Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI
LARVA LALAT HITAM

BIDANG KEGIATAN:
PKM – MASYARAKAT

DIUSULKAN OLEH :
Lasmana Aji NIM: Angkatan: 2014
Erlina Irmaningtyas NIM: A0118030 Angkatan: 2018
Suci Ratnasari NIM: Angkatan: 2018

UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN


SURAKARTA
2018
1

PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI LARVA LALAT HITAM


Lasmana Aji, Erlina Irmaningtyas, dan Suci Ratnasari
Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

ABSTRAK

Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di


dunia. Tidak hanya di Negara-Negara berkembang tetepi juga di Negara-Negara
maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di
Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-Sampah itu diangkut oleh
truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah
disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dan hari ke hari sampah terus menumpuk dan
terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat akhir-akhir ini.
Sampah yang menumpuk, sudah tentu akan mengganggu penduduk
disekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah yang dihinggapi lalat. Dan
juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun erbukti sampah itu dapat
merugikan, tetapi juga terdapat sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat
mengganggu masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi sesuatu yang
bermanfaat. Pemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.
Perlu pengelolaan sampah secara merata yaitu dalam pengolahan sampah
anorganik maupun organik. Pengelolaan sampah anorganik sudah banyak yang
bisa memanfaatkannya dalam hal mendaur ulang. Untuk sampah organik sendiri
belum banyank yang bisa mencari solusi yang tepat dan tidak mendatangkan
masalah baru.
Sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi larva lalat hitam.
Penggunaan sampah dalam memanen larva lalat hitam. Sampah organik ini dapat
berguna sebagai sumber protyein untuk pakan hewan , sehingga dapat menjadi
pakan alternatif pakan hewan konvensional.
2

PENDAHULUAN
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup
masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman
karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis
bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan
penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang
besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya
volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang
tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam
pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh,
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1)
sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa
sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk
seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah
yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan,
seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat
kimia dan agen penyakit yang berbahaya.
Untuk mewujudkan kotra yang bersih dan hijau diperlukan pengolahan
sampah yang baik dan tidak menimbulkan masalah baru.
3

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi manusia, karena


pendidikan bertujuan untuk mendidik dan membangun agar manusia dapat
memiliki keterampilan dan kecerdasan. Pendidikan mendukung program
pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan juga berperan
dalam pembangunan bangsa. Salah satu cara untuk membangun bangsa adalah
dengan pendidikan politik. Menurut Rusadi Kantaprawira (2004:55), pendidikan
politik yaitu untuk meningkatkan pengetahuan rakyat agar mereka dapat
berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya. Pendidikan politik tidak
terbatas bag sebagian masyarakat. Namun, pendidikan poltik berlaku dan penting
bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk para generasi muda. Data demografi
Indonesia menunjukkan bahwa jumlah pemuda Indonesia yang berkisar usia 16-
30 tahun, berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan berjumlah 61,8 juta orang dengan presentasse 24,5% dari jumlah
penduduk Indonesia (BPS,2014). Dengan demikian peran civil society dalam
pembangunan Indonesia ditentukan oleh partisipasi politik pemuda. Tujuan
pendidikan politik bagi generasi muda dituangkan dalam Inpres No. 12 Tahun
1982 tentang Pendidikan Politik bagi Generasi Muda yang menyatakan bahwa:
“Tujuan pendidikan politik adalah memberikan pedoman kepada generasi muda
Indonesia guna meningkatkan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sedangkan tujuan pendidikan politik lainnya ialah menciptakan generasi muda
Indonesia yang sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 sebagai salah satu usaha untuk membangun manusia
Indonesia seutuhnya.”

