Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK

BALOON ROCKETS

DISUSUN OLEH:

1. Aisyah Mutia A J230181133


2. Luqmanul Hakim J230181129
3. Dwi Mei Lianawati J230181095
4. Novia Ayu P J230181083

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
A. LATAR BELAKANG
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat
di Rumah Sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan
lingkungan asing dan baru yaitu Rumah Sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi
faktor stressor bagi anak (Potts & Mandleco, 2011). Lamanya perawatan dirumah
sakit berhubungan dengan meningkatnya agresi. Koping pada anak lebih kompleks
dalam mengekspresikan stresor (Hart, et all, 1992).
Terdapat dua cara untuk mengatasi permasalahan stresor pada anak yaitu
koping yang berfokus pada emosi dan koping yang berfokus pada masalah. Kedua
strategi koping tersebut terdapat 4 model yaitu: information seeking, direct action,
indirect action, and intraphyshic process. Direct action lebih sering digunakan untuk
permasalahan anak usia sekolah di rumah sakit. Untuk anak usia sekolah dapat
mengidentifikasi masalah dan dapat menghilangkan atau mengurangi ketegangan
menggunakan aktifitas motorik. Untuk menurunkan stres pada anak,
mengekspresikan marah dan frustasi diperlukan permainan yang mencakup aktififitas
motorik (Hart, et all, 1992).

Dari hasil observasi pada tanggal 28 Januari 2019 dibangsal Cempaka 1 pasien
dengan rentang umur 5 sampai 9 tahun sebanyak 15 anak yang meliputi anak-anak
usia 5 tahun: 2, 6 tahun: 3 anak, 7 tahun: 5 anak, usia 8 tahun : 1 anak, dan usia 9
tahun : 4 anak. Berdasarkan hasil observasi kelompok diatas, ada 6 anak yang
dirawat diruang Cempaka 1 sering takut kepada perawat yang melakukan tindakan
keperawatan serta merasa tertekan ketika harus mendapatkan tindakan invasif,
sehingga anak langsung menangis dan melakukan tindakan agresi seperti meronta
melakukan banyak gerakan. Sehingga sangatlah diperlukan suatu terapi permainan
yang dapat mengurangi tingkat stress pada anak yang sedang dirawat di rumah sakit.
Melihat dari beberapa penjelasan diatas maka kelompok tertarik untuk melaksanakan
terapi bermain yang berjudul “Rocket Balloon”. Harapannya setelah anak mengikuti
terapi bermain “Rocket Balloon” anak mampu mengurangi tingkat kecemasan dan
ketakutan, selain itu, “Rocket Balloon” juga merupakan permainan yang mampu
meningkatkan aktifitas motorik dan menurunkan ketegangan pada anak. Terapi
bermain Rocket Balloon juga sangat membantu anak dalam melatih napas dalam,
dimana teknik napas dalam menjadi salah satu teknik dalam mengurangi kecemasan
seseorang. Sehingga, ada beberapa kriteria anak yang tidak dapat mengikuti terapi
bermain ini, yaitu anak-anak dengan gangguan pernapasan (sesak, asma, pneumonia,
dll), anak-anak yang menggunakan alat bantu napas, dsb (Hart, et all, 1992).

B. KARAKTERISTIK PESERTA
Kegiatan ini diikuti anak dengan kriteria sebagai berikut :
1. Usia 5 sampai 12 tahun.
2. Tidak memiliki penyakit asma.
3. Mampu menggunting.
4. Mengalami stress karena hospitalisasi.
5. Tidak memiliki masalah pernapasan dan tidak menggunakan alat bantu
pernapasa.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengurangi tingkat stress akibat hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
Mempromosikan atau melatih ekspansi napas dalam pada anak.
D. MEDIA
1. Balon panjang
2. Karet
3. Sedotan plastik
4. Kertas konstruksi / lipat
5. Gunting
E. METODE

Langkah-langkah terapi bermain adalah sebagai berikut :

a) Instruksikan anak-anak untuk memotong sedotan menjadi setengah bagian


b) Minta mereka melipat ujung salah satu dari sedotan sehingga akan masuk ke
dalam setengah lainnya
c) Dorong setengah sedotan sampai benar-benar di dalam sedotan lainnya
d) Beri tahu anak-anak untuk memasukkan sedotan ke leher balon dan
kencangkan dengan kuat dengan karet gelang
e) Mintalah anak-anak memotong kertas pembatas menjadi 4 inci persegi dan
lipat menjadi dua
f) Minta mereka membuat lubang kecil di tengah lipatan dan mendorong sedotan
itu. Balon, sedotan, dan kertas konstruksi membuat roket
g) Untuk makan siang roket, ledakkan balon melalui sedotan dan lepaskan. roket
dapat disesuaikan dengan mengubah bentuk dan ukuran kertas konstruksi.
kecepatan roket mungkin diatur dengan menutup dan membuka lubang
sedotan

F. PENGORGANISASIAN
1. Melakukan kontrak dengan anak dan orang tua
2. Mengumpulkan anak pada ruangan terapi bermain
3. Menyiapkan alat yang diperlukan
4. Kegiatan dipimpin oleh leader dengan dibantu oleh fasilitator dan observer
5. Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain berlangsung
a. Leader
Nama : Luqmanul Hakim
Tugas : 1) Membuka acara
2) Membaca peraturan bermain
3) Memimpin jalannnya permainan
4) Memberi semangat kepada peserta
5) Menciptakan suasana menjadi meriah
6) Memberi keputusan
7) Menciptakan reward
b. Fasilitator
Nama : Novia Ayu P & Aisyah Mutia A
Tugas : 1) Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung
2) Mendampingi anak selama permainan
3) Memberikan semangat dan motivasi
c. Observer
Nama : Dwi Mei Lianawati
Tugas : 1) Mengamati dan mengevaluasi permainan
2) Mengamati tingkah laku anak
3) Memberikan kritik dan saran
d. Anak
Tugas : mengikuti jalannya terapi bermain.

G. SETTING TEMPAT
Keterangan :

Leader

Fasilitator

Peserta
Meja

H. PELAKSANAAN
Estimasi waktu : 30 menit
Tempat pelaksanaan : Ruang terapi bermain Ruang Cempaka 1 RSUD Karanganyar

No. Waktu Kegiatan Peserta


1. 3 menit Pembukaan :

a. Salam. a. Menjawab salam


b. Memperkenalkan diri. b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari c. Memperhatikan
terapi bermain. d. Memperhatikan
d. Kontrak waktu anak dan
orang tua.
2. 17 menit Pelaksanaan : a. Memperhatikan

a. Menjelaskan tata cara b. Bertanya

pelaksanaan terapi bermain c. Memperhatikan


balon roket. d. Mengkondisikan
b. Memberikan kesempatan. diri
kepada anak untuk e. Memperhatikan
bertanya jika belum jelas.
c. Perawat mempersiapkan
alat dan memposisikan diri
sesuai dengan tugasnya.
d. Leader mengkondisikan
anak dan orang tua.
e. Memulai terapi bermain
balon roket.
3. 5 menit Evaluasi :

a. Mempersilahkan anak a. Menceritakan


untuk mencoba terapi b. Menceritakan
bermain secara mandiri
dengan dipandu oleh leader
dan didampingi oleh
fasilitator.
b. Menanyakan perasaan anak
setelah terapi bermain
balon roket.
4. 5 menit Terminasi:

a. Memberikan kesimpulan a. Memperhatikan


tentang terapi bermain b. Mendengarkan
yang dilakukan. c. Menjawab ucapan
b. Memberikan motivasi dan d. Menjawab salam
pujian kepada seluruh anak
yang telah mengikuti
program terapi bermain.
c. Mengucapkan terima kasih
kepada anak dan orang tua.
d. Mengucapkan salam
penutup.

I. EVALUASI
1. Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 4 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di lab praktik anak.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan balon roket.
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir.
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk melakukan permainan
balon roket.
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Anak mampu melakukan nafas dalam secara tidak langsung.
Nama Peserta Terapi Bermain

No Nama Peserta Umur

1. An. Imam Nur Firman 7.1 tahun


2. An. Arganta 6.7 tahun
3. An. Aditya 5.7 tahun
4. An. Rezky 7.5 tahun
Daftar Pustaka

Hart, Mather, Slack, Powell.1992. Therapeutic Play Activities For Hospitalized


Children. America: Mosby

Lianasari, Christian, dkk. 2011. “Proposal Terapi Bermain Anak Cans Do Hands di
Ruang Kenanga RSST Klaten” (Online),
(http://www.academia.edu/6573544/PROPOSAL_TERAPI_BERMAIN_AN
AK, diakses tanggal 5 Mei 2015).

Anda mungkin juga menyukai