JUDUL PROGRAM
PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI
LARVA LALAT HITAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM – MASYARAKAT
DIUSULKAN OLEH :
Lasmana Aji NIM: Angkatan: 2014
Erlina Irmaningtyas NIM: A0118030 Angkatan: 2018
Suci Ratnasari NIM: Angkatan: 2018
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup
masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman
karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis
bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan
penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang
besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya
volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang
tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam
pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh,
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1)
sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa
sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk
seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah
yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan,
seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat
kimia dan agen penyakit yang berbahaya.
Untuk mewujudkan kotra yang bersih dan hijau diperlukan pengolahan
sampah yang baik dan tidak menimbulkan masalah baru.
3
Generasi muda sebagai agent of change dan kontrol sosial adalah faktor
penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, diharapkan generasi muda
memiliki pemahaman yang cerdas, kritis, dan aktif dalam menangani setiap
permasalahan bangsa dan negara. Hal tersebut dapat dicapai melalui pendidikan
politik. Pendidikan politik dapat dilakukann melalui berbagai cara, diantaranya
melalui media audio visual atau film. Metode konvensional yang diterapkan saat
ini tidak begitu efektif. Media film dipilih agar transfer nilai-nilai politik kepada
pemuda dapat diterima dengan mudah dan tidak begitu monoton. Media film
lebih menarik dan mampu memberikan pemahaman secara cepat dan mendalam
mengenai keadaan bangsa. Sehingga dapat menarik minat dan partisipasi
masyarakat untuk memahami politik.
Kata kunci: Film, Politik, Film dan Politik, Media dan Politik
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi manusia, karena
pendidikan bertujuan untuk mendidik dan membangun agar manusia dapat
memiliki keterampilan dan kecerdasan. Pendidikan mendukung program
pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan juga berperan
dalam pembangunan bangsa. Salah satu cara untuk membangun bangsa adalah
dengan pendidikan politik. Menurut Rusadi Kantaprawira (2004:55), pendidikan
politik yaitu untuk meningkatkan pengetahuan rakyat agar mereka dapat
berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya. Pendidikan politik tidak
terbatas bag sebagian masyarakat. Namun, pendidikan poltik berlaku dan penting
bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk para generasi muda. Data demografi
Indonesia menunjukkan bahwa jumlah pemuda Indonesia yang berkisar usia 16-
30 tahun, berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan berjumlah 61,8 juta orang dengan presentasse 24,5% dari jumlah
penduduk Indonesia (BPS,2014). Dengan demikian peran civil society dalam
pembangunan Indonesia ditentukan oleh partisipasi politik pemuda. Tujuan
pendidikan politik bagi generasi muda dituangkan dalam Inpres No. 12 Tahun
1982 tentang Pendidikan Politik bagi Generasi Muda yang menyatakan bahwa:
“Tujuan pendidikan politik adalah memberikan pedoman kepada generasi muda
Indonesia guna meningkatkan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sedangkan tujuan pendidikan politik lainnya ialah menciptakan generasi muda
Indonesia yang sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 sebagai salah satu usaha untuk membangun manusia
Indonesia seutuhnya.”
Generasi muda merupakan agent of change. Maka, generasi muda harus
memiliki sikap peduli dan kritis terhadap kondisi yang ada. Pendidikan politik
adalah cara yang tepat untuk menumbuhkan sikap peduli dan kritis terhadap
persoalan politik bangsa pada generasi muda. Saat ini, generasi muda cenderung
bersikap apatis atau tidak peduli terhadap kondisi bangsa. Mereka lebih memilih
5
golput pada setiap pemilu, karena kinerja pemimpin berserta birokratnya sama
buruknya di setiap periode. Pemikiran inilah yang perlu dihilangkan dari generasi
muda. Generasi muda perlu diberikan pendidikan politik agar dapat kritis terhadap
persoalan politik bangsa. Namun, pendidikan politik yang selama ini dilakukan
tidak jauh dari metode membaca buku dan metode pembelajaran konvensional
(metode ceramah). Metode konvensional yang diterapkan saat ini dinilai terlalu
monoton, sehingga membuat pendidikan politik dianggap tidak menarik dan
cenderung membosankan bagi generasi muda yang pada umumnya kurang
berminat untuk membaca buku.
Menurut Rusadi Kantaprawira (2004:56) bentuk-bentuk pendidikan politik
dapat dilakukan melalui: Bahan bacaan seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain.
