BUERGER DISEASE
Deddy Ramadhan
G2A016098
B. ETIOLOGI/ PREDISPOSISI
Penyebab penyakit Buerger tidak diketahui, namun dipercaya merupakan suatu vaskulitis
autoimun. Kebanyakan terjadi pada pria usia 20 dan 35 tahun, dan dilaporkan pada semua rasdi
seluruh wilayah dunia. Ada banyak bukti bahwa merokok merupakan faktor atau penyebab yang
memperberat .
Merokok sangat erat kaitanya dengan penyakit Buerger, dan riwayat penyakit merokok
merupakan salah satu kriteria untuk mendiagnosis penyakit. Secara umum jika klien merokok
terus, pengobatan apapun akhirnya akan siasia. Meskipun perokok pasif memiliki efek buruk
pada system kardiovaskuler, non perokok seharusnya tidak mengembangakan penyakit. Perokok
aktif diidentifikasi dengan mengukur tingkat continine (metabolit utama dari nikotin di dalam
urine). Telah diusulkan di Jepang bahwa kehadiran sebuah gen terkait dengan beberapa antigen
HLA dapat mengendalikan kerentanan penyakit. Kondisi sosial ekonomi, lingkungan kerja juga
berperan dalam etiologi penyakit.
C. PATOFISIOLOGI
Peradangan pada arteri perifer akan menyebabkan suatu oklusi arteri. Respon peradangan hamper
sama dengan manifestasi akhir adalah terjadinya penyembuhan dengan disertai lesi thrombosis
yang menyebabkan obstruksi vascular.
Fenomena oklusi arteri ini sesuai dengan daerah dimana arteri ini mengalami penyumbatan.
Umumnya yang terkena yaitu ekstremitas bawah, namun arteri pada ekstrimitas atas dan visera
dapat juga terlibat. Mungkin terdapat tromboflebitis superfisisal sebagai manifestasi pembentukan
trombus kecil yang menyerang arteri kecil.
Apabila penyakit berlanjut maka akan terjadi kemerahan atau sianosis bila ekstrimitas dalam
posisi tergantung. Perubahan warna kadang hanya mengenai satu ekstrimitas atau hanya beberapa
jari. Respon oklusi pada arteri ini dilanjutkan dengan terhentinya aliran darah secara lokal dan
terjadinya iskemia jaringan lokal sesuai distribusi aliran darah yang mengalami penyumbatan
yang nanti dapat berkembang menjadi ulkus. Apabila manifestasi tidak segera dilakukan
intervensi, maka terjadilah ulkus dan gangren.
D. MANIFESTASI KLINIK
Gejala utama berupa nyeri , pasien mengeluhkan kram pada kaki (terutama telapak) atau
tungkai setelah latihan (klaudikasi intermiten), yang dapat dihilangkan dengan istirahat.
Terkadang terasa nyeri semakin parah akibat gangguan emosi, merokok, dan kedinginan.
Pada awalnya pasien mengeluhkan nyeri saat istirahat, perasaan terbakar atau sensitive
terhadap dingin. Nyeri saat istirahat terjadi secara terus menerus dengan sifat nyeri yang tidak
berubah. Selain itu, dapat juga terjadi berbagai jenis parastesia dan denyut nadi melemah atau
hilang. Apabila penyakit berlanjut akan terjadi kemerahan atau sianosis jika ekstrimitas dalam
posisis tergantung. Perubahan warna terkadang hanya mengenai satu ekstrimitas atau hanya
beberapa jari. Keadaan ini dapat berkembang menjadi ulkus sehingga menjadi ulkus dan gengren,
jika sudah terlalu parah dapat dilakukan amputasi.
E. KOMPLIKASI
Menurut (Aspiani, 2005) yaitu :
1. Amputasi
2. Gengren adalah kematian bagian jaringan tubuh. Gangrene biasanya disebabkan oleh suplai
darah tidak adekuat, tetapi kadang kala disebabkan oleh cedera langsung (gangrene
traumatic) atau infeksi (gas gangren).
F. Penatalaksanaan
Penatalaksaan buerger disease merupakan kombinasi penatalaksanaan medis dan bedah, serta
harus disertai dengan kerjasama yang kuat dari pasien untuk menghentikan kebiasaan merokok
dan perawatan kaki jika dengan/atau tanpa ulkus iskemik. Penghentian kebiasaan merokok secara
mutlak merupakan tatalaksana satu-satunya yang telah terbukti untuk mencegah progresivitas
buerger’s disease. Mengurangi jumlah rokok menjadi 1-2 batang per hari, mengganti rokok
dengan permen tembakau atau pengganti nikotin dapat menyebabkan penyakit ini tetap aktif.
