Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN


“BUNGA, BUAH DAN BIJI”

Disusun oleh:
KELOMPOK 3

ST. ZAENAB RAHMANSYAH (1716041001)


NABILA ATTAHIRA (1716041002)
SYAMSIDAR (1716041003)
NURSAADA (1716041004)
IRMALIANA (1716041005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Mahakuasa karena
atas berkat dan penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
sebagaimana adanya. Makalah ini berjudul yakni Struktur dan Perkembangan
Bunga, Buah Dan Biji. Maka makalah ini berisikan penjelasan mengenai
pemahaman tentang bunga, buah dan biji pada tumbuhan yang meliputi struktur
dan fungsi bunga, buah dan biji pada tumbuhan.

Makalah ini kami susun secara praktis dan sederhana agar lebih mudah untuk
dipahami para pembaca dengan harapan dengan adanya makalah ini, nantinya kita
dapat lebih memahami tentang struktur dan fungsi bunga, buah dan biji pada
tumbuhan.

Kami juga menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini, mungkin


terdapat kesalahan bahkan tidak ada kesempurnaan oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, November 2018

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu hal yang perlu kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan yang kita
pelajari bersifat dinamis. Misalnya, dalam biologi kita mengenal anatomi
tumbuhan yang merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mengkaji
masalah-masalah tentang tumbuhan berkenaan dengan bagian-bagian dalam
yang tidak tampak kasat mata pada tumbuhan. Ilmu tumbuhan pada saat ini
telah mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga dari berbagai ilmu
tumbuhan sekarang telah berdiri sendiri anatomi tumbuhan. Dalam makalah
ini akan dibahas mengenai anatomi tumbuhan dalam arti sempit, dimana
dalam makalah ini hanya membahas mengenai anatomi bunga, buah dan biji.
Bunga adalah bagian tanaman yang mengandung struktur alat
penyerbukan generative. Pada umumnya bunga majemuk memilki empat
organ utama yaitu kelopak (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen) dan
putik (pistil). Benang sari terdiri dari tangkai sari (filament), putik (stigma),
tangkai putik (style) dan bakal buah (ovary).
Berdasarkan kelengkapan bagian bunga, bunga dapat digolongkan ke
dalam bunga lengkap yakni bungan yang memiliki keempat organ bunga
(kelopak, mahkota, benang sari dan putik) dan bunga yang tidak lengkap yakni
bunga yang tidak memiliki salah satu dari organ yang dimiliki bunga lengkap.
Berdasarkan alat generatifnya, bunga dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
bunga sempurna merupakan bunga yang memiliki benang sari dan putik.
Bunga tidak sempurna merupakan bunga yang memiliki hanya satu dari organ
generatif tersebut.
Buah berasal dari bakal buah, akan tetapi buah yang kita makan tidak
selalu berasal bakal buah. Bagian-bagian yang dimakan merupakan jaringan-
jaringan yang berasal dari berisi cadangan makanan berupa karbohidrat atau
gula. Bagian ini bisa berasal dari berbagai macam bagian bunga. Setelah
terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh
menjadi biji. Bagi tumbuhan biji (spermatophyta), biji ini merupakan alat
perkembangbiakan utama karena biji mengandung calon baru (lembaga).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dan perkembangan bunga?
2. Bagaimana struktur dan perkembangan buah?
3. Bagaimana struktur dan perkembangan biji?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur dan perkembangan bunga
2. Untuk mengetahui struktur dan perkembangan buah
3. Untuk mengetahui struktur dan perkembangan biji
D. Manfaat
Untuk mengetahui lebih detail tentang struktur dan perkembangan bunga,
buah dan biji agar dapat lebih di pahami.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Struktur dan Perkembangan Bunga