Bentuk publikasi massa yang biasa membentuk pendapat umum, siaran radio dan
televisi serta film (audio visual media), lembaga atau asosiasi dalam masyarakat
seperti masjid atau gereja tempat menyampaikan khotbah, dan juga lembaga
pendidikan formal ataupun iniformal. Dalam perkembangan metode pembelajaran
saat ini, metode belajar konvensional dan membaca buku dirasa kurang efektif,
maka perlu ada inovasi dalam metode pembelajaran. Salah satunya melalui media
audio visual atau film.
Film atau sering juga disebut movie merupakan salah satu jenis seni yang
dapat digunakan untuk media pembelajaran. Pendidikan melalui media film ini
dapat digunakan sebagai metode pembelajran dalam pendidikan politik. Apabila
dilihat dari kemajuannya, teknologi dan industri perfilman sangat berhasil
menarik minat generasi muda untuk menyaksikan film. Peluang tersebut dapat
kita manfaatkan untuk hal yang bersifat positif, misalnya pendidikan.
TUJUAN
Gagasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan kesadaran politik
bagi generasi muda melaui metode baru yang dapat diikuti oleh para kaula muda
dengan mudah dan menyenangkan. Selain itu, dengan metode ini diharapkan
mampu meningkatkan pastisipasi politik dan sikap kritis generasi muda serta
menjadikan negarawan yang unggul.
METODE
Penulisan artikel menggunakan metode library research yang
mengumpulkan data-data dari buku-buku, artikel-artikel dan internet. Kegiatan ini
dilakukan di Tangerang Selatan dengan melihat fenomena partisipasi politik yang
terjadi sumber di beberapa TPS dalam pelaksanaan Pilkada 2015. Pembuatan
artikel ini membutuhkan waktu selama satu minggu. Teknik analisa data yang
digunakan oleh penulis dalam peneltian ini adalah dengan menggunakan analisa
deskriptif dengan menggambarkan dan menjelaskan permasalahan dengan teks.
dalam acara KPU Goes to Campus sangat sedikit. Peserta sosialisasi acara
tersebut terdiri dari dosen, mahasiswa serta siswa SMA sekitar Tangerang Selatan.
Pendidikaan politik melalui sosialisasi (Sosialisasi pilkada serentak) dirasa
kurang efektif karena pendidikan politik yang diberikan hanya terfokus pada satu
aspek saja, dan metode ini kurang menarik generasi muda untuk memahami
politik secara mendalam. Pendidikan politik dengan metode partisipasi aktif
dinilai mampu meningkatkan partisipasi politik. Metode ini melibatkan generasi
muda pada pelaksaan kegiatan atau event politik seperti PILKADA. Generasi
muda dilibatkan langsung dalam proses pengawasan PILKADA. Relevansi
kondisi kekinian dengan gagasan-gagasan pendidikan politik melalui media film
sangat memungkinkan untuk diterapkan pada masa kini. Melihat bahwa film
merupkan hal yang menarik bagi generasi muda terbukti dengan banyaknya club
film yang bermunculan.
Gagasan media film sebagai sarana pembelajaran politik melibatkan aktor-
aktor berikut:
1. Dosen politik: Menerapkan metode pembelajaran pendidikan politik
melalui media audio visual dalam kegiatan belajar mengajar di kampus.
Selain itu, sebagai konsultan dalam pembuatan film pendek.
2. Tokoh sejarawan: Sebagai konsultan dalam pembuatan film untuk
dijadikan narasumber ide cerita.
3. Pengamat politik: Sebagai konsultan dalam pembuatan ide cerita mengenai
realitas perpolitikan saat ini.
4. Production House (Rumah produksi): Sebagai tim untuk membuat film
mulai dari proses pengambilan gambar sampai dengan produksi film.
5. Media massa: Melibatkan peran media massa yang sangat besar dan kuat
dalam proses penayangan film pendek.
ini, penggagas akan konsultasi kembali dengan dosen politik, tokoh sejarawan,
dan pengamat politik. Agar melahirkan alur cerita yang baik dan menarik.
• Mencari tim produksi: Secara garis besar beberapa posisi yang dibutuhkan
adalah produser (promotor yang pertama kali), penulis skenario, sutradara,
cameramen, pemain, tim property dan editor. Dalam tahap ini, penggagas akan
bekerjasama dengan Production House untuk membantu dalam proses pembuatan
film mulai dari pra produksi sampai pasca produksi. Termasuk didalamnya
menetukan pemeran, menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan
film, juga menentukan latar tempat.
b) Tahap Produksi
Pada tahap ini, akan dilakukan pengambilan gambar (shooting). Segala sesuatu
yang telah dipersiapkan pada tahap pra produksi direalisasikan di tahap ini.
c) Tahap Pasca Produksi
Pada tahap ini ada beberapa proses yang harus dilakukan, yaitu:
1. Capturing: Merekam / memindah dari hasil syuting pada pita kaset / media
kamera lain ke dalam hardisk computer untuk di editing.
2. Editing: Mengurutkan video audio yang telah direkam selama proses
produksi berdasarkan dengan skenario.
3. Distribusi: Pada proses distribusi, penggagas melibatkan media massa.
Media massa berfungsi sebagai alat pendistribusian informasi paling efektif.
Dengan menggunakan media massa, film dapat ditayangkan.
KESIMPULAN
Pendidikan politik penting adanya untuk mendukung program
pembangunan bangsa. Pendidikan politik tidak hanya ditujukan kepada sebagian
masyarakat atau mahasiswa Ilmu Politik. Namun seluruh masyarakat harus
berpendidikan politik. Terlebih kepada generasi muda sebagai agent of change
dan fungsinya sebagai social control yang menjaga stabilitas politik bangsa.
Kondisi generasi muda yang apatis terhadap persoalan politik bangsa
mencerminkan tidak berhasilnya pencapaian tujuan pendidikan politik. Hal ini
disebabkan oleh metode pembelajaran politik yang cenderung lebih sering
menggunakan buku dan metode belajar konvensional. Hal ini tidak menarik minat
generasi muda untuk mempelajari politik. Hal ini dibuktikan dengan data survey
yang menyatakan bahwa rendahnya minat baca generasi muda Indonesia. Maka
dari itu, penulis berusaha menjadikan pendidikan politik menarik bagi generasi
muda dengan melibatkan kekuatan teknologi informasi serta media massa.
Diharapkan dengan gagasan baru dalam pendidikan politik ini, generasi muda
dapat memahami politik. Selain itu yang paling penting adalah pendidikan politik
melalui media film ini akan tepat sasaran juga menarik dan berkualitas bagi
generasi muda. Film pendek politik ini diharapkan akan mengurangi bahkan
menghilangkan sikap apatis pada generasi muda, meningkatkan partisipasi politik
9
generasi muda, dan menciptakan generasi muda yang peduli, cerdas, dan kritis
terhadap persoalan politik bangsa dan dapat menjadi negarawan yang ungul.
UCAPAN TERIMAKASIH
Kami ucapkan terima kasih kepada Wakil Rektor III UMJ, Bapak Irfan
Purnawan, Wakil Dekan III FISIP UMJ, Ibu Sa’diyah El-Adawiyah, Kaprodi Ilmu
Politik UMJ, Ibu Lusi Andriyani, dan para teman-teman kelompok yang telah
membantu dan membimbing kami dalam pembuatan artikel ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Gramedia: Jakarta.
file:///F:/Fakta%20Minat%20Baca%20di%20Indonesia%20_%20Sahabat
%20Guru%20Indonesia.htm
file:///F:/%C2%A0/Survei%20Persepsi%20Korupsi%202015%20-%20Publikasi
%20-%20Transparency%20International%20Indonesia.htm.
https://www.tempo.co/read/kolom/2016/10/28/2415/pemuda-indonesia-siap-
menatap-dunia
Lampiran 1
Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Kapuk 11 MTs. Daarul Falah MA Daarul Falah
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Lempeh SMP Negeri 1 SMA Negeri 2
Sumbawa Besar Labuhan Badas Sumbawa Besar
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-20111 2011-2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.
Yuniazma Zeliana
Biodata Anggota Pelaksana
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SD Negeri SMP Negeri 9 SMA Negeri 3
Nama Institusi
Serua 6 Tangerang Selatan Tangerang selatan
Jurusan IPS
Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Universitas Universitas
Nama Institusi Airlangga Airlangga
Surabaya Surabaya
Jurusan Politik Politik
Tahun Masuk-Lulus 1996-2000 2006-2008
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) saya
dengan judul:
MEDIA FILM SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN POLITIK yang diusulkan
untuk tahun anggaran 2017 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga atau sumber dana lain.
1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya
benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
- Tugas kelompok
- Media Film Sebagai Sarana Pembelajaran Politik
- 20017, Tangerang Selatan.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.