Anda di halaman 1dari 5

Atelektasis Paru

A. Definisi
Atelektasis adalah suatu kondisi di mana paru-paru tidak dapat mengembang secara
sempurna (Somantri, 2008).
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak sempurna dan
menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak mengandung udara dan
kolaps. (Suzanne.2001).
Jadi, atelektasis merupakan suatu keadaan kolaps, dimana paru-paru tidak dapat
mengembang secara sempurna, tepatnya pada alveolus/alveoli paru yang tidak mengandung
udara.
Macam-macam Atelektasis:
1. Atelektasis Neonatorum
Atelektasis Neonatorum banyak terjadi pada bayi prematur di mana pusat pernapasan dalam
otak tidak matur dan gerakan pernapasan masih terbatas. Faktor pencetus termasuk komplikasi
persalinan yang menyebabkan.
2. Atelektasis Acquired atau Didapat
Atelektasis pada dewasa, termasuk gangguan intratoraks yang menyebabkan kolaps dari ruang
udara yang sebelumnya telahberkembang. atelektasis terbagi atas absorpsi, kompresi,kontraksi
dan bercak.

B. Etiologi
Adapun penyebab timbulnya atelektasis adalah:
Etiologi intrinsik atelektasis adalah sebagai berikut :
1. Bronkus yang tersumbat, penyumbatan bisa berasal di dalam bronkus seperti tumor bronkus,
benda asing, cairan sekresi yang masif. Penyumbatan bronkus akibat panekanan dari luar
bronkus seperti tumor sekitar bronkus, kelenjar yang membesar.
2. Peradangan intraluminar airway menyebabkan penumpukan sekret yang berupa mukus.
3. Tekanan ekstra pulmonal biasanya diakibatkan oleh pneumothorak, cairan pleura, peninggian
diafragma, naiknya alat pencernaan di perut ke dalam rongga torak, tumor thorak seperti tumor
mediastinum.
4. Paralisis atau paresis gerakan pernapasan, akan menyebabkan perkembangan paru yang tidak
sempurna, misalkan pada kasus poliomyelitis dan kelainan neurologis lainnya. Gerak napas
yang terganggu akan mempengaruhi lelancaran pengeluaran sekret bronkus dan ini akan
menyebabkan penyumbatan bronkus yang berakhir dengan memperberat keadaan atelektasis.
5. Hambatan gerak pernapasan oleh kelainan pleura atau trauma thorak yang menahan rasa sakit,
keadaan ini juga akan menghambat pengeluaran sekret bronkus yang dapat memperberat
terjadinya atelektasis
Etiologi ekstrinsik atelektasis:
1. Pneumothoraks
2. Tumor
3. Pembesaran kelenjar getah bening.
4. Pembiusan (anestesia)/pembedahan
5. Pernafasan dangkal
6. Penyakit paru-paru

C. Manifestasi Klinik
Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak nafas yang ringan.
Gejalanyabisa berupa :
1. Gangguan pernafasan
2. Nyeri dada
3. Batuk
Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut jantung, kadang-kadang
sampai terjadi syok (tekanan darah sangat rendah).

D. Patofisiologi dan Pathway


Pada saat terjadi sumbatan pada bronkus, udara bagian paru yang bersangkuatan akan
terjebak. Lambat laun udara tersebut akan dihisap oleh aliran darah yang melalui daerah itu.
Cepat lambatnya atau luas tidaknya atelektasis yang terjadi akan tergantung oleh beberapa hal,
misalnya: susunan gas yang ada di dalam udara yang terjebak, yaitu oksigen akan lebih cepat
diserap daripada nitrogen atau helium, ada tidaknya saluran yang dapat meloloskan udara yang
terjebak itu dan kemungkinan yang dapat terjadi adalah adanya ventilasi korateral sehinga udara
dapat lolos melalui pori yang terdapat antara alveoli atau melalui fistula bronkiolo-alveolar yang
terjadi antara daerah atelektasis dengan daerah paru disekelilingnya yang tak terjadi
penyumbatan.
Adanya masa intra toraks dapat menyebabkan terjadinya kempis paru Karena penekanan
langsung oleh masa tersebut terhadap paru missal oleh tumor atau saluran pencernaan yang
masuk ke dalam rongga toraks karena adanya hernia diafrakmatika atau eventerasi diafragma.
Kelainan yang dapat menimbulkan kempis paru ialah kelainan yang sifatnya non-
obstruktif. Hal yang cukup dikenal karena sering dijumpai pada bayi baru lahir adalah
atelektasis yang disebabkan oleh defek pada lapisan alveoli yang dikenal dengan nama
surfaktan. Dalam keadaan normal, surfaktan sanggup mencegah kempisnya alveoli karena
tegangan permukaan yang diciptakannya dapat mengimbangi perubahan tekanan didalam
alveoli itu sendiri.

E. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan dahak dari paru-paru dan kembali
mengembangkan jaringan paru yang terkena.
Tindakan yang biasa dilakukan :
1. Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena kembali bisa
mengembang
2. Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur lainnya
3. Latihan menarik nafas dalam ( spirometri insentif )
4. Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak
5. Postural drainase
6. Antibiotik diberikan untuk semua infeksi
7. Pengobatan tumor atau keadaan lainnya
Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, menyulitkan atau
menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang terkena mungkin perlu
diangkat.
Setelah penyumbatan dihilangkan, secara bertahap biasanya paru-paru yang
mengempis akan kembali mengembang, dengan atau tanpa pembentukan jaringan parut ataupun
kerusakan lainnya.
Penatalaksaan Atelektasis meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut:
F. Medis
1. Pemeriksaan bronkoskopi
2. Pemberian oksigenasi
3. Pemberian terapi simtomatis (anti sesak, bronkodilator, antibiotik dan kortikosteroid)
4. Fisioterafi (masase atau latihan pernapasan)
5. Pemeriksaan bakteriologis
G. Keperawatan
1. Teknik batuk efektif
2. Pegaturan posisi secara teratur
3. Melakukan postural drainase dan perkusi dada
4. Melakukan pengawasan pemberian medikasi secara teratur

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Ketidakefektifan pola nasfas
2. Ketidakefektifan jalan nafas
3. Risiko infeksi
3 Risiko infeksi Risk control : infection process Infection protection

Definisi: rentan mengalami invasi dan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Aktivitas :
multiplikasi organisme patogenik jam menunjukkan aksi personal untuk mengontrol
yang dapat mengganggu kesehatan resiko infeksi yang ditandai dengan indikator : 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik
2. Monitor nilai WBC, granulosit dan hasil lainnya
1 Mempertahankan lingkungan yang 3. Batasi jumlah pengunjung
4. Dukung istirahat
bersih
Domain 11: keamanan/perlindungan 5. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi antibiotik yang
2 Menggunakan universal precaution diresepkan
Kelas 1: infeksi 6. Ajarkan klien dan keluarga mengenai tanda dan gejala
3 Mempraktekan cuci tangan infeksi
7. Ajarkan klien dan keluarga mengenai cara untuk
4 Monitor perilaku personal yang menghindari infeksi
Faktor resiko : berhubungan dengan resiko infeksi
a. Ketidakadekuatan pertahanan 5 Monitor faktor lingkungan yang
primer
berhubungan dengan resiko infeksi
b. Ketidakadekuatan pertahanan
sekunder
6 Mengembangkan strategi yang
c. Prosedur invasif
d. Kurang pengetahuan untuk efektif untuk mengontrol infeksi
menghindari pemajanan patogen
Keterangan :

1 : tidak pernah menunjukkan

2 : jarang menunjukkan

3 : kadang-kadang menunjukkan

4: sering menunjukkan

5 : secara konsisten menunjukkan

Anda mungkin juga menyukai