REFERAT Retinopathy Diabetic Part 2
REFERAT Retinopathy Diabetic Part 2
PENDAHULUAN
menggunakan sinar. Ketika energi dari sumber cahaya yang kuat diserap oleh jaringan
dan diubah menjadi energi panas, terjadi koagulasi nekrosis dengan denaturasi protein
seluler akibat kenaikan suhu di atas 650C.2,3 Efektifitas fotokoagulasi retina tergantung
pada seberapa baik cahaya menembus media okular dalam perjalanan ke jaringan retina
dan seberapa baik cahaya yang diserap oleh pigmen di jaringan target.3
komplikasi yang lebih serius pada pasien tersebut. Fotokoagulasi laser menggunakan
laser argon sebagai bahan utamanya. Laser argon adalah laser dengan cahaya hijau,
yang difokuskan untuk pembakaran mikroskopis. Tujuan pembakaran ini adalah untuk
memperbaiki jaringan mata yang sakit atau rusak sehingga bisa mencegah komplikasi
yang akan disebabkan oleh jaringan sakit atau rusak yang menetap. Secara keseluruhan,
pengobatan terapi laser ini sering dinyatakan berhasil dengan lebih dari satu kali
pengobatan.4
retina untuk mengurangi edema makula. Ketiga adalah fotokoagulasi grid, yang
ditujukan pada daerah edema yang terjadi akibat kebocoran kapiler yang difus.5
Kebutaan pada penyakit ini dapat dicegah apabila diagnosis, investigasi dan tatalaksana
yang dilakukan tepat waktu, namun memang yang paling utama adalah mengontrol
gula darah, hipertensi dan gagal ginjal pada pasien. Laser koagulasi merupakan salah
satu pilihan utama yang tepat pada pasien retinopati diabetik. Menurut penelitian yang
dilakukan Tariq Q dkk, laser fotokoagulasi jenis focus dan grid yang dilakukan pada
pasien retinopati diabetik dengan edema makula dapat membantu dalam meningkatkan
62% pasien membaik, 26% tidak ada perubahan, 12% semakin memburuk. Hasil visus
meningkat pada 62% (peningkatan garis 0,56) yang signifikan secara statistik.6 Oleh
karena itu, pada makalah ini akan dijelaskan tentang terapi laser fotokoagulasi pada
retinopati diabetik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Laser merupakan alat yang digunakan untuk memancarkan radiasi gelombang
elektromagnetik yang kuat, monokrom dan koheren. Monokrom dalam artian frekuensi
tunggal atau panjang gelombang tunggal. Koheren dalam artian semua foton yang
dihasilkan berada di fase yang sama dengan perbedaan terbatas.1,2
pada retina, yang berguna untuk regresi neovaskularisasi, tetapi intensitas dan
besarnya bakaran pada PRP bervariasi tergantung dari setiap kasus dan protokol
yang ditetapkan.
1. Argon laser biru-hijau (70% biru (488 nm) dan 30% hijau (514nm))
Diserap secara selektif di lapisan epitel pigmen retina (RPE), pigmen
hemoglobin, koriokapiler, lapisan dalam dan luar nuklear retina. Ini
menggumpal dari koriokapiler hingga lapisan nuklear bagian dalam. Efek
samping utama dari laser ini adalah scattering intraokular tinggi dan kerusakan
makula dalam fotokoagulasi makula.
