terapi ................................................................................ 10
2.8 Planing Monitoring ........................................................................ 10
2.9 Edukasi ........................................................................................... 10
2.10 Prognosis ....................................................................................... 10
2.11 Follow Up ...................................................................................... 10
BAB 3. PEMBAHASAN ............................................................................... `12
BAB 4. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13
4.1 Definisi ............................................................................................ 13
4.2 Penyebab ......................................................................................... 13
ii
4.3 Cara Penularan .............................................................................. 14
4.4 Patogenesis ...................................................................................... 15
4.5 Manifestasi ...................................................................................... 18
4.6 Diagnosis ......................................................................................... 19
4.6.1 Pemeriksaan Fisik ............................................................... 19
4.6.2 Pemeriksaan Penunjang ....................................................... 19
4.7 Terapi .............................................................................................. 20
4.8 Pencegahan ..................................................................................... 20
4.8.1 Pencegahan Non-Spesifik ................................................... 20
4.8.2 Pencegahan Spesifik (Imunisasi) ........................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 23
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
Hepatitis adalah proses keradangan atau inflamasi pada sel-sel hati yang
menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas
dengan gejala klinis yaitu badan lemah, mudah lelah, nafsu makan berkurang,
urine berwarna seprti teh pekat, mata dan saluran badan menjadi kuning (ikterus).
Hepatitis Virus Akut adalah infeksi sistemik yang terutama mengenai hati.
Sebagian besar penyebabnya adalah virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Virus A dan
E biasanya dapat sembuh sendiri, infeksi hepatitis C dan sebagian kecil hepatitis
B biasanya dapat menjadi kronik. Hepatitis virus akut di Indonesia masih
merupakan penyakit endemis dan ditemukan sepanjang tahun (Askandar, 2015).
WHO memperkirakan di dunia setiap tahunnya ada sekitar 1,4 juta
penderita Hepatitis A. Di Amerika insidens Hepatitis A adalah 1 per 100.000
penduduk, dengan estimasi 21.000 orang (Tahun 2009). Di Indonesia, Hepatitis A
sering muncul dalam Kejadian Luar Indonesia (KLB). Tahun 2010 tercatat 6 KLB
dengan jumlah penderita 279, jumlah kematian 0, CFR 0 sedangkan tahun 2011
tercatat 9 KLB, jumlah penderita 550, jumlah kematian 0, CFR 0. Tahun 2012
sampai bulan Juni, telah terjadi 4 KLB dengan jumlah penderita 204, jumlah
kematian 0, CFR 0 (Dirjen PP dan PL Kemenkes RI, 2012). Menurut data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014) pada Tahun 2011–2012
terdapat beberapa daerah yang melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis
A antara lain Jember, Sidoarjo, Tasikmalaya, Depok, Lampung Timur, Bogor, dan
Bandung. Kelompok masyarakat yang terkena KLB Hepatitis A mayoritas terjadi
pada pelajar dan mahasiswa. Hal ini diduga akibat kebiasaan makan di luar
(karena sebagian besar penderita tinggal di kos atau asrama) yang notabene masih
dipertanyakan kebersihannya (Kemenkes, 2014).
KLB Hepatitis A di Kabupaten Jember terjadi secara terus-menerus mulai
dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012. Angka kejadian Hepatitis A
meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 sebanyak 109 kasus, tahun 2012
sebanyak 120 kasus dan tahun 2013 sebanyak 163 kasus. Menurut data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember pada tahun 2013 terjadi 2 kali KLB Hepatitis A
1
di Kecamatan Sumbersari. Menurut data sekunder dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember kejadian Hepatitis A tertinggi terdapat di kecamatan Kaliwates
(48 kasus), Sumbersari (47 kasus), dan Patrang (11 kasus). Diketahui bahwa kasus
KLB Hepatitis A sering terjadi di wilayah Kecamatan Sumbersari (BBTKLPP,
2013). Kecamatan tersebut terbagi menjadi 2 wilayah puskesmas, yaitu
Puskesmas Sumbersari dan Puskesmas Gladak Pakem. Pada Kecamatan
sumbersari ini terdapat beberapa instansi pendidikan seperti; Kampus Universitas
Negeri Jember, SMAN 1 Jember, SMAN 2 Jember, Ponpes STDI Imam Syafi’i
dan lainnya (Dinas Kesehatan Kab. Jember, 2013).
2
BAB 2. LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan kepada pasien di IGD pada tanggal 20
November 2018
3
nafsu makan menurun sejak pasien merasa demam, pasien mengeluhkan selalu
mual ketika makan atau minum sesuatu. Sejak 2 hari yang lalu, pasien merasa
mata pasien tampak kuning dan nyeri perut sebelah kanan atas. Nyeri tidak
menjalar ke punggung, bahu, atau lengan kanan. Selain itu, pasien juga mengeluh
bahwa BAK berwarna kuning seperti teh dan warna BAB lebih pucat dari
biasanya. Pasien menyangkal pernah transfusi darah sebelumnya.
4
BMI = 20,8 kg/m2 (normal)
Kesan : Riwayat gizi baik
5
BMI : 20,8
6
Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : soepel, hepatomegali (-),
splenomegali (-), nyeri tekan abdomen (+)
regio hipokondria dextra dan epigastrium, murphy sign (-)
nyeri ketok ginjal (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas
Superior : akral hangat +/+, edema -/-
Inferior : akral hangat +/+, edema -/-
Status Psikiatri Singkat
Emosi dan afek : eutimia
Proses berpikir
Bentuk : realistik
Arus : koheren
Isi : waham (-)
Kecerdasan : dalam batas normal
Kemauan : dalam batas normal
Psikomotor : dalam batas normal
Ingatan : dalam batas normal
Kesan: nyeri tekan abdomen regio hipokondria dextra dan epigastrium
HEMATOLOGI LENGKAP
7
20 November 2018 (H1MRS)
SEROLOGI-IMUNOLOGI
FAAL HATI
SEROLOGI-IMUNOLOGI
8
22 November 2018 (H3 MRS)
FAAL HATI
2.5 Resume
Anamnesis :
Pasien perempuan berusia 12 tahun mengeluh demam, mual, muntah, dan
lemas sejak kurang lebih 1 minggu sebelum MRS. Pasien juga
mengeluhkan nafsu makan turun, rasa tidak nyaman di perut sebelah kanan
atas, pusing. Selain itu juga BAK berwarna seperti teh diikuti BAB
berwarna seperti dempul dan mata berwarna kuning.
Pemeriksaan fisik :
Didapatkan keadaan umum pasien cukup, kesadaran compos mentis, sklera
ikterik, nyeri tekan abdomen regio hipokondria dextra dan epigastrium.
Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium :
• DL : Dalam batas normal
• Faal hati : SGOT/SGPT meningkat
• Tes widal : Positif
• IgM Anti HAV : Positif
2.6 Diagnosis
Hepatitis A
9
2.7 Planing Terapi
Infus RL : D5 20 tpm
Injeksi Ondansentron 3x8 mg
Injeksi Antrain 3x1 g
Drip SNMC 2x1
P/O Hepa Balance 2x1
2.9 Edukasi
Tirah baring
Diet rendah lemak
2.10 Prognosis
Dubia ad bonam
2.11 Follow Up
21 November 2018 22 November 2018
H2MRS H3MRS
S: demam (-), mual (+) terkadang, S: tidak ada keluhan
muntah (-), tidak BAB sejak O: ku : cukup, kes : compos mentis
kemarin k/l : a/i/c/d : -/+/-/-
O: ku : cukup, kes : compos mentis Tho :
k/l : a/i/c/d : -/+/-/- Cor: IC tidak tampak
Tho : IC teraba di ICS VI AAL sin
Cor: IC tidak tampak Batas jantung melebar
IC teraba di ICS VI AAL sin S1S2 tunggal, e/g/m: -/-/-
Batas jantung melebar Pulmo : simetris +/+, retraksi -/-
S1S2 tunggal, e/g/m: -/-/- Fr. Raba : n/n
10
21 November 2018 22 November 2018
H2MRS H3MRS
Pulmo : simetris +/+, retraksi -/- Sonor : +/+
Fr. Raba : n/n Ves : +/+, Rh: -/-, Wh -/-
