Anda di halaman 1dari 11

ISSN 1978 - 3000

Kualitas Madu yang Beredar Di Kota Bengkulu Berdasarkan Penilaian


Konsumen dan Uji Secara Empirik

Organoleptic test and Various Quality Brand Honey Circulating in the city of Bengkulu

Rustama Saepudin, Sutriyono dan Roby Okta Saputra

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu


Jalan W.R. Suprtaman Kandang Limun Bengkulu 38371A
Email: rustamas@yahoo.com

ABSTRACT
This study aims to analyze the quality of honey that are available Bengkulu City based on pH, moisture, colour,
flavor, odor, level favorite consumer, and cleanliness. This study used six brands of honey which are well know
in Bengkulu, the White Flora Brand Honey, Sumbawa Honey, Multisari Honey, Super Honey, Murni Honey,
and Honey of beekeeping in Kepahiang. The results showed that all thetestedbrands of honey have a good pH
that ranges from3.4 to3.8. But it has amoisture content that is not good is the highest 25% andlowest23%. Based
onorganoleptic test, andthe cleanlinessof all brands ofhoneytested had significantly different effects (P <0.001),
while antshave an influence on the test were not significantly different(P>0.01).
Keywords: Honey, quality, organoleptic, comsumer

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas madu yang banyak beredar di kota Bengkulu
dilihat dari pH, kadar air, warna, rasa, bau, tingkat kesukaaan konsumen, kebersihan dan dengan melakukan uji
semut.Penelitian ini menggunakan 6 merek madu yang sudah dikenal di Bengkulu, yaitu Merek Madu Putih
Flora, Madu Sumbawa, Madu Multisari, Madu Super, Madu Murni, dan Madu dari peternakan lebah
dikepahiang. Hasil penelitian menunjukan semua merek madu yang diuji memiliki pH yang bagus yakni
berkisar 3,4 sampai 3,8. Tetapi memiliki kadar air yang tidak bagus yaitu yang tertinggi 25% dan terendah
23%.Berdasarkan uji organoleptik, dan kebersihansemua merek madu yang diuji memiliki pengaruh berbeda
nyata (P<0,001) sedangkan pada uji semut memiliki pengaruh tidakberbeda nyata (P>0,01).

Kata Kunci : Madu, kualitas madu, organoleptik, konsumen

PENDAHULUAN Berdasarkan SNI-01-3545-2004,

Lebah madu merupakan insekta ”madu adalah cairan alami yang umumnya

penghasil madu yang telah lama dikenal. mempunyai rasa manis yang dihasilkan

Pada awalnyamanusia berburu sarang oleh lebah madu dari sari bunga tanaman

lebah digoa-goa, dilubang-lubang pohon (floral nektar) atau bagian lain dari

dan tempat-tempat lain untuk diambil tanaman (ekstra floral nektar) atau ekskresi

madunya.Pada saat inilebah madu sudah serangga”. Baskhara (2008) mengatakan

mulai diternakan oleh peternak seperti kandungan nutrisi yang terdapatpada madu

lebah madu Apis mellifera dan lebah madu meliputi glukosa, fruktosa, maltosa,

Apis cerana indica, sehingga dapat sukrosa, karbohidrat, vitamin (A, B1, B2,

menghasilkan kualitas madu yang lebih baik B3, B5, B6, B8, B9, C, E, dan K ),mineral

lagi. (Na, Ca, Mg, Fe, K, Zn, Cu, Mn), enzim

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 9, No 1. Januari – Juni 2014 | 30


ISSN 1978 - 3000

seperti diastase, invertase,glukosa Ciri-ciri madu asli diantaranya


oksidase, peroksidase, dankatalase. dapat dilihat dari kandungan glukosa,
Konsumsi madu di masyarakat froktusa, sukrosa, kadar air, pH madu,
terus meningkat sehingga memicu warna, dan aroma. Aroma juga bisa
terjadinya peningkatan terhadap kebutuhan dijadikan media untuk menentukan asli
madu. Data Asosiasi Perlebahan Indonesia atau palsunya sebuah produk madu. Madu
(API) 2005 melaporkan bahwa angka asli punya aroma dan bau khas seperti
konsumsi madu Indonesia berkisar 7000- madu dari bunga rambutan, kapuk randu
15.000 ton per tahun. Sedangkan produksi atau kelengkeng. Ini berbeda dengan madu
madu Indonesia, pada tahun 2002 baru palsu yang sama sekali tidak beraroma.
mencapai 4.000-5.000 ton/tahun. Menurut Suriawiria (2000) menyatakan
Berdasarkan kondisi tersebut, terjadi bahwa membedakan madu palsu dengan
kekurangan madu. Walaupun untuk madu asli yang berasal dari luar negeri dan
mengatasi kekurangan madu tersebut dari peternak Indonesia yang jujur dapat
dipenuhi dengan madu impor, diketahui melalui labelnya seprti madu
diperkirakan, tidak sedikit peredaran madu melon, madu semangka, madu labu dan
palsu di Indonesia. Hal ini ditunjang oleh madu kurma.
harga jual madu yang mencapai Rp. Yuga (2008) menguraikan
45.000/600 ml. bahwakemasan madu yang ada di pasaran
Penilaian organoleptik biasa jarang mencantumkan kandungan beragam
disebut juga penilaian inderawi atau unsur yang menandakan bahwa madu
sensori karena melibatkan panca indera tersebut asli. Madu palsu biasanya dibuat
(Soekarto, 1981). Penilaian sifat-sifat dari campuran glukosa, froktusa, dan
tersebut mengandalkan kemampuan indera sukrosa (gula pasir) yang sebenarnya
manusia dalam hal ini tergantung merupakan bagian dari komponen madu
kepekaan, pengalaman, dan kondisi asli juga, dengan demikian maka akan sulit
fisiologis dari penguji (Kartika et al, membedakan madu asli dengan madu
1988). Uji organoleptik ini dilakukan agar palsu jika dilihat dari cita rasa, aroma, dan
mengatahui tingkat kesukaan masyarakat warna. Dengan meningkatnya permintaan
terhadap rasa, warna, dan bau. Dimana konsumsi masyarakat akan madu dan
data yang didapat digunakan sebagai data semakin banyak juga beredar madu palsu
pendukung agar mendapat gambaran dipasaran, membuat masyarakat menjadi
maduyang paling disukai oleh masyarakat. cemas untuk membeli madu. Selain itu
juga belum adanya jaminan dan kualitas

Kualitas madu di Kota Bengkulu | 31


ISSN 1978 - 3000

madu yang banyak dijual di pasaran dan Sebelum melakukan penelitian ini
kecurigaan akan pemalsuan madu selalu terlebih dahulu dilakukan survei yang
ada. Hal ini lah yang membuat masyarakat gunanya untuk melihat langsung kondisi
menjadi ragu dan kurang percaya untuk pasaran madu yang banyak dijual di toko,
membeli madu di pasaran. Berdasarkan pasar Swalayan, serta Apotek di Kota
kondisi tersebut maka dirasakan perlu Bengkulu. Dalam survei ini didapatkan
diteliti kemurnian madu yang ada di Kota informasi bahwa banyaknya jenis madu
Bengkulu. yang beredar dan dijual bebas di pasaran
kota Bengkulu, selain itu juga diambil
MATERI DAN METODE
madu asli yang berasal dari Kepahiang
Penelitian ini dilaksanakan pada langsung dengan disaksikan proses
bulan April 2013 sampai dengan bulan pengambilan madunya dari stup sebagai
Mei 2013, dengan melakukan pengambilan pembanding dengan Madu kemasan yang
sampel beberapa merek madu kemasan dibeli di toko, pasar Swalayan, serta
yang banyak beredar di kota Bengkulu Apotek yang ada di Kota Bengkulu dan
seperti merek madu Sumbawa, madu flora, akan dilakukan Uji kualitas di
madu super, madu murni, madu multisari, Laboratorium Jurusan Peternakan
dan madu dari peternakan lebah di Universitas Bengkulu.
kepahiang. Kemudian baru dilakukan 2. Pengambilan dan pemilihan
pengujian Kualitas seperti uji pH, Kadar sampel.
air, warna, rasa, bau, uji kebersihan dan uji
Penelitian ini menggunakan 5
semutdi Laboratorium Jurusan Peternakan
merek madu kemasan dan ditambah 1
Universitas Bengkulu.
madu yang berasal dari peternakan lebah
Peralatan dan bahan yang
di Kabupaten Kepahiang. Madu dipilih
digunakan dalam penelitian ini antara lain
berdasarkan informasi dari konsumen
Digital refraktometer, pH meter, piring
langsung mengenai jumlah merek madu
kaca dan gelas kaca, Neraca analitik, madu
yang paling banyak dibeli dan baru
kemasanyang dijual di apotek serta 1 madu
kemudian diambil 5 merek madu kemasan
yang berasal dari peternakan lebah di
paling banyak habis dibeli produsen.
Kepahiang dan lain-lain yang dianggap
3. Uji kualitas
perlu.
Tahapan Penelitian Uji kualitas ini akan dilakukan di
1. Survei Madu Laboratorium Jurusan Peternakan
Universitas Bengkulu dengan melakukan