Data demografi Indonesia menunjukkan bahwa jumlah pemuda Indonesia


yang berkisar usia 16-30 tahun, berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2009 tentang Kepemudaan berjumlah 61,8 juta orang dengan presentasse 24,5%
dari jumlah penduduk Indonesia(BPS,2014). Dengan demikian peran civil society
dalam pembangunan Indonesia ditentukan oleh partisipasi politik pemuda. Tujuan
politik bagi generasi muda dituangkan dalam Inpres No. 12 Tahun 1982 Tentang
Pendidikan Politik bagi Generasi Muda yang menyatakan bahwa “Tujuan
pendidikan politik adalah memberikan pedoman kepada generasi muda Indonesia
guna meningkatkan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan
tujuan pendidikan politik lainnya adalah menciptakan generasi muda Indonesia
yang sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila
danUUD 1945 sebagai salah satu usaha untuk membangun Indonesia seutuhnya.
4

Generasi muda sebagai agent of change dan kontrol sosial adalah faktor
penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, diharapkan generasi muda
memiliki pemahaman yang cerdas, kritis, dan aktif dalam menangani setiap
permasalahan bangsa dan negara. Hal tersebut dapat dicapai melalui pendidikan
politik. Pendidikan politik dapat dilakukann melalui berbagai cara, diantaranya
melalui media audio visual atau film. Metode konvensional yang diterapkan saat
ini tidak begitu efektif. Media film dipilih agar transfer nilai-nilai politik kepada
pemuda dapat diterima dengan mudah dan tidak begitu monoton. Media film
lebih menarik dan mampu memberikan pemahaman secara cepat dan mendalam
mengenai keadaan bangsa. Sehingga dapat menarik minat dan partisipasi
masyarakat untuk memahami politik.
Kata kunci: Film, Politik, Film dan Politik, Media dan Politik

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi manusia, karena
pendidikan bertujuan untuk mendidik dan membangun agar manusia dapat
memiliki keterampilan dan kecerdasan. Pendidikan mendukung program
pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan juga berperan
dalam pembangunan bangsa. Salah satu cara untuk membangun bangsa adalah
dengan pendidikan politik. Menurut Rusadi Kantaprawira (2004:55), pendidikan
politik yaitu untuk meningkatkan pengetahuan rakyat agar mereka dapat
berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya. Pendidikan politik tidak
terbatas bag sebagian masyarakat. Namun, pendidikan poltik berlaku dan penting
bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk para generasi muda. Data demografi
Indonesia menunjukkan bahwa jumlah pemuda Indonesia yang berkisar usia 16-
30 tahun, berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan berjumlah 61,8 juta orang dengan presentasse 24,5% dari jumlah
penduduk Indonesia (BPS,2014). Dengan demikian peran civil society dalam
pembangunan Indonesia ditentukan oleh partisipasi politik pemuda. Tujuan
pendidikan politik bagi generasi muda dituangkan dalam Inpres No. 12 Tahun
1982 tentang Pendidikan Politik bagi Generasi Muda yang menyatakan bahwa:
“Tujuan pendidikan politik adalah memberikan pedoman kepada generasi muda
Indonesia guna meningkatkan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sedangkan tujuan pendidikan politik lainnya ialah menciptakan generasi muda
Indonesia yang sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 sebagai salah satu usaha untuk membangun manusia
Indonesia seutuhnya.”
Generasi muda merupakan agent of change. Maka, generasi muda harus
memiliki sikap peduli dan kritis terhadap kondisi yang ada. Pendidikan politik
adalah cara yang tepat untuk menumbuhkan sikap peduli dan kritis terhadap
persoalan politik bangsa pada generasi muda. Saat ini, generasi muda cenderung
bersikap apatis atau tidak peduli terhadap kondisi bangsa. Mereka lebih memilih
5