Sonor : +/+ Abd : cembung, BU (+) normal,
Ves : +/+, Rh: -/-, Wh -/- soepel, timpani, hepatomegali (-)
Abd : datar, BU (+) normal, Ext : akral hangat (+)
soepel, timpani, hepatomegali (-) oedem ekstremitas (-)
Ext : akral hangat (+) A: Hepatitis A
oedem ekstremitas (-) P:
A: Hepatitis A Infus RL : D5 20 tpm
P: Injeksi Ceftriaxon 2x1
Infus RL : D5 20 tpm Injeksi Ondansentron 3x8 mg
Injeksi Ceftriaxon 2x1 Injeksi Antrain 3x1 g
Injeksi Ondansentron 3x8 mg Drip SNMC 2x1
Injeksi Antrain 3x1 g P/O Hepa Balance 2x1
Drip SNMC 2x1 Lactulax 3xc1
P/O Hepa Balance 2x1
Lactulax 3xc1 Pro KRS
11
BAB 3. PEMBAHASAN
Textbook Pasien
Anamnesis
Mual +
Lemas +
Tidak enak badan +
Nafsu makan turun +
Muntah +
Tidak nyaman perut kanan atas +
Demam +
Merasa dingin +
Sakit kepala +
Urin berwarna kuning seperti teh +
Feses berwarna seperti dempul +
Pemeriksaan Fisik
Sklera ikterus +
Kulit ikterus -
Hepatomegali -
Penurunan berat badan ringan (2-5 kg) +
Diagnosis
Faal Hati +
USG Abdomen -
IgM anti HAV +
Terapi
Pengobatan simptomatik +
Tirah baring +
12
BAB 4. TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Definisi
Proses terjadinya inflamasi dan atau nekrosis pada jaringan hati yang dapat
disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan metabolik maupun
kelainan autoimun. Yang paling sering menjadi penyebab adalah virus hepatitis.
Ada 5 jenis hepatitis virus yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Antara hepatitis yang
satu dengan yang lain tidak saling berhubungan (Menkes RI, 2014).
4.2 Penyebab
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) yang merupakan
virus RNA dari famili enterovirus yang berdiameter 27 nm. Virus ini merupakan
Hepatovirus yang berhubungan Enterovirus dalam famili Picornaviridae
mempunyai 1 serotype dan 4 genotype, tidak memiliki selubung, tahan terhadap
cairan empedu dan tahan asam. Stabil dalam lingkungan selama 1 bulan dengan
masa inkubasi 2-4 minggu. Pejamu infeksi HAV hanya terbatas pada manusia dan
beberapa binatang primata. Virus dapat diperbanyak secara in vitro dalam kultur
sel primer monyet kecil atau secara invivo pada simpanse (Dirjen PP dan PL
Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan penyebabnya, hepatitis dibagi menjadi hepatitis oleh virus,
bakteri, dan obat-obatan. Sedangkan berdasarkan perjalanan penyakitnya,
hepatitis dapat dibagi atas hepatitis akut dan hepatitis kronis. Hepatitis viral akut
adalah inflamasi akut akibat infeksi virus hepatitis yang berlangsung selama
kurang dari 6 bulan. Paling sedikit ada 5 jenis virus penyebab hepatitis yaitu virus
hepatitis A, B, C, D, dan E. Hepatitis A umumnya mengenai anak dan dewasa
muda sedangkan hepatitis B sering mengenai dewasa muda, bayi, dan balita.
Hepatitis C lebih sering mengenai orang dewasa. Hepatitis A lebih sering
mengenai penderita dengan status sosioekonomi yang buruk karema penularan
virus ini terutama melalui jalur fecal oral (Askandar, 2015).