1. Pengertian Bunga (Flos)
Bunga merupakan orang reproduksi Angiospermae. Bunga dibentuk
oleh meristem puvuk khusus, yang berkembang dari ujung batang dan
dipengaruhi oleh faktor dalam maupun luar. Bunga merupakan alat
perkembangbiakan tumbuhan. Ada tumbuhan yang berbunga sempurna
(Flos completusl) dan ada yang berbunga tidak sempurna (Flos
incompletus). Bunga terbagi menjadi Bunga tunggal (Planta uniflora),
apabila dalam satu tangkai terdapat hanya satu kuntum bunga. Bunga
majemuk (Planta multiflora), di mana dalam satu tangkai terdapat lebih dari
satu kuntum bunga. Bunga majemuk terbagi menjadi beberapa macam,
seperti berikut:
a. Bunga majemuk terbatas (Inflorescentia cymosa, Inflorescentia
botryoides atau Inflorescentia centripetala), apabila ada ujung ibu
tangkai selalu ditutup dengan satu bunga.
b. Bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia racamosa, Inflorescentia
centrifugas atau Inflorescentia definita), apabila pada ujung ibu tangkai
dapat tumbuh terus atau dengan cabang-cabang yang dapat bercabang
lagi.
2. Bagian-bagian Bunga
Bagian-bagian penting pada bunga terdiri dari bagian steril dan bagian
fertil. Bagian steril terdiri dari tangkai bunga (Pedicellu), dasar bunga
(Receptaculum), daun pelindung (Brachtea), dan perhiasan bunga
(Perianthium). Lebih jauh, perhiasan bunga ini terdiri dari kelopak (Calyx)
dan mahkota (Corolla). Sementara bagian yang fertil terdiri dari benang
sari (Stamen) dan putik (Pistil).
a. Tangkai bunga (Pedicellus)
Tangkai bunga merupakan bagian aksis utama pada bunga tunggal,
misalnya bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Sementara pada bunga
majemuk, tangkai bunga merupakan terminalisasi sistem percabangan
bunga, misalnya pada bunga jati (Tectona grandis).
b. Dasar bunga (Receptaculum)
Dasar bunga merupakan ujung percabangan yang mengalami
metamorphosis, pertumbuhannya terhenti, serta merupakan tempat
tumbuhnya perhiasan dan kelamin bunga daun pelindung adalah bagian
perhiasan bunga yang berfungsi untuk melindungi bunga pada saat
masih kuncup.
c. Kelopak bunga (Calyx)
kelopak bunga tersusun atas daun kelopak (sepal). Pada waktu
muda (kuncup), kelopak bunga ini merupakan pelindung bagian bunga
yang lain. Biasanya, bentuk kelopak bunga menyerupai daun yang
berwarna hijau, kecil, dan berada di bawah petal.
d. Mahkota Bunga (Corolla)
Mahkota bunga berada di sebelah dalam kelopak dan tersusun atas
daun mahkota (petal). Ukuran mahkota bunga dapat lebih kecil, lebih
besar, atau sama dengan dau kelopak. Warnanya bermacam-macam
karena mengandung antosianin. Aroma dan warna mahkota bunga ini
dapat menjadi daya tarik terhadap serangga penyerbuk.
e. Benang Sari (Stamen)
Stamen merupakan struktur reproduktif jantan, tersusun atas anther
yang mengandung tepung sari dan didukung oleh benang sari
(filament). Tepung sari dewasa akan dikeluarkan lewat dinding pori
atau dinding anther yang pecah. Pada dasar stamen, biasanya terdapat
kelenjar nektari yang menghasilkan bahan kental dan bergula. Kadang-
kadang, kelenjar nektari juga menghasilkan parfum.
f. Putik (Pistil)
Pistil adalah struktur reproduksi betina. Umumnya, pistil memiliki
bakal buah (ovarium), tangkai putik (stylus), dan kepala putik (stigma).
g. Tenda bunga (Perigonium)
Tidak semua bunga mempunyai hiasan bunga yang jelas dapat
dibedakan dalam kelopak dan tajuk bunganya . berbagai jenis tumbuhan
mempunyai hiasan bunga yang tidak dapat lagi mana kelopak dan mana
tajuknya,dengan kata lain kelopak dan tajuk bunga sama. Baik bentuk
maupun warnanya, itulah yang disebut dengan tenda bunga.
Bunga biasa tumbuh pada tanaman. Pada tanaman terdapat organ untuk
berkembang biaknya benih atau bibit bunga. Berkembangnya bunga
melalui proses penyerbukan, yaitu berpindahnya bibit jantan (male
gametes) pada bibit betina (female gametes) dan menghasilkan sel baru
yang disebut buah atau biji. Peristiwa ini disebut juga jatuhnya serbuk sari
pada permukaan putik atau kepala putik, dan kepala putik ini menjadi
bakal biji atau pembuahan. Pembuahan ini yang disebut berkembang dan
mekarnyabunga.
Penyerbukan/polinasi
Penyerbukan atau polinasi merupakan suatu proses
berkembangbiaknya tanaman bunga, yaitu peristiwa menempelnya serbuk
sari di kepala putik. Serbuk sari sampai ke kepala putik dengan dibawa
oleh perantaranya. Berdasarkan perantaranya (polinator), penyerbukan
dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:
- Penyerbukan oleh angin, angin berguna untuk bergeraknya atau
berpindahnya serbuk sari dengan sendirinya pada bunga yang lain.
Ciri-ciri bunga yang diserbukkan oleh angin yaitu:
o Bunga tidak berwana o Tangkai sari panjang dengan
o Tidak mempunya kelenjar kepala sari besar
madu o Mempunyai putik panjang
o Serbuk sari banyak dan
ringan
- Penyerbukan oleh hewan, hewan yang beraksi dalam proses
penyerbukan adalah jenis serangga, seperti kupu-kupu, ngengat atau
lebah. Hewan-hewan ini yang membawa serbuk sari dari satu bunga ke
bunga yang lain, tapi masih pada satu jenis bunga.
Ciri-ciri bunga yang diserbukkan oleh hewan ini yaitu:
o Mahkota bunga berwana- o Serbuk sari berlendir sehingga
