Elektromagnetik
3 4 5 6 7 8 9
95
9 6
1
13 1 3 5 3 53 97
14 1 4 54 54 98
71
72
4 3
61 6 1 7 1
62 62 72
5 6 7
A 1 A 1
A 2 A 2
8
K .U ta m a N C N O K . U tam a N C N O
1 5 4 2 3 6
9 7 9 8
c) Diagram Pengawatan
Diagram pengawatan menunjukkan hubungan antar komponen-komponen,
dilihat dari posisi penempatan fisik terminal-terminal dan bahkan juga warna
penghantarnya. Diagram pengawatan digunakan pada saat merangkai
peralatan/komponen kontrol sistem tenaga listrik atau pada saat menghubungkan
sebuah rangkaian sistem tenaga listrik ke sumber catu daya. Diagram pengawatan
dapat dilihat seperti pada gambar berikut;
d) Diagram Skematik
Diagram skematik menunjukkan keseluruhan hubungan rangkaian listrik
antar komponen, tanpa melihat penempatan posisi komponen-komponen ataupun
pengaturan terminalnya. Tipe diagram ini sangat diperlukan pada sat
menghubungkan sebuah rangkaian atau pada saat menganilsa pengoperasian
rangkaian tersebut. Gambar diagram skematik dapat dilihat pada gambar berikut ini:
220/380 V – 50 Hz
F0
F0 F1
S0
K1
S1 K1
F1
K1
M
dan motor listrik akan terputus dengan tegangan listrik. ( tanpa kontak NO dari
kontaktor magnet K1 )
4) Agar motor listrik dapat bekerja normal, maka pada rangkaian kontrol dilengkapi
dengan kontak bantu NO yang terhubung paralel dengan tombol tekan S1 ( ON ).
5) Untuk memutuskan rangkaian digunakan tombol tekan S0 ( OFF ).
Motor listrik dapat bekerja dengan dua arah putaran, yaitu putaran arah kiri dan
putaran arah kanan. Motor listrik putar arah kiri-kanan, biasanya digunakan untuk
menutup/membuka pintu atau untuk alat angkat beban. Pengontrolan motor listrik
seperti ini terdiri dari dua posisi, posisi pertama arah kanan dan posisi kedua arah
kiri. Untuk itu pengontrolan membutuhkan dua buah kontaktor magnet dan alat
bantu lainnya, seperti; tombol tekan, pengaman instalasi dan pengaman
beban/motor. Motor listrik tiga fasa berputar dua arah dengan menukarkan fasa
yang satu dengan yang lainnya, dan motor listrik satu fasa dapat bekerja dua arah
putaran dengan membalik arah kumparan bantu atau kumparan utama. Untuk
jelasnya dapat diamati gambar di bawah ini.
220/380 V – 50 Hz
F2
L1 L2 L3
F1
S0
K1 K2 K1 K2
S1 S2
F2 Kontak
K2 Interlock K1
M K1 K2
S0
Pengembangan
dengan tombol
S1
tekan ganda
S2
K2
K1
S1 S2
Kontak
K2 Interlock K1
K1 K2
F2
S0
K1 K2
S1 S2
LS1 LS2
K2 Kontak Interlock K1
K1 K2
2 x F1 Seri
S0
S1 K2 S3
S4 K2
K1
S2
K1
K
Kontak K
K K
F0
K1 K2
Tahanan
F1
F2
S0
S1 K2 K1
T
K2
K2 K1
T
RSTN; 220V/380V ; 50 Hz
F0
K1 K3 K2
F1
Untuk hubungan
segitiga :
- U1 - V2/ U1-W2
M
- V1 -W2/ V1-U2
- W1 - U2/ W1-V2
b. Untuk menjalankan motor listrik induksi tiga fasa rotor sangkar starting bintang
– running segitiga harus diperhatikan besar daya nominal motor, dan tegangan
nominal satu fasa kumparan stator harus sama besarnya dengan tegangan line
jaringan.
Kumparan stator motor saat starting dalam keadaan hubungan bintang, artinya
kontaktor magnet utama K1 dan kontaktor magnet untuk hubungan bintang K2
bekerja. Untuk keadaan running kontaktor mgnet utama dan kontaktor magnet
hubungan segitiga ( delta ) bekerja. Pada saat hubungan bintang tegangan
pada kumparan per fasa sekitar 58% dari tegangan nominal. Hal ini dapat
memperkecil arus yang mengalir pada motor. Namun starting bintang-segitiga
mempunyai kelemahan, yaitu terjadinya pemutusan arus listrik ke motor saat
pemindahan hubungan dari bintang ke segitiga. Untuk melakukan starting
bintang-running segitiga dapat digunakan tiga buah kontaktor magnet. K1
kontaktor utama dan K2 kontak hubungan bintang ( K1 + K2 = Hubungan
bintang ), dan K3 untuk hubungan segitiga ( K1 + K3 = Hubungan segitiga ).