13
4.3 Cara Penularan
Virus Hepatitis A ditularkan secara fecal-oral. Virus ini masuk kedalam
saluran pencernaan melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja penderita
HAV. Virus kemudian masuk ke hati melalui peredaran darah untuk selanjutnya
menginvasi sel-sel hati (hepatosit), dan melakukan replikasi di hepatosit. Jumlah
virus yang tinggi dapat ditemukan dalam tinja penderita sejak 3 hari sebelum
muncul gejala hingga 1-2 minggu setelah munculnya gejala kuning pada
penderita. Ekskresi virus melalui tinja pernah dilaporkan mencapai 6 bulan pada
bayi dan anak. Sebagian besar kasus kemungkinan tidak menular lagi pada
minggu pertama setelah ikterus. Ekskresi kronis pada HAV tidak pernah
terlaporkan. Infeksi Hepatitis A sering terjadi dalam bentuk Kejadian Luar biasa
(KLB) dengan pola common source, umumnya sumber penularan berasal dari air
minum yang tercemar, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, dan
sanitasi yang buruk. Selain itu, walaupun bukan merupakan cara penularan yang
utama, penularan melalui transfusi atau penggunaan jarum suntik bekas penderita
dalam masa inkubasi juga pernah dilaporkan (Dirjen PP dan PL Kemenkes RI,
2014).
Distribusi Hepatitis A tersebar di seluruh dunia, dan muncul sporadis
sebagai wabah. Kecenderungan waktu munculnya wabah Hepatitis A yaitu secara
siklis. Di negara berkembang biasanya orang dewasa sudah memiliki kekebalan
terhadap HAV. Namun adanya perbaikan sanitasi lingkungan di sebagian besar
negara di dunia ternyata membuat penduduk golongan dewasa muda lebih rentan
terkena wabah Hepatitis A. Hal tersebut mengakibatkan frekuensi KLB cenderung
meningkat (Chin, 2009). Saat ini penyakit Hepatitis A menjadi salah satu isu
kesehatan masyarakat yang harus diperhatikan di Indonesia. Peningkatan
prevalensi dan distribusi kasus Hepatitis A selama tahun 2011–2012 di Indonesia
mengakibatkan Indonesia termasuk negara dengan status endemis Hepatitis
(Kemenkes RI, 2014). KLB Hepatitis A di beberapa daerah dipengaruhi oleh
faktor higiene sanitasi personal dan lingkungan yang kurang baik. Untuk
menurunkan prevalensi kejadian Hepatitis A diperlukan pembinaan dan peran
14
serta masyarakat dengan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (World Health
Organization, 2010).
Hepatitis A biasanya ditularkan sewaktu virus dari orang yang terinfeksi
tertelan oleh orang lain melalui :
makan makanan tercemar
minum air tercemar
menyentuh lampin, seprai dan handuk yang dikotori tinja dari orang yang
dapat menularkan penyakit
hubungan langsung (termasuk seksual) dengan orang yang terinfeksi.
Kontaminasi Kunjungan
air-makanan Internasional
2% 7%
TPA
15%
Tidak
diketahui
44% Kontak Erat
23%
Pengguna Homoseksual
Obat 5%
5%
Gambar 4.1 Cara penularan Hepatitis A
4.4 Patogenesis
HAV didapat melalui transmisi fecal-oral, setelah itu orofaring dan traktus
gastrointestinal merupakan situs virus ber-replikasi. Virus HAV kemudian di
transport menuju hepar yang merupakan situs primer replikasi, dimana pelepasan
virus menuju empedu terjadi yang disusul dengan transportasi virus menuju usus
dan feses. Viremia singkat terjadi mendahului munculnya virus didalam feses dan
hepar. Pada individu yang terinfeksi HAV, konsentrasi terbesar virus yang di
ekskresi kedalam feses terjadi pada 2 minggu sebelum onset ikterus, dan akan
15
menurun setelah ikterus jelas terlihat. Anak-anak dan bayi dapat terus
mengeluarkan virus selama 4-5 bulan setelah onset dari gejala klinis. Berikut ini
merupakan ilustrasi dari patogenesis hepatitis A.
