Kelompok 2 (Apel)
Kelompok 2 (Apel)
Disusun Oleh :
Kelompok 2
2019
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Apel
Apel (Malus domestica) merupakan tanaman buah tahunan berasal dari Asia
Barat yang beriklim sub tropis. Apel dapat tumbuh di Indonesia setelah tanaman
apel ini beradaptasi dengan iklim Indonesia, yaitu iklim tropis (Baskara, 2010).
Penanaman apel di Indonesia dimulai sejak tahun 1934 dan berkembang pesat
pada tahun 1960 hingga sekarang. Apel di Indonesia dapat tumbuh dan berbuah
baik di dataran tinggi, khususnya di Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan
(Nongkojajar), Jawa Timur (Fajri, 2011).
Berikut adalah klasifikasi tanaman apel (Malus domestica):
1) Kingdom : Plantae
2) Subkingdom : Tracheobionta
3) Superdivisi : Spermatophyta
4) Divisi : Magnoliophyta
5) Kelas : Dicotyledone
6) Subkelas : Rosidae
7) Ordo : Rosales
8) Famili : Rosaceae
9) Genus : Malus
10) Spesies : Malus domestica auct. non Borkh.
Sumber: http://plants.usda.gov/
Varietas apel impor dari spesies (Malus domestica) contohnya Fuji, Red
delicious, Granny smith, Golden Delicious, dan lain-lain, sedangkan contoh
varietas lokal yaitu Rome Beauty, Manalagi, dan Anna (Nafillah, 2015). Buah apel
(Malus domestica) memiliki banyak manfaat, diantaranya untuk menurunkan
kolesterol dalam darah, penstabil gula darah, penurun tekanan darah, agen anti
kanker, dan untuk program diet (Purwo dan Zubaidi, 2010).
Beberapa senyawa fitokimia yang ada pada buah apel dan berfungsi sebagai
antioksidan adalah golongan flavonoid, tokoferol, senyawa fenolik, kumarin,
turunan asam sinamat, dan asam-asam organik polifungsional. Selain itu, apel
mengandung betakaroten yang berfungsi sebagai provitamin A untuk mencegah
serangan radikal bebas (Susanto dan Setyohadi, 2011). Seiring dengan
meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat buah Apel bagi kesehatan
merupakan salah satu alasan tingginya kebutuhan buah Apel di masyarakat
(Baskara, 2010).
Manfaat buah apel bagi jantung berasal dari kandungan gizinya yang kaya.
Apel memiliki kandungan senyawa alami seperti epicatechin, epigallocatechin,
kaempferol dan quercetin, yang memiliki peranan penting dalam mencegah
peradangan pada dinding arteri. Selain itu, senyawa-senyawa alami tersebut dapat
mencegah kolesterol LDL dari oksidasi yang jika dibiarkan akan memicu rangkaian
proses penyumbatan pada arteri. Fakta ini diperkuat melalui penelitian yang
dilakukan oleh Department of Nutrition, Food, and Exercise Science, The Florida
State University di Tallahassee.
Buah apel juga memiliki kandungan pectin. Pectin merupakan serat makanan
yang dapat larut di dalam air. Pada manusia, pectin mengikat kolesterol yang
terdapat pada saluran pencernaan dan memperlambat penyerapan glukosa. Pectin
menghalangi penyerapan kolesterol dalam usus serta mendorong tubuh untuk
menggunakan, alih-alih menyimpan, benda lunak berbahaya ini. Beberapa
penelitian mengungkap bahwa pectin berperan dalam mengurangi jumlah
kolesterol yang terdapat di dalam darah.
Kulit apel juga dilengkapi dengan polyphenol. Polyphenol berperan penting
dalam mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas. Oleh karena
itu, sebaiknya Frutarian jangan membuang kulit apel saat mengkonsumsi buah yang
satu ini. Kamu bisa mengkonsumsi apel organik, atau kamu dapat menggunakan
pembersih khusus makanan untuk melepaskan zat-zat kimia dari kulit apel sebelum
mengonsumsinya.
Kandungan apel berupa zat berguna bagi tubuh manusia diantaranya pektin
(sejenis serat), quersetin (bahan anti kanker dan anti radang) serta vitamin C yang
tinggi merupakan sebagian alasan mengapa ahli gizi sangat menganjurkan
masyarakat untuk mengkonsumsi buah Apel secara teratur. Beberapa persoalan
kesehatan seperti susah buang air besar, obesitas, kolesterol tinggi, arthritis dan
lainnya dapat diatasi dengan terapi buah Apel. Kandungan anti oksidan yang sangat
tinggi juga menjadi alasan tingginya konsumsi buah Apel oleh masyarakat sebagai
upaya pencegahan terhadap penyakit dan disfungsi kesehatan tubuh
lainnya(Baskara, 2010).