golput pada setiap pemilu, karena kinerja pemimpin berserta birokratnya sama
buruknya di setiap periode. Pemikiran inilah yang perlu dihilangkan dari generasi
muda. Generasi muda perlu diberikan pendidikan politik agar dapat kritis terhadap
persoalan politik bangsa. Namun, pendidikan politik yang selama ini dilakukan
tidak jauh dari metode membaca buku dan metode pembelajaran konvensional
(metode ceramah). Metode konvensional yang diterapkan saat ini dinilai terlalu
monoton, sehingga membuat pendidikan politik dianggap tidak menarik dan
cenderung membosankan bagi generasi muda yang pada umumnya kurang
berminat untuk membaca buku.
Menurut Rusadi Kantaprawira (2004:56) bentuk-bentuk pendidikan politik
dapat dilakukan melalui: Bahan bacaan seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain.
Bentuk publikasi massa yang biasa membentuk pendapat umum, siaran radio dan
televisi serta film (audio visual media), lembaga atau asosiasi dalam masyarakat
seperti masjid atau gereja tempat menyampaikan khotbah, dan juga lembaga
pendidikan formal ataupun iniformal. Dalam perkembangan metode pembelajaran
saat ini, metode belajar konvensional dan membaca buku dirasa kurang efektif,
maka perlu ada inovasi dalam metode pembelajaran. Salah satunya melalui media
audio visual atau film.
Film atau sering juga disebut movie merupakan salah satu jenis seni yang
dapat digunakan untuk media pembelajaran. Pendidikan melalui media film ini
dapat digunakan sebagai metode pembelajran dalam pendidikan politik. Apabila
dilihat dari kemajuannya, teknologi dan industri perfilman sangat berhasil
menarik minat generasi muda untuk menyaksikan film. Peluang tersebut dapat
kita manfaatkan untuk hal yang bersifat positif, misalnya pendidikan.

TUJUAN
Gagasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan kesadaran politik
bagi generasi muda melaui metode baru yang dapat diikuti oleh para kaula muda
dengan mudah dan menyenangkan. Selain itu, dengan metode ini diharapkan
mampu meningkatkan pastisipasi politik dan sikap kritis generasi muda serta
menjadikan negarawan yang unggul.

METODE
Penulisan artikel menggunakan metode library research yang
mengumpulkan data-data dari buku-buku, artikel-artikel dan internet. Kegiatan ini
dilakukan di Tangerang Selatan dengan melihat fenomena partisipasi politik yang
terjadi sumber di beberapa TPS dalam pelaksanaan Pilkada 2015. Pembuatan
artikel ini membutuhkan waktu selama satu minggu. Teknik analisa data yang
digunakan oleh penulis dalam peneltian ini adalah dengan menggunakan analisa
deskriptif dengan menggambarkan dan menjelaskan permasalahan dengan teks.

HASIL DAN PEMBAHASAN


6

Peran generasi muda sangat penting dalam stabilitas politik bangsa.


Namun, saat ini ketertarikan generasi muda terhadap politik dapat dinilai kurang.
Hal ini dapat dibuktikan dengan rendahnya tingkat partisipasi politik dalam
pemilu maupun pilkada. Seperti hasil pengamatan langsung pada saat pelaksanaan
Pilkada di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2015.
Pendidikan politik juga kurang diminati bagi generasi muda karena metode
pembelajaran yang konvensional dan membaca buku. Minat baca generasi muda
Indonesia masih kurang. Oleh karenanya, pengetahuan politik generasi muda
masih rendah. Hasil survey UNESCO menunjukkan bahwa Indonesia sebagai
negara dengan minat baca masyarakat paling rendah di ASEAN. Peningkatan
minat baca masyarakat akan mempercepat kemajuan bangsa, karena tidak ada
negara yang maju tanpa buku, kata panitia pameran Tri Bintoro di Solo
(Republika, Rabu (26/1). Berdasarkan studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh
Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang
melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya menempatkan Indonesia pada posisi
36 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian. Ketua Centre for Social
Marketing (CSM), Yanti Sugarda menyatakan Indonesia menempati posisi yang
lebih baik dari Qatar, Kuwait, Maroko, dan Afrika Selatan.
Penelitian Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP
untuk melek huruf pada 2002 menempatkan Indonesia pada posisi 110 dari 173
negara. Posisi tersebut kemudian turun satu tingkat menjadi 111 di tahun 2009.
Berdasarkan data CSM, yang lebih menyedihkan lagi perbandingan jumlah buku
yang dibaca siswa SMA di 13 negara, termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat,
jumlah buku yang wajib dibaca sebanyak 32 judul buku, Belanda 30 buku, Prancis
30 buku, Jepang 22 buku, Swiss 15 buku, Kanada 13 buku, Rusia 12 buku, Brunei
7 buku, Singapura 6 buku, Thailand 5 buku, dan Indonesia 0 buku. Berdasarkan
data yang didapat dari OECD menyatakan bahwa budaya baca masyarakat
Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur.
OECD pun mencatat 34,5 persen masyarakat Indonesia masih buta huruf.
Generasi muda cenderung memiliki sifat hedonis, dan apatis. Tidak peduli
akan kondisi politik bangsa. Cenderug diam dan acuh dalam setiap persoalan yang
muncul. Perilaku negatif elit politik yang selalu diberitakan oleh media massa
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan generasi muda bersikap apatis.
Sebagi contoh, kasus korupsi yang begitu banyak terjadi di setiap daerah.
Metode pendidikan yang ditawarkan sebelumnya bersifat konvensional
dengan cara membaca buku, tatap muka dikelas, sosialisasi tentang kegiatan
politik. Metode tersebut lebih banyak dilakukan oleh instansi pendidikan maupun
instansi yang bergerak dibidang kepemiluan seperti KPU maupun Bawaslu.
Metode ini kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari kecilnya partisipasi pemuda
dalam mengikuti kegiatan politik, misalnya pemilihan kepala daerah. Selain itu,
antusiasme mereka dalam sosialisasi PILKADA oleh KPU Tangerang Selatan
7

