Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi atau genetalia baik pria ataupun wanita terdiri dari 2 bagian, yaitu
genetalia interna dan genetalia eksterna.
Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki terdiri dari sejumlah organ seks
yang merupakan bagian dari proses reproduksi manusia. Pada laki-laki, organ-organ reproduksi
ini terletak di luar tubuh manusia, sekitar panggul wilayah.
Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis yang memproduksi air mani dan sperma,
yang sebagai bagian dari hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan ovum
dibuahi ( zigot ) secara bertahap berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir sebagai anak.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotr
opin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus
reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakan organ reproduksi wanita?
2. Bagaimanakah organ reproduksi pria?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan organ reproduksi wanita.
2. Menjelaskan organ reproduksi pria.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Reproduksi Wanita


Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.
Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus,
kelahiran.

Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon


gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis–adrenal–
ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh
siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

1. Genitalia Eksterna

a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis,
labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-
kelenjar pada dinding vagina.
b. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung
pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri
berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada
commisura posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis
pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf,
sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal
dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus
vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet
dan vagina terdapat fossa navicularis.
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa
yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit,
bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek
dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae).
Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita
pernah melahirkan/ para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total
lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix,
dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri.
Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa
berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk
kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding
vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar
jalan lahir dan mencegah ruptur.

2. Genitalia Interna

a. Uterus (rahim)

Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama
kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat
persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi
dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri. Dinding rahim terdiri
dari 3 lapisan yaitu :
- Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
- Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
- Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.
Fungsi utama uterus :
1) Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan pelepasan
dari endometrium
2) Tempat janin tumbuh dan berkembang
3) Tempat melekatnya plasenta
4) Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan
kembalinya uterus pada saat involusi.

1) Serviks uteri (mulut rahim)

Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam
vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat
(kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis
uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel
skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum).

Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah


pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks
mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan
lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan
berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi
siklus haid.

2) Corpus uteri (batang/badan rahim)

Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum
uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari
luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan
endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat
pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke
anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.

Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan
dan perkembangan wanita.

3) Ligamenta penyangga uterus

Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum


ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum
vesicouterina, ligamentum rectouterina.

a) Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul, seolah-
olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan
yang longgar disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh limpa dan
ureter.
b) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini melelui
kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan jaringan
ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil mengalami
hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
c) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan uterus pada
dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.
d) Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini
membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke kanan
ke kiri) dan mencegah prolap.
e) Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
f) Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing
4) Vaskularisasi uterus

Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang
aorta abdominalis.
a) Arteri uterina
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-kira
setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan
anastomose dengan arteria ovarica.
b) Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvicum dan memberi
darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya
hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi melalui vena
renalis sinistra.
b. Salping / Tuba Falopii

Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.

Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa
dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars
infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-
beda pada setiap bagiannya.
1) Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer
gamet.
2) Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil
ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
4) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

c. Ovarium

Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri
dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel
menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks),
ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka
interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars
infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang
dilepaskan pada saat ovulasi.

Fungsi ovarium adalah :


1. Mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron
2. Mengeluarkan telur setiap bulan
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum
dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap
arteri renalis.

d. Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara
kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang 9-
11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan
ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri dari 3
lapisan yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat.
Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri,
forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah vagina
diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria
pudendus interna. Fungsi penting vagina adalah :
- Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
- Alat untuk bersenggama
- Jalan lahir pada waktu bersalin

B. Sistem Reproduksi Pria


Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada
pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.

1. Organ Reproduksi Dalam

Organ reproduksi dalam pria terdiri dari:

a. Testis

Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis
berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan.
Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci
sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Fungsi testis, terdiri dari :
1) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
2) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang
memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari
peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya
genitalia interna pria.
1) Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah
dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
2) Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. epitelium
germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia)
yang kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang menompang dan memberi nutrisi sperma
yang sedang berkembang : dan sel-sel interstisial (leydig), yang memiliki fungsi endokrin.
b. Saluran Pengeluaran

Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi dan uretra.

1) Epididimis

Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis.
Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas
deferens.

2) Vas Deferens

Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45 cm dan
dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek posterior testis.

Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica
menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen menuju ke duktus vesikula
seminalis.. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam
kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis
menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).

3) Saluran Ejakulasi

Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen


dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.

4) Uretra

Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi
sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari
kantung kemih.

c. Kelenjar Asesoris

Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin
yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin
yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.

1) Vesikula seminalis

Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk
yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan
yang merupakan sumber makanan bagi sperma.

2) Kelenjar prostat

prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur ini
mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat secara
histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi
urethra dan memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media
dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian anterior sebagian besar terdiri dari jaringan
fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat , prostat disebitar urethra dan
vesicula seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume
total cairan semen.

Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih.
Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang
berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis
yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan
vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm.
fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
3) Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung
menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

2. Organ Reproduksi Luar

Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.

a. Penis

Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan
spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu
rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang
membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya
banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.

1) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium ( kulup ) adalah
lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat melalui
sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.

2) Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus kavernosum
spongiosum vebtral di sekitar uretra.

a) Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai
oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang
disebut tunika albuginea
b) Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea.
3) Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpuskavernosum dibawah
pengendalian SSO.

b. Skrotum

Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus
dan menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.

1) Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum internal.
2) Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk
kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.
Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus,
kelahiran.

Anatomi Saluran Reproduksi pada pria, terdiri dari:

1. Struktur luar

a. Penis

o Akar (menempel pada didnding perut)


o Badan (merupakan bagian tengah dari penis)

o Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).

o Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih)

o Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)

b. Skrotum

c. Testis

2. Struktur dalamnya

a. Vas deferens.

b. Kelenjar Prostat .

c. Vesikula seminalis.

d. Epididimis

e. Funikulus Spermatikus

f. Uretra

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC.

Jarvis, Sarrah. 2011. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Jakarta: Erlangga.

Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga.

Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC

Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.

Syaifuddin,1997, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat.jakarta:EGC.

Dewi, Rosana & dkk, 2003,biologi 2B, Klaten: Intan pariwara.


BAB II
PEMBAHASAN

A. ORGAN REPRODUKSI PRIA


1. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA EKSTERNA PADA ORGAN REPRODUKSI
PRIA

a. Penis
Penis terdiri dari 3 bagian akar, badan dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat keluar urine dan
semen serta sebagai organ korpulasi. Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali di dekat akar
organ. Prepusium (kulup) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans
penis kecuali diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.Badan
penis dibentuk dari tiga massa jaringan erektil silindris, dua korpus kavernosum dan satu korpus
spongiosum ventral di sekitar uretra.
Jaringan erektil adalah jaring-jaring ruang darah irregular (venosa sinusoid) yang diperdarahi
oleh arteriol aferen dan kapiler, didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang
disebut tunika albugenia.Korpus kavernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat yang disebut
tunika albugenia.

b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia dan otot polos yang membungkus
dan menopang testis di luar tubuh pada suhu optimum untuk prosuksi spermatozoa.Dua kantong
scrotal, setiap scrotal berisi satu testis tunggal, dipisahkan oleh septum internal.Otot Dartos
adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit
scrotal sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.

2. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA INTERNA PADA ORGAN REPRODUKSI PRIA

a. Testis
Adalah organ lunak, berbetnuk oval, dengan panjang 4 – 5 cm (1,5 – 2 inci) dan
berdiameter 2,5 cm (1 inci).Tunika albugenia adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus
testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.Tubulus
seminiferus , tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. Epithelium
germinal khusus melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang
kemudian mengandung sperma ; sel sertoli yang menopang dan memberi nutrisi speerma yang
sedang berkembang dan sel-sel interstisial (leydig) yang memiliki fungsi endokrin.

b. Epididimis
Adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4–6 M) yang terletak di
sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini memerima sperma dari duktus eferen.
Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai 6 minggu. Selama 6
minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, matur sempurna dan mampu melakukan fertilisasi.
Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal berkontraksi untuk
mendorong sperma kedalam duktus deferen.

c. Duktus Deferen
Adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus terletak dalam korda
spermatic yang juga mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik, saraf SSO, otot-otot
kremaster dan jaringan ikat. Masing duktus deferen meninggalkan skrotum , menanjak menuju
dinding abdominal kanal inguinal. Duktus ini mengalir di balik kandung kemih bagian bawah
untuk bergabung dengan duktus ejaculator.