2. Laser Nd-YAG berfrekuensi-ganda (532 nm)
Diabsorbsi tinggi oleh hemoglobin, melanin dalam epitel pigmen retina, dan
trabecular meshwork daripada laser argon. Telah terbukti lebih aman untuk
perawatan makula. Ini dapat digunakan baik secara terus menerus atau dalam
mode berdenyut. PASCAL (Pattern Scan Laser) baru-baru ini dikembangkan
untuk menggabungkan beberapa pola semi-otomatis, pulsa pendek, beberapa
tembakan dengan pembakaran presisi dalam durasi yang sangat singkat
menggunakan Laser Nd-YAG frekuensi ganda (532 nm). Ini umumnya
digunakan saat ini dalam pengobatan banyak kondisi retina (retinopati diabetik
proliferatif, edema makula diabetik, oklusi vena, dll.). Ini memiliki banyak
keuntungan bila dibandingkan dengan laser spot tunggal konvensional, karena
diproduksi pada durasi yang sangat singkat (10-20 msec) dibandingkan dengan
(100-200 msec) dari laser spot tunggal konvensional yang mengarah pada
kerusakan retina yang lebih rendah. Keuntungan lain termasuk ukuran parut
yang relatif stabil, sedikit destruktif efisiensi yang sama. Ini juga
memungkinkan penerapan pola yang berbeda yang memberikan lebih banyak
bintik pada retina dengan durasi yang lebih sedikit.
3. Krypton red (647 nm)
Diserap dengan baik oleh melanin dan dapat melewati hemoglobin yang
membuatnya cocok sebagai terapi subretinal neovaskular membran. Ini juga
memiliki scattering intraokular yang rendah dengan penetrasi yang baik melalui
opasitas media atau retina edematous dan memiliki kemampuan untuk
mengkoagulasi koriokapiler dan koroid..
4. Laser dioda (805-810 nm)
Diserap dengan baik oleh melanin. Semakin dekat ke spektrum inframerah
(hampir tidak terlihat) membuatnya lebih nyaman untuk digunakan karena tidak
adanya kilatan cahaya. Ini memiliki penetrasi yang sangat dalam melalui retina
dan koroid membuatnya menjadi laser pilihan dalam pengobatan Retinopathy
of Prematurity (ROP). Ini juga digunakan via trans-skleral untuk fotokoagulasi
retina atau untuk mengobati korpus siliarr dalam beberapa kasus glaukoma
refraktori.
a) NPDR yang dIsertai dengan CSME. Pada dasarnya semua pasien dengan
CSME memerlukan terapi fotokoagulasi untuk melindungi makula dan
penglihatan sentral
b) PPDR (preproliferative retinopathy)merupakan indikasi terapi laser,
karena resiko perkembangan penyakit kearah PDR tinggi ( 10 – 50 %
dalam 1 tahun kecuali diterapi dengan laser). Keadaan ini
mengindikasikan iskemi retina yang progresif, ditandai dengan perdarahan
di seluruh kuadran retina, atau didapatkan kaliber vena yang abnormal
( beading ) di dua kuadran atau setidaknya terdapat IRMA ( intraretinal
microvascular abnormalities ) di satu kuadran, dan cotton wool spot.
c) Early/moderate PDR ( proliferative diabetic retinopathy )Penderita
early/moderate PDR merupakan indikasi terapi laser, karena sudah
didapatkan pertumbuhan neovaskularisasi yang tidak normal sehingga
fotokoagulasi laser dapat meregresi neovaskularisasi ini.Keadaan ini
ditandai dengan perdarahan luas, eksudat lunak, cotton wool spot, dan
perdarahan intraretina yang multiple disertai NVE ( neovascularization
elsewhere )
d) PDR dengan CSMEKeadaan ini merupakan indikasi fotokoagulasi laser
untuk meregresi neovaskularisasi yang tidak normal dan untuk melindungi
makula juga penglihatan sentral.Keadaan ini ditandai dengan perdarahan
subretinal yang luas disertai eksudat. Focal/grid dan PRP ( panretinal
photocoagulation) merupakan pilihan terapi pada keadaan ini.
e) PDR lanjut yang disertai neovaskularisasi8Keadaan ini merupakan stadium
lanjut retinopati diabetik, biasanya ditandai dengan neovaskularisasi pada
diskus ( NVD ) pada area yang lebih besar dari ¼ ukuran diskus, atau
perdarahan vitreus dan perdarahan preretina yang disertai NVD, atau
perdarahan vitreus dan preretina yang disertai neovaskularisasi lebih besar
dari ½ diameter diskus tetapi jauh dari diskus optikus ( NVE ).