Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Judul Penelitian

Penelitian ini berjudul “Pemetaan Potensi Ancaman Bencana Gerakan


Massa Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah”.

I.2. Latar Belakang

Gerakan massa merupakan bencana alam yang masih sering terjadi di


wilayah Indonesia.Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah merupakan
salah satu daerah di Indonesia yang rentan mengalami gerakan massa.Gerakan
massa dapat merusak infrastruktur jalan, jembatan, bangunan, dan lahan pertanian
atau perkebunan. Selain menimbulkan kerusakan fisik, gerakan massa juga dapat
menimbulkan gangguan terhadap kehidupan social masyarakat. Kecamatan
Karangkobar itu sendiri berisiko mengalami gerakan massa.

Faktor pengontrol gerakan massa antara lain adalah geomorfologi, struktur


geologi, litologi batuan, tata guna lahan, dan geohidrologi (Karnawati, 2005).
Daerah penelitian adalah daerah yang berupa perbukitan yang memiliki
kelerengan sedang sampai curam. Selain itu, di daerah penelitian dilewati oleh
struktur geologi. Hal – hal tersebut dapat memicu terjadinya gerakan massa.

Untuk melakukan pemetaan potensi ancaman bencana gerakan massa harus


mengacu pada metode standar atau pedoman umum. Standar metode ini
diharapkan dapat mewujudkan penyelenggaran penanggulangan bencana yang
efektif, khususnya gerakan massa. Pedoman ini juga dapat dijadikan standar
minimal bagi penanggung jawab penyelenggaraan penanggulangan bencana
gerakan massa. Maka dari itu, penelitian ini harus mengacu pada Surat Keputusan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2012 yang telah menjadi
pedoman umum penanggulangan bencana gerakan massa.

1
Kabupaten Karangkobar, Kecamatan Nanggulan merupakan daerah yang
rentan terkena gerakan massa. Adapun penduduk yang terpapar disekitar daerah
yang berpotensi terkena gerakan massa, cukup banyak. Maka dari itu, penelitian
terhadap pemetaan potensi ancaman gerakan massa di Kecamatan Nanggulan,
Kabupaten Karangkobar, Daerah Istimewa Yogyakarta perlu dilakukan.

I.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat gerakan massa
di Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Karangkobar, Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Tujuan penelitian yang ingin diperoleh adalah:
1. Mengetahui jenis gerakan massa daerah penelitian.
2. Mengetahui faktor pengontrol dominan yang dapat menyebabkan gerakan
massa terjadi di daerah penelitian.
3. Membuat peta ancaman bencana sesuai dengan SK BNPB (2012).
I.4. Lokasi Daerah Penelitian

Daerah penelitian berada di Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Karangkobar,


Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Daerah penelitian berjarak sekitar 65 kilometer dari kampus Teknik Geologi


UGM, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh kurang
lebih 2 jam.Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar I.1.

2
Gambar I.1. Lokasi daerah penelitian

3
I.5. Batasan Masalah

Batasan penelitian ini adalah dengan melakukan pembagian tingkat zona


risiko gerakan massa di daerah penelitian melalui metode indeks ancaman
bencana (gerakan massa) berdasarkan Surat Keputusan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana tahun 2012.

Adapun SK BNPB 2012, meliputi:

 Penelitian difokuskan memetakan geologi daerah penelitian dengan


menggunakan skala 1:25.000
 Pemetaan memperhatikan aspek morfologi, litologi, struktur geologi,
intensitas aktifitas penduduk sebagai dasar pembuatan peta ancaman
bencana gerakan massa.
 Menghitung indeks ancaman bahaya gerakan massa, yaitu kemungkinan
terjadi versus besaran dampak tercatat.
 Melakukan pembobotan berdasarkan Analytic Hierarchy Process (AHP).

I.6. Peneliti Terdahulu

1. Tim Longsoran Teknik Geologi UGM (2000)


Memetakan daerah Purwerejo dan Karangkobar dalam lima zona titik rawan
longsor. Lima zona tersebut antara lain adalah zona sangat rawan, rawan,
kerawanan menengah, kerawanan rendah, dan aman dengan menggunakan skala
1:100000. Metode ini mengevaluasi ketepatan metode statistik mengenai gejala
gerakan tanah di lokasi penelitian.
2. Prananto, 2002
Melakukan analisis kestabilan lereng berdasarkan kondisi geologi dan
karakteristik mekanika tanah serta batuan di daerah Sermo, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Karangkobar, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

4
3. Ramlan, 2002
Melakukan pemetaan zonasi tingkat kerentanan longsoran longsoran daerah
sepanjang saluran irigasi Kalibawang Km 5 – Km 19 dan sekitarnya, Kabupaten
Karangkobar, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian daerah
tersebut rentan terhadap gerakan tanah dan batuan yang sangat dipengaruhi oleh
litologi breksi andesit yang sangat lapuk.
4. Karnawati, 2005
Memberikan informasi mengenai pengertian gerakan massa, karakteristik
gerakan massa, faktor pengontrol dan pemicu gerakan massa, dan metode
pemetaan gerakan massa.
5. Karnawati, 2007
Memberikan informasi tentang mekanisme gerakan massa, jenis gerakan,
faktor pengontrol gerakan massa batuan.
6. Soedradjat, 2008
Terdapat informasi mengenai jenis-jenis gerakan tanah, faktor-faktor
penyebabnya, dan tindakan penanggulangan gerakan tanah
7. Respati dkk (2010)
Melakukan penelitian yang berjudul “Analisis GIS Terhadap Gerakan
Tanah di Girimulyo, Kulonprogo, D.I. Yogyakarta, dan Kajian Faktor –
Faktor Pengontrolnya” dijelaskan bahwa faktor pemicu terjadinya gerakan
massa dapat dibagi berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal terdiri dari jenis litologi dan struktur geologi, sedangkan yang
termasuk ke dalam faktor eksternal adalah kelerengan, tataguna lahan dan
vegetasi. Jenis litologi berkaitan dengan tingkat pelapukan suatu batuan.
Semakin keras batuan maka batuan semakin resisten. Sedangkan tipe longsor
dapat ditentukan berdasarkan jenis litologi dan sifat keteknikan batuan.

Anda mungkin juga menyukai