BALOON ROCKETS
DISUSUN OLEH:
Dari hasil observasi pada tanggal 28 Januari 2019 dibangsal Cempaka 1 pasien
dengan rentang umur 5 sampai 9 tahun sebanyak 15 anak yang meliputi anak-anak
usia 5 tahun: 2, 6 tahun: 3 anak, 7 tahun: 5 anak, usia 8 tahun : 1 anak, dan usia 9
tahun : 4 anak. Berdasarkan hasil observasi kelompok diatas, ada 6 anak yang
dirawat diruang Cempaka 1 sering takut kepada perawat yang melakukan tindakan
keperawatan serta merasa tertekan ketika harus mendapatkan tindakan invasif,
sehingga anak langsung menangis dan melakukan tindakan agresi seperti meronta
melakukan banyak gerakan. Sehingga sangatlah diperlukan suatu terapi permainan
yang dapat mengurangi tingkat stress pada anak yang sedang dirawat di rumah sakit.
Melihat dari beberapa penjelasan diatas maka kelompok tertarik untuk melaksanakan
terapi bermain yang berjudul “Rocket Balloon”. Harapannya setelah anak mengikuti
terapi bermain “Rocket Balloon” anak mampu mengurangi tingkat kecemasan dan
ketakutan, selain itu, “Rocket Balloon” juga merupakan permainan yang mampu
meningkatkan aktifitas motorik dan menurunkan ketegangan pada anak. Terapi
bermain Rocket Balloon juga sangat membantu anak dalam melatih napas dalam,
dimana teknik napas dalam menjadi salah satu teknik dalam mengurangi kecemasan
seseorang. Sehingga, ada beberapa kriteria anak yang tidak dapat mengikuti terapi
bermain ini, yaitu anak-anak dengan gangguan pernapasan (sesak, asma, pneumonia,
dll), anak-anak yang menggunakan alat bantu napas, dsb (Hart, et all, 1992).
B. KARAKTERISTIK PESERTA
Kegiatan ini diikuti anak dengan kriteria sebagai berikut :
1. Usia 5 sampai 12 tahun.
2. Tidak memiliki penyakit asma.
3. Mampu menggunting.
4. Mengalami stress karena hospitalisasi.
5. Tidak memiliki masalah pernapasan dan tidak menggunakan alat bantu
pernapasa.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengurangi tingkat stress akibat hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
Mempromosikan atau melatih ekspansi napas dalam pada anak.
D. MEDIA
1. Balon panjang
2. Karet
3. Sedotan plastik
4. Kertas konstruksi / lipat
5. Gunting
E. METODE
F. PENGORGANISASIAN
1. Melakukan kontrak dengan anak dan orang tua
2. Mengumpulkan anak pada ruangan terapi bermain
3. Menyiapkan alat yang diperlukan
4. Kegiatan dipimpin oleh leader dengan dibantu oleh fasilitator dan observer
5. Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain berlangsung
a. Leader
Nama : Luqmanul Hakim
Tugas : 1) Membuka acara
2) Membaca peraturan bermain
3) Memimpin jalannnya permainan
4) Memberi semangat kepada peserta
5) Menciptakan suasana menjadi meriah
6) Memberi keputusan
7) Menciptakan reward
b. Fasilitator
Nama : Novia Ayu P & Aisyah Mutia A
Tugas : 1) Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung
2) Mendampingi anak selama permainan
3) Memberikan semangat dan motivasi
c. Observer
Nama : Dwi Mei Lianawati
Tugas : 1) Mengamati dan mengevaluasi permainan
2) Mengamati tingkah laku anak
3) Memberikan kritik dan saran
d. Anak
Tugas : mengikuti jalannya terapi bermain.
G. SETTING TEMPAT
Keterangan :
Leader
Fasilitator
Peserta
Meja
H. PELAKSANAAN
Estimasi waktu : 30 menit
Tempat pelaksanaan : Ruang terapi bermain Ruang Cempaka 1 RSUD Karanganyar
I. EVALUASI
1. Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 4 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di lab praktik anak.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan balon roket.
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir.
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk melakukan permainan
balon roket.
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Anak mampu melakukan nafas dalam secara tidak langsung.
Nama Peserta Terapi Bermain
Lianasari, Christian, dkk. 2011. “Proposal Terapi Bermain Anak Cans Do Hands di
Ruang Kenanga RSST Klaten” (Online),
(http://www.academia.edu/6573544/PROPOSAL_TERAPI_BERMAIN_AN
AK, diakses tanggal 5 Mei 2015).