Anda di halaman 1dari 16

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

PENEGAKAN KODE ETIK ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN


RAKYAT MELALUI MAHKAMAH KEHORMATAN DEWAN

Diah Imania*, Retno Saraswati, Hasyim Asy’ari


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : diahimania@ymail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana
pelaksanaan penegakan kode etik anggota DPR melalui Mahkamah Kehormatan Dewan. Kode etik
telah di atur di Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Kode Etik DPR Adapun salah satu
alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat yang mengatur tentang Kode Etik sendiri adalah
Mahkamah Kehormatan Dewan. Sistem Tata Beracara Mahkamah Kehormatan Dewan telah diatur
sepenuhnya dalam Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata
Beracara Mahkamah Kehormatan Dewan. Mekanisme dari tata beracara Mahkamah Kehormatan
Dewan ialah: a. Materi Perkara, b. Pengaduan, c. Verifikasi, d. Penyelidikan, e. Rapat MKD, f.
Sidang, g. Pemeriksaan Alat Bukti, h. Pemeriksaan Pimpinan/Anggota MKD, i. Panel, j. Putusan.
Berdasarkan kasus yang beredar tentang Kode Etik Dewan Perwakilan Rakyat telah diatur pula
beberapa sanksi yang telah diatur bagi pelanggar kode etik khususnya. Sanksi tersebut diantaranya;
1. Sanksi ringan, 2. Sanksi Sedang, 3. Sanksi Berat.

Kata Kunci: Mahkamah Kehormatan Dewan, Penegakan Kode Etik, Sanksi.

Abstract
The goal of this research is to describe and analyze how the implementation of The Code
of Ethics Enforcement on The Members of The House of Representatives through The Council
Honor Court. The Code of Ethics had been regulated in The House of Representatives Regulation
No. 1 of 2015 on The Code of Ethics of The House. Regulating The Code of Ethics is the
responsibility of The Council Honor Court as one of the equipmentof The House. The Procedural
Litigation System of The Council Honor Court had been fully regulated in The House of
Representatives Regulation No. 2 of 2015 on The Litigation Procedure of The Council Honor
Court. Mechanism of the litigation procedure of The Council Honor Court is: a. Case material, b.
Complaint, c. verification, d. investigation, e. The Council Honor Court meeting, f. The Council
session, g. Investigation towards the evidence, h. Investigation towards The Head or The Member
of The Council Honor Court, i. Panel, j. The Decision. Based on the case that happened mainly
about The Code of Ethics of The House of Representatives, certain punishments had been specially
regulated for the offenders of the code of ethics. Those punishments are: 1. Light punishment, 2.
Medium punishment, and 3. Heavy punishment.
Keywords: The Council Honor Court, The Code of Ethics Enforcement, Punishment

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

I. PENDAHULUAN keduanya menyangkut


Dalam pergaulan hidup substansi yang menjadi esensi
bermasyarakat, bernegara hingga pokok persoalan etika, yaitu
pergaulan hidup tingkat benar dan salah (right and
internasional diperlukan suatu wrong), serta baik dan
sistem yang mengatur buruknya (good and bad)
bagaimana seharusnya manusia perilaku manusia dalam
bergaul. Sistem pengaturan kehidupan bersama.Demikian
pergaulan tersebut menjadi pula dalam pembahasan
saling menghormati dan dikenal tentang etika, banyak tulisan
dengan sebutan sopan santun, untuk mudahnya menjelaskan
tata krama, protokoler dan lain- tentang berbagai persoalan etik
lain. Maksud pedoman dengan pendekatan benar-salah
pergaulan tidak lain untuk saja. Apalagi dengan
menjaga kepentingan masing- berkembangnya kecenderungan
masing yang terlibat agar baru yang dinamakan gejala
mereka senang, tenang, tentram, positivisasi etika dimana
terlindungi tanpa merugikan perumusan tentang nilai-nilai
kepentingannya serta terjamin etik dan standar perilaku ideal
agar perbuatannya yang tengah mulai dituliskan dan
dijalankan sesuai dengan adat dibangunkansistem
kebiasaan yang berlaku dan kelembagaan penegakaannya
tidak bertentangan dengan hak- secara konkret dalam praktik,
hak asasi umumnya. Hal itulah menyebabkan pengertian orang
yang mendasari tumbuh akan etik itu tumbuh dan
kembangnya etika di berkembang menjadi seperti
masyarakat.1 norma hukum juga, yaitu
melibatkan pengertian tentang
Secara umum dalam benar-salah yang lebih
garis besarnya, etika atau etichs dominan daripada
merupakan salah satu cabang pertimbangan baik-buruk.
filsafat yang
memperbincangkan tentang Etika itu lebih luas
perilaku benar (right) baik daripada hukum yang lebih
(good) dalam hidup manusia. sempit. Karena itu setiap
Tujuan utamanya adalah pelanggaran hukum dapat
kehidupan yang baik (the good dikatakan juga pelanggaran
life) bukan sekedar kehidupan etika, tetapi sesuatu yang
yang selalu benar dan pernah melanggar etika belum tentu
salah.2 Namun dalam praktik, melanggar hukum. Jika etika
diibaratkan sebagai samudera,
1
Pengertian Etika, diakses dari maka kapalnya adalah hukum.
https://10menit.wordpress.com/tugas-
kuliah/pengertian-etika/ pada tanggal
Selasa10 April 2016 pukul 15.00 Rule of Ethics dan Constitutional law and
2
Jimly Asshiddiqie,Peradilan Etik dan Etika Constitutional Ehics.(Jakarta: Sinar Grafika,
Konstitusi Prespektif Baru tentang Rule of 2014),
Law and hlmn. 42

