Anda di halaman 1dari 33

PENGUKURAN DAN KESALAHAN Lunde Ardhenta ST., MSc.

DEFINISI
Di dalam pengukuran umumnya dibutuhkan suatu instrumen dan instrumen diperlukan:
• untuk menentukan suatu besaran ( kuantitas ) atau variabel.
• membantu peningkatan ketrampilan manusia dan dalam banyak hal
memungkinkan seseorang untuk menentukan nilai dari suatu besaran yang tidak
diketahui, karena tanpa bantuan instrumen manusia tidak dapat menentukannya.

Untuk menggunakan instrumen – instrumen secara cermat :


• perlu memahami prinsip-prinsip kerjanya dan
• mampu memperkirakan apakah instrumen tersebut sesuai untuk pemakaian yang
sudah ditentukan.
DEFINISI
Dalam pengukuran, digunakan sejumlah istilah yang akan didefinisikan sebagai
berikut :
Instrumen : Sebuah alat untuk menentukan nilai atau kebesaran suatu kuantitas
atau variable
Ketelitian/accuracy : harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen
mendekati sebenarnya dari variabel yang diukur.
Ketepatan/ precision : suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang sama. Dengan memberikan suatu harga tertentu untuk sebuah
variabel, presisi merupakan suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan
hasil pengukuran pada pengukuran-pengukuran yang dilakukan secara berurutan.
DEFINISI
Sensitivitas/sensitivity : perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrumen
terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur.
Resolusi/resolution : perubahan terkecil dalam nilai yang diukur kepada mana
instrumen akan memberi respons.
Kesalahan/error : penyimpangan variabel yang diukur dari harga/nilai yang
sebenarnya.
KETELITIAN DAN KETEPATAN
Ketelitian/accuracy : menyatakan tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu hasil
pengukuran terhadap harga yang sebenarnya.
Ketepatan/precision : menyatakan tingkat kesamaan didalam sekelompok
pengukuran atau sejumlah instrumen.
KETELITIAN DAN KETEPATAN
KETELITIAN DAN KETEPATAN
Kadang-kadang kita sering keliru menafsirkan antara ketelitian dan ketepatan, untuk
menunjukkan perbedaan antara keduanya, mari kita tinjau contoh berikut ini :
Dua buah voltmeter yang pembuatan dan modelnya sama, mempunyai jarum
penunjuk yang ujungnya tajam dan juga dilengkapi dengan cermin untuk menghindari
beda penglihatan ( paralaksis ) dan skala masing-masing voltmeter telah dikalibrasi
dengan seksama, dengan demikian kedua voltmeter dapat dibaca pada ketepatan
yang sama, akan tetapi jika nilai tahanan seri dari salah satu voltmeter berubah
banyak, pembacaannya dapat menyebabkan kesalahan yang cukup besar dan
karenanya ketelitian kedua voltmeter tersebut dapat berbeda sama sekali. Untuk
menentukan voltmeter mana yang menghasilkan kesalahan, diperlukan suatu
voltmeter standar untuk perbandingan.
KETELITIAN DAN KETEPATAN
Ketepatan terdiri dari dua karakteristik :
• kesesuaian ( conformity )
• jumlah angka yang berarti ( significant figures ), terhadap mana suatu pengukuran
dapat dilakukan.
ANGKA-ANGKA BERARTI
Ketepatan pengukuran diperoleh dari banyaknya angka-angka yang berarti,
dimana angka-angka yang berarti ini akan memberikan informasi aktual / nyata
mengenai kebesaran dan ketepatan pengukuran dan semakin banyak angka-angka
yang berarti, ketepatan pengukuran akan menjadi lebih besar.
Sebagai contoh : nilai sebuah tahanan 70 Ω, ini berarti tahanan tersebut akan lebih
mendekati nilai 70 Ω daripada nilai 69 Ω atau 71 Ω.
Selanjutnya, jika nilai sebuah tahanan 70,0 Ω, berarti nilai tahanan mendekati
70,0 Ω daripada 69,9 Ω atau 70,1 Ω.
Pada tahanan 70 Ω terdapat dua angka yang berarti, sedangkan pada tahanan
70,0 Ω terdapat tiga angka yang berarti, sehingga dapat dikatakan bahwa
tahanan 70,0 Ω mempunyai angka yang berarti yang lebih banyak, dan mempunyai
ketepatan yang lebih tinggi daripada tahanan 70 Ω.
ANGKA-ANGKA BERARTI
Sering terjadi bahwa banyaknya angka belum tentu menyatakan ketepatan
pengukuran. Bilangan-bilangan besar dengan angka-angka nol sebelum titik desimal
sering digunakan pada penaksiran jumlah penduduk dan uang.
Sebagai contoh : jika jumlah penduduk suatu daerah dilaporkan dalam enama
angka sebanyak 390.000, ini bisa diartikan bahwa penduduk yang sebenarnya
adalah antara 389.000 dan 390.001. karena dalam hal ini jumlah penduduk hanya
dapat dilaporkan dalam dua angka yang berarti, maka bentuk penulisan yang lebih
tepat adalah dengan menggunakan perpangkatan sepuluh, misalnya 39 x 104 atau
3,9 x 105 .
KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
Pengukuran adalah proses perbandingan kuantitas yang tidak diketahui dengan
kuantitas standar yang dapat diterima.
Beda antara pengukuran dengan nilai yang diharapkan diekspresikan dalam bentuk
kesalahan pengukuran. Kesalahan biasanya diekspresikan dalam bentuk kesalahan
absolut atau persentase kesalahan.
Kesalahan absolut didefinisikan sebagai berikut:

𝑒 = 𝑌𝑛 − 𝑋𝑛

e= kesalahan absolut; Yn= nilai yang diharapkan; Xn= nilai pengukuran


KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
Jika diinginkan adalah kesalahan dalam persentase, maka ditulis sebagai:

𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = (100)
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛

atau
𝑒
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = (100)
𝑌𝑛
KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
Seringkali digunakan pengukuran dalam bentuk ketelitian relative:

𝑌𝑛 − 𝑋𝑛
𝐴=1−
𝑌𝑛
Ketelitian diekspresikan dalam persentase ketelitian a:
a =100% - persen kesalahan
= A x 100
KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
Jika pengukuran adalah teliti, pasti tepat, sehingga ketelitian menyebabkan
ketepatan. Tetapi kebalikannya, ketepatan tidak menyebabkan ketelitian, kepresisian
dalam pengukuran adalah kuantitatif, atau numeric, atau mengindikasikan kedekatan
serangkaian pengukuran yang berulang-ulang dari sebuah variable dengan rata-
rata serangkaian pengukuran tersebut.
Ketepatan diekspresikan sebagai:
𝑋𝑛 − 𝑋𝑛
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 1 −
𝑋𝑛
Dengan, 𝑋𝑛 =nilai pengukuran ke-n; 𝑋𝑛 = rata-rata dari n set pengukuran
JENIS-JENIS KESALAHAN
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi penting
untuk mengetahui : ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang
berbeda digunakan dalam pengukuran.
Kesalahan-kesalahan pada pengukuran, umumnya dibagi dalam 3 ( tiga ) jenis
utama, yaitu :
1. Kesalahan-Kesalahan umum ( gross errors ) :
Kebanyakan disebabkan kesalahan manusia, antara lain :
 kesalahan pembacaan alat ukur
 penyetelan yang tidak tepat
 pemakaian instrumen yang tidak sesuai
 kesalahan penaksiran
JENIS-JENIS KESALAHAN
2. Kesalahan kesalahan sistematis ( systematic errors )
Disebabkan kekurangan-kekurangan pada instrumen sendiri, seperti :
 kerusakan atau adanya bagian-bagian yang aus dan,
 pengaruh lingkungan terhadap peralatan dan pemakai
3. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja ( random errors )
Disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak dapat secara langsung diketahui,
karena perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara
acak.
KESALAHAN-KESALAHAN UMUM
Kesalahan-kesalahan ini terjadi kebanyakan disebabkan oleh manusia dalam
melakukan pengukuran dan selama manusia terlibat dalam pengukuran kesalahan ini
tidak dapat dihilangkan, sehingga perlu dilakukan perbaikan dan pencegahan.
Beberapa kesalahan umum mudah diketahui, akan tetapi lainnya mungkin sangat
tersembunyi.
Kesalahan umum yang sering dilakukan pemula adalah pemakain alat ukur yang
tidak sesuai. Pada umumnya instrumen-intrumen penunjuk berubah kondisi sampai
batas waktu tertentu, setelah digunakan mengukur sebuah rangkaian yang lengkap,
dan akibatnya besaran yang diukur akan berubah.
KESALAHAN-KESALAHAN UMUM
Sebuah voltmeter dengan kepekaan ( sensitivity ) 1000 Ω / V membaca 100 V
pada skala 150 V, jika dihubungkan diantara ujung-ujung sebuah tahanan yang
besarnya tidak diketahui, dan tahanan ini dihubungkan seri dengan sebuah
miliamperemeter, bila miliamperemeter membaca 5 m A.
Tentukan:
 tahanan yang terbaca
 nilai tahanan aktual dari tahanan yang diukur
 kesalahan karena efek pembebanan voltmeter
KESALAHAN-KESALAHAN UMUM
a. Tahanan total rangkaian :
RT = VT / IT = 100 / 5 x 10 – 3 = 20 KΩ
Dengan mengabaikan tahanan mili ampermeter, harga tahanan yang tidak diketahui
Rx = 20 KΩ
KESALAHAN-KESALAHAN UMUM
b. Tahanan voltmeter :
Rv = 1000 Ω / V x 150 V = 150 KΩ
Karena voltmeter tersebut parallel terhadap tahanan yang tidak diketahui, maka :
RT Rv 20 x 150
Rx = = = 23,05 KΩ
Rv - RT 130
KESALAHAN-KESALAHAN UMUM
c. Persentase kesalahan :
aktual - terbaca
% kesalahan = x 100 %
aktual
23,05 - 20
= x 100 % = 13,23 %
23,05
KESALAHAN SISTEMATIS
Kesalahan sistem matematis, umumnya dikelompokkan kedalam dua bagian, yaitu :
• Kesalahan-kesalahan instrumental, yaitu kekurangan-kekurangan dari instrumen itu
sendiri.
• Kesalahan-kesalahan lingkungan, yaitu yang disebabkan oleh keadaan-keadaan
luar yang mempengaruhi pengukuran.
KESALAHAN SISTEMATIS
1. Kesalahan – kesalahan instrumental ( instrumental errors ), kesalahan-kesalahan yang
tidak dapat dihindarkan dari instrumen, karena struktur mekanisnya. Misalnya :
• gesekan komponen yang bergerak terhadap bantalan, dapat menimbulkan pembacaan
yang tidak tepat ( pada alat ukur d’Arsonval ).
• tarikan pegas yang tidak teratur, perpendekan pegas.
• berkurangnya tarikan karena penanganan yang tidak tepat atau pembebanan instrumen
secara berlebihan.
Jenis kesalahan instrumen lainnya :
• Kalibrasi yang menyebabkan pembacaan instrumen yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
sepanjang seluruh skala.
• Kegagalan mengembalikan jarum penunjuk ke angka nol sebelum melakukan pengukuran.
KESALAHAN SISTEMATIS
1. Kesalahan – kesalahan instrumental ( instrumental errors )
Kesalahan-kesalahan instrumen dapat dihindari dengan cara :
• pemilihan instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu
• penggunaan faktor-faktor koreksi, jika mengetahui banyaknya kesalahan
instrumental.
• Mengkalibrasi instrumen tersebut terhadap instrumen standar.
KESALAHAN SISTEMATIS
2. Kesalahan-kesalahan lingkungan ( environmental errors ), disebabkan oleh
keadaan luar, dan termasuk keadaan disekitar instrumen yang mempengaruhi alat
ukur, seperti :
• pengaruh perubahan temperatur.
• kelembaban.
• tekanan udara luar atau medan maknetik atau medan elektrostatik.

Cara-cara untuk mengurangi pengaruh-pengaruh tersebut diatas, antara lain :


• pengkondisian udara.
• penyegelan komponen-komponen instrumen tertentu dengan rapat sekali.
• pemakaian pelindung maknetik, dan lain-lain.
KESALAHAN ACAK
Kesalahan ini, disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak diketahui dan
terjadi walaupun seluruh kesalahan sistematis sudah diperhitungkan.
Pada pengukuran yang sudah direncanakan dengan baik kesalahan ini umumnya
kecil, akan tetapi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi, kesalahan ini
menjadi sangat penting.
Misalnya : sebuah voltmeter akan mengukur suatu tegangan yang akan dibaca setiap
setengah jam, meskipun instrumen dioperasikan pada kondisi lingkungan yang
sempurna dan sudah dikalibrasi dengan tepat sebelum pengukuran, akan diperoleh
hasil-hasil pembacaan yang sedikit berbeda selama periode pengamatan.
Perubahan ini tidak dapat dikoreksi dengan cara kalibrasi apapun dan juga cara
pengontrolan yang ada.
KESALAHAN ACAK
Cara untuk memperbaiki kesalahan acak ini adalah :
• Penambahan jumlah pembacaan.
• Penggunaan cara-cara statistik, untuk memperoleh pendekatan yang paling baik
terhadap nilai yang sebenarnya.
ANALISIS STATISTIK
Analisis statistik pada data pengukuran adalah pekerjaan yang biasa, sebab
analisis ini memungkinkan untuk menentukan ketidakpastian hasil pengukuran secara
analitis. Hasil suatu pengukuran dengan metode tertentu, dapat diramalkan
berdasarkan sampel data, tanpa memiliki informasi lengkap tentang seluruh faktor
gangguan.
Umumnya diperlukan sejumlah pengukuran yang banyak, agar metoda statistik dan
informasi yang dihasilkan bermanfaat.
Kesalahan-kesalahan sistematis harus lebih kecil dibandingkan terhadap kesalahan
acak, karena pengerjaan data secara statistik, tidak dapat menghilangkan suatu
prasangka tertentu yang selalu terdapat dalam semua pengukuran.
ANALISIS STATISTIK
1. Nilai rata - rata ( arithmetic mean )
Nilai yang paling mungkin dari suatu variabel yang diukur adalah nilai rata-rata
dari seluruh pembacaan yang dilakukan.
Secara teoritis pembacaan yang banyaknya tak berhingga, akan memberikan hasil
yang baik, meskipun dalam praktek hanya dapat dilakukan pengukuran yang
terbatas.

𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛
𝑥=
𝑛
ANALISIS STATISTIK
2. Penyimpangan terhadap nilai rata - rata / deviasi ( d )
deviasi adalah selisih antara suatu pembacaan terhadap nilai rata-rata dalam
sekelompok pembacaan.
Jika deviasi pembacaan pertama X1 adalah d1 dan deviasi pembacaan kedua X2
adalah d2, dan seterusnya, maka penyimpangan terhadap nilai rata-rata adalah :
𝑑1 = 𝑥1 − 𝑥
𝑑2 = 𝑥2 − 𝑥
𝑑𝑛 = 𝑥𝑛 − 𝑥
ANALISIS STATISTIK
3. Deviasi rata - rata ( average deviation ) D
Deviasi rata - rata : adalah suatu indikasi ketepatan instrumen - instrumen yang
digunakan untuk pengukuran.
Instrumen-instrumen yang ketepatannya tinggi, akan menghasilkan deviasi rata - rata
yang rendah antara pembacaan-pembacaan.
Deviasi rata-rata, didefinisikan : penjumlahan nilai-nilai mutlak dari deviasi-deviasi
dibagi dengan jumlah pembacaan.
Jadi, deviasi rata-rata, dapat dinyatakan sebagai berikut :

𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛
𝐷=
𝑛
ANALISIS STATISTIK
4. Deviasi standar ( σ )
Deviasi standar ( root mean square ), merupakan metode yang sangat ampuh untuk
menganalisis kesalahan-kesalahan acak secara statistik.
Deviasi standar dari jumlah data tak terbatas didefinisikan sebagai akar dari
penjumlahan semua deviasi setelah dikuadratkan dibagi dengan banyaknya
pembacaan.
Secara matematis dituliskan :

(𝑑1 + 𝑑2 + ⋯ + 𝑑𝑛 )2
𝜎=
𝑛
ANALISIS STATISTIK
5. Variansi / Variance ( V )
Suatu pernyataan lain yang sesungguhnya besaran yang sama adalah variansi
(mean-square deviation), yang besarnya sama dengan kuadrat dari deviasi standar,
yaitu :
Variansi ( V ) = mean square deviation = σ 2
Variansi merupakan besaran yang menyenangkan untuk digunakan dalam banyak
perhitungan, karena sifatnya yang aditif, akan tetapi deviasi standar memiliki
keuntungan, karena mempunyai satuan yang sama seperti variabel, sehingga mudah
membuatnya untuk membandingkan besaran-besaran.
Pada saat ini, hasil-hasil ilmiah, umumnya dinyatakan dalam deviasi standar.

Anda mungkin juga menyukai