Anda di halaman 1dari 15

MENINGKATKAN KONSENTRASI SISWA DALAM

BELAJAR MATEMATIKA MELALUI QUANTUM


LEARNING DENGAN TEKNIK MUSIK
INSTRUMENTAL

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Matematika

Dosen Pengampu : Hj. Puji Budilestari, Dra., M.Pd

Disusun oleh

Debora Oktaviani Manullang


41154020150025

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2018
Abstrak makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik instrumental dalam
quantum learning untuk meningkatkan konsentrasi siswa belajar matematika. Quantum
learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam
konsentrasi, pemahaman, dan daya ingat. Dengan pelaksanaan pembelajaran Quantum
Learning seperti memainkan musik instrumental kita harus bisa menciptakan suasana kondusif,
kohesif, dinamis, dan interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip Quantum adalah
semua berbicara bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, dan adanya
reward atas yang dikerjakan siswa
Kata kunci: Quantum Learning,musik instrumental, konsentrasi belajar
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat, kekuatan dan petunjuk untuk menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Meningkatkan Konsentrasi dalam Belajar Matematika Melalui Quantum Learning
dengan Teknik Musik Instrumental”

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Seminar Kuliah.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan kepada
Ibu Hj. Puji Budilestari, Dra., M.Pd selaku dosen mata kuliah Seminar Matematika

Sebelumnya saya selaku penulis mohon maaf jika ada kekurangan maupun kesalahan
dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, karena bagaimanapun penulis masih
dalam proses belajar. Oleh karena itu penulis sangat mengaharapkan koreksi dan
saran untuk melengkapi dan revisi dalam sajian makalah ini. Atas perhatiannya
penulis mengucapkan terimakash.

Bandung, Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................
C. Tujuan .................................................................................
D. Manfaat................................................................................
E. Penjelasan Istilah .................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, banyak sekali model pembelajaran yang dikembangkan dalam dunia
pendidikan. Salah satu dari model pembelajaran adalah model
pembelajaran Quantum Learning. Model pembelajaran Quantum Learning mulai
dikembangkan di Amerika Serikat di tahun 1999. Quantum Learning berakar dari
upaya Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen
dengan apa yang disebutnya sebagai “suggestology” atau “sugestopedia”. Prinsipnya
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun
memberikan sugesti positif maupun negatif. Beberapa teknik yang digunakannya untuk
memberikan sugesti positif adalah mendudukkan peserta didik secara nyaman,
memasang musik latar dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan
poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi (De Porter,
1999:14)

Kline mengatakan bahwa belajar akan efektif bila dilakukan dalam suasana
menyenangkan (Dryden, 2001:22). Dalam Quantum Learning, peserta didik
dikondisikan belajar dalam suasana menyenangkan. Alunan musik dalam kelas dapat
menghantar pada perasaan relaksasi sehingga secara bersamaan dengan menguatnya
konsentrasi maka kreativitas dapat diraih . Hal serupa juga dikemukakan oleh Rose
dalam Dryden (2001:170) yang berpendapat bahwa apa yang dicapai dalam praktik
meditasi berminggu-minggu dapat dicapai oleh musik dalam beberapa menit.
Musik berpengaruh kuat pada lingkungan belajar. Berdasrkan temuan beberapa
penelitian dapat disimpulkan bahwa belajar lebih mudah dan cepat jika peserta didik
berada dalam kondisi santai dan reseptif. Musik dapat digunakan untuk menata
suasana hati, meningkatkan hasil belajar yang diinginkan dan menyoroti hal-hal
penting dalam pendidikan (De Porter dkk, 2005).

Musik membuka kunci belajar optimal dan membantu menciptakan asosiasi. Alat
musik tiup dan biola mempunyai nada lebih ringan , yang menambahkan keringanan
dan perhatian pada suasana hati peserta didik. Instrumen-instrumen dengan tingkat
nada atas (flute, biola) yang membawakan nada lebih ringan dapat digunakan dalam
belajar pagi dan sore. Bunyi piano, cello, dan biola alto dapat untuk mempunyai efek
merelaksasikan peserta didik setelah situasi penuh stress (De Porter dkk, 2005).
Secara umum, pilihan musik adalah instrumental. Musik instrumental yang dimaksud
adalah instrumental murni tanpa vokal dan berirama menentramkan. Harapannya
dengan pemakaian musik instrumental dapat tercipta suasana yang kondusif dan
optimal dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang
diinginkan.

