Anda di halaman 1dari 4

Apa yang dimaksud dengan Anggaran Berbasis

Kinerja atau Performance Budgeting?


anggaran

Abdullatif Nov '17

Anggaran Berbasis Kinerja ( Performance Based Budgeting ) adalah penyusunan


anggaran yang didasarkan atas perencanaan kinerja, yang terdiri dari program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan serta indikator kinerja yang ingin dicapai oleh suatu
entitas anggaran ( budget entity ).

Apa yang dimaksud dengan Anggaran Berbasis Kinerja atau Performance Budgeting ?

Bagaimana Siklus Anggaran Berbasis Kinerja?


Apa yang dimaksud dengan Anggaran Negara atau APBN?

alres Alrescha Nero Ardiaz Des '17

Menurut Bastian (2006) anggaran berbasis kinerja atau performance budgeting adalah :

“Perencanaan kinerja tahunan secara terintegrasi yang menunjukkan hubungan antara


tingkat pendanaan program dan hasil yang diinginkan dari program tersebut.”

Sedangkan menurut Darise (2008) anggaran berbasis kinerja adalah :

“Penganggaran yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara keluaran


dan hasil yang diharapkan dari kegiatan dan program termasuk efisiensi dalam
pencapaian keluaran dari hasil tersebut.”

Menurut Yuwono (2005) mendefinisikan anggaran berbasis kinerja adalah :

“Anggaran yang lebih menekankan pada pendayagunaan dana yang tersedia untuk
mencapai hasil yang optimal”.

Elemen-elemen Anggaran Berbasis Kinerja

Menurut Mardiasmo (2009) dalam rangka penerapan anggaran berbasis kinerja terdapat
elemen-elemen utama yang harus ditetapkan terlebih dahulu, yaitu:

1. Visi dan misi yang hendak dicapai.


Visi mengacu kepada hal yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam jangka panjang
sedangkan misi adalah kerangka yang menggambarkan bagaimana visi akan
dicapai.

2. Tujuan.
Tujuan merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi. Tujuan tergambar dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang menunjukkan tahapan-
tahapan yang harus dilalui dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan.

3. Sasaran.
Sasaran menggambarkan langkah-langkah yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan. Kriteria sasaran yang baik adalah dilakukan dengan menggunakan
kriteria spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan ada batasan waktu (specific,
measurable, achievable, relevant, timely).

4. Program.
Program adalah sekumpulan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai bagian dari
usaha untuk mencapai serangkaian tujuan dan sasaran. Program harus disertai
dengan target sasaran output dan outcome serta memiliki keterkaitan dengan tujuan
dan sasaran.

5. Kegiatan.
Kegiatan adalah serangkaian pelayanan yang mempunyai maksud menghasilkan
output dan hasil yang penting untuk pencapaian program.
Menurut Deddi Nordiaswan (2006), elemen-elemen yang diperlukan untuk menyusun
anggaran berbasis kinerja adalah:

1. Penetapan strategi organisasi (visi dan misi).


Visi dan misi merupakan cara pandang jauh kedepan dan memberikan gambaran
tentang suatu kondisi yang harus dicapai oleh suatu organisasi. Visi dan misi
organisasi harus dapat mencerminkan apa yang ingin dicapai; memverifikasi arah
dan fokus strategi yang jelas; menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan
strategis; memiliki orientasi masa depan; menumbuhkan seluruh unsur organisasi;
menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.

2. Pembuatan Tujuan.
Tujuan yang dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang akan dicapai dalam kurun
waktu satu tahun atau tujuan operasional. Tujuan operasional harus memiliki
beberapa karakteristik seperti:

Harus mempresentasikan hasil akhir (true ends/ outcome) bukannya keluaran


(output);
Harus dapat diukur dalam jangka pendek agar dapat dilakukan tindakan
koreksi (corrective action);
Harus dapat diukur menentukan apakah hasil akhir (outcome) yang diharapkan
telah dicapai;
Harus tepat, artinya tujuan tersebut memberikan peluang kecil untuk
menimbulkan interpretasi individu.

3. Penetapan aktivitas.
Aktivitas harus dipilih berdasarkan strategi organisasi dan tujuan operasional.

4. Evaluasi dan pengambilan keputusan.


Proses ini dapat dilakukan dengan standar baku yang ditetapkan oleh organisasi
ataupun dengan memberikan kebebasan pada masing-masing unit untuk membuat
kriteria dalam menentukan peringkat.
Prinsip-prinsip Anggaran Berbasis Kinerja

Penyusunan anggaran berbasis kinerja perlu diperhatikannya prinsip-prinsip anggaran


berbasis kinerja. Menurut Abdul Halim (2007) prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja,
yaitu:

1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran


Anggaran harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran,
hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang
dianggarkan. Anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk
mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan
masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat.
Masyarakat juga berhak untuk menuntut pertanggung jawaban atas rencana ataupun
pelaksanaan anggaran tersebut.

2. Disiplin Anggaran
Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional
yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang
dianggarkan pada setiap pos/ pasal merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.
Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya
penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan/
proyek yang belum/ tidak tersedia anggarannya.

3. Keadilan Anggaran
Pemerintah daerah wajib mengalokasikan penggunaan anggarannya secara adil
agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam
pemberian pelayanan karena daerah pada hakikatnya diperoleh melalui peran serta
masyarakat secara keseluruhan.

4. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran


Penyusunan anggaran hendaknya dilakukan berlandaskan azas efisiensi, tepat
guna, tepat waktu pelaksanaan, dan penggunaannya dapat di pertanggungjawabkan.
Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat
menghasilkan peningkatan dan kesejahteraan yang maksimal untuk kepentingan
stakeholders.

5. Disusun dengan Pendekatan Kinerja


Anggaran yang disusun dengan pendekatan kinerja mengutamakan upaya
penampilan hasil kerja (output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input
yang telah ditetapkan. Hasil kerjanya harus sepadan atau lebih besar dari biaya atau
input yang telah ditetapkan, selain itu harus mampu menumbuhkan profesionalisme
kerja di setiap organisasi kerja yang terkait.

© Dictio 2017 - 2018, Inc. All Rights Reserved. Terms of Use | About Us | Privacy Policy

Anda mungkin juga menyukai