Anda di halaman 1dari 3

Tax Planning

 Tax Planning adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh wajib pajak (WP) untuk menyusun aktivitas
keuangan guna mendapat pengeluaran (beban) pajak yang minimal.
 Tujuan pokok dari tax planning adalah untuk mengurangi jumlah atau total pajak yang harus
dibayar oleh wajib pajak.
 Tax Planning dilakukan oleh suatu perusahaan disebabkan karena bagi perusahaan pajak
merupakan beban atau biaya yang akan mengurangi pendapatan bersih perusahaan yang pada
akhirnya akan mengurangi pendapatan yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.

Jenis-jenis Tax Planning

1) Tax planning domestic nasional (national tax planning)

National tax planning hanya memperhatikan Undang-Undang Domestik, pemilihan atas dilaksanakan
atau tidak suatu transaksi dalam national tax planning bergantung pada transaksi tersebut

2) International tax planning

International tax planning selain memperhatikan Undang-Undang Domestik, juga harus memperhatikan
undang-undang atau perjanjian pajak (tax treaty) dari negara-negara yang terlibat.

Tax Avoidance

 suatu skema penghindaran pajak untuk tujuan meminimalkan beban pajak dengan cara
memanfaatkan celah (loophole) ketentuan perpajakan suatu negara. Secara konsep, skema
penghindaran pajak bersifat legal atau sah karena tidak melanggar ketentuan perpajakan.
 Penghindaran pajak yang diperbolehkan (acceptable tax avoidance) memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Memiliki tujuan usaha yang baik
2. Bukan semata-mata untuk menghindari pajak
3. Sesuai dengan spirit & intention of parliament
4. Tidak melakukan tranksaksi yang direkayasa
 Sementara itu, penghindaran pajak yang tidak diperbolehkan (unacceptable tax evasion) memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Tidak memiliki tujuan usaha yang baik
2. Semata-mata untuk menghindari pajak
3. Tidak sesuai dengan spirit & intention of parliament
4. Adanya transaksi yang direkayasa agar menimbulkan biaya-biaya atau kerugian
Tax Amnesty

 penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan
sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang
Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
 Subjek tax amnesty adalah Wajib Pajak (warga negara Indonesia baik yang sudah memiliki NPWP
maupun tidak) yang belum melaporkan harta kekayaan secara terperinci kepada Negara (dapat
berupa rumah, kendaraan, tabungan dll) baik perorangan, perusahaan atau sebuah badan usaha.
 Keuntungan mengikuti program ini adalah penghapusan untuk semua pajak terutang baik berupa
PPh (Pajak Penghasilan), PPN, PPnBM, sanksi administrasi (denda) dan sanksi pidana.
 Setiap Wajib Pajak baik pribadi maupun badan usaha yang memiliki penyampaian SPT Tahunan
PPh dapat mengikuti Tax Amnesty, kecuali Wajib Pajak yang sedang diakukan penyidikan dan
telah P-21, dalam proses peradilan, dan Wajib Pajak yang sedang menjalani hukuman atas pidana
di bidang perpajakan.
 Syarat yang harus dipenuhi oleh wajib pajak apabila hendak mengajukan pengampunan pajak:
1. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
2. membayar Uang Tebusan;
3. melunasi seluruh Tunggakan Pajak;
4. melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau melunasi pajak yang seharusnya tidak
dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan
dan/atau penyidikan;
5. menyampaikan SPT PPh Terakhir bagi Wajib Pajak yang telah memiliki kewajiban
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; dan
6. mencabut permohonan:
7. pengembalian kelebihan pembayaran pajak;
8. pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dalam Surat Ketetapan Pajak
dan/atau Surat Tagihan Pajak yang di dalamnya terdapat pokok pajak yang terutang;

Tax Shifting

 Pajak Tidak Langsung adalah pajak yg bebannya dpt dilimpahkan pd orang lain yg menanggung
bbn pajak tdk langsung pd akhirnya adl pihak ketiga. Dalam pengertian administratif, adl pajak yg
dipungut tiap tejadi perbuatan yg menyebabkan terutangnya pajak. ex: PPN, bea materai.
 Tax Shifting: Pembayar pajak dapat menggeser beban pajaknya kepada pihak lain, seperti :

1) Pergeseran Ke Muka (Forward Shifting)

Pergeseran ke muka adl pergeseran beban pajak searah dg arus barang yaitu dari produsen kepada
konsumen. Pergeseran jenis ini sifatnya menaikkan harga barang karena pembeli harus membayar
barang ditambah pajak. Mis: penjualan Barang Kena Pajak (BKP) dari produsen/pabrikan kepada
pembeli, maka pembeli harus membayar sbs harga barang ditambah dg PPN
2) Pergeseran Ke Belakang (Backward Shifting)

Pergeseran ke belakang adl pergeseran beban pajak bertentangan dg arus barang yaitu pembeli
menggeser beban pajak kpd penjual. Pergeseran beban pajak jenis ini sifatnya menurunkan harga atau
jumlah penerimaan uang yg dibayarkan oleh pembeli kpd penjual (produsen). Jadi jumlah uang yg
diterima atau akan diterima penjual (produsen) dikurangi dengan PPN. Mis: penjualan tembakau dari
petani kepada pabrik rokok, dalam hal ini pendapatan atau kas yang diterima oleh petani sebagai
penjual adalah sebesar harga dikurangi PPN.

Tax Haven dapat diartikan sebagai wilayah atau negara yang menawarkan pajak rendah atau bahkan
tidak sama sekali kepada individu atau perusahaan yang berasal dari luar negeri

Manfaat Tax Haven :


1. Peluang diversifikasi investasi
2. Strategi menangguhkan beban pajak
3. Perlindungan aset yang kuat
4. Hasil investasi bebas pajak
5. Offshore banding dengan keleluasaan dan privasi
6. Imbal hasil yang lebih besar
7. Mengurangi beban pajak
8. Menghindari restriksi mata uang
9. Peluang mengembangkan bisnis.

Rekonsiliasi fiscal yaitu suatu mekanisme untuk menyesuaikan laporan keuangan komersial
perusahaan menjadi sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Koreksi fiscal koreksi perhitungan pajak yang diakibatkan oleh adanya perbedaan pengakuan metode,
manfaat , dan umur, dalam menghitunga laba secara komersial atau dengan secara fiskal

Anda mungkin juga menyukai