16
berhubungan dengan peningkatan relatif dari sel CD4+ virus-specific
dibandingkan dengan sel CD8+.
Immunopatogenesis dari hepatitis A konsisten mengikuti gejala klinis dari
penyakit. Korelasi terbalik antara usia dan beratnya penyakit mungkin
berhubungan dengan perkembangan sistem imun yang masih belum matur pada
individu yang lebih muda, menyebabkan respon imun yang lebih ringan dan
berlanjut kepada manifestasi penyakit yang lebih ringan. Dengan dimulainya
onset dari gejala klinis, antibodi IgM dan IgG anti-HAV dapat terdeteksi. Pada
hepatitis A akut, kehadiran IgM anti-HAV terdeteksi 3 minggu setelah paparan,
titer IgM anti-HAV akan terus meningkat selama 4-6 minggu, lalu akan terus
turun sampai level yang tidak terdeteksi dalam waktu 6 bulan infeksi. IgA dan
IgG anti-HAV dapat dideteksi dalam beberapa hari setelah timbulnya gejala.
Antibodi IgG akan bertahan selama bertahun-tahun setelah infeksi dan
memberikan imunitas seumur hidup. Pada masa penyembuhan, regenerasi sel
hepatosit terjadi. Jaringan hepatosit yang rusak biasanya pulih dalam 8-12
minggu.
Gambar 4.3 Ringkasan temuan gejala klinis, serologi dan virologi pada hepatitis
A akut tanpa komplikasi
17
4.5 Manifestasi
Manifestasi klinis sebagian besar virus hepatitis akut biasanya
asimtomatik. Bila timbul keluhan hampir semua tipe ke 5 virus hepatitis mirip
satu sama lain. Penting sekali mengetahui jenis virus yang menyerang pasien,
karena risiko progresifitas masing-masing virus sangat berbeda. Hepatitis A
biasanya sembuh sendiri, risiko untuk menjadi hepatitis fulminan sangat rendah,
angka kematian pada mereka yang berusia di atas 40 tahun (Askandar, 2015).
1. Stadium pra ikterik
Berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, dan nyeri pada perut
kanan atas. Urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium ikterik
Berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sklera,
kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi
pasien masih lemah, anorekisa, dan muntah. Tinja mungkin berwarna
kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesens)
Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi. Apabila hepar
sudah membesar, pasien dapat mengeluh nyeri perut kanan atas. Demam
dengan suhu sekitar 38-39oC lebih sering ditemukan pada hepatitis A. Urin
berwarna lebih gelap (seperti air teh) dan feses berwarna tanah. Dengan
timbulnya gejala kuning/ikterus maka biasanya gejala prodormal
menghilang. Hepatomegali dapat disertai nyeri tekan. Ikterus pada
penderita terutama tampak pada wajah, batang tubuh, dan sklera. Ikterus
pertama kali terlihat pada frenulum lingue namun yang biasa diperhatikan
pertama kali adalah sklera. Sklera mudah menyimpan bilirubin karena
terdiri dari banyak seklai serat-serat elastin.
18
4.6 Diagnosis
4.6.1 Pemeriksaan Fisik
Mata kuning adalah keluhan pertama yang dapat dilihat oleh penderita
atau kerabatnya. Warna kuning pada mata dapat memberikan gambaran kasar
penyebab ikterus :
Kuning : prehepatik
Kuning orange : hepatik
Kuning kehijauan : posthepatik
Selain warna kuning pada sklera mata, pada hepatitis virus akut, terjadi
pembesaran hepar yang bersifat kenyal, tepi tajam, permukaan rata, kadang-
kadang nyeri tekan
Kiteria diagnosisnya yaitu mual, anoreksia, malaise, urin gelap, ikterus,
hepatomegali yang kenyal dan nyeri tekan, peningkatan SGOT dan SGPT
(SGPT>SGOT).
19
Tinja akolis mungkin dijumpai sebelum timbul ikterus. Penurunan
aktiviotas transaminase diikuti penurunan kadar bilirubin. Bilirubinuria dapat
negatif sebelum bilirubin darah normal. Kada alkali fosfatase mungkin hanya
sedikit meningkat. Gamma GT dapat meningkat pada hepatitis dengan kolestasis
(Askandar, 2015).
4.7 Terapi
Tirah baring. Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup
istirahat
Diet seimbang
Terapi suportif sesuai kondisi pasien
o Berikan obat-obatan yang bersifat melindungi hati
o Antibiotik tidak jelas kegunaannya
o Jangan diberikan antiemetik
4.8 Pencegahan
4.8.1 Pencegahan Non-Spesifik
Perubahan perilaku untuk mencegah Hepatitis A terutama dilakukan
dengan meningkatkan sanitasi. Petugas kesehatan bisa meningkatkan hal ini
dengan memberikan edukasi yang sesuai, antara lain:
a. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) secara benar pada 5 saat kritis, yaitu:
Sebelum makan
Sebelum mengolah dan menghidangkan makanan
Setelah buang air besar dan air kecil
Setelah mengganti popok bayi
Sebelum menyusui bayi
b. Pengolahan makanan yang benar, meliputi:
Menjaga kebersihan
o Mencuci tangan sebelum memasak dan keluar dari toilet
o Mencuci alat-alat masak dan alat-alat makan
o Dapur harus dijaga agar bersih
20
Memisahkan bahan makanan matang dan mentah
o Menggunakan alat yang berbeda untuk keperluan dapur dan untuk
makan
o Menyimpan bahan makanan matang dan mentah di tempat yang
berbeda
Memasak makanan sampai matang
o Memasak makanan pada suhu minimal 85oC, terutama daging,
ayam, telur, dan makanan laut
o Memanaskan makanan yang sudah matang dengan benar
Menyimpan makanan pada suhu aman
o Jangan menyimpan makanan pada suhu ruangan terlalu lama
o Memasukan makanan yang ingin disimpan ke dalam lemari
pendingin
o Jangan menyimpan makanan terlalu lama di lemari pendingin
Menggunakan air bersih dan bahan makanan yang baik
o Memilih bahan makanan yang segar (belum kadaluarsa) dan
menggunakan air yang bersih
o Mencuci buah dan sayur dengan baik
Membuang tinja di jamban yang saniter
o Menyediakan air bersih di jamban
o Memastikan sistem pendistribusian air dan pengelolaan limbah
berjalan dengan baik
21
Hepatitis A. Vaksin dibuat dari virus yang diinaktivasi (inactivated vaccine).
Vaksin ini relatif aman dan belum ada laporan tentang efek samping dari vaksin
kecuali nyeri ditempat suntikan. Vaksin diberikan dalam 2 dosis dengan selang 6
– 12 bulan secara intra-muskular didaerah deltoid atau lateral paha (Dirjen
PP&PL, 2012).
Vaksin hepatitis A merupakan vaksin pasif, dibutuhkan 2 dosis untuk
proteksi jangka panjang dengan jarak pemberian 6 bulan. Anak-anak yang
mendapatkan vaksin di tahun pertama dan keduanya (antara umur 12 bulan
sampai 23 bulan. Pemberian vaksin dilakukan bila hendak melakukan perjalanan
ke daerah yang angka prevalensi hepatitisnya A tinggi, homoseksual, penggunaan
obat ilegal, penderita penyakit hepar kronis seperti hepatitis B atau C, pekerja
yang kontak dengan hewan terinfeksi hepatitis A atau pekerja laborat. Efek
samping dari vaksin ini adalah demam, sakit kepala, rasa lelah. Efek samping ini
terjadi 1-2 hari setelah pemberian vaksin (CDC, 2016).
22
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2016. Hepatitis A Vaccine.
Kemenkes RI. 2014. Hati Meradang, Bahaya Menjelang. Jakarta: Kemenkes RI.
23