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Itu sebabnya Ketua Mahkamah bersifat saling mengendalikan


Agung Amerika Serikat Earl dalam hubungan chek and
Warren (1953-1969)3pernah balances. Akan tetapi jika
menyatakan “Law floats in a tidak berfungsi dengan baik,
sea of ethics”, hukum kinerjanya tidak efektif atau
mengapung diatas samudera lemah wibawanya dalam
etika. Hukum tidak mungkin menjalankan fungsinya
tegak dengan keadilan, jika air masing-masing, maka hal
samudera tidak mengalir atau tersebut dapat membuat partai-
tidak berfungsi dengan baik. partai politikmenjadi rakus.4
Karena itu, untuk Partai politik yang
mengharapkan hukum dan seharusnya mengutamakan
keadilan itu tegak, kita harus kepentingan rakyat, namun
membangun masyarakat yang pada kenyataannya cenderung
beretika dengan baik. lebih mengutamakan
Pasca reformasi Mei kepentingan partai politik itu
1998 di Indonesia, kesadaran sendiri.
untuk menuju demokrasi yang Untuk menjadi angota
berbudaya semakin tinggi. Dewan Perwakilan Rakyat
Seiring perkembangan tahap (DPR) seseorang diberi
etika fungsional (functional kesempatan sejak awal untuk
ethics), dimana sistem etika menjadi anggota Dewan
yang sejak awal abad ke-20 Perwakilan Partai terlebih
mulai di positivikasikan dan dahulu yang disediakan
dikodifikasikan dalam bentuk tersendiri strukturnya dalam
kode etik. Sekarang mulai kepengurusan Partai. Dalam
sungguh-sungguh dianggap sistem representative
penting untuk ditegakkan democracy atau demokrasi
secara konkret dengan perwakilan memang partisipasi
dukungan infrastruktur rakyat berdaulat, disalurkan
kelembagaan yang melalui pemungutan suara
menegakkannya rakyat untuk membentuk
Partai politik memiliki lembaga perwakilan.
peranan yang sangat penting Mekanisme perwakilan ini
dalam sistem demokrasi. dinilai dapat menjamin
Dalam suatu negara demokrasi, keterwakilan aspirasi rakyat.
kedudukan dan peranan setiap Maka dalam sistem
sistem lembaga negara perwakilan, kedudukan dan
haruslah sama-sama kuat dan

3 4
Lahir pada tanggal 19 Maret, 1891 dan Eksistensi DPR Sebagai Lembaga Negara,
meninggal pada tanggal 9 Juli, 1974 diakses dari
sumber: Jimly Asshiddiqie, Peradilan Etik http://birokrasikomplek.blogspot.co.id/2011/
dan Etika Konstitusi Prespektif Baru 06/eksistensi-dpr-sebagai-lembaga-
tentang Rule of Law and Rule of Ethics negara.html
dan Constitutional law and Constitutional pada tanggal Rabu 12 April 2016, pukul
Ehics.(Jakarta: Sinar Grafika, 2014) 12.40

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

peranan partai politik dianggap pengawasan. Secara rinci


sangat dominan. 5 Dewan Perwakilan Rakyat
Dalam sistem demokrasi memiliki tugas dan wewenang
perwakilan, yang menjalankan sebagai berikut:6
kedaulatan rakyat adalah a. Menyerap, menghimpun,
wakil-wakil rakyat yang duduk menampung dan
di lembagaperwakilan rakyat menindaklanjuti aspirasi
yang disebut parlemen. Wakil- rakyat.
wakil rakyat tersebut harus b. Memberikan persetujuan
ditentukan sendiri oleh rakyat, kepada Presiden untuk;
melalui pemilihan umum. menyatakan perang
Dalam pemilu yang dipilih ataupun membuat
tidak sajawakil rakyat yang perdamaian dengan negara
akan duduk di lembaga lain, mengangkat dan
perwakilan rakyat atau memberhentikan anggota
parelemen, tetapi juga para Komisi Yudisial.
pemimpin pemerintahan yang c. Memberikan pertimbangan
duduk di kursi eksekutif. Di kepada Presiden dalam
cabang kekuasaaan legislatif, hal; pemberian amnesti
para wakil rakyat ada yang dan abolisi, mengangkat
duduk di Dewan Perwakilan duta besar dan menerima
Rakyat, ada yang duduk di penempatan duta besar
Dewan Perwakilan Daerah dan lain.
ada pula yang duduk di Dewan d. Memilih anggota Badan
Perwakilan Rakyat Daerah baik Pemeriksa Keuangan
ditingkat provinsi ataupun dengan memperhatikan
tingkat kabupaten atau kota. pertimbangan Dewan
Menurut Pasal 68 Perwakilan Daerah.
Undang-Undang Nomor 17 e. Memberikan persetujuan
Tahun 2014 tentang Majelis kepada Komisi Yudisial
Permusyawaratan Rakyat, terkait calon hakim agung
Dewan Perwakilan Rakyat, yang akan ditetapkan
Dewan Perwakilan Daerah dan menjadi hakim agung oleh
Dewan Perwakilan Rakyat presiden.
Daerah bahwa Dewan f. Memilih 3 (tiga) orang
Perwakilan Rakyat merupakan hakim konstitusi untuk
lembaga perwakilan rakyat selanjutnya diajukan ke
yang berkedudukan sebagai Presiden.
lembaga negara. Dewan Berdasarkan tugas dan
Perwakilan Rakyat mempunyai wewenangnya, Dewan
fungsi legislasi, anggaran dan Perwakilan Rakyat memiliki
hak interpelasi, hak angket, dan
5 hak menyatakan pendapat.
Marbun, DPR-RIPertumbuhan dan
Cara Kerjanya, (Jakarta: Gramedia
Dalam menjalankan tugas dan
Pustaka Utama, 2001), hlm 76.
6
Ibid, hlm. 89

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

wewenangnya, Dewan menegakkan kode etik anggota


Perwakilan Rakyat dilengkapi dewan terbentuk. Badan
dengan alat kelengkapan Kehormatan Dewan
Dewan, seperti berikut: 7 Perwakilan Rakyat menjawab
a. Pimpinan tanggapan atas sorotan publik
b. Badan terhadap kinerja buruk
Musyawarah sebagaian anggota Dewan
c. Komisi Perwakilan Rakyat pada saat
d. Badan Legislasi itu. Pada awal
e. Badan Anggaran pembentukannya bernama
f. Badan Kerja Dewan Kehormatan (DK) lalu
Sama Antar- menjadi Badan Kehormatan
Parlemen (BK) kemudian berganti nama
Salah satu alat menjadi Mahkamah
kelengkapan Dewan Kehormatan Dewan pada tahun
Perwakilan Rakyat adalah 2014 atau sejak disahkannya
Mahkamah Kehormatan Undang-Undang Nomor 17
Dewan sebagai alat Tahun 2014. Mahkamah
kelengkapan dibentuk oleh Kehormatan Dewan termasuk
Dewan Perwakilan Rakyat alat kelengkapan Dewan
yang bersifat tetap. Arti Perwakilan Rakyat Republik
penting Mahkamah Indonesia yang bertujuan
Kehormatan Dewan adalah menjaga serta menegakkan
untuk menegakkan kode etik kehormatan dan keluhuran
Dewan Perwakilan Rakyat, martabat Dewan Perwakilan
kode etik Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembaga
Rakyat adalah norma-norma perwakilan rakyat.
atau aturan-aturan yang Pimpinan Mahkamah
merupakan kesatuan landasan Kehormatan Dewan
etik atau filosofi dengan merupakan satu kesatuan
peraturan perilaku dan ucapan pimpinan yang bersifat kolektif
mengenai hal-hal yang dan kolegial, yang terdiri atas 1
diwajibkan, dilarang, atau tidak (satu) orang ketua dan 3 (tiga)
patut dilakukan oleh Anggota orang wakil ketua, yang dipilih
Dewan Perwakilan Rakyat. 8 dari dan oleh anggota
Pada tahun 2004 Badan Mahkamah Kehormatan
Kehormatan (BK) Dewan Dewan berdasarkan prinsip
Perwakilan Rakyat, sebagai musyawarah untuk mufakat
sebuah alat kelengkapan tetap dan proporsional
yang bertugas untuk memperhatikan keterwakilan
perempuan menurut
7 perimbangan jumlah anggota
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014
Tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD. Pasal tiap-tiap fraksi.9Tata cara
83
8 9
Muchtar Pakpahan,DPR-RI Semasa Orde Mahkamah Kehormatan Dewan, diakses
Baru, (Jakarta: Sinar Pustaka Harapan, dari
2013) , hlm. 66. http://www.dpr.go.id/akd/index/id/Tentang-

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pelaksanaan tugas Mahkamah judul “ Penegakan Kode Etik


