Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANARARA
Desa Praibokul – Kec. Matawai La Pawu Hp. 082199484807

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TANARARA


Nomor : Pusk.TNR445 / UKP.VII.SK / 001 / I / 2018

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TANARARA

KEPALA PUSKESMAS TANARARA,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis puskesmas dilaksanakan berdasarkan


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis puskesmas perlu memperhatikan mutu
dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan
pasien, maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis di
Puskesmas Tanarara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesa
Nomor 144, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Bidang Kesehatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1475);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2014 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1049);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Negara Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : Keputusan kepala puskesmas tentang kebijakan pelayanan klinis


di Puskesmas Tanarara.
KEDUA : Kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Tanarara sebagaimana
tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tanarara
Pada tanggal 3 Januari 2018
KEPALA PUSKESMAS
TANARARA,

KALUKUR LIJANG

Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur
2. Arsip
Lampiran : Keputusan Kepala Puskesmas Tanarara
Nomor : Pusk.TNR445 / UKP.VII.SK / 001 / I / 2018
Tanggal : 05 Januari 2018

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TANARARA TENTANG PELAYANAN KLINIS


PUSKESMAS TANARARA

A. Pendaftaran pasien
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria. Memiliki
pendidikan SMA/SMK/ DIII rekam medis.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan ketepatan identitas pasien untuk menjamin
keselamatan pasien.
4. Data yang harus dicatat di rekam medis meliputi nama lengkap , tanggal lahir, agama,
jenis kelamin, alamat, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan nomor kartu KIS / BPJS bila
ada
5. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari identifikasi: nama
pasien, tanggal lahir, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis.
6. Informasi tentang jenis layanan klinis yang tersedia dan informasi lain yang dibutuhkan
masyarakat yang meliputi tarif pelayanan, jenis pelayanan, jadwal pelayanan, alur
pelayanan, ketersediaan tempat tidur, hak dan kewajiban pasien dan informasi tentang
kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain yang dapat disediakan di tempat
pendaftaran.
7. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan
yang dimulai dari pendaftaran.
8. Kendala fisik,bahasa dan budaya, serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan ditindak
lanjuti.
9. Pasien dengan disabilitas, batuk kronis atau penyakit menular wajib didahulukan untuk
mencegah kemungkinan penularan ke pasien lain.

B. Pengkajian, keputusan dan rencana layanan


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna, dilakukan oleh tenaga yang kompeten.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, kajian lain
oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu pada standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan dan profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat secara lengkap dalam Rekam Medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai langkah-langkah SOAP.
7. Koordinasi dan komunikasi antar praktisi klinis harus dilakukan untuk menjamin
perolehan dan pemanfaatan informasi tersebut secara tepat waktu
8. Pasien dengan kondisi gawat/darurat diprioritaskan dalam pelayanan.
9. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten.
10. Untuk pasien yang berusia dibawah 5 tahun maka petugas kajian wajib mengarahkan
pasien ke unit Kesehatan Ibu dan Anak, kecuali pasien dengan gawat darurat baru
diarahkan menuju UGD.
11. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia.
Apabila belum tersedia maka wajib dibentuk pada saat itu juga.
12. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
13. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan.
14. Proses kajian, perencanaan dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai.
15. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
16. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan.
17. Jika dibutuhkan layanan terpadu maka kajian awal, rencana layanan dan pelaksanaan
layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu.
18. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien.
19. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
20. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya.
21. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
22. Efek samping serta resiko pelaksanaan dan pengobatan harus diinformasikan kepada
pasien.
23. Rencana layanan terpadu harus dicatat dalam rekam medis
24. Rencana layanan harus memuat pendidikan dan penyuluhan pasien.

