PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu determinan dalam mencapai
masyarakat yang sehat, meskipun disadari bahwa peran lingkungan dan factor
perilaku merupakan determinan yang lebih besar pengaruhnya pada kesehatan
(Blum). Mengutip konsep dari H.L. Blum, secara umum pelayanan kesehatan
terdiri dari empat upaya yaitu pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan
dan pemulihan kesehatan.Dalam kaitannya dengan peningkatan dan kemajuan
masyarakat. Pelayanan kesehetan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang dialami atau dihadapi masyarakat agar dapat terhindar dari kematian dini,
kecacatan, bahkan rendahnya taraf kebugaran sehingga terjaga produktivitas
penduduk.
Perawatan kesehatan merupakan suatu lapangan khusus di bidang
kesehatan, dimana kita mulai keterampilan hubungan antar manusia serta
ketrampilan organisasi di terapkan dalam hubungan yang serasi dengan
ketrampilan anggota profesi keseahatan lain dan tenaga sosial, demi memelihara
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perawatan kesehatan masyarakat di
tunjukan kepada individu, keluarga, dan kelompok melalui upaya peningkatan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan
pelayanan keperawatan berkelanjutan. Sebagai suatu penegasan yang
konprehensif. Selain itu, masyarakat atau komunitas juga di pandang sebagai
target pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mencapai kesehatan komunitas,
sebagai suatu upaya peningkatan kesehatan dan menggunakan kerja sama sebagai
suatu mekanisme dalam mempermudah pencapaian tujuan yang berarti
masyarakat atau komunitas di libatkan secara aktif untuk mencapai suatu tujuan
tersebut. Dalam pelaksanaannya, perawatan kesehatan masyarakat (Nusring
Proces Comunity) di upayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi
pelayanan kesehatan yang utama merupakan pendekatan yang menjadi acuan
pelayanan kesehatan yang akan di berikan.
Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai proses dimana individu,
keluarga dan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri dengan
berperan sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatanya berdasarkan
asas kebersamaan dan kemandirian bantuan di berikan oleh perawat komunitas
karena ketidakmampuan, ketidaktahuan, ketidakmampuan masyarakat dalam
mengenal masalah kesehatan serta dengan menggunakan potensi lingkungan
berusaha memandirikan masyarakat sehingga pengembangan wilayah setempat
(Locality Development) merupakan bentuk pengorganisasian yang paling tepat
digunakan. Di dalam praktik keperawatan komunitas, pendekatan ilmiah yang di
gunakan adalah proses keperawatan komunitas yang terdiri atas 4 tahap yaitu;
pengkajian (Assement), Perencanaan (Planing), Pelaksanaan (Implementation),
evaluasi (evalutation). Intervensi keperawatan yang di lakukan haruslah yang
dapat di lakukan oleh perawat baik secara mandiri maupun berkolaborasi dengan
tim kesehatan lain melalui lintas program dan lintas sektoral.
\
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
g. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
C. Manfaat
BAB II
Tinjauan Teoritis
B. Upaya Preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun
kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui
C. Upaya Kuratif
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang
menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari puskesmas dan
Rumah Sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan nifas
4) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
D. Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun
terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
1) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang, kelainan bawaan
2) Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti TBC,
pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui fisioterafi
E. Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus
kedalam pergaulan masyarakat.
d. Masyarakat
Suatu masyarakat adalah masyarakatyang rentan atau yang mempunyai
resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan seperti berikut:
1) Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan, Desa)yang mempunyai:
a. jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan daerah lain.
b. jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain.
c. Cakupan pelayanan kesehatan lebih renda dari daerah lain
2) Masyarakat di daerah edemis penyakit menular (malaria, diare, demam
berdarah dan lainnya)
a. Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat bencana atau akibat
lainnya.
b. Masyarakat di daerahdengan kondisi geografi sulit antara lain daera
terpencil dan perbatasan.
c. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transfortasi sulit seperti
daerah transmigrasi.
6. Strategi Keperawatan Komunitas
Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu
digunakan strategi sebagai berikut:
1. Locality Development: yang menekankan pada peran serta masyarakat dan
masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi
2. Social Planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan menggunakan
birokrasi
3. Social Action: adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau
program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang mendasar.
Sedangkan dalam melaksanakan program pelayanan keperawatan kesehatan
komunitas perlu juga diberi strategi:
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola perawatan
kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana puskesmas melalui kegiatan
penataran.
b. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector, melalui kegiatan
temu karya dan forum pertemuan di kecamatan ataupun puskesmas.
c. Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
melalui pendidikan kesehatan pada keluarga, memberikan bimbingan
teknis dalam bidang kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.
d. Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.
e. Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang dapat
dipengaruhi oleh 4 faktor:
1) Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling keluarga
dimana ia tumbuh dan berkembang. Factor ini mencakup lingkungan.
Fisik, social budaya, dan biologi.
2) Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam
masyarakat, maupun perilaku dari tiap anggota keluarga tersebut.
3) Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga baik
sebagai upaya professional maupun sebagai upaya pelayanan swadaya
masyarakat dan atau keluarga sendiri.
4) Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada keluarga
3. Unsur PHC
Tiga unsure utama yang terkandung dalam PHC adalah:
1. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan
2. Melibatkan peran serta masyarakat (PSM)
3. Melibatkan kerja sama lintas sektoral
5. Program PHC
Program PHC antara lain:
1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta
pengendaliannya
2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
5. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat
7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
8. Penyediaan obat-obat esensial
6. Tujuan PHC
1. Tujuan Umum
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat
yang menerima pelayanan
2. Tujuan Khusus
a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
c. Pelayanan harus berdasar kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
d. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-
sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
7. Fungsi PHC
PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Pemeliharaan kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Diagnosis dan pengobatan
4. Pelayanan tindak lanjut
5. Pemberian sertifikat
8. Ciri-ciri PHC
1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
2. Pelayanan yang menyeluruh
3. Pelayanan yang terorganisasi
4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
5. Pelayanan yang berkesinambungan
6. Pelayanan yang progresif
7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja
2. Informant Interview
Sebelum terjun ke masyarakat, instrument pengkajian sebaiknya
dikembangkan dan dipersiapkan terlebih dahulu. Instrument yang perlu
dikembangkan untuk melakukan pengkajian terhadap masyarakat antara lain
kuesioner, pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Untuk mendapatkan
hasil yang akurat dan agar masyarakat membina rasa percaya (trust) dengan
perawat diperlukan kontak yang lama dengan komunitas. Perawat juga harus
menyertakan lembar persetujuan (informed consent) komunitas yang dibubuhi
tanda tangan atau cap jempol akan melakukan tindakan yang membutuhkan
persetujuan komonitas. Informed consent juga mencantumkan jaminan
kerahasian terhadap isi persetujuan dan dapat yang telah disampaikan.
Wawancara dilakukan kepada key informant atau tokoh yang menguasai
program.
3. Observasi Partisipasi
Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu diobservasi. Tentukan
berapa lama observasi akan dilakukan, apa, dimana, waktu, dan tempat
komunitas yang akan di observasi. Kegiatan observasi dapat dilakukan
menggunakan format observasi yang sudah disiapkan terlebih dahulu,
kemudian catat semua yang terjadi, dengan tambahan penggunaan kamera atau
video. Informasi yang penting diperoleh menyangkut aktivitas dan arti sikap
atau tampilan yang ditemukan di komunitas. Observasi dilakukan terhadap
kepercayaan komunitas, norma, nilai, kekuatan, dan proses pemecahan masalah
di komunitas.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMd adalah sebagai
berikut :
a. Musyawarah masyarakat desa harus dihadiri oleh pemuka masyarakat
desa, petugas puskesmas, dan sector terkait di kecamatan
b. MMD dilaksanakan dib alai desa atau tempat pertemuan lain yang ada
di desa
c. MMD dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan
G. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan
program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan berubah masyarakat.
Sering kali, perencanaan program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu
yang cukup untuk merencanakan implementasi. Implementasi melibatkan
aktivitas tertentu sehingga program yang ada dapat dilaksanakan, diterima, dan
direvisi jika tidak berjalan. Implementasi keperawatan dilakukan untuk mengatasi
masalah kesehatan komunitas menggunakan strategi proses kelompok, pendidikan
kesehatan, kemitraan (partnership), dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment). Perawat komunitas menggali dan meningkatkan potensi
komunitas untuk dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya.
Tujuan akhir setiap program di masyarakat adalah melakukan perubahan
masyarakat. Program dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari anggota
masyarakat. Perubahan nilai dan norma di masyarakat dapat disebabkan oleh
faktor eksternal, seperti adanya undang-undang, situasi politik, dan kejadian kritis
eksternal masyarakat. Dukungan eksternal ini juga dapat dijadikan daya
pendorong bagi tindakan kelompok untuk melakukan perubahan prilaku
masyarakat. Organisasi ekternal dapat menggunakan model social planning dan
locality development untuk melakukan perubahan, menggalakkan kemitraan
dengan memanfaatkan sumber daya internal dan sumber daya eksternal.
Perawat komunitas harus memiliki pengetahuan yang memadai agar dapat
memfasilitasi perubahan dengan baik, termasuk pengetahuan tentang teori dan
model berubah. Perubahan yang terjadi di masyarakat sebaiknya dimulai dari
tingkat individu, keluarga, masyarakat, dan sistem di masyarakat. Ada beberapa
model berubah (Ervin, 2002), yaitu :
1. Model berubah Kurt Lewin
Proses berubah terjadi pada saat individu, keluarga, dan komunitas tidak lagi
nyaman dengan kondisi yang ada. Model ini terdiri dari :
a. Unfreezing, bila ada perasaan butuh untuk berubah baru implementasi
dilakukan, dengan tujuan membantu komunitas menjadi siap untuk melakukan
perubahan.
b. Change yaitu intervensi mulai diperkenalkan kepada kelompok
c. Refreezing meliputi bagaimana membuat suatu program menjadi stabil melalui
pemantauan dan evaluasi.
Contoh : pada kasus flu burung, saat unfreezing berubah menjadi refreezing,
perawat komunitas perlu mempertahankan kondisi yang ada dengan melakukan
kemitraan tentang bagaimana kebiasaan masyarakat yang sudah bagus dapat
dipertahankan dan kebiasaan masyarakat yang kurang mendukung kesehatan tidak
lagi terjadi, seperti kebiasaan tidak melakukan cuci tangan.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry.2009.Keperawatan kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta.Salemba Medika