Tanpa melihat rangkaian kontrol arus yang sudah jadi, rencanakanlah
pengontrolan motor listrik starting bintang – running segitiga dengan mengikuti
langkah-langkah perencanaan berikut :
S0
S1 K1
K3
S2
K3 K2
K1 K2 K3 H1 H2 H3
F1 K2 K3
S0
S1 K1
T 1 K3
4 3
K3 K3 K2
K1 T K2 K3 H1 H2 H3
127 V / 220 V / 50 Hz
F0
K1 K2 K3 K4
Y
F1
W1 U2
W2
M
V1
U1 V2
F1
S0
K1 K2
LS2 LS1
1
K1 K2 T K3
S1 S2
4 3
K2 K1 K3 K3 K4
K1 K2 T K4 K3
Band
Berjalan 2
Band
Berjalan 1
B
PROSES
Band
C Berjalan 3
PENAMPUNGAN
Dari lay out trasfortasi material di atas, pertama-tama material masuk pada
bagian A. Setelah melalui proses, material tersebut berpindah melalui band
berjalan 1 (M1) dengan kecepatan tertentu, dan berpindah lagi ke band berjalan
2 (M2), yang diteruskan ke bagian B. Setelah diproses di bagian B, material
jatuh pada band berjalan 3 (M3) yang diteruskan ke bagian C sebagai tempat
akhir trasfortasi. Untuk trasfortasi material diperlukan kecepatan band berjalan 1,
band berjalan 2, serta band berjalan 3 dibuat sama kecepatannya.
Urutan bekerja dan berhenti dari sistem pengontrolan band berjalan ini
berlangsung secara otomatis dengan menggunakan time relay. Pengaturan waktu
dari time relay disesuaikan dengan panjang masing-masing band berjalan,
sehingga bila mesin berhenti tidak terdapat lagi penumpukan/sisa material pada
band berjalan.
F1-F3 SERI
S0
T4
S1
K1 K2 K3 KB
S2
T1 T2
K2 K3 KB K2
T3
K1 T1 K2 T2 K3 KB T4
Pada rancangan kontrol tiga unit motor induksi tiga fasa ini bekerja otomatis dengan
menggunakan time relay.Time relay yang akan digunakan adalah relay waktu
elektronika, maka saat mesin (beban) sudah bekerja normal atau berhenti, relay
waktu tersebut harus terbebas dari tegangan listrik ( relay waktu tidak bekerja ). Time
Relay elektronika tidak tahan bekerja dalam waktu yang relatif lama.
Pada instalasi motor-motor listrik perlu dibuat gambar rangkaian uitama dari
sistem pengontrolan motor. Hal ini untuk memudahkan cara menghubungkan
(menginstalasi) komponen-komponen utama seperti: motor listrik, kontak utama,
pengaman dan sumber tegangan.
Pada rangkaian utama dapat dilihat rangkaian dari komponen-komponen yang
digunakan seperti :
- MCCB utama sebagai pengaman utama dari beberapa beban cabang.
- MCB sebagai pengaman rangkaian utama setiap motor listrik.
- Thermal over load relay masing-masing motor listrik.
- Kontaktor magnet utama untuk masing-masing motor listrik.
- Cara pengasutan (starting) motor listrik yang digunakan.
Rangkaian utama/tenaga untuk pengontrolan tiga unit motor induksi tiga fasa bekerja
dan berhenti berurutan secara otomatis dapat digambarkan seperti gambar 39.
MCCB
F2 F3 F4
K1 K2 K3
F5 F6 F7
M M M
Rangkaian kontrol arus dan rangkaian utama adalah merupakan satu rangkaian
yang saling berhubungan. Pada sistem pengontrolan tiga unit motor induksi tiga
phasa bekerja dan berhenti berurutan secara otomatis sesuai dengan rangkaian
kontrol arus dan rangkaian utama di atas mempunyai cara kerja sebagai berikut :
******
Daftar pustaka
Arikunto, S., dan Jabar, C.S.A, (2007) Evaluasi Program Pendidikan, Cetakan ke-2,
Jakarta : Bumi Aksara.
Hasan, S.H., (2009) Evaluasi Kurikulum, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Mursell, J., dan Nasution, S., (tanpa tahun) Mengajar dengan Sukses, Bandung :
Jemmars.
Sudjana, N., dan Ibrahim, R., (2007) Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Cetakan ke-4,
Bandung : Sinar Baru Algensindo.
E. Setiawan, Ir, 1986, Instalasi Arus Kuat, Proyek Pembinaan dan Pengembangan
Dikmenjur, PT. Binacipta, Jakarta
Kismet Fadillah Drs, 1999, Instalasi Motor Listrik, PT. Angkasa, Bandung
Gunter G.Siep, Electrical Installation Hand Book, John Wiley & Sons, 1987
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com200808 penilaian-hasil-belajar.