Anda di halaman 1dari 2

Imtitsal Nabibah A.

1403618058
Sejarah B 2018
Apa itu Pendidikan?

Sesuai dengan pasal 31 UUD 1945 bahwa setiap warga negara berhak
mendapat dan mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Namun
ironi yang terjadi adalah pendidikan belumlah dirasakan oleh semua warga negara,
terlebih warga yang ada di pelosok desa dan tak mampu ekonominya. Pendidikan menjadi
barang mahal yang hanya dinikmati oleh orang-orang yang mempunyai uang saja.
Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam pembangunan jiwa suatu
negara. Pendidikan merupakan tulang punggung negara. Tanpa itu negara tidak dapat
mencetak generasi yang berbudaya, mencetak generasi yang cerdas.
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang. Kemudian pengertian menurutnya dijadikan UU No. 2 tahun
1989. Bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah bentuk penyadaran kepada
masyarakat. Dimana mereka sadar akan kondisinya yang tertindas sehingga dapat
melawan, sadar dapat membedakan mana yang salah dan benar. Pun masyarakat yang
tercipta nanti dari pendidikan akan mengambil peranan. Menurutnya mendidik adalah
proses memanusiakan manusia. Maksud Ki Hajar adalah tidak menindas, saling
menghargai satu sama lain, dan menghormati derajat manusia.
Sedangkan pendidikan bagi Tan Malaka dalam bukunya Madilog. Tujuan
pendidikan itu untuk mempertajamkan kecerdasan, memperkukuh kemauan serta
memperhalus perasaan. Tan menggambarkan bahwa hakikat pendidikan salah satunya
harusnya dapat memperhalus perasaan. Dimana pendidikan menurutnya mampu
mengajak siswa untuk lebih merasakan kondisi sekitar dalam berhubungan sosial dan
mengambil peranan dalam hidup. Namun kondisi ini gagal tercipta dengan praktek
pengajar guru yang hanya fokus dengan kebutuhan kognisi siswa saja. Guru lupa bahwa
pendidikan tidak hanyalah sekedar untuk mengajarkan pelajaran sesuai kurikulum, tapi
pendidikan adalah upaya untuk membentuk siswa yang tajam kecerdasannya, tidak
bimbang dalam mencapai tujuannya, dan pendidikan tidak memarjinal dirinya dari
kondisi sosial.
Dalam buku Jujun Filsafat Ilmu, kebudayaan adalah alat penyelamat manusia.
Manusia tanpa kebudayaan tidak dapat meneruskan melakukan apapun. Sebab
kebudayaan bertani pun, diturunkan secara turun-menurun. Sama halnya seperti
pendidikan dan kebudayaan, bahwa pendidikan disalurkan secara turun-temurun. Inilah
yang disebut kebudayaan pendidikan.

Daftar pustaka
Tim Buku Tempo. 2010. Tan Malaka: Bapak Republik yang Dilupakan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Suriasumantri, Jujun. 2009. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Zakky.2018.Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli dan Secara Umum di
https://www.zonareferensi.com/pengertian-pendidikan/ (diakses pada 11 Maret 2019)
Imtitsal Nabibah A.
1403618058
Sejarah B 2018
Apa yang Anda Pikirkan Tentang Guru?

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Tanpa beliau sebagai penerang bangsa
dan penyalur ilmu, tentu tidaklah pendidikan sampai kepada kita. Guru bukan hanya yang
mengajar di pendidikan formal. Tapi seseorang yang memberitahu ilmu pengetahuan---
yang tadinya tidak tahu menjadi tahu--- adalah seorang guru. Mendapatkan ilmu
pengetahuan tidak hanya ada di sekolah, sebab ilmu pengetahuan bisa didapatkan dimana
saja. Seperti yang dikatakan Ki Hajar Dewantara, Setiap orang adalah guru, setiap tempat
adalah ilmu, dan setiap hal adalah ilmu. Jadi guru bukanlah tentang orang yang
melakukan pengajaran di kelas ataupun orang yang memakai baju dinas. Orang yang
memberi ilmu pengetahuan adalah seorang guru.
Guru bukan hanya seorang pengajar, tapi ia juga mendidik. Melakukan
pengajaran tentu mudah, tinggal menjelaskan apa yang ada di buku, ujian, selesai. Tapi
guru lebih dari sekedar itu. Ia haruslah mendidik karakter siswanya. Mendidik akhlaknya.
Dengan demikian seorang guru haruslah memiliki kemurnian hati dan sikap. Sebab guru
itu digugu dan ditiru.
Menjadi guru tidaklah mudah. Sebab ia harus memahami kondisi dan
mengenali siswanya. Banyak orang berpikir menjadi seorang pegawai negeri itu enak.
Tentu saja. Tapi bagaimana dengan guru yang statusnya belum menjadi pegawai negeri
atau honorer. Meskipun demikian, guru honorer tetap ikhlas mengajarkan ilmunya kepada
siswanya.
Meskipun menjadi guru adalah hal yang dianggap mulia. Namun kesejahteraan
guru masihlah kurang. Seperti guru honorer yang belum diangkat menjadi pegawai
negeri, salah satunya. Sebab ketika menjadi guru honorer yang berkewajiban
menyejaterahkan adalah sekolah tersebut. Namun ketika ia menjadi pegawai negeri,
pemerintah daerah lah yang akan menyejahterkannya.
Menjadi seseorang yang nantinya akan bertitle S.Pd., tentu menjadi beban
moral tersendiri. Sudah berapa banyak siswa yang menunggu untuk dicerdaskan? Sudah
berapa hal yang harus diajarkan? Dan sudah seberapa pantaskah saya menjadi seorang
guru? Saya kira bukanlah pantas dan tidak pantas, tapi ini soal kemauan untuk
mencerdaskan anak bangsa Indonesia.
Pahlawan bersenjata dan pahlawan diplomasi sudah memperjuangkan
kemerdekaan bangsa, maka kini tugas guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa untuk
merawat kemerdekaan. Kemerdekaan dalam hal insaniah. Bahwa pendidikan adalah
memerdekakan manusia dan memanusiakan manusia.

Daftar Pustaka

Rizka Diputra. 2018. Peningkatan Kesejahteraan Guru demi Kualitas Pendidikan yang
Lebih Baik. https://news.okezone.com/read/2018/05/16/337/1898991/peningkatan-
kesejahteraan-guru-demi-kualitas-pendidikan-yang-lebih-baik (diakses pada 11 Maret
2019)

Anda mungkin juga menyukai