PENDAHULUAN
pulaunya kurang lebih 17.504 pulau. Satu pertiga wilayah yang dinaunginya
adalah daratan sebesar 1,9 juta km2 (KemenPU RI, 2013). Luasnya daratan di
Indonesia didominasi oleh tanah yang subur. Fenomena ini disebabkan oleh tanah
pertanian di Indonesia dilewati oleh banyak gunung berapi (Kementan RI, 2014).
sebanyak 280.000 buah. Sebanyak 30.000 jenis tanaman, 950 jenis diantaranya
mengobati penyakit tertentu dan bahan dasarnya sangat mudah ditemukan. Salah
satu yang menjadi bahan dasar pengobatan tradisional tersebut adalah bawang
putih (Allium sativum L.). Manfaat yang diberikan bawang putih adalah sebagai
Dewasa ini, pengobatan dengan bawang putih bisa dilakukan dengan mudah.
penelitian mencoba mengambil zat aktif bawang putih dengan proses ekstraksi
untuk memeroleh hasil berupa produk ekstrak bawang putih agar lebih efektif dan
Kandungan bawang putih terdiri dari 65% air, 28% karbohidrat (terutama
amino bebas (terutama arginin), dan 1,5% serat. Selain itu, bawang putih banyak
fosfor, magnesium, sodium, dan kalsium (Cobas et al., 2010). Bawang putih juga
enzim alinase, saponin, polifenol, dan flavonoid. Salah satu zat aktif yang
terkandung dalam bawang putih sebagai antimikroba selain minyak atsiri adalah
allisin (Poeloengan, 2004). Senyawa ini akan diubah oleh enzim allisin liase
menjadi asam piruvat, ammonia dan allisin antimikroba yang bersifat bakterisida
(Rukmana, 1995).
mikroorganisme lain maka akan beralih fungsi dan dapat menimbulkan beberapa
kecacatan di dunia. Kasus penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan yang
Indonesia tahun 2010, dalam Daftar Tabulasi Dasar (DTD), infeksi saluran
pernapasan atas termasuk dalam 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di
rumah sakit tahun 2010 dengan jumlah total 433.354 kasus sedangkan pasien
manusia. Bakteri ini termasuk bakteri fakultatif anaerob Gram positif, berbentuk
manusia karena sering ditemukan di udara, debu, limbah, air, susu, makanan, dan
aureus dari infeksi kulit, keracunan makanan, sampai infeksi yang tidak bisa
terjadi karena penggunaan antibiotik tidak sesuai dosis, lama konsumsi tidak
tepat, peresepan tidak sesuai diagnosis serta pengobatan sendiri dengan antibiotik
terhadap antibiotik saat ini, maka perlu adanya penelitian bahan alam sebagai
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihandini (β015) tentang “Uji Daya
(Prihandini et al., 2015). Kemudian, hasil penelitian Safithri (2011) yang berjudul
dengan pemberian ekstrak etanol dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 25%
hambat lemah (Safithri, 2011). Dari berbagai sumber dan hasil penilitan tersebut
mengenai perbandingan efektivitas daya hambat antara ekstrak dan air perasan
bawang putih (A. sativum) terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro.
ekstrak dan air perasan bawang putih (Allium sativum L.) terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus.
1.3.2.1 Mengetahui efektivitas daya hambat ekstrak bawang putih (A. sativum)
1.3.2.2 Mengetahui efektivitas daya hambat air perasan bawang putih (A.
aureus.
antibiotik alternatif pengganti obat antibiotik yang sudah ada. Selain itu
juga sebagai referensi dan data dasar penelitian jangka panjang dalam
dimiliki oleh ekstrak dan air perasan bawang putih terhadap pertumbuhan