Tidak ada pengobatan atau pembedahan yang efektif untuk kelainan ini. Penderita harus berhenti
merokok untuk mengurangi gejala-gejala yang dikeluhkan. Obat-obat vasodilator yang
melebarkan diameter pembuluh darah dapat diberikan pada penderita, tetapi tidak efektif.
Hindarilah daerah tubuh yang terkena terhadap paparan panas dan dingin. Hindarilah daerah yang
dipengaruhi penyakit ini terhadap trauma dan jika terjadi infeksi harus segera
diobati(http://www.tanyadokter.com)
Untuk penatalaksanaan ulkus iskemik dan nyeri yang terjadi (termasuk klaudikasio intermiten)
dapat digunakan:
- Cilostazol, suatu inhibitor fosfodiester dengan efek vasodilatasi dan anti platelet, dapat
memperbaiki klaudikasio hingga 40-60%.
- Statin, juga memperbaiki klaudikasio intermiten
- Pentoxifylline, bekerja menurunkan viskositas darah
- Amlodipin atau nifedipin sebagai vasodilator jika terjadi vasospasme
- Revaskularisasi, dengan percutanues transluminal angioplasty atau bedah terbuka, jika
memungkinkan secara anatomis dan pasien telah berhenti merokok
- Simpatektomi, untuk menghilangkan tonus simpatis, sehingga terjadi vasodilatasi.
Penanganan lain bahwa penderita harus melindungi kakinya dengan pembalut yang memiliki
bantalan tumit atau dengan sepatu boot yang terbuat dari karet. Bagian kepala dari tempat tidur
dapat ditinggikan 15-20 cm diatas balok, sehingga gaya gravitasi membantu mengalirkan darah
menuju arteri-arteri. Pentoxifylline, antagonis kalsium atau penghambat platelet (misalnya
aspirin) diberikan terutama jika penyumbatan disebabkan oleh kejang. Penderita yang berhenti
merokok tetapi masih mengalami penyumbatan arteri, mungkin perlu menjalani pembedahan
untuk memperbaiki aliran darah, dengan memotong saraf terdekat untuk mencegah kejang. Jarang
dilakukkan pencangkokan bypaas karena arteri yang terkena terlalu kecil.
G. PENGKAJIAN FOKUS
1. Demografi
Merupakan identitas klien
Nama : Tn. X
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMA sederajat
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa-Indonesia
Tanggal Masuk : 25 Juli 2013
No. Medrek : 5678910
Ruang : Nusa Indah
Diagnosa Medis : Buerger Disease
Tanggal Pengkajian : 25 Juli 2013
Keluhan Utama : Nyeri pada tungkai kaki sebelah kiri
2. RIWAYAT KESEHATAN
Informasi tentang kesehatan masa lalu seseorang, kesehatan keluarganya , dan masalah
lainya, atau dapat disebut riwayat medis.
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
P: Klien datang dengan keluhan nyeri tanpa diketahui penyebabnya, namun klien
mengaku seorang perokok berat.
Q: klien mengaku nyeri seperti tertusuk-tusuk.
R: klien mengaku merasa nyeri dibangian tungkai dan jari-jari kakinya sebelah kiri.
S: setelah dilakukan penghitungan skala nyeri klien dengan skala 1-10, klien mengatakan
skala nyerinya mencapai angka 8.
T: klien mengaku mulai merasa nyeri pada bagian tungkainya kira-kira 4 bulan yang lalu,
klien juga mengatakan bahwa nyeri sering timbul ketika berjalan terlalu lama dan juga
sering timbul pada saat malam hari.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan bahwa dirinya juga mengidap penyakit paru-paru. Klien juga
mengatakan bahwa ia pernah di opname dirumah sakit karena penyakit paru-parunya.
Namun klien mengatakan bahwa dirinya belum pernah dioperasi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa kelurganya tidak memiliki penyakit keturunan dan tidak ada
keluarga klien yang menderita penyakit yang sama dengannya.
3. DATA FOKUS
Data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien
terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya, serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan kepada klien.
No Data Fokus Etiologi Masalah yang
Muncul
1. Ds: Klien mengeluh nyeri Adanya sumbatan oleh debris Nyeri
pada tungkai dan ateromatosa pada arteri
ekstremitas kiri.
Do: wajah klien tampak
meringis Berkurangnya aliran darah
Berkurangnya pasokan
oksigen
Korteks cerebri
Nyeri
2. DS: klien mengatakan Perubahan sirkulasi darah Kerusakan integritas
lukanya sulit sembuh jaringan
DO: terdapat luka pada
kaki sebelah kiri klien Kematian sel-sel
Intoleransi aktifitas
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Angiogram pada ekstremitas atas dan bawah dapat membantu dalam mendiagnosis
penyakit Buerger. Pada angiografii tersebut ditemukan gambaran “corkscrew” dari arteri yang
terjadi akibat dari kerusakan vaskular, bagian kecil arteri tersebut pada bagian pergelangan tangan
dan kaki. Angiografi juga dapat menunjukkan oklusi (hambatan) atau stenosis (kekakuan) pada
berbagai daerah dari tangan dan kaki. Penurunan aliran darah (iskemi) pada tangan dapat dilihat
pada angiogram. Keadaan ini akan memgawali terjadinya ulkus pada tangan dan rasa nyeri.
Meskipun iskemik (berkurangannya aliran darah) pada penyakit Buerger terus terjadi
pada ekstrimitas distal yang terjadi, penyakit ini tidak menyebar ke organ lainnya , tidak seperti
penyakit vaskulitis lainnya. Saat terjadi ulkus dan gangren pada jari, organ lain sperti paru-paru,
ginjal, otak, dan traktus gastrointestinal tidak terpengaruh. Penyebab hal ini terjadi belum
diketahui.
Pemeriksaan dengan Doppler dapat juga membantu dalam mendiagnosis penyakit ini,
yaitu dengan mengetahui kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah.
Pada pemeriksaan histopatologis, lesi dini memperlihatkan oklusi pembuluh darah oleh
trombus yang mengandung PMN dan mikroabses; penebalan dinding pembuluh darah secara
difus. LCsi yang lanjut biasanya memperlihatkan infiltrasi limfosit dengan rekanalisasi.
Metode penggambaran secara modern, seperti computerize tomography (CT) dan
Magnetic resonance imaging (MRI) dalam diagnosis dan diagnosis banding dari penyakit Buerger
masih belum dapat menjadi acuan utama. Pada pasien dengan ulkus kaki yang dicurigai
Tromboangitis Obliterans, Allen test sebaiknya dilakukan untuk mengetahui sirkulasi darah pada
tangan dan kaki.
H. PATHWAY KEPERAWATAN
Peradangan arteri
perifer
Okulasi arteri
Kecemasan
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri berhubungan dengan penurunan suplai darah ke jaringan sekunder dan adanya oklusi
pembuluh darah perifer.
b. Kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan adanya ulkus dan gengren pada
ekstrimitas sekunder akibat terhentinya aliran darah ke ekstrimitas.
c. Kecemasan yang berhubungan dengan rencana operatif untuk amputasi, ancaman, atau
perubahan kesehatan.
DX 1: Nyeri berhubungan dengan penurunan suplai darah ke jaringan sekunder dan adanya
oklusi pembuluh darah perifer.
Kriteria: secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri secara objektif didapatkan
TTV balam batas normal, dan wajah rileks
Intervensi Rasional
Catat karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, Variasi penampilan dari perilaku klien karena
lama, dan penyebaranya nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian
DX 2 : Kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan adanya ulkus dan gengren
pada ekstrimitas sekunder akibat terhentinya aliran darah ke ekstrimitas.
Kriteria: pertumbuhan jaringan meningkat, keadaan luka membaik, pengeluaran pus pada
luka tidak ada lagi, luka menutup
Intervensi Rasional
Kaji kerusakan jaringan lunak yang terjadi Menjadi data dasar untuk memberikan
pada klien informasi intervensi perawatan luka, alat apa
yang akan digunakan, dan jenis larutan apa
yang akan digunakan.
3. Lakukan pembilasan luka dari Teknik membuang jaringan dan kuman diarea
arah dalam ke luar dengan cairan luka , diharapkan keluar dari area luka
nacl
6. Rawat luka setiap hari atau setiap Memberikan rasa nyaman pada klien untuk
kali pembalut basah atau kotor mempercepat penyembuhan jaringan luka
7. Kolaborasi tim bedah untuk Bedah perbaikan amputasi terutama pada luka
dilakukan bedah amputasi gangren yang parah dengan tujuan
menurunkan komplikasi dari resiko gangrene
yang bertambah luas.
DX3: Kecemasan yang berhubungan dengan rencana operatif untuk amputasi, ancaman,
atau perubahan kesehatan.
Intervensi Rasional
Kaji tanda verbal dan nonverbal Reaksi verbal/non verbal dapat menunjukkan
kecemasan, damping klien dan lakukan rasa agitasi , marah, dan gelisah
tindakan bila menunjukkan perilaku
merusak.
Mulai melakukan tindakan untuk Mengurangi rasa eksternal yang tidak perlu
mengurangi kecemasan. Beri lingkungan
yang tenang dan suasana penuh istirahat
Aspiani, Reny Yuli. 2010. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta :
EGC
Judith M.Wilkinson. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta :
Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Konsep, proses dan praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC
http://yosuapenta.multiply.com?journal/item/8/sindrombuerger?&showinterstirial:1&u:%2Fjournal&2F
item. Di unduh 17 Mei 2017
FORMAT PENILAIAN PORTOFOLIO
NAMA MAHASISWA: DEDDY RAMADHAN
TOPIK : BUERGER DISEASE