dalam acara KPU Goes to Campus sangat sedikit. Peserta sosialisasi acara
tersebut terdiri dari dosen, mahasiswa serta siswa SMA sekitar Tangerang Selatan.
Pendidikaan politik melalui sosialisasi (Sosialisasi pilkada serentak) dirasa
kurang efektif karena pendidikan politik yang diberikan hanya terfokus pada satu
aspek saja, dan metode ini kurang menarik generasi muda untuk memahami
politik secara mendalam. Pendidikan politik dengan metode partisipasi aktif
dinilai mampu meningkatkan partisipasi politik. Metode ini melibatkan generasi
muda pada pelaksaan kegiatan atau event politik seperti PILKADA. Generasi
muda dilibatkan langsung dalam proses pengawasan PILKADA. Relevansi
kondisi kekinian dengan gagasan-gagasan pendidikan politik melalui media film
sangat memungkinkan untuk diterapkan pada masa kini. Melihat bahwa film
merupkan hal yang menarik bagi generasi muda terbukti dengan banyaknya club
film yang bermunculan.
Gagasan media film sebagai sarana pembelajaran politik melibatkan aktor-
aktor berikut:
1. Dosen politik: Menerapkan metode pembelajaran pendidikan politik
melalui media audio visual dalam kegiatan belajar mengajar di kampus.
Selain itu, sebagai konsultan dalam pembuatan film pendek.
2. Tokoh sejarawan: Sebagai konsultan dalam pembuatan film untuk
dijadikan narasumber ide cerita.
3. Pengamat politik: Sebagai konsultan dalam pembuatan ide cerita mengenai
realitas perpolitikan saat ini.
4. Production House (Rumah produksi): Sebagai tim untuk membuat film
mulai dari proses pengambilan gambar sampai dengan produksi film.
5. Media massa: Melibatkan peran media massa yang sangat besar dan kuat
dalam proses penayangan film pendek.

Langkah-langkah strategis harus dilakukan untuk mengimplementasikan


gagasan tersebut, sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai
melalui perencanaan pembuatan film. Dalam pembuatan film dilakukan melalui
beberapa tahap. Yakni tahap pra produksi, produksi, dan pasca produksi.