Timbul pertanyaan apakah musik instrumental cocok digunakan dalam pembelajaran


matematika? Berdasarkan hasil penelitian Hartono (2007) dengan salah satu temuan
terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok dengan model
pembelajaran Quantum Learning bernuansa musik instrumental dengan model
pembelajaran ekspositori dalam pembelajaran matematika, terbukti bahwa
penggunaan musik instrumental berpengaruh meningkatkan hasil belajar matematika
peserta didik. Guru dapat menggunakan musik instrumental ketika peserta didik
sedang membaca untuk memahami suatu masalah, berdikskusi, mengerjakan latihan
soal bahkan saat ulangan haria berlangsung. Instrumen-instrumen dengan tingkat
nada atas (flute, biola) yang membawakan nada lebih ringan dapat digunakan dalam
belajar pagi dan sore. Bunyi piano, cello, dan biola alto dapat untuk mempunyai efek
merelaksasikan peserta didik setelah situasi penuh stress (De Porter dkk, 2005).
Berdasarkan hal-hal tersebut, penggunaan musik instrumental sangat disarankan
dalam pembelajaran matematika baik di sekolah maupun di rumah.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka masalah dalam


makalah ini adalah “Apakah teknik musik instrumental dalam Quantum Learning
bisa meningkatkan konsentrasi dalam belajar matematika” yang selanjutkan
dijabarkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat peningkatan konsentasi belajar matematika menggunakan


model pembelajaran Quantum Learning dengan teknik music instrumental?

2. Apakah peningkatan konsentrasi belajar matematika menggunakan model


pembelajaran Quantum Learning dengan teknik musik instrumental lebih
baik dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
yang lain?

1.3 Tujuan dan manfaat

Berdasarkan makalah yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai dalam
makalah ini sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana peningkatan konsentrasi belajar matematika dengan


model Quantum Learning dengan teknik musik instrumental

2. Mengetahui bagaimana hubungan music instrumental dalam Quantum


Learning dengan pembelajaran matematika

3. Mengetahui bagaimana musik instrumental bisa meningkatkan konstrentasi


belajar
Makalah ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi teman sejawat sebagai
catatan yang bisa mendukung suatu sistem pembelajaran yang bisa meningkatkan
konsentrasi siswa

1.4 penjelasan istilah

untuk menghindari kekeliruan pemahaman dari tujuan penulisan adapun definisi


dari istilah-istilah yang digunakan dalam penulisan sebagai berikut:

1. model pembelajaran Quantum Learning adalah model yang berfokus pada


hubungan dinamis dalam interaksi lingkungan kelas yang menjadikan
landasan dan kerangka untuk belajar, serta mendorong siswa untuk
berpartisipasi secara aktif dalam mengkontruksi pengetahuannya sendiri
melalui suasana belajar yang efektif yang diciptakan melalui campuran unsur
hiburan, musik, permainan, cara berpikir, dan emosi yang sehat

2. Musik instrumental merupakan musik yang tersusun dari rangkaian nada-


nada ritmik yang teratur dan harmo-nis. Keteraturan nada-nada tersebut
membuat pendengar menikmati mu-sik. Suara tersebut berasal dari alat musik
tanpa vokal, sebab jika dileng-kapi dengan vokal maka musik tersebut
menjadi musik vokal.

3. Konsentrasi belajar berasal dari kata konsentrasi dan belajar. Hornby dan
Siswoyo (1993:69) mendefinisikan konsentrasi (concentration) adalah
pemusatan atau pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau
aktivitasnya). Hamalik (1995:36) mendefinisikan belajar adalah modifikasi
atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini,
belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada
itu, yakni mengalami. Sejalan dengan perumusan itu, berarti pula belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Quantum Learning


Quantum ialah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Learning
ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar yang menyenangkan serta
mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan
bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Quantum Learning merupakan
orkestrasi bermacam-macam interaksi yang di dalam dan sekitar momen belajar atau
suatu pembelajaran yang mempunyai misi utama untuk mendesain suatu proses
belajar yang menyenangkan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang
mempengaruhi kesuksesan siswa. Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan
seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta
membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa
teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang
sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan
teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi
responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang
terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya Georgi
Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria.