Apel adalah salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Apel
digemari karena rasanya yang manis dan kandungan gizinya yang tinggi. Buahapel
mempunyai kandungan air dan vitamin yang tinggi, serta kalori yang cukup kecil.
Komponen penting pada buah apel adalah pektin, yaitu sekitar 24%. Kandungan
pektin pada buah apel terdapat pada sekitar biji, di bawah kulit dan hati. Selain
senyawa pektin, dalam satu buah apel ukuran 100 gram juga terkandung banyak zat
gizi (Yanuparinda dan Estiasih, 2015). Tanaman apel banyak tumbuh di Kota
Malang dan Kota Batu, varietas apel yang tersedia sekarang ini dan cukup berhasil
diusahakan dengan segala kekurangannya adalah Apel Manalagi, Anna,
Wangli/Lali jiwo, Princess Noble dan Romebeauty (Baskara, 2010). Produksi apel
di Kota Batu pada tahun 2014 populasi tanaman apel di Kota Batu sebanyak 2,1
juta pohon mampu menghasilkan buah apel sebanyak 708,43 ton. Dibandingkan
tahun 2013 produksi tanaman apel turun sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik,
2015).
Boyer and Liu (2004), menyatakan kandungan Quercetin glikosida, 13,2 mg /
100 g buah; vitamin C, 12,8 mg / 100 g buah; procyanidin B, 9,35 mg / 100 g buah;
asam chlorogenic, 9,02 mg / 100 g buah; epicatechin, 8.65 mg / 100 g buah; dan
glikosida Phloretin, 5,59 mg / 100 g buah [46]. Hadisaputra (2011) menyatakan
satu porsi apel terdapat kalium, pectin, selulosa, flavonoid dan asam D-glucaric.
Saraswati (2013) menyatakan jantung mampu menurunkan risiko kematian
pada penderita penyakit jantung koroner dan gangguan kardiovaskular. Kandungan
apel yang berkaitan dengan pencegahan penyakit jantung adalah kandungan
flavonoid yang disebut Quacetin. Quacetin ini memiliki kemampuan sebagai
antioksidan yang akan menurunkan kolesterol LDL dalam pembuluh darah. Selain
itu juga mengandung pectin merupakan serat larut yang menurunkan kolesterol
(Lusita, 2011). Hadisaputra (2011) menyatakan apel mengandung antioksidan yang
menurunkan kadar kolesterol LDL dan menaikan HDL, sehingga memiliki daya
pencegahan penyakit jantung. Boyer and Liu (2004), juga menyatakan beberapa
penelitian membuktikan efek konsumsi apel terhadap penurunan risiko kejadian
penyakit kardiovaskular. Pada wanita, 13-22 % penurunan risiko penyakit
kardiovaskular. Hal ini karena apel mengandung berbagai phytochemical, termasuk
quercetin, catechin, phloridzin dan asam chlorogenic, yang semuanya merupakan
antioksidan kuat. Konsentrasi antioksidan di kulit lebih tinggi daripada di daging
apel. Kulit apel mengandung 2-6 kali senyawa fenolik daripada dalam daging, dan
2-3 kali lebih zat flavonoid dalam kulit dibandingkan dengan daging. Adanya
penurunan peroksidasi lipid lebih tinggi ketika memakan kulit apel daripada daging
apel. Zat procyanidins, epicatechin dan catechin, memiliki aktivitas antioksidan
yang kuat dan menghambat oksidasi low density lipoprotein
(LDL).Quercetindalam apel merupakan antioksidan yang kuat, memiliki efek
protektif potensi terhadap penyakit jantung. Tajoda et al (2013) menemukan bahwa
konsumsi apel dengan lemon akan meningkatkan kemampuan untuk menurunkan
kolesterol LDL dan menaikkan HDL.Dan Nouri and Rezapour (2011), konsumsi
apel menghambat peroksidasi lipid dan menurunkan kolesterol LDL dan
trigliserida serta meningkatkan HDL. Baluja and Kaur (2013) menyatakan apel
sebagai sumber kaya flavonoid yang mengandungquercetin,proanthocyanidins,
anthocyanin dan kandungan pektin menurunkan tekanan darah, meningkatkan
kemampuan endotelia, enzim yang menghambat angiostensin, mencegah oksidasi
LDL dan meningkatkan HDL, mencegah aterosklerosis dan berdampak pada
kesehatan jantung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/diani/BAB%20I.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/APEL.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/jiptummpp-gdl-rizkanurfi-
49079-3- babii.pdf
http://www.tribunnews.com/tribunners/2016/09/06/inilah-manfaat-luar-biasa-
yang-terkandung-dalam-buah-apel-untuk-kesehatan.Editor: Malvyandie
Haryadi
file:///C:/Users/ACER/AppData/Local/Packages/Microsoft.MicrosoftEdge_8
wekyb3d8bbwe/TempState/Downloads/287-1-601-1-10-20170429%20(1).pdf
diakses pada 16 Juni 2019