a) Tahap pra produksi


Pada tahapan ini terdapat hal-hal yang diperlukan untuk sebuah proses pembuatan
film pendek antara lain:
• Ide cerita: Ide cerita ini adalah gagasan utama yang nantinya akan dijadikan
sebuah skenario. Pada tahap ini, melibatkan dosen politik, tokoh sejarawan, dan
pengamat politik untuk menentukan ide cerita yang berkualitas dan menarik bagi
generasi muda.
• Skenario: Skenario adalah sebuah naskah yang nantinya akan digambarkan
pemain pada sebuah pertunjukan. Terdapat dua tugas utama penulis skenario yaitu
menentukan plot yang menarik dan menciptakan karakter yang unik. Pada tahap
8

ini, penggagas akan konsultasi kembali dengan dosen politik, tokoh sejarawan,
dan pengamat politik. Agar melahirkan alur cerita yang baik dan menarik.
• Mencari tim produksi: Secara garis besar beberapa posisi yang dibutuhkan
adalah produser (promotor yang pertama kali), penulis skenario, sutradara,
cameramen, pemain, tim property dan editor. Dalam tahap ini, penggagas akan
bekerjasama dengan Production House untuk membantu dalam proses pembuatan
film mulai dari pra produksi sampai pasca produksi. Termasuk didalamnya
menetukan pemeran, menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan
film, juga menentukan latar tempat.

b) Tahap Produksi
Pada tahap ini, akan dilakukan pengambilan gambar (shooting). Segala sesuatu
yang telah dipersiapkan pada tahap pra produksi direalisasikan di tahap ini.
c) Tahap Pasca Produksi
Pada tahap ini ada beberapa proses yang harus dilakukan, yaitu:
1. Capturing: Merekam / memindah dari hasil syuting pada pita kaset / media
kamera lain ke dalam hardisk computer untuk di editing.
2. Editing: Mengurutkan video audio yang telah direkam selama proses
produksi berdasarkan dengan skenario.
3. Distribusi: Pada proses distribusi, penggagas melibatkan media massa.
Media massa berfungsi sebagai alat pendistribusian informasi paling efektif.
Dengan menggunakan media massa, film dapat ditayangkan.

KESIMPULAN
Pendidikan politik penting adanya untuk mendukung program
pembangunan bangsa. Pendidikan politik tidak hanya ditujukan kepada sebagian
masyarakat atau mahasiswa Ilmu Politik. Namun seluruh masyarakat harus
berpendidikan politik. Terlebih kepada generasi muda sebagai agent of change
dan fungsinya sebagai social control yang menjaga stabilitas politik bangsa.
Kondisi generasi muda yang apatis terhadap persoalan politik bangsa
mencerminkan tidak berhasilnya pencapaian tujuan pendidikan politik. Hal ini
disebabkan oleh metode pembelajaran politik yang cenderung lebih sering
menggunakan buku dan metode belajar konvensional. Hal ini tidak menarik minat
generasi muda untuk mempelajari politik. Hal ini dibuktikan dengan data survey
yang menyatakan bahwa rendahnya minat baca generasi muda Indonesia. Maka
dari itu, penulis berusaha menjadikan pendidikan politik menarik bagi generasi
muda dengan melibatkan kekuatan teknologi informasi serta media massa.
Diharapkan dengan gagasan baru dalam pendidikan politik ini, generasi muda
dapat memahami politik. Selain itu yang paling penting adalah pendidikan politik
melalui media film ini akan tepat sasaran juga menarik dan berkualitas bagi
generasi muda. Film pendek politik ini diharapkan akan mengurangi bahkan
menghilangkan sikap apatis pada generasi muda, meningkatkan partisipasi politik
9

generasi muda, dan menciptakan generasi muda yang peduli, cerdas, dan kritis
terhadap persoalan politik bangsa dan dapat menjadi negarawan yang ungul.

UCAPAN TERIMAKASIH
Kami ucapkan terima kasih kepada Wakil Rektor III UMJ, Bapak Irfan
Purnawan, Wakil Dekan III FISIP UMJ, Ibu Sa’diyah El-Adawiyah, Kaprodi Ilmu
Politik UMJ, Ibu Lusi Andriyani, dan para teman-teman kelompok yang telah
membantu dan membimbing kami dalam pembuatan artikel ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Gramedia: Jakarta.

Kantaprawira, Rusadi. 1983. Sstem Politik Indonesia: suatu model pengantar.


