Analisis Farmasiiii Kan
Analisis Farmasiiii Kan
PENDAHULUAN
Enzimatis adalah salah satu proses modifikasi sifat fisika-kimiaminyak dan lemak.
Interesterifikasi banyak digunakan oleh industri untukmenggantikan proses hidrogenasi dalam
menurunkan asam lemak trans.Resrukturisasi lemak kakao dengan minyak kelapa dan dengan
minyak kemiridengan rasio (90:10); (80:20); (70:30) dan (60:40) dilakukan dengan
prosesinteresterifikasi enzimatis dengan lipase inti sawit, lipase kemiri dan lipase
kakaosebagai katalis dan lipozyme TL IM dan NaOCH3 sebagai katalis
pembanding.Kandungan lemak padat (SFC), titik leleh (TL), komposisi asam lemak
(FA),komposisi trigliserida (TG), dan asam lemak bebas (FFA) ditentukan dalamcampuran.
Proses interesterifikasi menurunkan kandungan lemak padat dan titikleleh pada campuran (
https://brainly.co.id/tugas/28676)
Kombinasi kromatografi cair kinerja tinggi dan spektrometri massa (LC/MS) memiliki
dampak yang signifikan terhadap pengembangan obat selama dekade terakhir. Perbaikan
secara terus menerus dalam teknologi antarmuka LC/MS dikombinasikan dengan fitur
canggih untuk analisis struktur, kualitatif dan kuantitatif, telah menghasilkan lingkup aplikasi
yang lebih luas (Lee 1999)
i. Tabel 15.1
c. Pompa pada KCKT
Pompa yang cocok digunakan untuk KCKT adalah pompa yang mempunyai
syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus inert terhadap fase gerak.
Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat,teflom dan batu
nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi
dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 Ml/ menit . untuk tujuan
preparative, pompa yang digunakan harus mampu mengalirkan fase gerak dengan
kecepatan 20 mL/ menit.
Tujuan penggunaan pompa atau system penghantaran fase gerak adalah untuk
menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat,reprodusibel, konstan,
dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa dalam KCKT yaitu pompa dengan tekanan
konstan, dan pompa dengan aliran fase gerak yang konstan.
d. Penyuntikan sampel pada KCKT
Sampel-sampel cair dan larutan disuntikan secara langsung ke dalam fase gerak
yang mengalir dibawah tekanan menuju kolom menggunakan alat penyuntik yang terbuat
dari tembaga tahan karat dan katup Teflon yang dilengkapi dengan keluk sampel (sampel
loop) internal atau eksternal(gambar 15.2)
Pada saat pengisian sampel, sampel digelontor melewati keluk sampel dan
kelebihannya dikeluarkan ke pembuang. Pada saat peyuntikan, katub diputar sehingga
fasea gerak mengalir melewati sampai keluk sampel dan menggelontor sampel ke kolom.
Presisi penyuntikan dengan keluk sampel ini dapat mencapai nilai RSD 0,1%. Penyuntik
ini mudah digunakan untuk otomatisasi dan sering digunakan untuk autosampler pada
KCKT
i. GAMBAR
e. Kolom pada KCKT
Ada 2 jenis kolom pada KCKT yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor.
Perbandingan kedua kolom dapat dilihat pada tabel 15.2
Tabel
f. Fase diam pada KCKT
Kebanyakan fase diam pada KCKT berupa silica yang dimodifikasi secara
kimiawi, silica yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzene.
Permukaan silica adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-
OH).
gambarrrrrr
Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-reagen
seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan
menggantinya dengan gugus fungsional yang lain sebagaimana dalam gambar 15.3. hasil
reaksi yang diperoleh disebut dengan silica fase terikat dan stabil terhadap hidrolisis
karena terbentuk ikatan-ikatan siloksan (Si-O-O-Si). Silica yang dimodifikasi ini
mempunyai karakteristik kromatografik dan selektifitas yang berbeda jika dibandingkan
dengan silica yang dimodifikasi.
g. Detector
Detector pada KCKT dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu detector universal (yang mampu
mendeteksi zat secara umum,tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detector
indeks bias dan detector spektrometri massa, dan golongan detector yang spesifik yang hanya
dan akan mendeteksi aanalit secara spesifik dan selektif, seperti detector UV-Vis, detector
fluoresensi, dan elektrokimia.
Cara kerja kromatografi cair adalah sama dengan HPLC atau kromatografi cair
lainnya. Sedangkan cara kerja spektrometer massa menggunakan metode ESI (Wibowo
2011) adalah sebagai berikut :
Gambar 15 Proses pemisahan analit pada kromatografi cair sampai dengan penyemprotan
(penyemprotan oleh spray needle tip)
a. Analit bersama dengan eluen dari syringe pump atau LC masuk ke dalam kapilari.
Di dalam kapilari terdapat anoda (kutup negatif) pada Taylor cone dan katoda (kutup
negatif) didekat masukkan analit dan eluen. Kutup ini berfungsi agar muatan yang
berkumpul pada Taylor cone adalah muatan positif sehingga nantinya saat terjadi
penyemprotan dan terbentuk droplet (tetes–tetes) tidak bergabung menjadi droplet yang
lebih besar lagi.
b. Analit dan solven (eluen) disemprotkan (spray) melalui Taylor cone.
Akan terbentuk droplet–droplet yang akan mengalami tahap evaporasi solven untuk
mengurangi solven yang menempel di analit.
c. Droplet yang mengalami ledakan kolom tersebut akan masuk ke dalam cone dimana di
sisi kiri dan kanannya sudah mengalir gas Nitrogen (N2). Gas ini berfungsi agar analit
yang terjadi stabil dalam bentuknya dan tidak terganggu oleh pengaruh gas oksigen.
Droplet tersebut ditransfer melalui lubang kapiler untuk dianalisis menggunakan
spectrometer massa.
d. Analit yang terikut dalam eluen masuk ke dalam jarum penyemprot/kapiler, kemudian
eluen bersama analit disemprotkan menjadi bentuk tetes-tetes (droplet). Tetes-tetes
tersebut masuk ke dalam counterelectrode (biru). Tetesan masuk melalui kapiler transfer
kemudian menuju spektrometer massa.
e. Pada jarum kapiler terdapat Taylor cone dimana daerah tersebut bermuatan negatif
sehingga analit dalam solven yang memiliki muatan positif akan berkumpul di daerah
Taylor cone, pada saat terjadi penyemprotan, tetesan-tetesan (droplet) permukaannya
memiliki muatan positif.
f. Droplet mengalami evaporasi solven, akibatnya droplet menyusut sampai titik dimana
tegangan permukaan pada droplet tidak dapat menopang muatan dipermukaannya
sehingga terjadi perpecahan dalam droplet tersebut yang disebut “coulombic” ledakan
menjadi bagian-bagian, dimana bagian-bagian tersebut antara lain :
a. Analit dengan satu muatan dan beberapa muatan (analit ion)
b. Satu analit bersama solven yang diliputi oleh muatan positif
c. Beberapa analit bersama beberapa molekul solven dan diliputi oleh beberapa
muatan positif.
g. Muatan positif pada solven biasanya ditambahkan dari ion-ion Na+, Li+, K+, NH4+ dan
kationik lainnya. Akibatnya pada spektra sering terjadi penambahan berat molekul ion-
ion tersebut disamping penambahan berat molekul solven. Ion harus dibuat bermuatan
positif agar masing-masing tetesan (droplet) tidak saling menempel lagi (membentuk
tetesan yang lebih besar). Tetesan (droplet) dapat bermuatan positif atau negatif
tergantung dari daya yang ditempelkan pada kapilari. Untuk ion negatif digunakan Cl-.
2.6.2. Kelemahan