warni mudah melekat
o Berba harum o Putik tersembunyi dan
o Menghasilkan kelenjar berlendir
madu
- Proses penyerbukan bisa juga dibantu oleh hewan lain seperti burung
dan kelelawar. Namun bunga yang dihasilkan biasanya berbau tidak
harum dan tidak menghasilkan kelenjar madu.
- Penyerbukan oleh air, penyerbukan ini terjadi pada tumbuhan yang
bunganya terendam dalam air. Air berguna sekali dalam proses
reproduksi bunga, karena air juga dapat menyuburkan bibit bunga
tersebut.
- Penyerbukan oleh manusia yaitu penyerbukan yang dilakukan karena
pertolongan manusia. Biasanya manusia melakukan pencangkokan
atau penyilangan antara satu bunga dengan bunga yang lain untuk
Memperbanyak tumbuhnya bunga.
Pembuahan/Fertilisasi
Setelah terjadi proses penyerbukan, lalu akan terjadi pembuahan.
Pembuahan merupakan proses penting dalam pembentukan biji dan buah.
Pembuahan terjadi untuk memproduksi bibit bunga. Biasanya, setelah
proses penyerbukan, bunga akan mengalami pembuahannya sendiri.
Pembuahan terjadi apabila serbuk sari telah masuk ke bagian dalam putik
atau bakal buah. Lalu dari bakal buah ini akan membentuk biji yang
melengkapi proses reproduksi bunga. Hasil dari pembuahan ini adalah
variasi bunga dari jenis yang sama.
2. Struktur dan Perkembangan Buah
Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh
pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang
terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji. Pada pembentukan
buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan
suatu bagian buah sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan
pembuahan bagian- bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan
gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena
biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-
bagian yang lain. Bagian- bagian bunga yang kadang- kadang tidak gugur,
melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah
bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang
penting, misalnya daun- daun pelindung, daun- daun kelopak, tangkai kepala
putik, dan kepala putik. Buah yang semata- mata terbentuk dari bakal buah,
atau paling banyak padanya terdapat sisa- sisa bagian bunga yang lazimnya
telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi
merupakan buah yang telanjang. Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah
sungguh (Tjitrosoepomo, 2007 : 218- 219).
Menurut (Muhiddin, 2018: 44- 45), buah merupakan hasil kelanjutan dari
proses penyerbukan. Pada pembentukan buah, selain bakal buah, adakalanya
bagian bunga juga ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian dari buah. Segera
setelah terjadi pembuahan bagian bunga juga ikut tumbuh dan merupakan suatu
bagian dari buah. Segera setelah terjadi pembuahan bagian bunga selain bakal
buah akan menjadi layu dan gugur. Berdasarkan atas asal pembentukannya
maka buah dibagi menjadi 2 macam, seperti berikut ini:
a. Buah Semu (Fructus spurius)
Buah semu, yaitu buah yang dibentuk dari bakal buah beserta
bagian- bagian lain dari bunga dan bagian lan itulah, yang kemudian akan
menjadi bagian utama dari buah. Buah semu ini dibagi menjadi 3 macam,
yaitu:
1) Buah semu tunggal contohnya buah Jambu monyet (Anacaedium
occidentale)
2) Buah semu berganda contohnya buah Arbei (Fragaria)
3) Buah semu majemuk contohnya buah nangka (Artocarpus
heterophylla)
b. Buah sungguh atau buah sejati
Buah sejati yaitu buah yang dibentuk dari bakal buah dan merupakan
bagian utama, jika ada bagian lain yang masih tertinggal bukan merupakan
bagian utama. Seperti halnya juga buah semu maka buah sejati ini dibagi
menjadi 3 macam sebagai berikut:
1) Buah sejati tunggal contohnya buah alpukat (Persea americana)
2) Buah sejati berganda contohnya buah cempaka (Michelia champaca)
3) Buah sejati majemuk contohnya buah Ficus.
Buah diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe, bergantung pada asal usul
perkembangannya. Sebagian besar buah berasal dari karpel tunggal atau
beberapa karpel yang menyatu dan disebut buah sederhana (simple fruit).
Beberapa buah sederhana bersifat kering, misalnyapolong ercis atau kacang,
sedangkan yang lain berdaging, misalnya nektarin. Buah agregat (aggregate
fruit) berasal dari bunga tunggal yang memiliki lebih dari satu karpel terpisah,
masing- masing membentuk satu buah kecil. Anak buah ini menggugus
bersama pada reseptakel tunggal, seperti pada raspberry. Buah majemuk
(multiple fruit) berkembang dari infloresensia, sekelompok bunga yang
menggugus bersama secara rapat. Ketika dinding dari kebanyakan ovarium
mulai menebal, ovarium- ovarium tersebut menyatu dan menjadi tergabung ke
dalam satu buah, seperti pada nanas (Campbell, 2008: 395).
Pembentukan buah terjadi setelah tanaman memasuki fase generatif.
Perkembangan buah dari buah muda hingga buah matang untuk kultivar
Monsor dan Memeri selama kurang lebih 4,5 bulan, sedangkan kultivar
Edewewits sekitar 8,5 bulan. Adanya perbedaan ini diduga dipengaruhi oleh
faktor genetiknya. Walaupun pembentukan buah untuk ketiga kultivar hanya
terjadi setahun sekali, namun karena pembentukan buah tidak terjadi secara