C. Pelaksanaan layanan
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur pelayanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan
kebidanan dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
6. Jika diperlukan informasi tambahan dari profesi kesehatan lainnya maka pemberi
layanan wajib memberikan rujukan internal ke profesi kesehatan terkait.
7. Tindakan medis pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapat persetujuan.
8. Pemberian informasi dan persetujuan pasien wajib didokumentasikan.
9. Pelaksananan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindaklanjut.
10. Evaluasi harus dilakukan terhadap pelaksanaan dan tindak lanjut.
11. Pasien gawat darurat harus di triase terlebih dahulu oleh perawat UGD dengan
mengikatkan pada lengan kanan pita berwarna hijau / kuning / merah.
12. Kasus–kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat.
13. Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi.
14. Kasus – kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan.
15. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian obat
yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
16. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi sesuai prosedur yang jelas.
17. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
18. Penilaian kepuasan pelanggan wajib dilaksanakan, didokumentasi dan dievaluasi
secara berkala.
19. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindaklanjuti.
20. Pelaksanaan layanan dilakukan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
21. Layanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan
pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya serta harus ditulis dengan
lengkap di rekam medis pasien
22. Apabila pasien telah mendapatkan hasil pemeriksaan penunjang dari laboratorium
maka pasien dapat memberikan hasil tersebut kepada petugas yang meminta
pemeriksaan.
23. Apabila pasien membawa surat rujukan balik maka petugas wajib mencatat hasil
rujukan balik pada rekam medis pasien dan menyusun rencana layanan berdasarkan
saran – saran yang tertulis pada surat rujukan balik.
24. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
25. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk.
26. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
27. Jika pasien menolak untuk pengobatan/rujukan wajib diberikan informasi tentang hak
pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
28. Layanan anastesi lokal dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten.
29. Pelayanan anastesi lokal dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku.
30. Sebelum melakukan anastesi dan pembedahan harus mendapatkan informed consent.
31. Informed Consent dinyatakan dalam bentuk form yang wajib ditandatangani oleh
pemberi informasi, pasien, dan saksi dari keluarga pasien.
32. Informasi yang dituliskan pada form informed consent meliputi : diagnosis, tindakan
yang akan dilakukan, resiko yang dapat terjadi selama tindakan, komplikasi apabila
tindakan tidak dilakukan, alternatif pengobatan, sedasi yang digunakan selama
tindakan, persetujuan / pertidaksetujuan pasien terhadap tindakan dan tandatangan
pasien, saksi 1 dari keluarga pasien dan saksi 2 dari tenaga kesehatan.
33. Status fisiologis pasien wajib dimonitor selama pemberian anastesi dan pembedahan.
34. Pendidikan penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan.
35. Pemberian makanan pada pasien postpartum harus dilaksanakan sesuai dengan
rencana layanan

D. Rencana rujuk dan pemulangan


1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan kecuali bila dokter sedang tidak ada di tempat maka perawat /
bidan boleh memulangkan pasien dengan konsultasi dokter terlebih dahulu.
3. Pasien boleh dipulangkan apabila kondisi sudah membaik atau tidak tergantung
dengan alat medis atau tidak ada keluhan lagi.
4. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang menangani.
5. Sikap pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan.
6. Informasi yang dibutuhkan mengenai tindak lanjut layanan pada saat pemulangan atau
rujukan diberikan oleh petugas kepada pasien atau keluarga pasien pada saat
pemulangan atau jika dilakukan rujukan ke sarana kesehatan yang lain
7. Pasien harus dirujuk apabila kondisi tidak membaik sesudah 3 hari perawatan atau
memerlukan alat yang tidak dimiliki oleh puskesmas atau permintaan rujukan balik dari
RS atau penyakit dengan indikasi operasi atau penyakit yang diderita pasien termasuk
SKDI dibawah 3.
8. Rujukan yang sifatnya rawat inap atau emergency selama perjalanan wajib didampingi
oleh petugas kesehatan. Apabila pasien merupakan ibu hamil maka yang berkewajiban
mendampingi selama perjalanan adalah bidan jaga di hari tersebut atau dokter, apabila
pasien bukan ibu hamil maka yang berkewajiban mendampingi selama perjalanan
adalah perawat jaga di hari tersebut atau dokter.
9. Tenaga kesehatan yang merujuk adalah lulusan bidan / perawat / dokter dengan STR
dan SIP yang masih berlaku.
10. Rujukan pasien harus disertai resume klinis.
11. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, diagnosa, prosedur/tindakan yang
telah dilakukan dan kebutuhan pasien akan pelayanan lebih lanjut
12. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
13. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten.
14. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang tindak
lanjut layanan.

KEPALA PUSKESMAS TANARARA,

KALUKUR LIJANG

Anda mungkin juga menyukai