Kehormatan Dewan diatur Anggota Dewan Perwakilan
dengan peraturan DPR tentang Rakyat Melalui Mahkamah
Tata Beracara Mahkamah Kehormatan Dewan”.Dengan
Kehormatan Dewan. rumusan masalah sebagai
berikut:
Mahkamah Kehormatan 1. Bagaimana pengaturan
Dewan tediri dari 16 (enam kode etik Anggota
belas) orang yang terdiri dari Dewan Perwakilan
berbagai fraksi di Dewan Rakyat menurut
Perwakilan Rakyat dengan Peraturan DPR Nomor 1
memperhatikan perimbangan Tahun 2015 Tentang
dan pemerataan jumlah Kode Etik DPR ?
anggota setiap fraksi pada 2. Bagaimana sistem tata
permulaan masa keanggotaan beracara Mahkamah
Dewan Perwakilan Rakyat. Kehormatan Dewan
Mahkamah Kehormatan dalam memutus putusan
Dewan adalah yang sekarang untuk Anggota Dewan
melaksanakan tugas-tugas yang melakukan
Badan Kehormatan.Tetapi pelanggaran kode etik
dengan dibentunya suatu badan berdasarkan Peraturan
yang mengatur tentang Dewan Perwakilan
kehormatan anggota dewan Rakyat Nomor 2 Tahun
timbul banyak pertanyaan 2015 tentang Tata
sebegitu khususnya perlakuan Beracara Mahkamah
untuk anggota dewan dalam Kehormatan Dewan ?
hal menyangkut kehormatan 3. Bagaimana penerapan
dan etik. Di sisi lain juga sanksi untuk Anggota
menilai baik bahwa adanya Dewan yang melakukan
aturan khusus untuk anggota pelanggaran kode etik ?
dewan untuk menjaga dan
menegakkan kehormatan dan II. METODE
keluhuran martabat Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai Metode pendekatan yang
lembaga perwakilan rakyat. digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan yuridis
Berdasarkan perihal normatif. Pendekatan yuridis
pemaparan di atas, penulis adalah suatu pendekatan yang
berkeinginan melakukan mengacu pada hukum dan
penelitian mengenai sistem peraturan perundang-undangan
penegakan kode etik anggota yang berlaku, sedangkan
DPR melaluiperan dan fungsi pendekatan normatif adalah
Mahkamah Kehormatan Dewan pendekatan yang dilakukan
dalam sebuah skripsi yang diberi dengan cara meneliti bahan
pustaka atau data sekunder
Mahkamah-Kehormatan-Dewan pada terhadap azas-azas hukum serta
Rabu, 29 November 2015 pukul 19.20 WIB studi kasus yang dengan kata

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

lain sering disebut sebagai suatu lembaga atau organisasi,


penelitian hukum kepustakaan. meningkatkan kredibilitas serta
Spesifikasi penelitian yang menjadi pengarah profesi.
digunakan dalam penulisan Semakin beradab suatu
hukum ini adalah deskripitf masyarakat, semakin tinggi
analitis. Yaitu menggambarkan pelaksanaan kode etik, maka
semua gejala dan fakta yang ada semakin maju negara tersebut.
berkaitan dengan penegakkan Pengaturan kode etik anggota
kode etik anggota Dewan DPR telah diatur di Peraturan
Perwakilan Rakyat melalui DPR Nomor 1 Tahun 2015
Mahkamah Kehormatan Dewan. tentang Kode Etik DPR,
Spesifikasi penelitian ini diantaranya sebagai berikut:
bertujuan untuk menggambarkan 1. Kode etik yang mengatur
peraturan yang berlaku secara tentang Kepentingan
menyeluruh dan sistematis, Umum anggota DPR:10
kemudian dilakukan pemecahan a. Anggota dalam
masalah yang didukung oleh setiap tindakannya
data-data yang diperoleh. harus
Setelah dilakukan penelitian, mengutamakan
dapat diperoleh gambaran kepentingan bangsa
tentang hal-hal yang bersifat dan negara
umum yang pada akhirnya dapat daripada
memberikan jawaban atas kepentingan
permasalahan-permasalahan pribadi, seseorang
yang diangkat dalam penelitian dan golongan.
ini. b. Anggota
bertanggung jawab
III. HASIL DAN PEMBAHASAN mengemban
A. Kode Etik Dewan Perwakilan amanat rakyat,
Rakyat (DPR) melaksanakan
Kode etik adalah norma-norma tugasnya secara
atau aturan-aturan yang adil, mematuhi
merupakan kesatuan landasan hukum,
etik atau filosofis dengan menghormati
peraturan perilaku maupun keberadaan
ucapan mengenai hal-hal yang lembaga legislatif
diwajibkan, dilarang, atau tidak dan
patut dilakukan oleh anggota mempergunakan
suatu lembaga atau orang yang fungsi, tugas dan
berprofesi tertentu. Semua wewenang yang
profesi memiliki rumusan kode diberikan
etik tertentu, contohnya kode kepadanya demi
etik dokter; kode etik notaris; kepentingan dan
kode etik kepolisian; kode etik
jurnalis dan lain sebagainya.
Kode etik akan menjaga 10
Pasal 2 Peraturan DPR Nomor 1Tahun
kehormatan dan nama baik 2015 tentang Kode Etik DPR.