serentak pada seluruh populasi sehingga umumnya buah merah memiliki dua
kali waktu panen dalam setahun. Secara umum perkembangan buah muda
pada buah merah terdiri dari 3 sub-fase. Pembagian sub-fase ini didasarkan
pada kedudukan/posisi buah, warna buah, penutupan seludang daun pada buah,
dan jumlah bulir.Setelah fase buah muda selanjutnya buah merah akan
memasuki fase buah agak matang. Ciri-ciri buah agak matang dari setiap
kultivar umumnya sama, yaitu warna buah sedikit lebih pekat dan kusam, daun
seludang seluruhnya masih berwarna hijau dan agak terbuka, seludang daun
bagian dalam cenderung mengecil serta bulir buah masih menempel erat pada
empulur. Inisiasi bulir buah telah terjadi namun belum maksimal yang terlihat
dari rapatnya bulir yang saling menempel, dan teksturnya masih sangat keras
dan berserat (Santoso, 2011).
3. Struktur dan Perkembangan Biji
a) Pengertian biji
Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya
mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi
setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. Biji
(bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga
yang telah masak. Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau
tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada
kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
b) Struktur biji
1. Bagian-bagian dasar biji
a. Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-
gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang
berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut :
epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun)
dan radikula (calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae
diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman
monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya : rerumputan dan
bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya
kacang-kacangan sedangakan pada kelas Gymnospermae pada umumnya
mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai
sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang
seperti ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle
yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan
pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut radicule yang
ditutupi oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza.
b. Jaringan penyimpan cadangan makanan Pada biji ada beberapa struktur
yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan,
yaitu : Kotoledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan labu.
Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya.
Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih dan dapat dimakan
merupakan endospermnya. Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae
dan Caryophyllaceae, Gametophytic betina yang haploid misal pada
kelas Gymnospermae yaitu pinus. Cadangan makanan yang tersimpan
dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral.
Komposisi dan presentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji,
misal biji bunga matahari kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya
akan protein, biji padi mengandung banyak karbohidrat.
c. Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nucleus dan
endosperm dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya kulit biji
(testa) berasal dari integument ovule yang mengalami modifikasi selama
proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit luar biji keras dan
kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan
berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan,
kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta.Dalam
hal penggunaan cadangan makanan terdapat beberapa perbedaan diantara
sub kelas monokotiledon dan dikotiledon dimana pada : Sub kelas
monokotiledon : cadangan makanan dalam endosperm baru akan dicerna
setelah biji masak dan dikecambhakan serta telah menyerap air. Contoh
jagung, padi, gandum. Sub kelas dikotiledon : cadangan makanan yang
terdapat dalam kotileodon atau perisperm sudah mulai dicerna dan
diserap oleh embrio sebelum biji masak. Contoh kacang-kacangan, bunga
matahari dan labu.
2. Bagian-bagian non dasar biji
a. Kulit Biji (Spermodermis)
Kulit Biji (Testa) Kulit biji terletak paling luar. Testa berasal dari
intergumen ovule yang mengalami modifikasi selama pembentukan biji
berlangsung. Seluruh bagian intergumen dapat berperan dalam
pembentukan kulit biji. Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam-
macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, dan ada yang keras
seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi
bagian biji yang ada di dalam. Lapisan luar ini juga dapat
memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda misalnya
merah, biru, pirang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, dan ada pula
yang mempunyai bentuk keriput. Lapisan testa terdiri dari dari 3 bagian
yaitu:
1) Lapisan terluar (Sarkotesta), adalah lapisan luar pada kulit biji
tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae). Biasanya tebal
berdaging. Pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian
berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
