Anda di halaman 1dari 3

Faculty of Nursing and Allied Health Sciences

Universitas Pelita Harapan (UPH)


Resume Keperawatan Anak
Tanggal pengkajian : 17/06/2019
Nama mahasiswa : Olga Novtalia Kartikasari
NIM : 01503180230
Inisial klien : An. E
Tanggal lahir : 09 Maret 2019 (1 tahun 3 bulan)
Nama ayah/ibu : Tn. R/ Ny. N
Alamat : Jl. Jayapura No. 4 RT 001/RW 004, Cimone Mas Permai 2, Kel. Cimone, Kec.
Karawaci, Kota Tangerang
Diagnosa : Obs. Seizure ec. Susp. Epilepsi dd/ KDK

Data Fokus Pengkajian :


Pasien datang ke IGD dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan demam ±1 hari sebelum masuk Rumah Sakit
dengan suhu 40˚C, pasien mengalami kejang >5x, saat kejang berlangsung anak membiru, dan hidung
tersumbat karena pilek sejak ±1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Anak menangis setelah kejang
berlangsung.
Hasil TTV : N: 140x/menit, P: 25x/menit, SpO2: 99%, S: 38,5 ˚C
Obat-obatan yang diberikan :
Nama obat Cara pemberian Dosis Frekuensi
Paracetamol syrup PO 1ml PRN
Fenitoin IV 30mg BD
Diazepam IV 1mg Bila kejang

Hasil laboratorium (17/06/2019) :


Hasil lab. abnormal Nilai normal
Hematocrit 34,40
WBC 4,70
ESR 45

Analisa Data :
Data Subjektif Data Objektif Masalah Keperawatan
- Ibu pasien mengatakan anaknya - Pasien pucat Hipertermia
demam sejak 1 hari sebelum - Mata anemis
masuk ke rumah sakit, suhunya - Badan teraba
saat itu 40˚C panas
- Ibu pasien mengatakan saat - Hasil TTV : N:
demam sudah diberikan 140x/menit, P:
paracetamol syrup namun demam 25x/menit,
tidak teratasi SpO2: 99%, S:
- Orang tua pasien mengatakan 38,5 ˚C
anaknya sempat kejang 5x
sebelum di bawa ke rumah sakit
dan membiru saat kejang
berlangsung
- Orang tua pasien menanyakan apa - Orang tua pasien Defisit pengetahuan
yang sebenarnya terjadi dengan banyak bertanya
anaknya mengenai
- Orang tua pasien mengatakan kondisi anaknya
hanya memegang tangan anaknya
saat anaknya kejang
- Orang tua pasien mengatakan
belum pernah melihat kejadian
kejang sebelumnya
Diagnosa keperawatan :
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolik
2. Defisit pengetahuan keluarga tentang epilepsi
Intervensi:
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
Hipertermia Setelah diberikan perawatan Mandiri :
berhubungan selama 3x24 jam diharapkan - Mengoservasi suhu setiap 4 jam sekali dan
dengan suhu tubuh pasien dalam batas tanda-tanda epilepsi
peningkatan normal (36,5˚C-37,5˚C) dan - Memberikan kompres air biasa
metabolik tidak terjadi epilepsi. - Menganjurkan orang tua pasien untuk
Kriteria hasil : membujuk pasien meminum banyak air
- Vital sign : N:120-160x/menit mineral
, P: 20-30x/menit, S: 36,5˚C- - Meganjurkan orang tua pasien untuk
37,5˚C memakaikan pakaian yang tipis kepada
- Tidak ada tanda-tanda pasien
epilepsi seperti bagian tubuh Kolaborasi :
menjadi kaku atau berkedut - Kolaborasi untuk pemberian obat
dengan tiba-tiba paracetamol sesuai dosis pasien
Edukasi :
- Edukasi keluarga cara kompres yang benar
- Edukasi keluarga mengenai penanganan
demam
Defisit Setelah dilakukan perawatan 1x Edukasi :
pengetahuan perawatan diharapkan keluarga - Edukasi keluarga mengenai pengertian
mengenai epilepsi pasien dapat memahami epilepsi epilepsi dan tanda gejala epilepsi
Kriteria hasil : - Edukasi keluarga mengenai penanganan
- Keluarga dapat menjelaskan epilepsi
pengertian epilepsi
- Keluarga dapat menyebutkan
tanda gejala epilepsi
- Keluarga dapat menyebutkan
cara penanganan pertama
epilepsi

Implementasi dan evaluasi :


Waktu Implemetasi Evaluasi
17/06/2019 Pukul 07.30 S:
Mengobservasi vital sign dan tanda-tanda - Keluarga pasien mengatakan anaknya
epilepsi, meminta keluarga untuk merapikan masih demam
barang-barang yang tidak sedang digunakan - Keluarga menanyakan apakah kondisi
agar dimasukan ke dalam lemari anaknya parah
Pukul 07.45 O:
Memberikan obat paracetamol syrup sesuai - N : 140x/menit
IMR : 1ml per oral - S : 38,5˚C
Pukul 08.00 - P : 26x/menit
Memandikan pasien di tempat tidur dan - SpO2 : 98%
mengompres pasien dengan air biasa - Ibu pasien dapat mendemonstrasikan cara
Pukul 07.45 mengompres yang benar
Mengedukasi keluarga cara mengompres - Ibu pasien dapat menjelaskan kembali
yang benar epilepsi dan cara penanganannya
Menganjurkan keluarga untuk membujuk A:
pasien agar mau meminum air mineral yang - Hipertermia belum teratasi
banyak supaya demam turun - Defisit pengetahuan sudah teratasi
Menganjurkan keluarga untuk memakaikan P :
pakaian berbahan tipis saat anak demam - Observasi vital sign dan tanda-tanda
Pukul 11.45 kejang
Mengobservasi kembali vital sign dan tanda- - Kompres air biasa jika demam dan
tanda epilepsi berikan paracetamol sesuai IMR
Mengedukasi keluarga tentang epilepsi,
tanda gejala dan penanganan epilepsi
Pukul 12.00
Menghitung balance cairan pasien
Memberikan paracetamol syrup 1ml per oral
Mengganti air kompres dan melanjutkan
kompres air biasa

18/06/2019 Pukul 20.00 S:


Mengobservasi vital sign pasien dan tanda- - Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
tanda epilepsi tidak demam namun suka mengigau saat
Pukul 24.00 tidur
Menghitung balance cairan pasien dan O:
mengobservasi keadaan pasien - N : 137x/menit
- S : 37,4˚C
- P : 28x/menit
- SpO2 : 99%
- Pasien tertidur nyenyak
- Bedrail terpasang dan bed terkunci
- Akral teraba hangat
A:
Hipertermia dalam observasi
P:
- Tetap observasi vital sign
- Pantau tanda-tanda epilepsi
- Terapi sesuai IMR
- Pastikan bedrail selalu terpasang dan bed
terkunci
19/06/2019 Pukul 03.00 S:
Mengobservasi keadaan pasien - Ibu pasien mengatakan anaknya tidak
Memastikan bedrail terpasang dan bed demam dan tidak ada kejang
terkunci O:
Memastikan tetesan infus lancar - N : 145x/menit
Pukul 05.00 - S : 37,2˚C
Mengobservasi vital sign - P : 24x/menit
Pukul 06.00 - SpO2 : 100%
Memberikan terapi obat sesuai IMR - Bedrail terpasang, bed terkunci
- Tetesan infus lancar
- Pasien tertidur dengan nyenyak
A:
- Masalah teratasi
P:
- Tetap observasi vital sign
- Berikan pracetamol jika demam kembali
Referensi :
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai