LP Dan LK Gadar
LP Dan LK Gadar
Disusun oleh:
1. Bernike R Zega (01503180037)
2. Christi A Gea (01503180053)
3. Julian P Pasaribu (01503180156)
4. Mega I Pelawi (01503180189)
5. Yovella (01503180305)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung disebabkan oleh banyak kondisi yang merusak otot jantung
seperti CAD, serangan jantung, kardiomiopati. Gagal jantung bukan berarti jantung
berhenti bekerja. Sebaliknya, itu berarti jantung bekerja kurang efisien dari biasanya.
Karena berbagai kemungkinan penyebab, darah bergerak melalui jantung dan tubuh
pada tingkat yang lebih lambat, dan tekanan di jantung meningkat. Akibatnya, jantung
tidak dapat memompa cukup oksigen dan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Gagal jantung mempengaruhi hampir 6 juta orang Amerika. Sekitar 670.000 orang
didiagnosis gagal jantung setiap tahun. Ini adalah penyebab utama rawat inap pada
orang yang berusia lebih dari 65 tahun (CHF, 2018).
Ruang-ruang jantung mungkin merespons dengan meregangkan untuk menahan
lebih banyak darah untuk dipompa melalui tubuh atau dengan menjadi kaku dan
menebal. Ini membantu menjaga darah bergerak, tetapi dinding otot jantung pada
akhirnya mungkin melemah dan menjadi tidak dapat memompa seefisien mungkin.
Akibatnya, ginjal dapat merespons dengan menyebabkan tubuh menahan cairan (air)
dan garam. Jika cairan menumpuk di lengan, kaki, pergelangan kaki, kaki, paru-paru,
atau organ lain, tubuh menjadi tersumbat, dan gagal jantung kongestif adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan kondisi tersebut.
B. Tujuan
a) Tujuan Umum :
Untuk menjelaskan asuhan keperawatan tentang penyakit CHF pada Tn. N
b) Tujuan Khusus :
1) Untuk mengetahui tinjauan teoritis penyakit CHF (definisi, etiologi,
anatomi fisiologi, manifestasi klinik, patofisiologi, penatalaksanaan
dan pengobatan medis, pemeriksaan penunjang, komplikasi,
prognosis).
2) Untuk menjelaskan pelaksanaan asuhan keperawatan.
3) Untuk menjelaskan rencana keperawatan atau implementasi pada
penyakit CHF pada pasien Tn. N
4) Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan bagi Tn. N
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Judul
CHF (Congestive Heart Failure)
B. Definisi penyakit
Gagal jantung kongestif ( CHF ) adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan
gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik ( saat istirahat atau saat aktivitas yang
disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. ( Marulam, 2009 ).
Gagal jantung kongestif ( CHF ) adalah suatu keadaan dimana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme tubuh, gagalnya
aktifitas jantung terhadap pemenuhan kebutuhan tubuh, fungsi pompa jantung secara
keseluruhan tidak berjalan normal. ( Susanto, 2010 ).
Gagal jantung dikenal dalam beberapa istilah yaitu gagal jantung kiri, kanan, dan
kombinasi atau kongestif.Pada gagal jantung kiri terdapat bendungan paru, hipotensi,
dan vasokontriksi perifer yang mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.Gagal
jantung kanan ditandai dengan adanya edema perifer, asites dan peningkatan tekanan
vena jugularis.Gagal jantung kongestif adalah gabungan dari kedua gambaran
tersebut.Namun demikian, kelainan fungsi jantung kiri maupun kanan sering terjadi
secara bersamaan (McPhee & Ganong, 2010).
E. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Ahern & Wilkson (2014), tanda gejala gagal jantung kiri adalah :
- Sesak napas saat berbaring dan beraktivitas
- Batuk
- Mudah lelah
- Bengkak pada kaki
- Perut membuncit
- Kegelisahan atau kecemasan
- Penurunan kapasitas aktivitas
- Dispnea
- Batuk (hemoptisis)
- Letargi dan kelelahan
- Penurunan nafsu makan dan berat badan
- Kulit lembab
- Tekanan darah (tinggi, rendah atau normal)
- Regurgitasi mitral fungsional
- Krepitasi paru
- Efusi pleura
F. PATOFISIOLOGI
Penyebab tersering terjadinya gagal jantung adalah gangguan / kerusakan fungsi
miokard ventrikel kiri disamping adanya penyakit pada pericardium, miokardium,
endokardium ataupun pembuluh darah besar. Penurunan fungsi ventrikel kiri
mengakibatkan terjadinya penurunan curah jantung yang selanjutnya menyebabkan
teraktivasinya mekanisme kompensasi neurohormonal yang bertujuan mengembalikan
kinerja jantung dalam memenuhi kebutuhan jaringan. Aktivasi sistem simpatis
menimbulkan peningkatan denyut jantung dan vasokontriksi perifer sehingga curah
jantung dapat meningkat kembali. Aktivasi Renin-Angiotensin-Aldosterone System
(RAAS) menyebabkan vasokontriksi (angiotensin) dan peningkatan volume darah
melalui retensi air dan natrium (aldosteron). Mekanisme kompensasi yang terus
berlangsung ini akan menyebabkan stress pada miokardium sehingga menyebabkan
terjadinya remodeling yang progresif, dan pada akhirnya dengan mekanisme
kompensasipun jantung tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan jaringan
(dekompensasi).
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi
pleura yang menegaskan diagnosa CHF.
b) EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemi
(jika disebabkan AMI), Ekokardiogram
c) Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium
yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K,
Na, Cl, Ureum, gula darah
I. KOMPLIKASI
Menurut Wijaya & Putri (2013) komplikasi pada gagal jantung yaitu :
a) Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri
b) Syok kardiogenik : stadim dari gagal jantung kiri, kongestif akibat penurunan curah
jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital seperti jantung dan
otak
c) Episode trombolitik : trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan
sirkulasi dengan aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah
d) Efusi perikardial dan tamponade jantung : masuknya cairan ke kantung
perikardium, cairan dapat meregangkan perikardium sampai ukurn maksimal. CPO
menurun dan aliran balik vena ke jantung menuju tamponade jantung.
J. PROGNOSIS
Menurut Nurdjanah (2006), prognosis gagal jantug yang tidak mendapatkan terapi tidak
diketahui. Sedangkan prognosis pada penderita gagal jantung yang mendapat terapi
yaitu :
Klasifikasi menurut NYHA (New York Heart Association) :
Kelas 1 : Tidak ada gangguan pada aktivitas, mortalitas 5 tahun 10 – 20%
Kelas 2 : Sedikit keterbatasan pada aktivitas fisik , mereda pas istirahat, aktvitas sehari-
hari menyebabkan fatigue, dyspnea, palpitasi, mortalitas 5 tahun 10 – 20%
Kelas 3 : Terdapat keterbatasan pada aktivitas fisik, mereda pada saat istirahat, dengan
aktivitas ringan dapat menimbulkan gejala fatigue, dyspnea, palpitasi, mortalitas 5
tahun 50 – 70%
Kelas 4 : Tidak bisa melakukan aktivitas fisik, gejala tetap muncul walaupun sedang
istirahat, mortalitas 5 tahun 70 – 90%
LAPORAN KASUS
Pengkajian Fisik
1. Kepala : Simetris
2. Mata : Ananemia
Reaksi pupil : +/+ , diameter: 2 mm
3. Telinga : Normal, tidak ada lesi
4. Hidung : Normal, tidak ada sumbatan dan lesi
5. Leher : Normal, tidak ada nyeri tekan, deviasi trakea
6. Dada/Paru : Simetis, RR: 28x/menit
Nyeri dada : ada
Skala nyeri : a/i 6/5
Karakteristik nyeri: seperti tertimpa benda berat
7. Abdomen : Simetris, tidak ada nyeri tekan, bising usus: 14x/menit
8. Genetalia : Simetris
9. Ekstremitas : Normal, tidak ada kelainan bentuk
10. Kulit : Tidak ada lesi, echymosis, atau dekubitus
ANALISA DATA
Masalah
Tanggal DS DO
Keperawatan
11 Jan - Klien mengatakan nyeri di - Klien tampak lemas Nyeri akut
2019 ulu hati, skala nyeri : - Klien tampak meringis
07.30 1. P : terasa saat - Klien tampak gelisah
beraktivitas - TTV :
2. Q : seperti ditusuk- TD : 100/80 mmHg
tusuk HR : 98 x/mnt
3. R : menjalar ke RR : 28 x/mnt
perut S : 36 0C
4. S : a/i = 6/5
5. T : dirasakan sejak
3 hari sebelum
masuk rumah sakit
- Klien mengatakan nyeri di
dada, skala nyeri :
1. P : terasa saat
beraktivitas
2. Q : seperti tertimpa
benda berat
3. R : menjalar ke
punggung belakang
4. S : a/i = 6/5
5. T : dirasakan sejak
3 hari sebelum
masuk rumah sakit
- Klien mengatakan nyeri ulu
hati membuat nya mua dan
nafsu makan tidak ada
O:
- TTV :
TD : 110/80
HR : 98x/mnt
RR : 26x/mnt
S : 37 0C
- Klien terlihat lebih rileks
- Klien terlihat masih meringis
tetapi berkurang
A:
- Masalah nyeri belum teratasi
P:
- Monitor TTV
- Mengkaji nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi
- Anjurkan pasien mengurangi
aktivitas
- Kolaborasi pemberian terapi
analgetik (ketorolak)
2 Jumat, 11 Jan 07.30 wib 1. Telah melakukan pengkajian TTV Senin, 3 Desember 2018. 16.15 wib
2018 Respon pasien: pasien menanyakan S :
hasil TTV dan mendapat informasi - Klien mengatakan sesak berkurang
tentang kondisinya. - Klien mengatakan napas lebih lega
2. Telah melakukan monitor frekuensi, - Klien mengatakan bahwa merasa
irama dan kedalaman napas. lebih nyaman dan bisa beristirahat
3. Telah melakukan monitor O:
pengembangan dan adanya retraksi - Klien tampak tertidur
otot bantu napas - Klien tidak terlihat gelisah
- Klien masih tampak bernapas
4. Telah melakukan pemberian posisi
menggunakan otot bantu napas dan
fowler atau semifowler pernapasan cuping hidung
5. Telah melakukan pemberian oksigen - TTV
4 lpm TD: 110/80
6. Telah mengantarkan pasien untuk RR: 23x/ menit
pemeriksaan rongent Nadi : 87x/menit
Suhu: 37,2 ˚C
A:
- Masalah ketidakefektifan pola
napas belum teratasi
P:
- Mengkaji TTV
- Observasi adanya pernapasan
dengan otot bantu napas dan cuping
hidung
- Monitor frekuensi, irama dan
kedalaman napas klien
- Anjurkan klien mengatur posisi
tubuh dengan posisi semifowler
- Berikan terapi oksigen 4 lpm
DAFTAR PUSTAKA
Ahern, R.N. & Wilkinson, J.M. (2014). Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi
9. Jakarta: EGC.
Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah (Terjemahan), Yayasan IAPK
Padjajaran Bandung, September 1996, Hal. 443 – 450
Congestive Heart Failure and Heart Disease. (2018). Retrieved by WrbMD:
https://www.webmd.com/heart-disease/guide-heart-failure#1
Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Tahun 2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249.
Junadi P, Atiek S, Husna A, Kapita selekta Kedokteran (Efusi Pleura), Media
Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, 1982, Hal.206 –
208
Kasron. Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegahan serta Pengobatannya.
yogyakarta: Nuha Medika; 2012.
Marulam M. Panggabean. 2009. Penyakit Jantung Hipertensi : Aru W. Sudoyo.,
Bambang S., Idrus A. Editors: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Vol II).
Jakarta: Interna Publishing. Hal 1777 – 1778.
McPhee SJ & Ganong WF. 2010. Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju
Kedokteran Klinis. Edisi 5. Alihbahasa oleh Brahm U Pendit. Jakarta: EGC.
Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata:
EGC, 2009.
Nurdjanah, S. 2006. Buku Ajar Penyakit FK UI.
https://www.academia.edu/24327057/Gagal_jantung_kongestif_Congestiv
e_Heart_Failures_
Susanto. (2010). Hindari Hipertensi, Konsumsi Garam 1 Sendok per Hari. Jakarta:
Gramedia.
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika