Anda di halaman 1dari 10

PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA

PEKERJA PT. X

BEHAVIOR OF PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT USE IN PT.X

Chyntiya Permata Dahyar


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya
Email: chyntiya.permata.dahyar-2014@fkm.unair.ac.id

Abstract: Indonesia is a developing country that has a lot of natural wealth, so the natural
wealth can be utilized in developing sectors in Indonesia one of them is the industrial sector.
The development of the industrial sector makes the switching of manual tools into more
sophisticated machinery/equipment that can cause negative things like work accidents. Work
accidents can occurs due to unsafe conditions and unsafe acts. The increase in the industrial
sector is propotional to the increase in labor so it must be directly propotional to the
protection afforded to workers in the form of Occupational Health and Safety. Such
protection can be controlled by work accident in which work accident control is needed to
reduce and prevent the occurrence of work accident that is with 5 hierarchy of work
accident control that is elimination, substitution, design, administrative, and personal
protective equipment. The Company relies on personal protective equipment as a last resort
in the control of occupational accidents if other controls have been carried out but there are
still potential hazards. Work accidents are also caused by unsafe behavior so that workers'
behavior in using personal protective equipment is required. PT. X is a State-Owned
Enterprise (BUMN) engaged in shipbuilding industry, whose main activity is producing ship
and repair and maintenance of ships. PT.X has a safety behavior-based program such as
safety talk, induction, meeting, patrol, and inspection related to health and safety issues.
This study aims to determine what factors are associated with the use of personal protective
equipment (PPE). The method of this research is analytic observational with quantitative
approach and using cross sectional design. The results of this study indicate that the factors
that influence the behavior of the use of personal protective equipment is the attitude.
Attitudes are formed from the perceptions of benefits, and persepi ease of interrelated
significant to attitudes

Keywords: behavior, perceived, usefulness, ease of use, personal protective equipment, work
accident.

Abstrak: Indonesia merupakan Negara berkembang yang memiliki banyak kekayaan alam
sehingga kekayaan alam tersebut dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan sektor-sektor
yang ada di Indonesia salah satunya adalah sektor industri. Perkembangan sektor industri
membuat adanya peralihan alat-alat yang bersifat manual menjadi mesin/peralatan yang
lebih canggih yang dapat menimbulkan hal negatif seperti kecelakaan kerja. Kecelakaan
kerja dapat terjadi disebabkan oleh unsafe conditions dan unsafe acts. Peningkatan sektor
industri berbanding dengan peningkatan tenaga kerja sehingga harus berbanding lurus
dengan perlindungan yang diberikan kepada tenaga kerja berupa Kesehatan dan
Keselamatan Kerja pekerja. Perlindungan tersebut dapat dengan pengendalian kecelakaan
kerja yang mana pengendalian kecelakaan kerja diperlukan untuk mengurangi dan
mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan 5 hierarkhi pengendalian kecelakaan
kerja yaitu eliminasi, substitusi, perancangan, administratif, dan alat pelindung diri.
Perusahaan relatif menggunakan alat pelindung diri sebagai upaya terakhir dalam
pengendalian kecelakaan kerja jika pengendalian lain sudah dilakukan namun masih
terdapat potensi-potensi bahaya. Kecelakaan kerja juga disebabkan oleh unsafe behavior

178
Cyntiya Pertama Dahyar, Perilaku Penggunaan Alat Pelindung… 179

sehingga diperlukan perilaku pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri. PT. X
merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang
industri galangan kapal, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi kapal dan perbaikan
serta pemeliharaan kapal. PT.X memiliki program berbasis safety behavior seperti safety
talk, induction, meeting, patrol, hingga sidak yang mengkaji terkait isu-isu kesehatan dan
keselamatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD). Metode dalam
penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang
mempengaruhi perilaku penggunaan alat pelindung diri adalah sikap. Sikap terbentuk dari
persepsi manfaat, dan persepi kemudahan yang saling berhubungan signifikan terhadap
sikap.

Kata Kunci: perilaku, persepsi, manfaat, kemudahan, alat pelindung diri, kecelakaan kerja.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu berlomba-lomba untuk menghasilkan


negara yang sedang berkembang, dimana produk/jasa yang memiliki mutu serta
Indonesia memiliki kekayaan alam yang kualitas yang baik, tentunya dengan cara
banyak. Sehingga kekayaan alam tersebut efektif dan efisien. Maka dari itu adanya
dapat dimanfaatkan dengan peralihan membuat adanya perubahaan
mengembangkan sektor-sektor yang ada dengan alat-alat yang digunakan dalam
di Indonesia. Pemerintah Negara proses produksi, dari yang menggunakan
Indonesia hingga tahun 2035 fokus alat-alat dengan sistem secara manual
mengembangkan sektor Industri yang menjadi menggunakan peralatan/mesin
terdapat di Indonesia (Kata Data, 2016). yang lebih canggih yang dianggap lebih
Hal tersebut terbukti dengan jumlah efisien dan efektif untuk menghasilkan
sektor industri di Indonesia dengan skala suatu produk. Mesin atau peralatan yang
sedang-besar mengalami peningkatan dari lebih canggih memang lebih efisien dan
tahun 2011 hingga 2015, yang mana efektif sehingga menguntungkan namun
tercatat sektor industri dengan skala adanya peratalan/mesin yang lebih
sedang-besar pada tahun 2013 sebanyak canggih jika tidak digunakan dengan
23.941 sektor industri yang ada di benar dan tepat dapat mengakibatkan efek
Indonesia (Kementrian Perindustrian, negatif bagi pekerja, perusahaan, serta
2015). mesin itu sendiri yang lebih dikenal
Perkembangan sektor industri dengan kecelakaan kerja. Maka
yang ada di Indonesia juga diikuti dengan mengetahui hal tersebut setiap perusahaan
peningkatan tenaga kerja yang bekerja di perlu memelihara secara baik aspek
sektor industri tersebut. Hal tersebut kesehatan dan keselamatan tenaga
terbukti dengan data menurut badan pusat kerjanya.
statistik jumlah pekerja yang bekerja di Peningkatan tenaga kerja pada
sektor industri dengan skala sedang-besar sektor industri yang ada di Indonesia
mengalami peningkatan dari tahun 2004 harus berbanding lurus dengan
yaitu sebanyak 4.363.285 orang hingga perlindungan yang diberikan kepada
tahun 2011 sebanyak 4.629. 369 orang tenaga kerja mengingat bahwa
(Badan Pusat Statistik, 2017). Menurut penggunaan peralatan/mesin yang
data pusat statistik tahun 2016 jumlah digunakan sudah canggih sehingga efek
tenaga kerja yang bekerja di sektor yang dapat ditimbulkan jauh lebih
industri mencapai 15.975.086 orang berbahaya. Perlindungan yang diberikan
(Kementrian Perindustrian, 2017). kepada tenaga kerja di sektor industri
Adanya perkembangan Negara adalah perlindungan kesehatan dan
Indonesia khususnya pada sektor industri keselamatan kerja (K3). Kesehatan dan
membuat pengusaha-pengusaha keselamatan kerja di tempat kerja
180 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 178 – 187

merupakan suatu nilai aset yang tinggi kerja yang bekerja pada suatu perusahaan
bagi individu, masyarakat serta bagi yang berpotensi menimbulkan bahaya
Negara itu sendiri (Odgen, 1996). Hal (Mangkunegara, 2013). Maka penggunaan
tersebut dikarenakan kesehatan dan alat pelindung diri (APD) merupakan
keselamatan kerja memiliki tujuan untuk alternatif terakhir yang dapat dipilih oleh
melindungi tenaga kerja dalam sektor industri yang ada di Indonesia jika
mengerjakan pekerjaannya dari bahaya pengendalian sebelumnya sudah
atau potensi bahaya yang dapat timbul. dilakukan namun kurang efektif.
Perlindungan tersebut diperlukan Penggunaan alat pelindung diri (APD)
untuk mengurangi atau mengendalikan hal disesuaikan dengan potensi bahaya yang
negatif yang tidak diinginkan dalam ada di tempat kerja dan lingkungan kerja
proses kerja seperti penggunaan perusahaan.
peralatan/mesin yang sudah canggih Kecelakaan kerja di tempat kerja
namun tidak digunakan secara tepat dan terjadi akibat dua penyebab yaitu karena
benar sehingga menimbulkan kecelakaan kondisi yang tidak aman (unsafe
kerja. Kecelakaan kerja merupakan suatu condition) dan tindakan yang tidak aman
peristiwa yang berhubungan dengan (unsafe act) (Reason, 1997). Sedangkan
pekerjaan yang dapat menimbulkan suatu menurut Teori Suizer (1999) bahwa
cedera tergantung pada keparahannya atau kecelakaan kerja di tempat kerja dapat
dapat mengakibatkan kematian (OHSAS dicegah jika memperhatikan perilaku pada
18001, 2007). Bedasarkan data pekerja. Hal tersebut juga diperkuat
International Labour Organization (ILO) dengan pendapat oleh Cooper (2009) yang
pada tahun 2003 tercatat terjadi 1.200.000 menyatakan 80%-95% kecelakaan kerja
kematian yang disebabkan oleh terjadi karena perilaku yang tidak aman
kecelakaan kerja dan penyakit akibat (unsafe behavior) sehingga sulit untuk
kerja. Menurut data Badan Penyelenggara dikontrol oleh perusahaan. Selain itu hasil
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan riset National Safety Council (NSC)
mencatat terdapat 105.182 kecelakaan tahun 2011 menyatakan kecelakaan kerja
kerja yang terjadi hingga akhir tahun sebanyak 80% disebabkan oleh perilaku
2015. Sedangkan menurut sumber yang yang tidak aman (unsafe behavior)
sama terdapat 123.000 kasus kecelakaan (Cooper, 2009).
kerja yang terjadi sepanjang tahun 2017. Upaya yang dapat dilakukan
Perlindungan kepada tenaga kerja untuk perilaku yang tidak aman (unsafe
diperlukan untuk mengendalikan dan behavior) yaitu bentuk perilaku itu
mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi sendiri. Diperlukan pendekatan dengan
pada tempat kerja. Adapun pengendalian perilaku untuk mengurangi atau
kecelakaan kerja yang dijadikan 5 hirarki mengendalikan kecelakaan kerja yang
dalam pengendalian kecelakaan kerja terjadi di tempat kerja. Berdasarkan teori
yaitu, eliminasi, substitusi, perancangan, Technology Acceptance Model (TAM),
administrasi, serta alat pelindung diri. perilaku dipengaruhi oleh sikap. Sikap ini
Pengendalian dengan cara eliminasi dan dipengaruhi oleh sebuah persepsi manfaat
substitusi merupakan cara yang paling (perceived usefulness) dan persepsi
efektif dalam mengendalikan serta kemudahaan penggunaan (perceived ease
mengurangi kecelakaan kerja. Namun of use). Persepsi manfaat dan persepsi
pada tahap eliminasi, substitusi, serta kemudahaan penggunaan yang intens
perancangan jarang digunakan oleh akan menimbulkan suatu niat yang
perusahaan-perusahaan karena banyak hal mengakibatkan timbulnya sebuah sikap
yang harus dipertimbangkan dalam dari penggunaan alat pelindung diri
menerapkan pengendalian tersebut seperti (APD). Penggunaan alat pelindung diri
biaya relatif, manfaat penggunaan, serta (APD) yang dilakukan secara terus
keandalan dari pilihan tersebut. Upaya menerus akan menjadi sebuah perilaku
yang mampu dilakukan dalam penggunaan alat pelindung diri (APD).
meningkatkan kesehatan dan keselamatan Alat pelindung diri merupakan alat yang
tenaga kerja adalah dengan memberikan digunakan oleh tanaga kerja yang
peralatan perlindungan kepada tenaga berfungsi untuk melindungi pekerja dari
Cyntiya Pertama Dahyar, Perilaku Penggunaan Alat Pelindung… 181

luka atau penyakit yang dapat disebabkan program dalam pengendalian kecelakaan
oleh adanya kontak dengan bahaya kerja yaitu keselamatan perilaku (safety
(hazard) di lingkungan tempat kerja baik behavior). Penerapan program tersebut
yang bersifat kimia, biologis, radiasi, dilakukan dalam beberapa kegiatan seperti
fisik, elektrik, mekanik dan lain-lain. Alat safety induction, safety talk, safety
pelindung diri (APD) dalam dunia meeting, safety patrol, serta sidak.
pekerjaan sangat dibutuhkan terutama
pada tempat kerja yang memiliki METODE
lingkungan yang banyak memiliki potensi
bahaya yang mengancam kesehatan dan Metode yang digunakan dalam
keselamatan pekerja seperti pada industri penelitian ini adalah analitik
pengecoran logam, atau industri lainnya. observasional dengan pendekatan
Namun faktanya masih banyak kuantitatif. Penelitian kuantitatif
perusahaan yang tenaga kerjanya tidak merupakan metode penelitian yang
menggunakan alat pelindung diri (APD), dilandaskan oleh filsafat positivism,
yang disebabkan oleh banyak faktor dimana dalam penelitian menggunakan
seperti perusahaan yang tidak sampel dan populasi penelitian, teknik
menyediakan, alat pelindung diri (APD) yang digunakan dalam pengambilan
yang tidak layak, ataupun faktor dari sampel juga dilakukan secara acak atau
pekerjanya sendiri seperti pengetahuan, random sampling (Sugiyono, 2015).
sikap, maupun kenyamanan penggunaan Berdasarkan waktu pengambilan data
alat pelindung diri (APD) pada saat pada penelitian ini termasuk pendekatan
bekerja. cross sectional. Hal tersebut karena
penelitian ini mengambil data dalam
kurun waktu tertentu.
Pada penelitian ini data yang
digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer pada penelitian ini
menggunakan lembar kuesioner,
sedangkan data sekunder didapatkan dari
data kecelakaan kerja PT. X tahun 2017.
Gambar 1. Kerangka Konseptual Lembar kuesioner yang terdiri dari 30
Techonoly Acceptance Model pernyataan yang terdapat aspek persepsi
manfaat, persepsi kemudahaan
Kerangka Konseptual Techonoly penggunaan, sikap, serta perilaku
Acceptance Model tersebut menjukkan penggunaan alat pelindung diri. Kuesioner
adanya external variable atau variabel disebar hanya pada satu departemen yang
dari luar akan berpengaruh langsung dianggap sebagai panutan atau stake
terhadap variabel perceived usefulness holder dari tenaga kerja yang lainnya.
dan perceived ease of use. Pada dasarnya Pada penelitian ini menggunakan total
kedua variabel tersebut akan berpengaruh sampel sebanyak 36 pekerja.
terhadap sikap atau attitude toward using Uji validitas pada penelitian ini
sehingga dapat menimbulkan sebuah dilakukan terhadap item penelitian yang
perilaku atau behavioral yang akan berupa kuesioner menggunakan software
dilakukan terus menerus menjadi sebuah SPSS dengan cara membandingkan r
actually system use. hitung dengan r tabel dengan taraf
PT. X merupakan sebuah signifikan 5% dengan r hitung > r tabel.
perusahaan Badan Usaha Milik Negara Selain itu uji realibilitas juga dilakukan
(BUMN) yang bergerak di bidang industri dengan menggunakan software yang sama
galangan kapal, sehingga terdapat banyak dengan cara membandingkan r hitung
potensi bahaya dan dapat mengakibatkan dengan r tabel dengan signifikan 5%.
kecelakaan kerja seperti kebakaran, Analisa data menggunakan
ledakan, terjatuh, terjepit, tergores, serta univariat dan bivariat. Sebelumnya
bahaya listrik yang berasal dari proses dilakukan analisis data, yang bermula
pengelasan. PT. X sudah memiliki dilakukan uji normalitas menggunakan
182 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 178 – 187

one sample Kolmogorov-Smirnov Test. tersebut dapat berupa penggunaan alat


Hasil yang didapatkan adalah data pelindung diri, penanggulangan
berdistribusi tidak normal dengan P-value kebakaran, dan lain-lain.
> 0,05, sehingga dalam penelitian ini
menggunakan uji Korelasi Spearmen. Uji Persepsi Manfaat Penggunaan Alat
ini dilakukan untuk mengetahui hubungan Pelindung Diri
antara variabel. Persepsi manfaat adalah sebuah
Data yang diperoleh adalah data persepsi yang dirasakan oleh pekerja yang
sekunder dan data primer. Data sekunder mana menjelaskan tentang tingkatan
adalah informasi terkait standar sejauh mana pengguna dapat percaya
operasional alat pelindung diri (APD) bahwa dengan menggunakan sebuah
yang ada di PT.X dan data kecelakaan teknologi akan meningkatkan kinerjanya
kerja yang terjadi pada PT.X pada periode (Davis, 1989). Pada penelitian ini sejauh
bulan Januari-Agustus tahun 2017. mana pekerja percaya bahwa dengan
Sedangkan data primer adalah data yang menggunakan alat pelindung diri (APD)
didapatkan dari hasil kuesioner yang diisi pada saat bekerja akan meningkatkan
oleh pekerja yang dituju yang berisikan kinerjanya. Persepsi manfaat yang tinggi
tentang pernyataan-pernyataan yang membuat pekerja percaya dengan
terdiri dari 30 pernyataan. menggunakan alat pelindung diri
memberikan manfaat dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN menyelesaikan pekerjaanya. Pada
penelitian ini menggunakan lembar
PT.X merupakan sebuah kuesioner yang terdapat 6 pernyataan
perusahaan Badan Usaha Milik Negara tentang persepsi manfaat yang sudah
(BUMN) yang bergerak pada bidang teruji validitas dan realibilitasnya.
industri galangan kapal yang mana Validitas dari setiap item pernyataan
merupakan salah satu industri strategis sudah teruji valid karena diuji
yang memproduksi alat utama sistem menggunakan software SPSS dan
pertahanan Indonesia khususnya untuk menghasilkan r hitung lebih besar
matra laut, sehingga keberadaannya daripada r tabel. Selain itu realibilitas juga
memiliki peran penting dan strategis diperlakukan sama dengan menggunakan
dalam mendukung pengembangan industri software SPSS dan menghasilkan hasil
kelautan nasional. Kegiatan utama PT.X yang sudah teruji realibilitasnya.
adalah memproduksi kapal perang dan Setelah teruji validitas dan
juga kapal niaga serta menyediakan jasa realibilitas dari item kuesioner tersebut
perbaikan dan pemeliharaan kapal. maka dilakukan penelitian dengan
Kemampuan dari PT.X sudah mendapat penyebaran kuesioner tersebut terhadap
pengakuan dari pasar internasional dan tenaga kerja dengan menggunakan total
dunia dalam hal kualitasnya. sampel sebanyak 36 pekerja didapatkan
PT.X memiliki banyak divisi frekuensi tingkat persepsi manfaat dalam
dalam pembuatan kapal, namun yang pengkategorian rendah, sedang dan tinggi
terdapat stake holder yang berada pada pada pekerja sebagai berikut.
PT.X yang menjadi panutan bagi pekerja- Berdasarkan distribusi jawaban
pekerja dalam melaksanakan responden tentang persepsi manfaat dapat
pekerjaannya dalam aspek kesehatan dan diketahui distribusi jawaban dari
keselamatan kerja. Pada divisi yang responden yaitu pekerja mengenai
dianggap menjadi panutan telah persepsi manfaat mereka tentang
melakukan berbagai program untuk divisi- penggunaan alat pelindung diri (APD).
divisi produksi lain dalam hal safety Pernyataan tersebut dibuat bedasarkan
behavior. Program tersebut seperti safety faktor analisis teori Technology
induction, safety talk, safety meeting, Acceptance Model (TAM) yang memuat
safety patrol, dan sidak yang mana dalam tentang mempercepat pekerjaan,
kegiatan tersebut mengkaji isu-isu yang meningkatkan kinerja, meningkatkan
berhubungan dengan kesehatan dan produktivitas, efektifitas, mempermudah
keselamatan dalam bekerja. Isu-isu pekerjaan, dan bermanfaat. Distribusi
Cyntiya Pertama Dahyar, Perilaku Penggunaan Alat Pelindung… 183

jawaban tersebut menunjukkan bahwa kuesioner yang terdapat 6 pernyataan


pekerja dominan lebih setuju pada tentang persepsi kemudahan yang sudah
pernyataan nomer 4 yaitu tentang teruji validitas dan realibilitasnya.
keefektifitasan menggunakan alat
pelindung diri (APD) saat bekerja dengan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat
persentase 61,11%. Adapun responden Persepsi Kemudahan
yang kurang menyetujui pernyataan Tingkat
nomer 2 yang menyatakan menggunakan Persepsi Persenta
alat pelindung diri dapat meningkatkan Frekuensi
Kemudahan se (%)
kinerja mereka saat bekerja. Hal tersebut Penggunaan
bertentangan dengan pendapat dari Davis Rendah 3 8,3
(1989) bahwa persepsi manfaat timbul Sedang 28 77,8
dikarenakan kepercayaan dari seorang Tinggi 5 13,9
individu yaitu pekerja bahwa Total 36 100
menggunakan sebuah teknologi dapat
meningkatkan kinerja. Validitas dari setiap item pernyataan
sudah teruji valid karena diuji
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat menggunakan software SPSS dan
Persepsi Manfaat. menghasilkan r hitung lebih besar
Tingkat daripada r tabel. Selain itu realibilitas juga
Persenta
Persepsi Frekuensi diperlakukan sama dengan menggunakan
se (%)
Manfaat software SPSS dan menghasilkan hasil
Rendah 5 13,9 yang sudah teruji realibilitasnya.
Sedang 24 66,7 Berdasarkan distribusi jawaban
Tinggi 7 19,4 responden pekerja tentang persepsi
Total 36 100 kemudahan penggunaan dapat diketahui
distribusi jawaban dari responden yaitu
Bedasarkan tabel 1 didapatkan pekerja mengenai persepsi kemudahan
pengkategorian tingkat persepsi manfaat mereka tentang penggunaan alat
pada pekerja tentang penggunaan alat pelindung diri (APD). Pernyataan tersebut
pelindung diri (APD). Tingkat persepsi dibuat bedasarkan faktor analisis teori
manfaat dengan frekuensi tertinggi Technology Acceptance Model (TAM)
terdapat pada kategori sedang yaitu yang memuat tentang mudah dipelajari,
sebanyak 24 pekerja dengan persentase dapat dikontrol, jelas & dapat dipahami,
66,7%. Sedangkan pada kategori tinggi fleksibel, mudah untuk terampil, mahir,
sebanyak 7 pekerja dengan persentase dan mudah untuk digunakan. Distribusi
19,4% dan pada kategori rendah terdapat jawaban tersebut menunjukkan bahwa
5 pekerja dengan persentase 13,9%. pekerja dominan lebih setuju pada
pernyataan nomer 4 yaitu tentang
Persepsi Kemudahan Penggunaan Alat fleksibelitas dalam menggunakan alat
Pelindung Diri pelindung diri (APD) saat bekerja dengan
Persepsi kemudahan merupakan persentase 75%. Adapun responden yang
persepsi individu yang menjelaskan kurang menyetujui pernyataan nomer 1
tentang sejauh mana individu percaya yang menyatakan menggunakan alat
bahwa dengan menggunakan teknologi pelindung diri mudah untuk dipelajari
akan terbebas dari usaha yang berlebihan cara penggunaanya. Hal tersebut
(Davis, 1989). Pada penelitian ini persepsi bertentangan dengan pendapat dari Davis
kemudahan adalah persepsi pekerja bahwa (1989) bahwa persepsi kemudahan timbul
dengan menggunakan alat pelindung diri dikarenakan kepercayaan dari seorang
(APD) maka akan terbebas dari usaha individu yaitu pekerja bahwa untuk
yang menyusahkan seperti alat pelindung menggunakan sebuah teknologi, teknologi
diri yang susah untuk dipakai atau yang tersebut harus mudah dipelajari sehingga
tidak fleksibel digunakan sehingga tidak menimbulkan suatu usaha
menyusahkan untuk dipakai saat bekerja. berlebihan untuk menggunakan teknologi
Pada penelitian ini menggunakan lembar tersebut.
184 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 178 – 187

Bedasarkan tabel 2 didapatkan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap


pengkategorian tingkat persepsi Tingkat Frekuen Persent
kemudahan pada pekerja tentang Sikap si ase (%)
penggunaan alat pelindung diri (APD). Rendah 5 13,9
Tingkat persepsi kemudahan dengan
Sedang 28 77,8
frekuensi tertinggi terdapat pada kategori
sedang yaitu sebanyak 28 pekerja dengan
Tinggi 3 8,3
persentase 77,8%. Sedangkan pada Total 36 100
kategori tinggi sebanyak 5 pekerja dengan
persentase 13,9% dan pada kategori tentang penggunaan alat pelindung diri
rendah terdapat 3 pekerja dengan (APD). Tingkat sikap dengan frekuensi
persentase 8,3%. tertinggi terdapat pada kategori sedang
yaitu sebanyak 28 pekerja dengan
Sikap Penggunaan Alat Pelindung Diri persentase 77,8%. Sedangkan pada
Sikap adalah sebuah reaksi atau kategori tinggi sebanyak 3 pekerja dengan
respon yang masih bersifat tertutup yang persentase 8,3% dan pada kategori rendah
dilakukan oleh seorang individu terhadap terdapat 5 pekerja dengan persentase
adanya stimulus atau obyek 13,9%.
(Notoadmodjo, 2003). Sedangkan
pendapat lain mengungkapkan bahwa Perilaku Penggunaan Alat Pelindung
sikap merupakan bentuk penerimaan atau Diri
penolakan sebagai dampak jika seorang Perilaku adalah suatu respon atau
individu menggunakan suatu teknologi reaksi dari seorang individu terhadap
dalam pekerjaannya (Davis, 1989). Pada suatu stimulus yang bersumber dari luar
penelitian ini sikap merupakan sebuah atau dari dalam dirinya (Notoadmodjo,
penerimaan atas sebuah teknologi berupa 2010). Perilaku pada penelitian ini
alat pelindung diri (APD) yang mana merupakan sebuah output apakah pekerja
sikap tersebut akan terwujud jika seorang menggunakan alat pelindung diri (APD)
pekerja memiliki persepsi manfaat dan secara terus-menerus dikarenakan sadar
persepsi kemudahan yang tinggi, sehingga pentingnya menggunakan alat pelindung
individu tersebut menjadi yakin atas diri (APD). Pada penelitian ini
respon tersebut. Pada penelitian ini menggunakan lembar kuesioner yang
menggunakan lembar kuesioner yang terdapat 8 pernyataan tentang perilaku
terdapat 10 pernyataan tentang sikap yang yang sudah teruji validitas dan
sudah teruji validitas dan realibilitasnya. realibilitasnya. Validitas dari setiap item
Validitas dari setiap item pernyataan pernyataan sudah teruji valid karena diuji
sudah teruji valid karena diuji menggunakan software SPSS dan
menggunakan software SPSS dan menghasilkan r hitung lebih besar
menghasilkan r hitung lebih besar daripada r tabel. Selain itu realibilitas juga
daripada r tabel. Selain itu realibilitas juga diperlakukan sama dengan menggunakan
diperlakukan sama dengan menggunakan software SPSS dan menghasilkan hasil
software SPSS dan menghasilkan hasil yang sudah teruji realibilitasnya.
yang sudah teruji realibilitasnya. Berdasarkan distribusi jawaban
Berdasarkan distribusi jawaban responden pekerja tentang perilaku
pernyataan responden pekerja tentang penggunaan alat pelindung diri dapat
sikap penggunaan alat pelindung diri diketahui distribusi jawaban dari
dapat diketahui distribusi jawaban dari responden yaitu mengenai perilaku
responden yaitu pekerja mengenai sikap pekerja tentang penggunaan alat
mereka tentang penggunaan alat pelindung diri (APD). Pernyataan tersebut
pelindung diri (APD). Pernyataan tersebut dibuat berdasarkan pernyataan-pernyataan
dibuat berdasarkan pernyataan-pernyataan yang dibuat sendiri yang sudah teruji
yang dibuat sendiri yang sudah teruji validitas serta realibilitasnya.
validitas serta realibilitasnya. Berdasarkan tabel 4 didapatkan
Bedasarkan tabel 3 didapatkan pengkategorian tingkat persepsi
pengkategorian tingkat sikap pada pekerja kemudahan pada pekerja tentang
Cyntiya Pertama Dahyar, Perilaku Penggunaan Alat Pelindung… 185

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat pada bidang kesehatan dan keselamatan


Perilaku kerja. Namun pada dasarnya teori tersebut
Tingkat Frekuensi Persenta merupakan teori yang dikembangkan dari
Perilaku se (%) sebuah teori perubahan perilaku.
Rendah 6 16,7 Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Sedang 26 72,2 yang dilakukan oleh Ilham (2003) bahwa
Tinggi 4 11,1 adanya hubungan antara pengetahuan
Total 36 100 dengan sikap penggunaan alat pelindung
diri. Pada penelitian tersebut pengetahuan
penggunaan alat pelindung diri (APD). memiliki komponen tentang manfaat,
Tingkat persepsi kemudahan dengan pengertian, serta kegunaan sehingga dapat
frekuensi tertinggi terdapat pada kategori dijadikan sebagai sebuah persepsi manfaat
sedang yaitu sebanyak 26 pekerja dengan tentang alat pelindung diri (APD).
persentase 72,2%. Sedangkan pada Sedangkan bedasarkan hasil uji
kategori tinggi sebanyak 4 pekerja dengan statistik yang telah dilakukan dengan
persentase 11,1% dan pada kategori menggunakan software SPSS
rendah terdapat 6 pekerja dengan menggunakan uji korelasi spearman
persentase 16,7%. didapat hasil uji statistik antara persepsi
kemudahan dengan sikap yang mana
Hubungan Persepsi Manfaat dan memiliki signifikan (p) sebesar 0,000. Hal
Persepsi Kemudahan Penggunaan tersebut mengartikan bahwa adanya
dengan Sikap hubungan antara dua variabel tersebut dan
Hasil penelitian yang dihasilkan bersifat searah. Uji korelasi spearman
dari lembar kuesioner akan diolah tersebut juga menunjukkan correlation
menggunakan software SPSS yang coefficient sebesar 0,568 yang berarti
sebelumnya dilakukan pengkodingan pada hubungan antara kedua variabel tersebut
setiap jawaban yang tertera pada setiap memiliki hubungan sebesar 56,8% yang
item kuesioner. Hasil penelitian tersebut dikategorikan hubungan yang kuat. Selain
akan diuji menggunakan Korelasi hasil tersebut juga menunjukkan bahwa
Spearman untuk melihat hubungan semakin tinggi tingkat persepsi
variabel. kemudahan pada pekerja maka semakin
Berdasarkan hasil uji statistik tinggi sikap pekerja dalam menggunakan
yang telah dilakukan dengan alat pelindung diri.
menggunakan software SPSS Namun pada dasarnya teori
menggunakan uji korelasi spearman Technology Acceptance Model (TAM)
didapat hasil uji statistik antara persepsi tersebut merupakan teori yang
manfaat dengan sikap yang mana dikembangkan dari sebuah teori
memiliki signifikan (p) sebesar 0,009. Hal perubahan perilaku. Penelitian ini sejalan
tersebut mengartikan bahwa adanya dengan penelitian yang dilakukan oleh
hubungan antara dua variabel tersebut dan Diah, dkk (2013) yang mana penelitian
bersifat searah. Uji korelasi spearmen tersebut menghasilkan bahwa adanya
tersebut juga menunjukkan correlation hubungan antara kenyamanan penggunaan
coefficient sebesar 0,430 yang berarti alat pelindung diri (APD) dengan sikap
hubungan antara kedua variabel tersebut penggunaan alat pelindung diri (APD)
memiliki hubungan sebesar 43% yang pada pekerja. Pada penelitian tersebut
dikategorikan hubungan yang cukup kuat. variabel kenyamanan penggunaan
Selain itu hasil tersebut juga menunjukkan memiliki komponen tentang kemudahan
bahwa semakin tinggi tingkat persepsi cara pemakaian, kemudahan bekerja
manfaat pada pekerja maka semakin dengan menggunakan alat pelindung diri
tinggi sikap pekerja dalam menggunakan (APD) dan sebagainya sehingga dapat
alat pelindung diri. Variabel yang dijadikan sebagai sebuah persepsi
digunakan pada penelitian ini merupakan kemudahan penggunaan alat pelindung
variabel yang terdapat pada teori diri (APD).
Technology Acceptance Model (TAM)
yang mana pada teori ini belum dilakukan
186 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 178 – 187

Hubungan Sikap dengan Perilaku SIMPULAN


Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Hasil penelitian yang dihasilkan Pekerja yang terdapat di PT.X
dari lembar kuesioner akan diolah umumnya sudah memiliki perilaku
menggunakan software SPSS yang penggunaan alat pelindung diri (APD)
sebelumnya dilakukan pengkodingan pada yang cukup baik. Hal tersebut dibuktikan
setiap jawaban yang tertera pada setiap dengan tingkat perilaku penggunaan alat
item kuesioner. Hasil penelitian tersebut pelindung diri (APD) yang termasuk
akan diuji menggunakan Korelasi dalam kategori sedang. Bedasarkan teori
Spearmen untuk melihat hubungan Technology Acceptance Model (TAM)
variabel. faktor yang mempengaruhi terjadinya
Berdasarkan hasil uji statistik sebuah perilaku penggunaan alat
yang telah dilakukan dengan pelindung diri (APD) pada pekerja di
menggunakan software SPSS penelitian ini adalah adanya sikap yang
menggunakan uji korelasi spearman memiliki hubungan signifikan dengan
didapat hasil uji statistik antara sikap perilaku penggunaan alat pelindung diri
dengan perilaku penggunaan alat (APD). Sikap pekerja tersebut juga timbul
pelindung diri (APD) yang mana memiliki dari adanya persepsi manfaat (Perceived
signifikan (p) sebesar 0,002. Hal tersebut usefulness) dan persepsi kemudahan
mengartikan bahwa adanya hubungan penggunaan (Perceived Ease of Use) yang
antara dua variabel tersebut dan bersifat dikategorikan cukup baik dan memiliki
searah. Uji korelasi spearmen tersebut hubungan yang signifikan dengan sikap
juga menunjukkan correlation coefficient penggunaan alat pelindung diri (APD).
sebesar 0,504 yang berarti hubungan
antara kedua variabel tersebut memiliki DAFTAR PUSTAKA
hubungan sebesar 50,4% yang
dikategorikan hubungan yang cukup kuat. AA. Anwar Prabu, Mangkunegara. 2013.
Selain itu hasil tersebut juga menunjukkan Manajemen Sumber Daya Manusia.
bahwa semakin tinggi tingkat sikap pada Bandung: Remaja Rosdakarya
pekerja maka semakin tinggi perilaku
pekerja dalam menggunakan alat Adams, Dennis A., Ryan N., and Peter A.
pelindung diri. Variabel yang digunakan Todd. 1992. Perceived Usefulness, Ease
pada penelitian ini merupakan variabel of Use, and Usage of Information. MIS
yang terdapat pada teori Technology Quarterly, 16(2), 227-247.
Acceptance Model (TAM) yang mana
pada teori ini belum dilakukan pada Badan Pusat Statistik. 2017. Jumlah
bidang kesehatan dan keselamatan kerja. Tenaga Kerja Industri Besar Dan Sedang
Namun pada dasarnya teori tersebut Menurut Sub Sektor, 2008-2015. Didapat
merupakan teori yang dikembangkan dari dari
sebuah teori perubahan perilaku. https://www.bps.go.id/statictable/2011/02/
Penelitian ini sejalan dengan penelitian 14/1063/jumlah-tenaga-kerja-industri-
yang sebelumnya Vondra (2015) yang besar-dan-sedang-menurut-subsektor-
mana penelitian tersebut menghasilkan 2000-2015.html diakses tanggal 31 Maret
bahwa adanya hubungan antara sikap 2018 pukul 08.15 WIB.
dengan perilaku penggunaan alat
pelindung diri pada unit kerja produksi. BPJS Ketenagakerjaan. 2016. Jumlah
Selain itu penelitain yang sejalan dengan Kecelakaan Kerja di Indonesia Masih
penelitian ini adalah penelitian yang Tinggi. Didapat dari
dilakukan oleh Agung (2015) bahwa pada https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/be
pekerja industri formal pekerjanya rita/5769/Jumlah-kecelakaan-kerja-di-
memiliki sikap yang berhubungan dengan Indonesiamasih-tinggi.html diakses pada
terjadinya perilaku penggunaan alat tanggal 1 April 2018 pukul 8.54 WIB.
pelindung diri (APD).
Budiyanto, Agung, dan Ismail. 2015.
Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam
Cyntiya Pertama Dahyar, Perilaku Penggunaan Alat Pelindung… 187

Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Notoadmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan


Pekerja Industri Informal Pengelasan di Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta.
Desa Singajaya, Indramayu. Didapat dari
http://ejournal.unwir.ac.id/jurnal.php?deta Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku
il=jurnal&file=agung_budiyanto_afiasi_v Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
ol1_no3_des_15.pdf&id=659&cd=0b217
3ff6ad6a6fb09c95f6d50001df6&name=ag Ogden J. 1996. Health Psychology a
ung_budiyanto_afiasi_vol1_no3_des_15.p tectbook. Open University Press,
df diakses tanggal 29 Maret 15.02 WIB. Buckingham.great Britain.

Cooper, D. 2009. Behavioral Safety A OHSAS 18001: 2007. Occupational


Framework for Succes. Indiana. BSMS Health and Safety Management System -
Inc. Requirements.

Davis, Fred D. 1989. User Acceptance of Sumarna, Diah Pithaloka, M. Furqaan


Computer Technology: A Comparison of Naiem dan Syamsiar S. Russeng. 2013.
Two Theoritical Models. Management Determinan Penggunaan Alat Pelindung
Science, 35 (8), p 982-1002. Diri (APD) pada Karyawan Percetakan di
ILO. 1989. Pencegahan Kecelakaan. Kota Makassar. Didapat dari
Jakarta: PT. Pustaka Binaman Prestindo http://repository.unhas.ac.id/handle/12345
6789/5511 diakses tanggal 30 Maret 2018
pukul 09.50 WIB.
Davis, Fred D. 1989. User Acceptance of
Computer Technology: A Comparison of
Two Theoritical Models. Management Saputro, Vondra Andri. 2015. Hubungan
Science, 35 (8), p 982-1002. antara Pengetahuan dan Sikap dengan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
pada pekerja di Unit Kerja Produksi
Kementrian Perindustrian. 2017. Jumlah Pengecoran Logam. Didapat dari
Pekerja Industri Ditargetkan 16,3 Juta http://eprints.ums.ac.id/38480/1/02.NASK
Tahun 2017. Didapat dari AH%20PUBLIKASI%20REVISI.pdf
http://www.kemenperin.go.id/artikel/1704 diakses tanggal 11 Maret 2018 pukul
1/Jumlah-Pekerja-Industri-Ditargetkan- 21.54 WIB.
16,3-Juta-Tahun-2017 diakses pada
tanggal 31 Maret 2018 pukul 11.11 WIB. Wahyu, Donang. 2016. Hingga 2035,
Pemerintah Fokus Kembangkan Industri
Kominfo Jatim. 2016. Disnakertransduk Dirgantara. Didapat dari
Jatim: Angka Kecelakaan Kerja di Jatim https://katadata.co.id/berita/2016/12/28/hi
Capai Ribuan Orang. Didapat dari ngga-2035-pemerintah-fokus-
http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum kembangkan-industri-dirgantara diakses
/disnakertransduk-jatim-angka tanggal 31 Maret 2018 pukul 10.01 WIB.
kecelakaan-kerja-di-jatim-capai-ribuan-
orang diakses tanggal 28 Januari 2018
pukul 13.00 WIB.

Noviandry, Ilham. 2013. Faktor-faktor


yang Berhubungan dengan Perilaku
Pekerja dalam Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) pada Industri
Pengelasan Informal di Kelurahan
Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota
Tangerang Tahun 2013. Didapat dari
http://repository.uinjkt.ac.id diakses
tanggal 30 Maret 2018 pukul 12.45 WIB.

Anda mungkin juga menyukai