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 9, No 1. Januari – Juni 2014 | 32


ISSN 1978 - 3000

uji semut dengan cara meneteskan madu dari panelis mengenai rasa, warna, dan bau
pada piring dan gelas kaca sebanyak 8 ml terhadap sampel madu secara keseluruhan.
dan meletakan piring dan gelas berisi Untuk itu 20 panelis diminta untuk
madu tersebut di atas lantai dalam ruangan menguji warna dari yang gelap (1) sampai
yang terbuka agar semut dapat cerah (5). Panelis juga diminta untuk
menghampiri,kemudian baru dihitung melakukan uji rasa pada madu dari tidak
jumlah semut yang mendekati madu dan manis (1) sampai dengan sangat manis (5).
waktu semut saat berada dimadu. Uji Selain itu panelis juga diminta melakukan
Semut ini dilakukan selama 3 hari dan uji bau dari yang busuk (1) sampai harum
diamati setiap harinya pada pagi hari jam (5). Sedangkan untuk tingkat kesukaan
08.00 wib dan sore hari jam 15.00 wib. dilakukan dengan melihat respon dari
4. Uji Organoleptik panelis dari sangat tidak suka (1) sampai
Kemudian dilakukan juga uji sangat suka (5).
organoleptik dengan cara melihat respon
Tabel 1. Skor yang digunakan pada uji organoleptik.

Sistem skoring atau penilaian yang HASIL DAN PEMBAHASAN


digunakan dapat dilihatpada data yang
Sampel madu yang akan diuji ini
diperoleh dinalisis secara deskriptif untuk
diperoleh dari 3 tempat berbeda di pasar
membandingkan antara madu yang beredar
Panorama Kota Bengkulu yakni madu
di pasar/Apotek di Kota Bengkulu dengan
merek flora dan madu multisari dibeli di
madu yang langsung diambil dari
Apotek Darma Farma. Untuk merek madu
Peternakan lebah di Kepahiang dan untuk
murni dan madu super dibeli di Apotek
uji organoleptik serta uji semut dianalisis
Indah, merek madu Sumbawa dibeli di
dengan menggunakan anova dan jika
Apotek Keluarga sawah lebar dan satu
terdapat perbedaan yang nyata maka akan
madu yang diabil dari peternakan lebah di
diuji lebih lanjut dengan DMRT (Steel dan
kepahiang. Sampel tersebut disimpan pada
Torrie, 1993).
lemari kaca dan terlindungi dari sinar

Kualitas madu di Kota Bengkulu | 33


ISSN 1978 - 3000

matahari langsung, hal ini dilakukan agar tempat penyimpanan semakin bertambah
konsumen dapat melihat dan memilih tinggi.
semua merek madu yang akan dibeli pH madu
langsung. Sebelum dilakukan pengujian Beberapa sifat fisik yang penting
semua sampel disimpan dalam baskom dalam menentukan kualitas madu antara
berisi air untuk menghindari semut lain pH madu. Pada table 2 ditunjukkan
menghampiri madu yang ada didalam data hasil pengujian madu dari berbagai
kemasan botol, tetapi hal ini merek yang berada di Kota Bengkulu.
mempengaruhi madu karena kelembaban

Dari hasil pengukuran di dapat antara 3,2 sampai 6.10 dengan rataan 3.91
bahwa pH dari keenam merek madu untuk madu asli, serta Root (1980) dan
kemasan dalam kualitas bagus, yakni Achmadi (1991) menyatakan bahwa pH
berkisar antara 3,4 sampai dengan 3,8. madu palsu berkisar antara 2,4 sampai
Dimana pH madu terendah terdapat pada dengan 3,3. Sehingga apabila terdapat pH
merek madu Flora dan merek Madu Super madu yang berada dibawah atau diatas
dengan pH 3,4 dan untuk pH madu nilai pH tersebut, maka pH madu tersebut
tertinggi terdapat pada merek madu murni termasuk kategori tidak bagus. Karena hal
dan madu dari peternakan lebah di tersebut akan mengurangi fungsi keasaman
kepahiang dengan pH 3,8. Dengan dalam melindungi madu dari kontaminasi
demikian pH dari seluruh sampel madu mikroorganisme serta dapat membuat
kemasan yang diukur mempunyai pH yang madu cepat rusak.
bagus menurut standar SNI dengan pH Keasaman pada madu
madu berkisar antara 3,4 - 4,3. Hal ini juga ditentukan oleh disosiasi ion hydrogen
ditambahkan oleh Crane (1975) yang dalam larutan air, namun sebagian besar
menyatakan bahwa pH madu berkisar juga oleh kandungan berbagai mineral