B. Prinsip-Prinsip Dalam Quantum Learning


Quantum Learning Model memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip
ini dianggap sebagai chord dasar dari simfoni belajar seorang guru. Prinsip-prinsip
tersebut adalah :

1. Segalanya berbicara
2. Segalanya bertujuan
3. Pengalaman sebelum pemberian nama
4. Akui setiap usaha
5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.

C. Karakteristik Quantum Learning

1. Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan


fisika quantum
2. Dalam quantum lebih memanusiawi individu menjadi pusat perhatiannya
potensi diri, kemampuan berfikir, motivasi dan sebagainya diyakini dapat
berkembang secara maksimal
3. Pembelajaran quantum lebih bersifat konstruktif namun juga menekan
pentingnya lingkungan pembelajaran yang efektif dan optimal.
4. Pembelajaran quantum mensinergikan faktor potensi individu dengan
lingkungan fisik dan psikis dalam konteks pemelajaran.
5. Pembelajaran quantum memusatakan perhatian pada interaksi yang bermutu
dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
6. Pembelajaran quantum sangat menekankan pada akselerasi pembelajaran
dengan taraf keberhasilan tinggi.
7. Pembelajaran quantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses
pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
8. Pembelajaran quantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan
proses
9. Pembelajaran quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi.
10. Pembelajaran quantummemusatkan perhatian pada pembentukan keteramplan
akademis, keteramplan hidup, dan prestasi fisikal atau material.
11. Pembelajaran quantum menepatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran.
12. Pembelajaran quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan
kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban
13. Pembelajaran quantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam
proses pembelajaran.

D. Paradigma Belajar Model Quantum Learning


Dalam belajar model Quantum Learning agar dapat berjalan dengan benar ini
paradigma yang harus dianut oleh siswa dan guru adalah sebagai berikut :

1. Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid sehingga bisa saling berfungsi
sebagai fasilitator
2. Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam
suasana yang menyenangkan, lingkungan dan suasana yang tidak terlalu
formal, penataan duduk setengah melingkar tanpa meja, penataan sinar atau
cahaya yang baik sehingga peserta merasa santai dan relak.
3. Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang unik dan
berbeda yang merupakan pembawaan alamiah sehingga kita tidak perlu
merubahnya dengan demikian perasaan nyaman dan positif akan terbentuk
dalam menerima informasi atau materi yang diberikan oleh fasilitator.
4. Modul pelajaran tidak harus rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk
sederhana dan lebih banyak kesuatu kasus nyata atau aplikasi langsung.
5. Dalam menyerap dan mengolah informasi otak menguraikan dalam bentuk
simbol atau asosiatip sehingga materi akan lebih mudah dicerna bila lebih
banyak disajikan dalarn bentuk gambar, diagram, flow atau simbol.
6. Kunci menuju kesuksesan model quantum learning adalah latar
belakang(background) musik klasik atau instrumental yang telah terbukti
memberikan pengaruh positip dalarn proses pembelajaran. Musik klasik dari
Mozart, bach, Bethoven, dan Vivaldi dapat meningkatkan kemampuan
mengingat, mengurangi stress, meredakan ketegangan, meingkatkan energi
dan membesarkan daya ingat. Musik menjadikan orang lebih cerdas (Jeannete
Vos)
7. Penggunaan Warna dalam model quantum learning dapat meningkatkan daya
tangkap dan ingat sebanyak 78%
8. Metoda peran dimana peserta berperan lebih aktif dalam membahas materi
sesuai dengan pengalamannya melalui pendekatan terbalik yaitu membuat
belajar serupa bekerja (pembelajaran orang dewasa)
9. Sistim penilaian yang disarankan untuk abad 21 dalam pembelajaran adalah
50% penilaian diri sendiri, 30% penilaian teman, 20% penilaian trainer atau
atasan (Jeannette Vos)
10. Umpan balik yang positif akan mampu memotivasi anak untuk berprestasi
namun umpan balik negative akan membuat anak menjadi frustasi.