d. Duktus Ejakulator
Pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) di bagian ujung dektus
deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejaculator panjangnya mencapai sekitar
2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung
kemih.

e. Uretra
Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari tiga bagian :
1. Uretra prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung kemih, menembus prostat dan
menerima sekresi kelenjar tersebut.
2. Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 – 2 cm. bagian ini dikelilingi sfingter uretra
eksternal.
3. Uretra penis (cavernous, berspons) dikelilingi oleh jaringan erektil berspons (kospus
spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis sebelum berakhir pada mulut
uretra eksternal dalam glans penis.

f. Vesika Seminalis
Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang bermuara
ke dalam duktus ejaculator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa,
berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi sperma. Setengah lebih sekresi vesikel
seminalis adalah semen (cairan sperma yang meninggalkan tubuh).

g. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi prostat
bermuara ke dalam uretra prostatik setelah melalui 15 sampai 30 duktus prostatik.
Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas vagina selama
senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan optimum pada pH 6,0 – 6,5. Kelenjar
prostat membesar pada saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya pada laki-laki yang berusia
20-an. Pada banyak laki-laki, ukurannya terus bertambah seiring pertambahan usia. Saat berusia
70 tahun, dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pembesaran prostat yang mengganggu
perkemihan.

h. Kelenjar Bulbouretral
Sepasang kelenjar bulbouretral (Cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang mengandung
mucus ke dalam uretral penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan pada semen.
3. SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis adalah proses pembentukan atau pemasakan spermatozoa. Proses


pembentukan spermatozoa ( sel kelamin jantan ) berlangsung didalam testis yang terdapat
didalam skrotum ( kantong pelir ). Didalam testis terdapat banyak saluran seminiferus ( tubulus
seminiferus ) yang berdinding jaringan epitelium dan jaringan ikat. Pada jaringan epitelium
terdapat sel induk spermatozoa (spermatogenium) dan sel sertoli yang berfungsi member
makanan spermatozoa. Pada jaringan ikat terdapat sel leydig yang berfungsi dalam proses
spermatogenesis membentuk testosteron.
Spermatogenesis bermula dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding tubulus
seminiferus. Setiap spermatogenia yang mengandung 23 pasang kromosom, melakukan
pembelahan mitosis membentuk spermatosit primer yang juga mengandung 23 pasang
kromosom. Spermatosit primer melakukan pembelahan miosis pertama membentuk 2 (dua)
spermatosit sekunder yang haploid. Tiap spermatosit sekunder membelah secara meosis (
meosis kedua ) menghasilkan 2(dua) spermatid yang haploid. Sperma yang telah masak akan
menuju epididimis. Keempat spermatid berkembang menjadi sperma masak yang bersifat
haploid. Setiap proses spermatogenesis memerlukan waktu 65-75 hari.
Pada orang dewasa normal setiap 1 ml semen ( air mani ) mengadung lebih kurang 20
juta spermatozoa. Sperma yang matang mempunyai tiga bagian, yaitu bagian kepala(head),
bagian tengah (mid piece ), dan bagian ekor ( tail ).
1. Bagian kepala ( head )
Bagian kepala mengandung inti sel ( nukleus ) yang haploid dan bagian ujungnya mengandung
akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan membantu menembus
lapisan yang melindungi sel telur.
2. Bagian tengah ( mid piece )
Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam pembentukan energi yang
digunakan untuk pergerakan ekor sperma.
3. Bagian ekor ( tail )
Bagian ekor sebagai alat gerak sperma agar dapat sampai ke ovum.
4. AKTIFITAS SEKSUAL PRIA

Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar melalui saraf
pudendu. Melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis membantu rangsangan aksi seksual yang
berasal dari dalam. Akibat dari dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan mukosa
uretra. unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya kemampuan seseorang
untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan atau berkhayal menyebabkan terjadinya
aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran sperma pada saat bermimpi
terutama usia remaja. Aksi seksual pada medulla spinalis, fungsi otak tidak terlalu penting,
karena rangsangan genital menyebabkan ejakulasi yang dihasilkan dari mekanisme refleks yang
sudah terintegrasi pada medulla spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis
dan seksual yang nyata dan banyak kombinasi dari keduanya.

5. PENGATURAN FUNGSI SEKSUAL PRIA

Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon seperti : testosterone, LH,


FSH, estrogen dan hormon pertumbuhan.
Pelepasan hormon gonadotropin ( GnRH ) oleh hippotalamus merangsang kelenjar
hipofisis anterior untuk meyekresi LH, hormon, perangsang LH dan FSH. Hipotalamus
melepaskan GnRH yang diangkut ke kelenjar hipotalamus anterior dalam merangsang pelepasan
LH dan FSH darah porta. Perangsangan hormon ini ditentukan oleh frekuensi dari siklus sekresi
dan jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasn GnRH dan
sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respon perubahan jangka panjang GnRH.

Hormon reprodusi laki-laki


Kelenjar Endokrin dan
Hormon-hormon yang Jaringan tujuan Fungsi
dihasilkan
a. Hipotalamus
- Hormon Gonadotropin Hipofisis anterior Merangsang pengeluaran FSH dan LH dan hormon
tumbuh ( Growth hormone )
b. Hipofisis anterior
- FSH Testis Merangsang sel-sel sertoli pada tubulus seminiferus
pada testis untuk mngubah sel-sel spermatid menjadi
sperma ( proses spermatogenesis ).

Testis Merangsang sel-sel leydig untuk menghasilkan


- LH
testosterone.

Testis Memacu agar memulai pembelahan spermatogenia.


- Hormon tumbuh

c. Testis
- Hormon Testosteron Seluruh tubuh Pada janin merangsang perkembangan organ seks
primer.
Masa pubertas memengaruhi pertumbuhan alat
reproduksi dan cirri-ciri kelamin sekunder ( suara,
kejantanan, pertumbuhan rambut, dan kematangan
seksual )
Dewasa berperan dalam memelihara ciri-ciri kelamin
sekunder dan mendorong spermatogenesis.

B . ORGAN REPRODUKSI WANITA


1. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA EKSTERNA PADA ORGAN REPRODUKSI
WANITA

a. Mons Pubis
Adalah bantalan jaringan lemak dan kulit yang terletak di atas simfisis pubis. Bagian ini
tertutup rambut pubis setelah pubertas.

b. Labia Mayora
Adalah dua lipatan kulit longitudinal yang merentang ke bawah dari mons pubis dan
menyatu di sisi posterior perineum, yaitu kulit antara pertemuan dua lipatan ini dan anus. Labia
mayora homolog (serupa dalam struktur dan asalnya) dengan skrotum pada laki-laki.

c. Labia Minora
Adalah dua lipatan kulit di antara labia mayora. Lipatan ini tidak berambut, tetapi
mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat.Prepusium klitoris adalah
pertemuan lipatan-lipatan labia minora di bawah klitoris. Frenulum adalah area lipatan di bawah
klitoris.

d. Klitoris
Homolog dengan penis pada laki-laki, tetapi lebih kecil dan tidak memiliki mulut
uretra.Klitoris terdiri dari dua krura (akar), satu batang dan satu glans klitoris bundar yang
banyak mengandung ujung saraf dan sangat sensitive.Batang klitoris mengandung dua korpora
kavernosum yang tersusun dari jaringan erektil. Saat menggembung dengan darah selama
eksitasi seksual, bagian ini bertanggung jawab untuk ereksi klitoris.

e. Vestibula
Adalah area yang dikelilingi labia minora. Vestibula menutupi mulut uretra, mulut vagina
dan duktus kelenjar bartolini (vestibular besar).Kelenjar bartolini homolog dengan kelenjar
bulbouretral pada laki-laki. Kelenjar ini memproduksi beberapa tetes sekresi mucus untuk
membantu melumasi orifisium vaginal saat eksitasi seksual.Bulba vestibular adalah massa
jaringan erektil dalam di substansi jaringan labial. Bagian ini sebanding dengan korpora
spongiosum penis.

f. Himen ( Selaput dara )


Himen Adalah selaput tipis selaput lendir yang menutupi sebagian lubang vagina. Selaput
dara mempunyai lubang yang berlainan besarnya pada setiap perempuan. Pada perempuang yang
masih perawan selput dara itu jelas kelihatan.Pada orang yang telah bersetubh dan lebih lebih
pada orang yang telah melahirkan selaput dara itu, telah putus-putus, sehingga kesudahannya
hamper tidak kelihatan lagi ada kalanya pada orang perawan selaput itu tertutup betul sehingga
bisa memisahkan pada waktu haid.

g. Mulut Vagina
Terletak di bawah orifisium uretra. Hymen (selaput dara), suatu membran yang bentuk
dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina.

2. ANATOMI DAN FISIOLOGI GENETALIA INTERNA PADA ORGAN REPRODUKSI


WANITA

a. Ovarium
Panjang 3 – 5 cm, lebar 2 – 3 cm, dan tebal 1 cm. berbentuk seperti kacang kenari.Masing-
masing ovarium terletak pada dinding samping rongga pelvis posterior dalam sebuah ceruk
dangkal, yaitu fosa ovarian dan ditahan dalam posisi tersebut oleh mesenterium pelvis (lipatan
peritoneum antara peritoneum viseral dan peritoneum parietal). Ovarium adalah satu-satunya
organ dalam rongga pelvis yang retroperitoneal (terletak di belakang peritoneum).
Ovarium dilapisi epithelium germinal (permukaan). Jaringan ikat ovarium disebut stroma
dan tersusun dari korteks pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Medulla ovarium
adalah area terdalam. Medulla mengandung pembuluh darah dan limfatik , serabut saraf, sel otot
polos, dan sel-sel jaringan ikat.
Korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat. Korteks mengandung folikel ovarian, yaitu
unit fungsionalpada ovarium.
b. Tuba Fallopi ( Oviduk )
Dua tuba uterine / tuba fallopi menerima dan mentransport oosit ke uterus setelah
ovulasi.Setiap tuba uterin, dengan panjang 10 cm dan diameter 0,7 cm, ditopang oleh ligament
besar uterus. Salah satu ujungnya melekat pada uterus dan ujung lainnya membuka ke dalam
rongga pelvis.Infundibulum adalah ujung terbuka menyerupai corong (ostium) pada tuba
uterin. Bagian ini memiliki prosesus motil menyerupai jaring (fimbrae) yang merentang di atas
permukaan ovarium untuk membantu menyapu oosit terovulasi ke dalam tuba.Ampula adalah
bagian tengah segmen tuba.Ismus adalah segmen terdekat dari uterus.Dinding tuba uterin terdiri
dari serabut otot polos, jaringan ikat dan sebuah lapisan epitel bersilia yang sirkular, tersusun
secara longitudinal.Fertilisasi biasanya terjadi di 1/3 bagian atas tuba fallopi.

c. Uterus
Merupakan organ tunggal muscular dan berongga. Uterus berbentuk seperti buah pear
terbalik dan dalam keadaan tidak hamil memiliki panjang 7 cm, lebar 5 cm dan diameter 2,3 cm (
3 inci X 2 inci X 1 inci). Organ ini terletak di dalam rongga pelvis di antara rectum dan kandung
kemih.Uterus pada dasarnya ditopang oleh lipatan peritoneal, ligament besar yang melekatkan
uterus pada dinding pelvis.
Dinding uterus terdiri dari bagian terluar serosa (perimetrium); bagian tengah miometrium
(lapisan otot polos) dan bagian terdalam lapisan endometrium. Endometrium menjalani
perubahan siklus selama menstruasi dan membentuk lokasi omplantasi untuk ovum yang
dibuahi. Endometrium tersusun oleh dua lapisan :
 Lapisan superficial (stratum fungsionalis) endometrium berukuran lebih tebal. Lapisan ini
mengandung kelenjar yang merespons hormon steroid dan biasanya hampir secara keseluruhan
runtuh saat menstruasi.
 Lapisan basal (stratum basalis) tidak berubah selama siklus berlangsung.

Fundus uterus adalah bagian bundar yang letaknya superior terhadap mulut tuba uterin.
Badan uterus adalah bagian luas berdinding tebal yang membungkus rongga uterus.Serviks
adalah bagian leher bawah uterus yang terkonstriksi. Os eksternal adalah mulut serviks ke dalam
vagina; os internal adalah mulut uterus dalam rongga uterus. Kanal endoservikal melapisi jalur di
antara dua mulut.
Portio vaginalis adalah bagian serviks yang menonjol ke dalam ujung bagian atas vagina.
Resesus sirkular yang terbentuk pada area pertemuan adalah forniks anterior, posterior dan
lateral (forniks singular).

d. Vagina
Adalah tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini merupakan jalan lahir bayi
dan aliran menstrual, fungsinya adalah organ kopulasi perempuan.Vagina panjangnya sekitar 8 –
10 cm. organ ini menghadap uterus pada sudut sekitar 45 dari vestibula genitalia eksternal dan
terletak antara kandung kemih dan uretra di sisi anterior dan rectum di sisi posterior.Dinding
vagina tersusun dari atventisia terluar , satu lapisan otot polos dan epithelium skuamosa
bertingkat nonkeratinisasi yang dikenal sebagai lapisan vaginal. Sel-sel pada lapisan vaginal
memiliki reseptor yang terikat pada membran untuk estrogen.Sebelum pubertas dan setelah
menopause , jika konsentrasi estrogen darah rendah, lapisan vagina menjadi tipis dan hampir
seluruhnya terdiri dari sel-sel basal.Vagina dilembabkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal
dari kapilar pada dinding vaginal dan sekresi dari kelenjar-kelenjar serviks. pH cairan vaginal
tergantung pada kadar estrogen.

e. Perineum
Pada laki-laki atau perempuan adalah area berbentuk seperti iritan yang terbentang dari
simfisis pubis di sisi anterior sampai ke koksiks di sisi posterior dan ke tuberositas iskial di sisi
lateral.

3. OOGENESIS
Proses pembentukan gamet betina ( sel telur ) pada wanita disebut oogeniesis dan terjadi
di ovarium.
Pada masa Fetus, ovarium mengandung sel pemula atau oogonium sejak bayi
lahir oogonium berkembang menjadi oosit primer hingga pubertas, melalui fase profase pada
pembelahan meiosis.
Pada masa pubertas, dibawah pengaruh FSH ( folikel stimulating hormone ) oosit
primer membelah secara meiosis menghasilkan dua sel yang berukuran besar dan kecil. Sel yang
lebih kecil disebut badan polar dan sel yang besar disebut oosit sekunder.
Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Folikel-folikel ini dibawah pengaruh FSH
membelah berkali-kali dan membentuk folikel graaf ( folikel yang sudah masak ) yang
diantaranya mempunyai rongga. Sel-sel folikel ini kemudian memproduksi estrogen yang
merangsang hipofisis untuk menyekresikan LH ( luteinizing hormone ) yang berfungsi
mendorong ovulasi ( pelepasan sel telur ) bila pada saat ovulasi terjadi pembuahan maka oosit
sekunder meneruskan pembelahan menjadi ootid ( haploid ) dan polar kedua. Ootid
berdiferensiasi menjadi ovum. Jadi, dalam oogenesis ini dihasilkan oosit sekunder yang akan
dibuahi sperma, dan setelah pembuahan, oosit sekunder membelah lagi secara meiosis hingga
dihasilkan ovum.

4. SIKLUS MENSTRUASI PADA WANITA


Siklus menstruasi berkaitan dengan pelepasan sel telur ( ovulasi ) dan terjadi pad hari
ke-28 dari siklus. Setiap orang mempunyai siklus yang beraneka, dengan periode antara 21 hari (
3 minggu ) sampai 30 hari. Menstruasi atau haid dialami oleh wanita normal, sehat, sejak akil
balig. Kira-kira sejak usia 11 tahun atau 13 tahun. Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari
empat fase sebagai berikut :

1. Fase Proliferasi
Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen sehingga disebut juga fase estrogenic. Fase
ini dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid.
Setiap bulan setelah haid terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer karena
hormon FSH. Pada masa ini sel oogenium membelah secara meiosis dan menghasilkan satu sel
telur haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel graaf yang masak, folikel menghasilkan
hormone estrogen yang merangsang sekresi LH. Fase ini disebut fase folikel.
Estrogen berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus ( endometrium ) yang terkelupas
saat menstruasi sehingga endometrium ( dinding rahim ) menebal hingga 5-7 cm. selain itui,
estrogen juga berfungsi untuk menghambat pembentukan FSH dan memacu pengeluaran LH
yang dikeluarkan oleh lobus anteriorhipofisis. Estrogen juga memengaruhi kelenjar serviks yang
menghasilkan cairan encer.
2. Fase Sekresi
Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28 dari siklus. Folikel graaf yang pecah
pada saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH
menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum ( badan kuning ) untuk
menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempersiapkan endometrium menerima
embrio. Pada saat endometrium menjadi tebal dan lembut, serta dilengkapi banyak pembuluh
darah. Periode ini disebut fase luteal. Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi
sehingga progesteron dan estrogen menurun bahkan sampai hilang.
3. Fase Menstruasi
Karena estrogen dan progesteron berhenti dikeluarkan maka endometrium mengalami
degenerasi. Darah, mucus dan sel-sel epitel dikeluarkan sebagai darah haid dari rongga uterus ke
vagina. Tahap ini berlangsung pada hari ke-1 hingga ke-4 dari siklus.

4. Fase Reparasi
Terjadi penyembuhan luka akibat pecahnya pembuluh darah. Luka itu tertutup epitel
kembali. Fase ini terjadi pada hari ke-4 hingga ke-6 dari siklus. Siklus menstruasi akan terhenti
jika terjadi kehamilan.

Hormon reproduksi wanita


Kelenjar Endokrin dan
Hormon-hormon yang Jaringan tujuan Fungsi
dihasilkan
d. Hipotalamus
- Hormon Gonadotropin Hipofisis anterior Merangsang pengeluaran FSH dan LH

e. Hipofisi anterior
- FSH Ovarium Merangsang perkembangan folikel dan
bersama LH. Merangsang sekresi, estrogen
dan ovulasi.

Ovarium Merangsang ovulasi dan perkembangan


- LH
korpus luteum.

Ovarium Memengaruhi kontraksi otot rahim dan


- Hormon oksitosin
memengaruhi kelancaran air susu.
Merangsang produksi air susu.
- Hormon Ptolaktin Payudara

f. Ovarium
- Hormon Estrogen Seluruh tubuh Pertumbuhan organ kelamin dan pubertas,
serta perkembangan ciri-ciri kelamin
sekunder.

Alat reproduksi Pendewasaan, persiapan bulanan


- Hormon Progesteron
endometrium dalam kehamilan.

Uterus Menyempurnakan penyiapan endometrium


dalam kehamilan.
Merangsang produksi air susu.
Payudara

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, maka kami dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Organ reproduksi pria terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian eksterna dan bagian interna.
Bagian eksterna terdiri dari penis yang merupakan organ yang banyak mengandung darah dan
skrotum yang merupakan organ yang membungkus dan menopang testis diluar tubuh. Sedangkan
bagian interna terdiri dari testis, epididimis, duktus deferens, duktus ejakulator, uretra, vesika
seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretral.
2. Organ reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian eksterna dan bagian interna.
Bagian eksterna terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibula, himen
dan mulut vagina. Sedangkan pada bagian interna terdiri dari ovarium, tuba fallopi ( oviduk ),
uterus, vagina dan pireneum.
3. Spermatogenesis adalah proses pembentukan atau pematangan spermatozoa yang terjadi didalam
testis serta melibatkan pembelahan sel secara mitosis dan meiosis.
4. Oogenesis adalah proses pembentukan ovum ( sel telur ) yang terjadi didalam ovarium. Hasil
dari oogenesis yaitu ovum dan tiga badan polar.

B. SARAN

- Diharapkan setiap perawat dapat mengenal dan memahami secara utuh tentang anatomi dan
fisiologi system reproduksi dan menerapkannya dalm pemberian pelayanan terhadap pasien
- Mengetahui dam memahami secara rinci tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada
pria dan wanita.

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin,1997, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat.jakarta:EGC


Dewi, Rosana & dkk, 2003,biologi 2B, Klaten: Intan pariwara.

Anda mungkin juga menyukai