Sinar Baru.

file:///F:/Fakta%20Minat%20Baca%20di%20Indonesia%20_%20Sahabat
%20Guru%20Indonesia.htm

file:///F:/%C2%A0/Survei%20Persepsi%20Korupsi%202015%20-%20Publikasi
%20-%20Transparency%20International%20Indonesia.htm.

https://www.tempo.co/read/kolom/2016/10/28/2415/pemuda-indonesia-siap-
menatap-dunia
Lampiran 1
Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Cut Mutia Rahmani


2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Ilmu Politik
4 NIM 2014130015
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 23 Desember 1994
6 E-mail cutmutia1366@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 083872480913

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Kapuk 11 MTs. Daarul Falah MA Daarul Falah
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
No.
Seminar Ilmiah Tempat
1
2

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.

Jakarta, 12 Februari 2017


Pengusul,

Cut Mutia Rahmani


Biodata Anggota Pelaksana
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Yuniazma Zeliana


2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Ilmu Politik
4 NIM 2014130033
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sumbawa Besar, 19 Juni 1996
6 E-mail Linzeliana.lz@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 087863987070

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Lempeh SMP Negeri 1 SMA Negeri 2
Sumbawa Besar Labuhan Badas Sumbawa Besar
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-20111 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
No.
Seminar Ilmiah Tempat
1
2

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.

Jakarta, 12 Februari 2017


Pengusul,

Yuniazma Zeliana
Biodata Anggota Pelaksana
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Andrea Agung Laksono


2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Ilmu Politik
4 NIM 2014130005
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 16 Februari 1992
6 E-mail laksono_andrea@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 085772796200

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SD Negeri SMP Negeri 9 SMA Negeri 3
Nama Institusi
Serua 6 Tangerang Selatan Tangerang selatan
Jurusan IPS
Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
No.
Seminar Ilmiah Tempat
1
2

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
No.
Seminar Ilmiah Tempat
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.

Jakarta, 12 Februari 2017


Pengusul,

Andrea Agung Laksono


Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Lusi Andriyani, SIP., M.Si.
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Ilmu Politik
4 NIDN 0001027801
5 Tempat dan Tanggal Lahir Lamongan, 01 Februari 1978
6 E-mail lusi_to@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 081313188240

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Universitas Universitas
Nama Institusi Airlangga Airlangga
Surabaya Surabaya
Jurusan Politik Politik
Tahun Masuk-Lulus 1996-2000 2006-2008

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
No.
Seminar Ilmiah Tempat
2008, Universitas
Workshop Penyusunan Proposal Trik Menyusun
1 Muhammadiyah
PKM Proposal
Sidoarjo
30-31 Agustus
Workshop Penyusunan Proposal Trik Menyusun 2010, Universitas
2
PKM Proposal Muhammadiyah
Sidoarjo

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Model Pendidikan
1 HAKI 2015
Gender
2 HAKI Ormas dan Korupsi 2016

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.

Jakarta, 12 Februari 2017


Pendamping,

Lusi Andriyani, SIP., M.Si.


SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Cut Mutia Rahmani


NIM : 2014130015
Program Studi : Ilmu Politik
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) saya
dengan judul:
MEDIA FILM SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN POLITIK yang diusulkan
untuk tahun anggaran 2017 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Jakarta, 12 Februari 2017


Mengetahui,
Ketua Program Studi,

Lusi Andriyani, S.IP., M.Si.


NIP. 201148
Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:

- Nama : Cut Mutia Rahmani


- NIM : 2014130015

1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya
benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
- Tugas kelompok
- Media Film Sebagai Sarana Pembelajaran Politik
- 20017, Tangerang Selatan.

2) Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding


maupun jurnal sebelumnya.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 12 Februari 2017

Yang Membuat Pernyataan, Mengetahui/Menyetujui, cap


Ketua Prodi,

Cut Mutia Rahmani Lusi Andriyani, SIP., M.Si


NIM: 2014130015 NIP: 201148

Anda mungkin juga menyukai