Anda di halaman 1dari 7

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Nilai-Nilai Dasar ASN


Pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja masing-masing digunakan
penerapan nilai lima dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang dilakukan oleh ASN
profesi keperawatan pada kegiatan Asuhan Keperawan yang dilakukan
oleh perawat. Kebutuhan Stakeholders yang menuntut kepuasan dalam
pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan membuat pelayanan
kesehatan harus menjadi pelayanan yang prima, tanpa kecuali dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah asakit Jiwa Kalawa Atei.

Berdasarkan dari lima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,


Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang
harus ditanamkan kepada setiap ASN maka perlu diketahui indikator-
indikator dari kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiaban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntable,
ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu kepemimpinan,
transparansi, integritas, tanggung jawab (responsibilitas), keadilan,
kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan konsistensi. Amanah
seorang ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik, nilai-
nilai pablik tersebut, yaitu:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan antara kepentingan publik dengan
kepentingan pribadi, sektor dan kelompok

13
14

b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan


menceagah keterlibatan ASN dalam politik praktis
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan pablik
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintah.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau rasa kecintaan manusia
indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasasrkan
pada nilai-nilai Pancasila. Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh
setiap pegawai ASN, bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikannya dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.
Nilai-nilai dasar dari Nasionalisme adalah:
a. Implementasi nilai-nilai Pancasila
b. ASN sebagai pelaksana kegiatan publik
c. ASN sebagai pelayan publik
d. ASN sebagai perekat dan pemersati bangsa
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah, perilaku untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab publik.
Adapun nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-undang ASN:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila
b. Setia mempertahankan Undang-undang dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia
c. Menjalankan tugas secara Profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
15

g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada


publik
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah
i. Memberi layanan kepada publik secara jujur, lengkap, tanggap,
cepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen Mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dimana
masyarakat akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
baik dari segi waktu maupun hasil. Dimana hal tersebut harus
dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan seluruh komponen.
Perwujudan komitmen mutu sangat penting bagi ASN dalam
melakukan tugas sehari-hari. Nilai-nilai dasar komitmen mutu, yaitu:
a. Efektif dan Efisiensi
b. Inovasi
c. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan klien
d. Memberikan layanan yang menyentuh hati untuk menjaga dan
memelihara agar klien tetap setia
e. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa cacat,
tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan
f. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan klien maupun teknologi
g. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inivatif dalam memecah
masalah dan pengambilan keputusan
16

h. Melakukan upaya pernaikan secra berkelanjutan melalui


berbagai cara, antara lain, yaitu : pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kriatif, kolaborasi dan benchmark
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugiakan negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara,
suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam
jabatan, benturan kepentinag dalam pengadaan dan gratifikasi.
Terdapat sembilan nilai anti korupsi, yaitu: jurur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.

B. Identifikasi Isu dan Isu yang diangkat


1. Identifikasi dan analisa isu
Isu yang diidentifikasi berdasarkan SKP yang didapat dari
pengamatan pemimpin yang dikoordinasikan bersama, yaitu Isu
berdasarkan tugas jabatan:
a. Belum Optimalnya Peran Perawat Dalam Melakukan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan Jiwa Di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
b. Kurangdisiplinnya penerapan hand hygiene pada pasien dan
keluarga pasien yang datang berkunjung ke rumah sakit.Belum
Optimalnya Ketertiban Pengembalian Dokumentasi Rekam
Medik Asuhan Keperawatan Jiwa Di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
c. Belum optimalnya dokumentasi pengisian informed consent Di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
17

Tabel 3.1 Identifikasi Isu


No Sumber Isu Identifikasi Isu
1. Penugasan Belum Optimalnya Peran Perawat Dalam
pimpinan Melakukan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan Jiwa Di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

2. Inisiatif peserta Kurangdisiplinnya penerapan hand hygiene


pada pasien dan keluarga pasien yang
datang berkunjung ke rumah sakit.
4. Inisiatif peserta Belum optimalnya dokumentasi pengisian
informed consent Di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

2. Analisa isu
Berdasarkan identifikasi isu yang dibuat, maka penulis melakukan
analisa isu untuk mengetahui seberapa tinggi skala untuk
menindaklanjuti maupun memecah permasalahan menggunakan
kriteria analisa USG dengan menetapkan rentang penilaian (1-5)
dari mulai USG atau tidak sangat USG. Dengan keterangan U yaitu
Urgensy atau seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindak lanjuti, S yaitu Seriousness atau seberapa
serius suatu isu harus dibahas yang dikaitkan dengan akibat yang
akan ditimbulkan dan G yaitu Growth atau seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Berikut hasil analisis isu
18

Tabel 3.2 Teknik Analisa Isu

NO IDENTIFIKASI TEKNIK ANALISIS TOTAL


U S G
1 Belum Optimalnya Peran Perawat Dalam 5 5 4 14
Melakukan Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Jiwa Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa
Kalawa Atei
2 Kurangd isiplinnya penerapan hand hygiene 3 3 3 9
pada pasien dan keluarga pasien yang datang
berkunjung ke rumah sakit.
3 Belum optimalnya dokumentasi pengisian 4 3 3 10
informed consent Di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5


(5: sangat besar, 4 : besar, 3 : sedang, 2 : kecil, 1 : sangat kecil)

3. Isu yang diangkat


Berdasarkan identifikasi isu maka penulis memilih isu analisis
dampak yang memiliki nilai skala yang tinggi yaitu optimalisasi
kepatuhan dalam pengisian asuhan keperawatan pada rekam
medis pasien di rumah sakit jiwa kalawa atei provinsi kalimantan
tengah. Penulis memilih isu ini karena belum optimalnya pengisisan
asuhan keperawatan pada rekam medis pasien. Petugas kesehatan
masih kesulitan dalam melakukan pengisian asuhan keperawatan
sehingga terkadang asuhan keperawatan tidak terisi lengkap. Jika
hal ini terus berlanjut akan menyebabkan kurangnya data dalam
menentukan asuhan keperawatan yang tepat pada individu yang
akan berpengaruh pada lambatnya kesembuhan individu.
19

4. Analisis dampak
Terkait dampak isu jika tidak segera dipecahkan antara lain :
a. Tidak tersedianya data pasien yang riil untuk menunjang
pengobatan pasien.
b. Tidak tergambarnya keluhan utama yang dirasakan pasien saat
ini.
c. Sulitnya penentuan intervensi keperawatan yang sesuai dengan
keadaan pasien.
d. Lambatnya kesembuhan pasien karena kurangnya data yang
menunjang untuk penentuan asuhan keperawatan yang akan
diterapkan.
5. Rencana Kegiatan
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis isu serta analisis dampak
yang kemungkinan terjadi, berikut penulis sajikan rancangan
aktualisasi.
a. Meminta Meminta Izin Kepada Kepala Ruangan Untuk
Pelaksanaan Aktualisasi
b. Melakukan pengkajian keperawatan pada individu
c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu
d. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu
e. Menerapkan implementasi tindakan keperawatan pada individu
f. Melakukan evaluasi keperawatan pada individu.
g. Melakukan pengumpulan rekam medis pasien pulang
h. Melakukan sosialisasi pengisian rekam medis

Anda mungkin juga menyukai