E. Langkah-Langkah Proses Pembelajaran Quantum Learning


Berdasarkan karakteristik, prinsip-prinsip dan paradigma Quantum Learning, maka
proses pembelajaran dilaksanakan dengan langka-langkah :
Pertama, ciptakan suasana yang menggairagkan

1. Perhatikan emosi peserta didik


2. Ciptakan jembatan rasa
3. Rayakan setiap keberhasilan

Kedua, tentukan landasan yang kukuh serta tujuan yang ingin dicapai
Ketiga, ciptakan lingkungan yang kondusif

1. Perhatian lingkungan sekeliling


2. Pergunakan media pembelajaran
3. Perhatian pengaturan bangku di dalam kelas
4. Perhatian unsur organik lain
5. Berikan ruangan dengan wewangian
6. Pergunakan musik

Keempat, komunikasi materi pembelajaran secara komunikatif

1. Munculkan kesan
2. Fokus
3. Inklusif
4. Spesifik
5. Komunikasi non verbal

3. Musik Instrumental

Pengertian menurut para ahli

musik klasik adalah musik yang serius. Scholes mempertegas bahwa, musik klasik
adalah musik pada akhir abad XVI-XVIII. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa, musik
klasik digunakan sebagai label bagi musik yang permanen atau tidak berubah-ubah dan
mempunyai nilai konstan. Ditekankan lagi oleh Rieman; musik klasik adalah hasil
karya seni yang telah terbukti abadi.
Karakter Musik Klasik Menurut Ammer, musik klasik adalah musik yang anggun,
berkesan formal, mempunyai aturan, yang dimaksud adalah musik klasik tidak dapat
dimainkan sekehendak hati pemainnya, setiap bagian harus dimainkan sesuai aslinya
dan diikuti secara mendetail.
PENGARUH MUSIK TERHADAP KECERDASAN
Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat
mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional
Quotien). Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan
lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan
dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik di sini
adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan
nada-nada “miring”. Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan
musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik.
Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, “Dasar-dasar
musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia
berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan
raga manusia”.
Penelitian menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada
berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C
pada otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan
berkembang hingga 80 % dengan musik.
“Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3
bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony“, demikian kata Ev. Andreas
Christanday dalam suatu ceramah musik. “Beat mempengaruhi tubuh, ritme
mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh“. Contoh
paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik
rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik
rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat,
bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan “head banger”, suatu
gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan
tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Jika hati kita sedang susah,
cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang
teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak
rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu
penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat
mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh.
Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang
menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual
keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia
masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar
harmony dari suara-suara alam disekelilingnya. “Musik yang baik bagi
kehidupan manusia adalah musik yang seimbang antara beat, ritme, dan
harmony”, ujar Ev. Andreas Christanday.
Seorang ahli biofisika telah melakukan suatu percobaan tentang pengaruh
musik bagi kehidupan makhluk hidup. Dua tanaman dari jenis dan umur yang
sama diletakkan pada tempat yang berbeda. Yang satu diletakkan dekat dengan
pengeras suara (speaker) yang menyajikan lagu-lagu slow rock dan heavy rock,
sedangkan tanaman yang lain diletakkan dekat dengan speaker yang
memperdengarkan lagu-lagu yang indah dan berirama teratur. Dalam beberapa
hari terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Tanaman yang berada di dekat
speaker lagu-lagu rock menjadi layu dan mati, sedangkan tanaman yang berada
di dekat speaker lagu-lagu indah tumbuh segar dan berbunga. Suatu bukti nyata
bahwa musik sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup.
Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh
ombak di laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam
yang sangat indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi
kehidupan manusia.
Wulaningrum Wibisono, S.Psi mengatakan, “Jikalau Anda merasakan
hari ini begitu berat, coba periksa lagi hidup Anda pada hari ini. Jangan-jangan
Anda belum mendengarkan musik dan bernyanyi”.

Konsentrasi belajar matematika

Anda mungkin juga menyukai