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 9, No 1. Januari – Juni 2014 | 34


ISSN 1978 - 3000

(antara lain : Ca, Na, K ) dan madu yang Ca, Na, K ) dan madu yang kaya mineral
kaya mineral pH-nya akan semakin pH-nya akan semakin tinggi.Derajat
tinggi.Derajat keasaaman madu bisa keasaaman madu bisa dipengaruhi oleh
dipengaruhi oleh adanya unsur-unsur adanya unsur-unsur mineral dalam madu.
mineral dalam madu. Menurut Sihombing Menurut Sihombing (1997) dalam madu
(1997) dalam madu terdapat 18 unsur terdapat 18 unsur mineral esensial dan 19
mineral esensial dan 19 unsur non- unsur non-esensial. Sedangkan Achmadi
esensial. Sedangkan Achmadi (1991) (1991) menambahkan bahwa jenis asam
menambahkan bahwa jenis asam yang yang cukup berpengaruh terhadap madu
cukup berpengaruh terhadap madu adalah adalah asam glukonat yang merupakan
asam glukonat yang merupakan hasil dari hasil dari perombakan glukosa oleh enzim
perombakan glukosa oleh enzim glukosa glukosa oksidase, disamping jenis asam
oksidase, disamping jenis asam lainnya. lainnya.
Keasaman pada madu ditentukan Kadar Air
oleh disosiasi ion hydrogen dalam larutan Hasil pengujian dari kadar air
air, namun sebagian besar juga oleh berbagai merek madu botolan di Kota
kandungan berbagai mineral (antara lain : Bengkulu disajikan pada tabel 3.

Kadar air yang tinggi ini kemungkinan menyebabkan bertambahnya kelembaban


besar dikarenakan masa penyimpanan pada kemasan madu, sehingga membuat
yang lama sebelum dilakukan pengukuran kadar air pada semua sampel madu
kadar air, dimana semua sampelyang akan kemasaan menjadi tinggi. Hal ini juga
diukur disimpan terlebih dahulu didalam diperkuat oleh penelitian Suranto (2007)
baskom berisi air agar semut tidak yang menyatakan bahwa bervariasinya
menghampiri. Tetapi hal ini dapat kadar air dalam madu disebabkan oleh

Kualitas madu di Kota Bengkulu | 35


ISSN 1978 - 3000

beberapa hal, diantaranya kelembapan sehingga kualitas madu yang baik adalah
udara, jenis nektar, proses produksi dan madu yang mengandung kadar air sekitar
penyimpanan. Sihombing (1997) 17% -21%.
menambahkan bahwa nektar dapat
Organoleptik dan Kebersihan Madu
mengandung sekitar 70% air sewaktu
Rataan hasil pengamatan
dipungut, dan ketika lebah pekerja
organoleptik dan kebersihan madu dari
mengipasnya dengan sayap sehingga dapat
berbagai merek yang beredar dipasaran
menurunkan kadar air hingga 17%,
Kota Bengkulu disajikan pada tabel 4.

Dari hasil analisis ragam ketidakstabilan froktusa dalam larutan


menunjukan bahwa rataan respon dari asam, jenis tanaman penghasil nektar, dan
panelis mengenai warna dari semua merek reaksi antara gula pereduksi dengan
madu berkisar antara 1,65 hingga 4,48 senyawa yang mengandung nitrogen
yang berarti panelis menilai warna madu amino (asam amini, polipeptida dan
memiliki warna cerah sampai mendekati protein). Tingkat pemanasan dan lama
gelap. Hal ini sesuai dengan pernyataan penyimpanan juga mempengaruhi warna
dari Kartini (1986) yang mengatakan madu (Sumoprastowo dan Suprapto,
bahwa warna madu bervariasai dari hampir 1980). Madu yang memiliki warna akan
tidak berwarna sampai dengan coklat lebih baik dibandingkan dengan madu
gelap. Sedangkan dalam pernyataan yang jernih, hal ini dikarenakan semakin
Sihombing (1997) mengatakan bahwa gelap warna dari madu menyatakan bahwa
perbedaan warna madu ini disebabkan oleh jenis madu tersebut memiliki rasa pahit
beberapa faktor seperti, reaksi madu dengan kadar sukrosa rendah.
dengan zat besi alat pengolah,

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 9, No 1. Januari – Juni 2014 | 36


ISSN 1978 - 3000

Rasa madu pada Tabel 4 kesukaan panelis dengan kisaran rataan


menunjukan hasil rataan respon panelis respon 2,95 sampai dengan 4,15 yang
dari semua merek madu botolan berkisar artinya semakin tinggi nilai skor maka
antara 3,68 sampai dengan 4,25. Maka rasa akan semakin suka degan madu tersebut.
madu dari semua sampel akan semakin Pada kebersihan madu di Tabel 4
disukai panelis jika skor semakin tinggi, menunjukan bahwa semakin bersih madu
hal ini dikarenakan semakin tinggi nilai tersebut maka akan semakin menarik
skor maka semakin manis rasa dari madu kesukaan panelis terhadap madu dengan
tersebut dan semakin rendah nilai skor kisaran rataan 3,7 sampai dengan 4,73.
akan menjadi pahit rasa dari madu. Sehingga dari keseluruhan hasil
Bau madu pada semua sampel juga organoleptik ini menunjukan pengaruh
menunjukan bahwa semakin tinggi nilai yang berbeda nyata (P<0,05).
skor dari bau madu maka semakin harum Uji Semut
bau dari madu tersebut, dari rataan respon Rataan hasil pengamatan uji semut
panelis pada Tabel 4 diatas berkisar antara dari berbagai merek madu yang beredar
2,95 pada merek madu Murni sampai dipasaran Kota Bengkulu dapat dilihat
dengan 4,33 pada merek madu Flora. Hal pada tabel 5 dan tabel 6.
ini juga berpengaruh pada tingkat

Kualitas madu di Kota Bengkulu | 37


ISSN 1978 - 3000

Dari hasil analisis ragam Tabel 5. Hal ini dikarenakan madu merek flora
dan Tabel 6. menunjukan bahwa jumlah mengandung kadar sukrosa lebih banyak
semut antara pagi hari dan sore hari dibandingkan denga merek madu lainnya,
berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan nilai dimana sukrosa ini sangat disukai oleh
tertinggi pada merek madu flora dengan semut. Sehingga semut dominan lebih
12,25pada pagi hari dan 7,58 pada sore lama berada pada madu merek flora,
hari dan jumlah semutterendah pada sedangkan merek madu lain mengandung
merek madu murnidengan 0,42 menit pada kadar sukrosa lebih sedikit atau rendah.
pagi dan 0,17 menitpada sore. Sedangkan
KESIMPULAN
lama waktu semut menghampiri madu
terlama di jumpai pada madu flora dengan Semua Merek Madu kemasan yang
waktu 27,58 pada pagi hari dan 21,83 beredar di Kota Bengkulu dan telah diuji
menit pada sore hari, serta terendah pada ternyata menunjukkan kualitas berbeda
madu super dan madu murni dengan 2,5 dan kurang baik dengan kadar air yang
menit dan pada waktu sore pada madu melebihi Standar Nasional Indonesia
super dengan 3,42 menit. Hal ini juga (SNI). Dari semua merek madu kemasan
terjadi dikarenakan kadar air madu flora, yang telah diuji organoleptik, Merek Madu
madu super dan madu murni cukup tinggi Flora merupakan merek madu yang paling
yakni 24%. Demikian juga dengan rasa disukai. Berdasarkan uji semut, madu yang
dan bau dari ketiga merek yang tinggi. paling tinggi kadar sukrosanya adalah
Jenis semut yang menghampiri madu madu yang diproduksi dengan label madu
adalah semut gula yakni semut merah kecil flora. Berdasarkan hasil dari penelitian ini
pada pagi hari pertama dan semut hitam diharapkan konsumen memilih madu
pada sore dan pagi hari berikutnya sampai kemasan merek super dan madu murni
dengan hari terakhir dilakukan uji semut.

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 9, No 1. Januari – Juni 2014 | 38


ISSN 1978 - 3000

sebagai madu yang akan dibeli untu BahanPangan. Universitas Gadjah


dikonsumsi. Mada, Yogyakarta.

Pusat Standarisasi Nasional. 1994. SNI-


DAFTAR PUSTAKA 01-3545-1994: Mutu Madu.
Departemen Perindustrian RI,
Akratanakul, P. 1985. Pemeliharaan Lebah
Jakarta.
Madu Oriental ( Apis cerana). Perum
Perhutani. Departemen Kehutanan. Pusat Standarisasi Nasional. 1994. SNI-
Jakarta. 01-3545-2004: Madu. Departemen
Perindustrian RI, Jakarta.
Perhutani. 1992. Petunjuk Praktis
Budidaya Lebah Madu (Apis Rampengan, V.J. Pontoh dan D.T. Sembel.
cerana). Direksi Perum Perhutani 1885. Dasar-dasar Pengawasan Mutu
Jakarta. Pangan. Badan Kerjasama Perguruan
TinggiNegeri Indonesia Bagian
Perhutani. 1999. Buku Petunjuk
Timur, Ujung Pandang.
Pengusaha Ternak Lebah Madu
(Apis Cerana dan Apis Mellifera). Rusfidra. 2003. Enam sifat lebah. Kolom
Perum Perhutani unit II. Jawa Timur. Hikmat Majalah Tarbawi. Edisi 56,
April 2003.
Crane, E. 1979. Honey : A Comprehensive
Survey. Heinernann, London. Rusfidra. 2006a. Madu, cendera mata alam
menyehatkan. Artikel iptek Harian
Gunawan, D dan Mulyani, S. 2004. Ilmu
Pikiran Rakyat, Bandung, 27 Juli
Obat Alam. Jilid 1. Jakarta: Penebar
2006.
Swadaya. Halaman 24-35.
Root, A. I. 1980. The ABC and XYZ of
Kartini, A. A. 1986. Komposisi Kimia
Bee Culture. The A. I. Root
berbagai jenis madu di Indonesia.
Company, Medina, Ohio.
Prosiding Lokakarya
Pembudidayaan Lebah Madu untuk Saepudin, R. 2011. Peningkatan
Peningkatan Kesejahteraan Produktivitas Lebah Madu Melalui
Masyarakat, Sukabumi, 20-22 Mei Penerapan Sistem Intesgrasi dengan
1986. Perum Perhutani. Jakarta. Kebun Kopi. Jurnal Sain Peternakan
Indonesia.
Kartika, B. P. Hastuti dan W. Supartono.
1988. Pedoman Uji Inderawi Saepudin, R. 2011. Produktivitas Lebah
Madu (Apis cerana) Pada Penerapan

Kualitas madu di Kota Bengkulu | 39


ISSN 1978 - 3000

Sistem Integrasi dengan Kebun Sukartiko, 1986. Evaluasi Budidaya Lebah


Kopi. [disertasi] Sekolah Madu di Indonesia. Proseding
Pascasarjana, Institut Pertanian Lokakarya Pembudidayaan Lebah
Bogor. Madu Untuk Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat. Direksi
Sihombing, D. T. H. 1997. Lebah Madu.
Perum Perhutani Jakarta.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Halaman 28, 32, Sumoprastowo, R.M. dan R. A
93. Suprapto.1980. Beternak Lebah
Madu Modern. Batara Karya Aksara.
Soekarto, S.T. 1981. Penelitian
Jakarta.
Organoleptik. Jurusan Ilmu dan
Teknologi Pangan. Fakultas Suranto, A. 2004. Khasiat dan Manfaat
Pertanian Bogor, Bogor. Madu Herbal. AgroMedia Pustaka.
Jakarta.
Soekarto dan T Soewarto. 1985. Penilaian
Organoleptik untuk Industri Pangan Winarno, F.G. dan F. Srikandi. 1980.
dan Hasil Pertanian. Jakarta: Pengantar Teknologi Pangan.PT.
Bhratara Karya Aksara. Gramedia, Jakarta.

Suriawiria, U. 2000. Madu Untuk Winarno, F.G. 1982. Madu, Teknologi,


Kesehatan, Kebugaran dan Khasiatdan Analisa. Ghalia
Kecantikan. Papas Sinar Sinanti, Indonesia. Jakarta.
Jakarta.

Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 9, No 1. Januari – Juni 2014 | 40

Anda mungkin juga menyukai