2) Lapisan bagian tengah (Sklerotesta), suatu lapisan yang kuat dan
keras, berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah
batu.
3) Lapisan terdalam (Endotesta), biasanya tipis seperti selaput, serigkali
melekat erat pada inti biji Pada kulit luar biji itu masih dapat
ditemukan bagian-bagian lain seperti:
 Sayap (ala)
alat tambahan berupa sayap pada kulit luar biji, dan dengan
demikian biji mudah dipencarkan oleh angin, ch. pada spatodea
(Spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa oleifera Lamk).
 Bulu (coma)
Penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut yang
halus, memudahkan biji ditiup oleh angin, ch. pada kapas
(Gossypium), biduri (Calotropis gigantea Dryand).
 Salut biji (arillus)
Biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya pada
bijidurian (Durio zibethinus Murr), dll.
 Salut Biji semu (arillodium)
Seperti salu biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar. Melainkan
tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle).
b. Pusar Biji (Hilus)
Bagian kulit luar biji bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya
kelihatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian lain
kulit biji. Pusar biji jelas kelihatan pada biji tumbuhan berbuah polong,
misalnya ; Kacang panjang (Vigna Sinensis Edl), kacang merah
(Phaseolus vulgaris L). Dll
1) Liang biji (micropyle) Ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh
serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang
inii seringkali tumbuh menjadi badan berwarna keputih-putihan,
lunak, yang disebut karunkula (caruncula). Jika badan yang berasal
dari tepi liang ini sampai merupakan salut biji, maka disebut salut
biji semu (arillodium).
2) Bekas-bekas pembuluh pengangkutan (Chalaza)
Tempat pertemuan integument dengan nuselus, masih kelihatan pada
biji anggur (Vitis vinifera.L).
3) Tulang biji (Raphe),
Yaitu tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang
berasal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus), dan pada biji
biasanya tak begitu jelas lagi, masih kelihatan misalnya pada biji
jarak (Ricinus communis L).
c. Tali Pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni,
jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas
dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya
yang dikenal sebagai pusar biji.
d. Inti Biji (Nucleus Seminis)
Inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh
sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.
1) Putih Lembaga (albumen)
Jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan
tumbuhan baru (kecambah) sebelum dapat mencari makanan sendiri.
2) Embrio
Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya
gamet jantan dan betina pada suatu proses tumbuhan. Embrio
merupakan sporofit muda, pada beberapa tumbuhan embrionya
mempunyai kloroplas dan berwarna hijau. Embrio dikelilingi oleh
kotiledon dan endosperma yang merupakan persediaan makanan.
Calon tumbuhan baru yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru
terdiri dari yaitu:
 Radikula (akar lembaga atau calon akar)
a. Dikotil : berkembang menjadi akar tunggang.
b. Monokotil: berkembang menjadi akar serabut Cotyledon (daun
lembaga) Merupakan daun kecil yang terletak di bawah daun
pertama kecambah Cauliculus (batang lembaga) Ruas batang
di atas daun lembaga (internodium epicotylum) Ruas batang di
bawah daun lembaga (internodium hypocotylum).
 Cotyledon (daun lembaga) Merupakan daun kecil yang terletak di
bawah daun pertama kecambah.
 Cauliculus (batang lembaga):
a. Ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum).
b. Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium
hypocotylum).
c. Putih Lembaga (Albumen) Putih lembaga adalah bagian biji,
yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan
makanan bagi lembaga. Tidak setiap biji mempunyai putih
lembaga. Seperti misalnya pada biji tumbuhan berbuah polong
(Leguminosae), cadangan makanan tidak tersimpan dalam
putih lembaga, melainkan dalam daun lembaga, oleh sebab itu
daun lembaganya menjadi tebal. Melihat asalnya jaringan yang
menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi kita
dapat membedakan putih lembaga dalam :
1. Putih lembaga dalam (endospermium)
Jika jaringan penimbun makanan itu terdiri atas sel-sel
yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang
kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu
membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini.
Hanya dapat ditemukan pada tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae).
2. Putih lembaga luar (perispremium) Jika bagian ini berasal
dari bagian biji di luar kandung lembaga, entah dari
nuselus entah dari selaput bakal biji. Biji yang sebagian
besar terdiri atas putih lembaga dalam, misalnya biji
jagung (Zea mays L) dan biji rumput (Gramineae)
umumnya, sedang biji yang untuk sebagian besar hanya
terdiri atas putih lembaga luar ialah biji lada (Piper nigrum
L.). Ada pula biji yang cadangan makanannya tersimpan
baik dalam putih lembaga luar maupun dalam, jadi kedua-
duanya ada pada biji tadi, seperti misalnya pada biji pala

(Myristica fragrans Houtt.)


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bunga merupakan orang reproduksi Angiospermae. Bunga
dibentuk oleh meristem pupuk khusus, yang berkembang dari ujung
batang dan dipengaruhi oleh faktor dalam maupun luar. Jika penyerbukan
pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka
bakal buah akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat di
dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji. Pada pembentukan buah, ada
kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu
bagian buah sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan
pembuahan bagian- bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu
dan gugur.
Bagian- bagian bunga yang kadang- kadang tidak gugur, melainkan
ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan
sifat buah itu sendiri. Buah yang semata- mata terbentuk dari bakal buah,
atau paling banyak padanya terdapat sisa- sisa bagian bunga yang
lazimnya telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak
terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang. Buah ini juga dinamakan
buah sejati atau buah sungguh.
Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya
mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi
setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan
berbunga yang telah masak. Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan
embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan
lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
B. Saran
Sebaiknya makalah ini dalam penulisannya lebih di perbaiki dan
tertata rapi. Juga sebaiknya diberikan lebih banya referensi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Proses Perkembangan Bunga.


(http://iguidepost.blogspot.com/2008/06/proses-perkembangan-
bunga.html). Diakses pada tanggal 1 November 2018

Campbell, A. Neil, dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Muhiddin, Nurhayani; Sriwahyuni; Sahribulan. 2018. PenuntunPraktikum


Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Makassar: FMIPA UNM

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius

Ratnasari, Juwita. 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga. Depok: Penebar Swadaya

Santoso, Budi, Murtiningrum, Zita, L. Sarungallo. 2011. Morfologi Buah Selama


Tahap Perkembangan Buah Merah (Pandanus conoideus). Jurnal
Argotek. Vol. 2. No. 6.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai