Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit degeneratef sangat dipengaruhi oleh radikal bebas. Pada saat ini,

radikal bebas banyak ditemukan dimana saja seperti pada asap rokok, limbah pabrik,

gas buang kendaraan bermotor, dan pencemaran lingkungan. Radikal bebas dapat

memicu beberapa penyakit seperti kanker dan penyakit lainnya. Radikal bebas dapat

diminimalisir dengan cara pengkonsumsian antioksidan sehingga timbulnya penyakit

degenerative dapat dicegah dengan mengkonsumsi antioksidan. Kajian yang sudah

dilakukan bahwa antioksidan sintesis ternyata mempunyai dampak negatif bagi tubuh

manusia.

Para peneliti tertantang untuk mencari senyawa antibakteri dan antioksidan

alami dengan melakukan eksplorasi dari keanekaragaman hayati yang tersedia di alam.

Keanekaragaman hayati di Indonesia sangat melimpah baik dari darat maupun laut.

Keanekaragaman hayati darat sudah banyak dieksplorasi oleh para peneliti untuk

mencari senyawa aktif. Namun, keanekaragaman hayati laut yang sangat melimpah

belum begitu banyak dieksplor oleh para peneliti.

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati laut, antara lain mikroalga dan

sponge. Jenis mikroalga laut antara lain Bacillariophyceae (diatom), Chrysophyceae

(alga coklat keemasan), Chlorophyceae (alga hijau), dan kelas Cyanophyceae (blue

green algae / alga biru- hijau). Mikroalga laut berpotensi sebagai sumber biomassa

yang cukup potensial untuk dieksplor senyawa aktifnya. Keunggulan mikroalga untuk

dijadikan sebagai sumber biomassa adalah mudah dikembangkan, masa produksi

singkat dan dapat dengan mudah direkayasa genetiknya. Dari segi ekonomis nantinya

mikroalga bisa dengan mudah dibudidayakan. Penelitian yang dilakukan oleh


2

shabudden (2015) melaporkan bahwa ekstrak kloroform:aseton:etanol (1:1:1) dari

chlorella vulgaris memiliki efek sebagai antibakteri, dengan kandungan senyawa

aktifnya adalah flavonoid, tannin, senyawa fenolik, terpenoid, cardiac glicosides,

saponin, dan karbohidrat.

Perbedaan geografis diantara satu wilayah perairan laut dengan perairan laut

lainnya mempengaruhi metabolisme setiap makhluk hidup dalam perairan tersebut.

Perbedaan metabolisme berdampak pada perbedaan senyawa metabolit sekunder

setiap masing-masing makhluk hidup. Begitu juga dengan senyawa aktif dari spesies

mikroalga dan sponge akan berbeda di perairan laut yang berbeda. Penelitian yang

dilakukan oleh Shaabaan, et al. (2012) melaporkan bahwa empat spesies sponge

berbeda yang diisolasi dari perairan laut merah yakni Smenospongia (SP1),

Callyspongia (SP2), Niphates (SP3), and Stylissa (SP4) mempunyai efek inhibisi yang

ditunjukkan pada indeks stress oksidatif dan enzim hidrolisis karbohidrat, dengan

dosis tertentu. Perairan laut di Indonesia sangat luas, dan kondisinya juga berbeda

yang terbagi dalam clade Samudera Hindia dan Samudra Pasifik (Kementerian

kelautan, 2012). Kondisi geografis tersebut sangat memungkinkan beragamnya spesies

mikroalga dan sponge memiliki senyawa bioaktif yang berbeda-beda disetiap perairan.

Lautan Indonesia memiliki potensi kelautan yang cukup besar, baik dari segi

kelimpahan bioetanya maupun cakupan sebaran wilayah. Ekosistem pada Lautan

Indonesia cukup unik, mulai dari perairan yang berbatasan langsung dengan Samudra

Hindia, dan berada di jajaran bukit. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan

eksplorasi keanekaragaman hayati laut di LAutan Indonesia, meliputi mikro alga dan

sponge. Eksplorasi ini bermaksud untuk menemukan senyawa bioaktif yang potensial

sebagai senyawa antioksidan dan dapat diuji toksisitasnya pada Brine Shrimp Lethality

Test (BSLT).
3

1.2 Tujuan Penelitian

1. Apa saja kandungan fitokimia mikroalga dan sponge?

2. Bagaimana aktivitas senyawa antioksidan dari microalgae Cladophora sp,

Oschilatoria sp dan sponge Sarcophyton sp yang diekstrak dengan metode sokhlet

pelarut metanol, metanol:kloroform (1:1) dan metanol kloroform (9:1)?

3. Bagaimana hasil uji toksisitas dari microalgae Cladophora sp, Oschilatoria sp dan

sponge Sarcophyton sp terhadap Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)?

1.3 Manfaat penelitian

1. Untuk mengetahui kandungan fitokimia mikroalga dan sponge

2. Untuk mengetahui aktivitas senyawa antioksidan microalgae Cladophora sp,

Oschilatoria sp dan sponge Sarcophyton sp yang diekstrak dengan metode sokhlet

pelarut metanol, metanol:kloroform (1:1) dan metanol kloroform (9:1)

3. Untuk mengetahui hasil uji toksisitas dari microalgae Cladophora sp, Oschilatoria

sp dan sponge Sarcophyton sp terhadap Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

Anda mungkin juga menyukai