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

kesejahteraan berlaku dalam


rakyat. masyarakat.
c. Anggota b. Anggota sebagai
mengutamakan wakil rakyat memiliki
penggunaan produk pembatasan pribadi
dalam negeri. dalam bersikap,
d. Anggota harus bertindak, dan
selalu menjaga berperilaku.
harkat, martabat, c. Anggota dilarang
kehormatan, citra memasuki tempat
dan kredibilitas prostitusi, perjudian,
dalam dan tempat lain yang
melaksanakan dipandang tidak
tugas serta dalam pantas secara etika,
menjalankan moral dan norma yang
kebebasannya berlaku di masyarakat
menggunakan hak kecuali untuk
berekspresi, kepentingan tugasnya
beragama, sebagai Anggota DPR.
berserikat dan d. Anggota harus
mengeluarkan menjaga nama baik
pikiran dengan dan kewibawaan DPR.
lisan dan tulisan. e. Anggota dilarang
e. Anggota yang ikut meminta dan
serta dalam menerima pemberian
kegiatan organisasi atau hadiah selain dari
di luar DPR harus apa yang berhak
mengutamakan diterimanya sesuai
tugasnya sebagai dengan peraturan.
anggota. 3. Kode etik yang mengatur
2. Kode etik yang mengatur tentang Hubungan dengan
tentang Integritas sebagai Mitra Kerja anggota DPR:12
anggota DPR:11 a. anggota harus
a. Anggota harus bersikap profesional
menghindari perilaku dalam melakukan
tidak pantas atau tidak hubungan dengan
patut yang dapat mitra kerja.
merendahkan citra dan b. Anggota dilarang
kehormatan DPR baik melakukan hubungan
diluar maupun di dengan mitra kerjanya
dalam gedung DPR untuk maksud tertentu
menurut pandangan yang mengandung
etika dan norma yang potensi korupsi, kolusi
dan nepotisme.

11 12
Ibid, Pasal 3 Ibid,Pasal 4

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

4. Kode etik yang mengatur dengan kepentingan


tentang Akuntabilitas seorang pribadinya di luar
anggota DPR:13 kedudukannya sebagai
a. Anggota bertanggung anggota.
jawab atas tindakan b. Anggota mempunyai
yang dilakukan dalam hak suara dalam setiap
rangka menjalankan rapat dan dalam setiap
fungsi, tugas dan pengambilan
wewenangnya demi keputusan, kecuali
kepentingan negara. mempunyai konflik
b. Anggota harus kepentingan dengan
bersedia untuk permasalahan yang
diawasi oleh sedang dibahas.
masyarakat dan c. Anggota dalam
konstituennya. menyampaikan hasil
c. Anggota wajib rapat harus sesuai
menyampaikan dan dengan kapasitas, baik
memperjuangkan sebagai anggota
aspirasi rakyat kepada maupun pimpinan alat
pemerintah secara adil kelengkapan DPR.
tanpa memandang d. Anggota dilarang
SARA. menggunakan
d. Anggota harus mampu jabatannya untuk
memberikan mencari kemudahan
penjelasan dan alasan dan keuntungan
ketika dimintai oleh pribadi, keluarga
masyarakat, atas ataupun golongan.
ditetapkannya sebuah e. Anggota dilarang
kebijakan DPR. menggunakan
5. Kode etik yang mengatur jabatannya untuk
tentang Keterbukaan dan mempengaruhi proses
Konflik Kepentingan anggota peradilan yang
DPR:14 ditujukan untuk
a. Sebelum kepentingan pribadi
mengemukakan atau pihak lain.
pendapat dalam 6. Kode etik yang mengatur
pembahasan suatu tentang Rahasia, anggota
permasalahan tertentu, wajib menjaga rahasia yang
anggota harus dipercayakan kepadanya
menyatakan jika tidak termasuk hasil rapat yang
ada suatu keterkaitan dinyatakan sebagai rahasia
antara permasalahan sampai batas waktu yang
yang sedang dibahas telah di tentukan atau sampai
dengan masalah tersebut
13
Ibid, Pasal 5
14
Ibid,Pasal 6.

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

sudah dinyatakan terbuka atas dasar alasan yang


untuk umum.15 tidak relevan baik
7. Kode etik yang mengatur dengan perkataan
tentang Kedisiplinan sebagai maupun tindakannya
Anggota DPR:16 dalam melaksanakan
a. Anggota harus hadir tugas.
dalam setiap rapat c. Anggota harus
yang menjadi mendengar dengan
kewajibannya. penuh perhatian
b. Anggota yang tidak keterangan para pihak
hadir rapat harus dan masyarakat yang
disertai keterangan diundang dalam acara
yang sah dari DPR.
pimpinan fraksi. d. Anggota harus
c. Anggota dalam menerima dan
melaksanakan menjawab dengan
tugasnya harus sikap penuh
berpakaian rapi, sopan pengertian terhadap
dan resmi. pengaduan yang
d. Anggota harus aktif disampaikan oleh
selama mengikuti masyarakat.
rapat terkait dengan 9. Kode etik yang mengatur
pelaksanaan tugas. tentang Perjalanan Dinas
e. Anggota dilarang anggota DPR:18
menyimpan, a. Anggota yang
membawa dan melakukan perjalanan
menyalahgunakan dinas ke dalam atau ke
narkoba dalam bentuk luar negeri dengan
apapun. biaya negara diatur
8. Kode etik anggota DPR yang dalam ketentuan
mengatur tentang Hubungan peraturan perundang-
dengan Konstituen atau undangan.
Masyarakat:17 b. Perjalanan dinas yang
a. Anggota harus dimaksud dilakukan
memahami dan dengan menggunakan
menjaga anggaran yang
kemajemukan yang tersedia dan dilakukan
terdapat dalam sesuai dengan
masyarakat. ketentuan.
b. Anggota tidak c. Anggota tidak boleh
diperkenankan membawa keluarga
berprasangka buruk dalam suatu
terhadap seseorang perjalanan dinas,
kecuali dimungkinkan
15
Ibid, Pasal 7.
16
Ibid, Pasal 8.
17 18
Ibid, Pasal 9. Ibid, Pasal 10.

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

oleh ketentuan atau merendahkan


atas dasar biaya pimpinan rapat atau
sendiri. sesama anggota.
10. Kode etik yang mengatur B. Mahkamah Kehormatan
tentang Indepedensi anggota Dewan (MKD)
DPR:19 Kehadiran Badan
a. Anggota MKD harus Kehormatan atau yang dikenal
bersikap indepedensi dengan Mahkamah Kehormatan
dan bebas dari Dewan sebagai penegak etik
pengaruh fraksinya adalah salah satu living ethics.
atau pihak lain dalam C. Penerapan Sanksi atas
melaksanakan Pelanggaran Kode Etik yang
tugasnya. di Proses Mahkamah
b. Anggota dilarang Kehormatan Dewan
melakukan upaya Sanksi menurut kamus besar
intervensi terhadap bahasa Indonesia merupakan
putusan MKD. tanggungan (tindakan, hukuman,
c. Dalam melaksanakan dan sebagainya) untuk memaksa
tugas, anggota orang menepati perjanjian atau
dilarang memenuhi menaati ketentuan.21Secara
panggilan penegak sanksi etik dapat dilihat dalam
hukum tanpa ada berbagai bentuk penilaian positif
persetujuan tertulis atau negatif yang di berikan
dari MKD. orang lain terhadap tindakan
11. Kode etik yang mengatur atau perbuatan seseorang dalam
tentang Etika Persidangan:20 kehidupan bersama. Sanksi bagi
a. Anggota wajib para pelanggar kode etik,
mematuhi tata cara khususnya anggota DPR telah di
rapat sebagaimana atur pada Peraturan DPR Nomor
diatur dalam 2 Tahun 2015 tentang Tata
peraturan. Beracara Mahkamah
b. Pimpinan dan anggota Kehormatan Dewan.
MKD dalam sidang
harus memakai IV. KESIMPULAN
pakaian sipil yang
lengkap. 1. Pengaturan Kode Etik
c. Anggota dilarang DPR, antara lain meliputi
mendekati meja sebagai berikut:
pimpinan rapat, Kepentingan Umum,
berkata kotor, Integritas, Hubungan
merusak barang dengan Mitra Kerja,
inventaris DPR, dan Akuntabilitas,
menghina dan Keterbukaan dan Konflik,

21
Sanksi, diakses dari
19
Ibid, Pasal 11. http://kbbi.web.id/sanksipada Jumat 12 April
20
Ibid, Pasal 16. 2016 pukul 14.00

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Rahasia, Kedisiplinan, orang menepati perjanjian atau


Hubungan dengan menaati ketentuan. Sanksi bagi
Konstituen atau para pelanggar kode etik,
Masyarakat, Perjalanan khususnya anggota DPR telah di
Dinas, Independensi, atur pada Peraturan DPR Nomor
Hubungan dengan 2 Tahun 2015 tentang Tata
Wartawan, Etika Beracara Mahkamah
Persidangan. Kehormatan Dewan.
2. Sistem Tata Beracara Berdasarkan pasal 63,
Mahkamah Kehormatan jenis sanksi untuk pelanggaran
Dewan, diatur dengan kode etik yang diberikan
peraturan DPR tentang tata pimpinan AKD dan Anggota
beracara Mahkamah dinyatakan bersalah berdasarkan
Kehormatan Dewan pada putusan MKD berupa:
intinya mekanisme dalam tata 1. Sanksi ringan dengan
beracara Mahkamah berupa teguran lisan
Kehormatan Dewan pada awal
atau teguran tertulis..
pertama perkara masuk dalam
bentuk pengaduan dan tanpa 2. Sanksi sedang dengan
pengaduan, lalu di proses pemindahan
dalam tahap verifikasi dan keanggotaan pada alat
penyelidikan. Lalu kelengkapan DPR atau
menghasilkan suatu rapat pemberhentian dari
MKD yang memutuskan untuk jabatan pimpinan DPR.
lanjut dalam sidang MKD, 3. Sanksi berat dengan
dalam sidang ada 2 yaitu pemberhentian
sidang dalam perkara sementara paling
pengaduan dan perkara tanpa singkat 3 (tiga) bulan
pengaduan. Menghasilkan
atau pemberhentian
suatu proses pemeriksaan alat
bukti dan dilanjutkan dalam sebagai anggota.
proses pemeriksaan oleh
pimpinan dan anggota MKD. V. DAFTAR PUSTAKA
Pembentukan upaya panel jika
Buku-Buku
diperlukan untuk kebutuhan
materi perkara berat yang
ancaman sanksinya Burhanuddin Salam, 2002,Etika
pemberhentian dari anggota Sosial dan Asas Moral
DPR, lalu pada akhirnya dalam Kehidupan
menghasilkan suatu keputusan Manusia, Jakarta;PT
final yang di atur dalam Rineka Cipta.
peraturan.
3. Sanksi Pelanggaran Kode Dahlan Thaib, 1993, Implementasi
Etik Sistem Ketatanegaraan
Sanksi menurut kamus Menurut UUD 1945,
besar bahasa Indonesia Yogyakarta; Liberty.
merupakan tanggungan
(tindakan, hukuman, dan Dahlan Thaib, Jazim Hamidi,
sebagainya) untuk memaksa Ni’matul Huda, 1999.

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Teori Hukum dan Keempat, PSHTN UI,


Konstitusi, Jakarta; PT, Jakarta
Raja Grafindo Persada.
Marbun, 2001. DPR-RI
Dennis Thompson. 2002. Etika Pertumbuhan dan Cara
Politik Pejabat Negara, Kerjanya, Jakarta:
ed: Terjemahan. Jakarta. Gramedia Pustaka
Yayasan obor Indonesia. Utama.

Eman Hermawan, 2003. Politik Muchtar Pakpahan, 2013. DPR-RI


Membela Yang Benar Semasa Orde Baru,
Teori Kritik dan Nalar, Jakarta: Sinar Pustaka
Yogyakarta; Garda Harapan.
Bangsa.

Haryatmoko, 2011. Etika Publik Muchyar Yara, 1995.Pengisian


untuk Integritas Pejabat Jabatan Presiden dan
Publik dan Politisi, Wakil Presiden Di
Jakarta: Gramedia Indonesia SuatuTinjauan
Pustaka Utama Sejarah Hukum Tata
Negara, Jakarta: PT.
Judith Shklar, 1996. Montesqieu Nadhillah Ceria
Penggagas Trias Politica, Jakarta; Indonesia.
Grafity. M Yatimin Abdullah,
Jimly Asshiddiqie, 2014. Peradilan 2006.Pengantar Studi
Etik dan Etika Konstitusi Etika, Jakarta: Raja
Prespektif Baru tentang Grafindo Persada.
Rule of Law and Rule of Roni Hanitjo Soemitro,
Ethics dan Constitutional 1982.Metodologi
law and Constitutional Penelitian Hukum dan
Ehics. Jakarta: Sinar Jurimetri, Jakarta: Ghalia
Grafika. Indonesia.
______________ . 1998. Teori dan
Aliran Penafsiran Hukum S.P. Varma, 1990. Teori Politik
Tata Negara, Jakarta: Modern, Jakarta:
Ind. Hill-Co Rajawali Ekspress.
_______________. 1996. Soerjono Soekanto, 2004. Penelitian
Pergumulan Peran Hukum Normatif,
Pemerintah Dan Jakarta: Raja Grafindo
Parlemen Dalam Persada.
Sejarah, Jakarta; UI
Soerjono Soekanto, Mamoedji, dan
Press.
anzwar, Bruce, 1985,
_______________ . Konsolidasi Penelitian Hukum
Naskah UUD1945 Normatif, Jakarta:
Setelah Perubahan Radjawali.

13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Mahkamah Kehormatan


2004. Penelitian Hukum Dewan.
Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Jakarta: PT. Internet
Raja Grafindo Persada.
Demokrasi Parlemen, diakses dari
Tony Rooswiyanto, 2005. Etika http:/www.australianpoli
Organisasi Pemerintah, tics.com/terms/parliment
Jakarta. ary-democracy.shtml,
Yves Meny, Andrew Knap, pada tanggal 1 Mei 2016
1998.Goverment And Definisi Etika, diakses dari
Politics In Western http://erniritonga123.blo
Europe, thrid edition, gspot.co.id/2010/01/defin
New York: Oxford isi-etika.html pada
University Press. tanggal 2 Mei 2016 pukul
Zubair, Achmad Kharis, 1995. 20.00 WIB
Kuliah Etika, Jakarta: Eksistensi DPR Sebagai Lembaga
PT Raja Grafindo Negara, diakses dari
Persada. http://birokrasikomplek.b
logspot.co.id/2011/06/eks
Peraturan Perundang-Undangan
istensi-dpr-sebagai-
Undang-Undang Dasar Negara lembaga- negara.html
Republik Indonesia pada tanggal 12 April
Tahun 1945. 2016, pukul 12.40.
Etika Pejabat Publik, diakses pada
Tap MPR Nomor VI/MPR/2001 http://mohfathurrahman.
Tentang Etika Kehidupan blogspot.co.id/2015/06/et
Berbangsa. ika-pejabat publik.html
dilihat pada tanggal 9
Undang-Undang Nomor 17 Tahun April 2016 pukul 17.00
2014 Tentang MPR, DPR, DPD, dan WIB
DPRD.
Etika Publik, diakses pada
Undang-Undang Nomor 22 Tahun http://rodlial.blogspot.co.
2003 Tentang Susunan id/2012/04/bab-i-
Kedudukan MPR, DPR, pendahuluan-etikapublik-
dan DPD. berawal.html tanggal 10
Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2015 April 2016 pukul 14.00
Tentang Kode Etik WIB
Dewan Perwakilan
Fungsi dan Wewenang DPR, diakses
Rakyat .
dari
http://dianchocho.blogsp
Peraturan DPR Nomor 2 Tahun 2015
ot.co.id/2013/04/fungsi-
Tentang Tata Beracara
dan-

14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

wewenang-dpr-dan- Aduan Istri Krisna


dpd-dalam_8331.html Mukti,http://news.detik.co
pada tanggal 17 Maret m/berita/3029463/mkd-dpr-
2015, pukul 19.45 WIB putuskan-kasus-gelar-palsu-
dan-aduan-istri-krisna-
Hifidzi Alim. Merumuskan Etika mukti-hari-ini dilihat pada
Legislatif. Dalam Senin 13 Juni 2016 pukul
www.suaramerdeka.com. 15.00
Diakses pada tanggal 3 Putusan MKD,
Mei 2016, pukul 14.00 http://nasional.sindonews
WIB com/read/1048547/12/put
Kode Etik Profesi, diakses dari usan-mkd-krisna-mukti-
http://etikapofesiit25.blo langgar-kode-etik-ringan-
gspot.co.id/2012/10/kode 1443419332 dilihat Senin
-etik-profesi.htmltanggal 6 Juni 2016 pukul 14.00
11 April 2016 pukul
16.00 WIB Kronologi Penggerebekan
Arzeti,http://www.lensai
Konsideran Badan Kehormartan, ndonesia.com/2015/10/2
diakses dari 7/ini-kronologis-
www.bkwordpress.com penggrebekan-arzetti-
dalam Konsideran Badan bilbinia-dandim-sidoarjo-
kehormatan . Pada versi-tni.html dilihat
tanggal 20 Februari 14.35 pada Sabtu 28 Mei 2016
Mahkamah Kehormatan Dewan, pukul 16.00
diakses dari
http://www.dpr.go.id/akd Kasus yang ditangani
/index/id/Tentang- MKD,http://porosberita.c
Mahkamah- om/2015/12/30/ini-kasus-
Kehormatan-Dewanpada yang-ditangani-mkd-
29 November 2015 pukul sepankang-2015/ di lihat
19.20 WIB pada Sabtu 28 Mei 2016
pukul 17.00
Lembaga Perwakilan,
Kena Sanksi
http://www.ilmunegara.c
Teguran,http://nasional.rep
om/2014/02/lembaga- ublika.co.id/berita/nasional/
perwakilan-di- politik/15/10/19/nwh11837
indonesia.html pada 7-temui-donald-trump-
tanggal 18 April 2016 setya-novanto-dan-fadli-
pukul 16.00 WIB zon-kena-sanksi-teguran
dilihat pada Selasa 7 Juni
Pengertian Etika, diakses dari 2016 pukul 19.00
https://10menit.wordpres
s.com/tugas- Merusak Kehormatan DPR,
kuliah/pengertian-etika/ http://www.saldiisra.web.
pada tanggal 10 April id/index.php/tulisan/artik
2016 pukul 15.00 el-koran/11-

15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

artikelkompas/607-
merusak-kehormatan-
dpr.html dilihat pada
Selasa 14 Juni 2016
pukul 15.00

16

Anda mungkin juga menyukai