Anda di halaman 1dari 5

RAPAT KOORDINASI PKWI SE JAWA TENGAH

28 OKTOBER 2017

1. Inventarisasi permasalaan
a. Permasalahan Klinik – PDGI
- Pengawalan dari wilayah
- Kesepakatan pelayanan gigi di klinik
b. Redistrbusi dan mapping
- Kesepakatan mapping sebelum peta baru
- Fktp yang mau menjadi rekanan BPJS Kesehatan (minimal membawa 500 peserta baru
sesuai mapping, jika tidak sesuai mapping 750)
- Mencari peserta JKN ditanyain surat tugas
- Bagaimana teknis distribusi peserta ?
- Jumlah peserta puskesmas sudah banyak overload (berdasarkan rasio dokter : peserta)
- Redistribusi untuk PBI belum diperkenankan keluar dari puskesmas (dari BPJS atau
dinkes?)
- Distribusi dioptimalkan dulu 1 : 5.000
- Overload dan mapping per wilayah missal kecamatan
- Kepesertaan : hilang pesera dengan nominal 43 juta (puskesmas) karena kurang dokter
- DPP : daftar peserta terdaftar, dilaporkan kasus; peserta tidak terdaftar di fktp tertulis.
- Usia lebih 90 tahun dimatikan
- FKTP baru ; rasio dokter : peserta, untuk menghindari fktp baru yang bukanya nunggu
dapat peserta dulu bari operasional.
- Kepesertaan : diihat jumlah penduduk dan migrasi dari fktp lain
- Distribusi PBI masih di puskesmas, kalau mandiri ada opinin di arahkan ke puskesmas
sesuai wilayah tempat tinggal
- DPP tidak lagi bekerjasama dengan BPJS, pesera dialihkan ke puskesmas
- Pendaftaran peserta di Puskesmas dg KTP, jika terdaftar di DPP maka di puskesmas
harus membayar.
- Jarak antar fktp minmal 5 km
c. P care muncul tanggung jawab hukum
- Muncul melayani 3 kali yang bukan peserta terdaftar
- Dikbud : local house, upload lain waktu. Jika P care error tidak mengganggu
d. Mempersiapkan kesepakatan asosiasi dengan kedeputian terkaitklaim non kapitasi
- Norma tariff rawat inap (120 sd 200) kriteria, drg perawat dg SIKP 8 orang (perawat dan
bidan), SIKP dieluarkan dinkes
- drg dikeluarkan komponen rawat inap.
- Klaim non kapitasi 3 sd 4 bulan terlambat, data yang dikirimkan masih ada kekurangan
data, hilang atau dll ? variasi kelancaran
e. Perijinan, syarat perijinan ketat (apoteker harus ada,) badan hokum harus badan hukum,
sehingga perijinan kebanyakan baru proses
f. Tentang PKFI : ?
- Apakah yang sudah bekerjasama dengan BPJS atau berlaku umum
- Pelaksanaan roadshow keliling
g. KBK
- Kontak rate (datang berkali-kali dihitung sekali), rasio utilisasi
- UKM, pasien yang tidak tertib harus home

2. Diskusi
a. PKFI
Apa PKFI, siapa yang menjadi anggotaPKFI ? Bagaimanakah peran/aspek legal PKFI dalam
JKN?
- PKFI : Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia
- Anggota : Pemberi Pelayanan kesehatan tingkat pertama, (Klinik, Dokter, Puskesmas)
- Sifat keanggotaan sukarela
- Dan tidak harus atau sudah bekerjasama dengan BPJS (tidak ada kaitan kerjasama
dengan BPJS Kesehatan)
- Aspek legal : Asosiasi tingkat pertama yang diakui kemenkes (adinkes, PKFI, Asklin dan
IDI/PDGI)
- Asosiasi mewakili anggota dalam komunikasi dengan BPJS Kesehatan
PKFI dalam kredensialing anggota ?
- Peserta lama dipihaki untuk dapat tetap eksis
- Tim kredensialing di kabupaten (dinkes, PKFI, Asklin, IDI, PDGI) bentuk berita acara,..
PKFI tidak mengeluarkan rekomendasi.

b. Distribusi dan Mapping


- Beberapa aturan pokok : peserta terdaftar hak peserta memilih FKTP (perperes 12 tahun
2013 perubahan perpres 101 tahun2013)
- Distribusi : peserta didekatkan dengan fktp
- Rasio dokter : peserta = 1 :5.000
- Hak peserta memilih FKTP : dihambat (selesaikan dengan data)
- Konsep Mapping :
a. kebutuhan fktp per kecamatan
b. rasio berdasar dokter : peserta
c. Klinik dan puskesmas : peserta ( 1: 15.000)
Angka penambahan : ??? diusulkan 70% sudah bisa ditambahkan fktp baru
c. P Care
- Luaran : surat keberatan 3 kali kunjungan tidak d fktp terdaftar dan usulan local house
data
d. Klaim non kapitasi
- Permenkes 28 tahun 2017 bidan : SIPB perawat SIKP
- Drg dikeluarkan dari rawat inap
- Kendaraan : transport pasien bukan ambulance
- Gizi : berita acara : ruang dapur
- Laboratorium: kerjasama/sendiri
e. KBK
- Usulan
f. Perijinan
Permenkes 28 tahun 2014
g. PR
- Standar pelayanan
- Checklist kredensialing
h. Kerjasama drg
Permasalahan
- Internal PKFI : Plan C klinik tanpa drg
- Eksternal PKFI : Pengurus PDGI sakit
Arahan :
- Mengikuti irama yang berjalan, dimana tidak memungkinkan dokter gigi berpraktik di
klinik karena tidak ada dokter gigi yang memiliki SIP di klinik, maka klinik bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan tanpa dokter gigi
- Mengumpulkan data utilisasi pelayanan gigi di klinik, puskesmas maupun dokter gigi
praktik.
- Penolakan permohonan rekomendasi ijin praktik tidak dapat dibenarkan dengan alasan
karena praktik di klinik
Mediasi
i. Klaim pending
Perlu di dorong dengan data
Surat dari PKFI wilayah ke cabang minta data klaim non kapitasi yang belum dibayar,
Perubahan tariff rawat inap, selisih klaim belum dibayarkan bahkan mekanisme pembayaran
ada yang belum jelas mekanismenya.

3. Resume
a. Organisasi
PKFI sebagai wadah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam memperkuat
fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Koordinasi dan berbagi informasi antar pengurus PKFI
b. Distribusi dan mapping
Membuat konsep distribusi dan mapping kebutuhan
- Rasio dokter : peserta (1:5.000)
- Bila rasio jumlah dokter dan jumlah peserta sudah memenuhi 70% maka dapat
dilakukan penambahan FKTP baru
- Pembagian wilayah menurut wilayah kecamatan
c. Sistem
P care pernyataan sikap
d. Tarif Klaim Rawat Inap
- Dibentuk tim penyusun : dr Lily, dr Ita dan dr Yusuf
- Kriteria syarat dan tariff rawat inap
e. Inventarisasi permasalahan klaim pending

4. Penutup
Demikain hasil rapat koordinasi PKFI se Jawa Tengah telah dilakukan, terima kasih

PKFI Wilayah Jawa Tengah

Dr Telogo Wismo
Ketua

Anda mungkin juga menyukai