B. PEMERIKSAAN
1. PEMERIKSAAN FISIK
1) TANDA-TANDA VITAL
a. Denyut nadi : 72x/ menit
b. Pernafasan : 22x/ menit
c. Tinggi badan : 80 cm
d. Berat badan : 10 kg
2) INSPEKSI
a. Statis
Shoulder protraksi
Trunk fleksi
Hip endorotasi
Ankle eversi dan plantar fleksi
b. Dinamis
Kontrol kepala sudah baik
Mampu berguling ke kanan dan ke kiri secara mandiri
3) PALPASI
Pelvic tidak simetris
Adanya weakness pada m. Rectus abdominis
Adanya shortening pada m. Adductor longus
Hipotonus pada AGB
Adanya spastik pada ankle
4) PERKUSI
Tidak dilakukan
5) AUSKULTASI
Tidak dilakukan
6) GERAKAN DASAR
a. Aktif
Region Gerakan Keterangan
b. Pasif
Region Gerakan Keterangan Spastisitas
2. PEMERIKSAAN SPESIFIK
1) Pengukuran XOTR untuk kekuatan otot
Kekuatan otot Kanan Kiri
Ekstremitas Fleksor hip : X Fleksor hip : X
bawah Ekstensor hip: X Ekstensor hip : X
Adductor hip : T Adductor hip : T
Abductor hip : T Abductor hip : T
Fleksor knee : X Fleksor knee : X
Ekstensor knee : X Ekstensor knee : X
Keterangan :
X : Kekuatan otot normal
0 : Tidak ada kontraksi otot
T : “trace” ada kontaksi otot dan sedikit gerakan
R : Gerakan masih berupa reflex
2) Pemeriksaan Spastisitas
Regio Dextra Sinistra
AGA 0 0
AGB 2 2
3) Pemeriksaan GMFM
Pengukuran fungsional menggunakan Gross Motor Funcion
Measure (GMFM)
Dimensi A : 43/51 x 100% = 84%
Dimensi B : 42/60 x 100% = 70%
Dimensi C : 3/42 x 100% = 7%
Dimensi D : 0/39 x 100% = 0%
Dimensi E : 0/72 x 100% = 0%
Total dimensi : 84% +70% + 7% + 0% + 0%
5
= 32,2%
C. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment
Hand support untuk duduk
Pelvic tidak simetris
Adanya weakness pada m. Rectus abdominis
Adanya shortening pada m. Adductor longus
Adanya spastik pada ankle
2. Functional Limitation
Pasien belum mampu duduk dengan hand support dan duduk stabil
3. Disability
Pada aktifitas sosialnya pasien belum bisa bermain bersama dengan anak
seusianya.
E. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. NDT Stimulasi Aproksimasi
Aproksmasi adalah kompresi sendi yang terputus-putus ringan dan halus untuk
memfasilitasi postural tonus melalui aktivitas sekitar sendi (Dalam buku FT
Pediatri II, Edy Waspada, 2010). Posisi pasien side lying. Tangan terapis
berada di elbow dan wrist, lalu posisi tangan pasien mendorong bed, kemudian
terapis memberikan kompresi ke arah wrist. Terapis memberikan aproksimasi
dengan tujuan mengaktifkan propioseptiv pada reseptor sendi untuk
mendukung kontraksi otot.
2. Fasilitasi untuk meningkatkan kemampuan motorik
a. Fasilitasi duduk
Posisi pasien tidur terlentang di bed, terapis duduk di bawah pasien, key
point of control bagian kanan (bisa kanan maupun kiri), kemudian tangan
kiri diposisikan lurus ke arah depan dan tangan kanan di tekuk, terapis
kemudian memberikan tarikan pada tangan kiri dan tekanan pada bagian
crista iliaca pasien. Frekuensi latihan 2 kali setiap minggu, dilakukan 2
sesi latihan
b. Fasilitasi duduk stabil
Posisi pasien duduk di tepi bed, terapis duduk dihadapan pasien, key point
of control bagian kanan (bisa kanan maupun kiri), kemudian kedua tangan
pasien diletakkan di samping pasien. Terapis kemudian memberi stimulasi
untuk melatih stabilitas pasien. Frekuensi latihan 2 kali setiap minggu,
dilakukan 2 sesi latihan.
3. Strengthening m. Rectus abdominis
Posisi pasien tidur terlentang di bed, kemudian terapis duduk di bawah pasien.
Terapis memfasilitasi pasien untuk melakukan sit up. Frekuensi latihan 2 kali
setiap minggu, dilakukan 2 sesi latihan.
4. Elongasi m. Adductor longus
Posisi pasien tidur terlentang di bed, kemudian terapis duduk di samping
pasien. Terapis memfasilitasi pasien untuk melakukan gerakan adduksi hip
sambil dilakukan stretching pada m. Adductor longus . Frekuensi latihan 2 kali
setiap minggu, dilakukan 2 sesi latihan.
5. Mengurangi spastisitas ankle
Posisi pasien tidur terlentang di bed, kemudian terapis duduk di samping
pasien. Terapis melakukan gerakan pada ankle sedcara pasif sambil dilakukan
release pada ankle . Frekuensi latihan 2 kali setiap minggu, dilakukan 2 sesi
latihan.
F. EVALUASI
Pengukutan GMFM (Gross Motor Function Measure).
Dimensi T0 T1 T2 T3 T4
A 84 % 84 % 84 % 86 % 86 %
C 7% 7% 7% 9% 9%
D 0% 0% 0% 0% 0%
E 0% 0% 0% 0% 0%
Hasil 5 5 5 5 5
=32,2% =32,2% =32,2% =33,2% =33,2%
Berdasarkan hasil pengukuran kemampuan fungsional dengan GMFM yang
dibuktikan melalaui tabel di atas, diperoleh hasil mulai ada peningkatan skor
GMFM pada T3 sampai dengan T4 yaitu skor akhir dimensi A (terlentang dan
tengkurap) 86% dan dimensi B (duduk) 71%, dan dimensi C (merayap dan
berlutut) 9%, total dari kelima dimensi 166%, dibagi lima dimensi (ABCDE)
33,2%.