Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

CTS (Carpal Tunnel Syndrome) adalah

2.2 Anatomi

2.3 Etiologi

2.4 Patofisiologi

2.5 Manifestasi Klinis

2.6 Diagnosis

2.7 Penatalaksanaan Fisioterapi (Non Surgical Management)

2.7.1 Tindakan Umum

Pasien dengan CTS harus menghindari gerak repetitif pada

pergelangan tangan dan tangan yang dapat memperburuk gejala maupun

membuat gejala sulit membaik. Apabila memungkinkan, pasien dianjurkan

juga untuk tidak menggunakan alat getar, karena gerakan pada alat ini

memperburuk gejala (Viera et al,2003).

Gunakan posisi yang ergonomis, contohnya pasien yang bekerja

pada komputer, perlunya meminimalkan gerak untuk meredakan gejala.

Dapat dengan memperbaiki posisi pergelangan tangan atau penggunaan

dukungan pada pergelangan tangan. Wrist splint dapat membantu pasien

terutama dengan profesi yang membutuhkan gerak repetitif pada tangan.

Dapat juga menggunakan terapi konservatif dengan kortikosteroid oral

maupun injeksi (Viera et al,2003).

- Wrist Splint
Wrist splint pada posisi neutral membantu untuk mengurangi fleksi

dan rotasi yang berulang, dengan demikian dapat mengurangi edema pada

jaringan lunak atau tenosinovitis. Wrist splint efektif ketika diterapkan

dalam tiga bulan dari onset gejala. Splint yang optimal tergantung dari

gejala dan preferensi pasien. Direkomendasikan menggunakan splint pada

malam hari untuk mencegah fleksi atau extensi wrist yang berkepanjangan.

Dalam memperbaiki gejala CTS, wrist splint efektif digunakan dimalam

hari selama empat minggu (Viera et al,2003).

Gambar 1 Manu hand brace untuk terapi konservatif pada Carpal Tunnel
Syndrome (palmar dan dorsal view). Brace ini dirancang khusus untuk
memberikan tekanan gentle pada heads tulang metacarpal sedang jari
ketiga dan keempat stretching.

2.7.2 Terapi Latihan

 Tendon Glides Exercise

Tujuan dari tendon glides exercise adalah untuk meningkatkan

sirkulasi darah ke tangan dan pergelangan tangan sehingga akan


mengurangi pembengkakan dan meningkatkan perbaikan pada jaringan

lunak (otot, ligamen dan tendon). Tujuan utama dari latihan ini adalah untuk

mengurangi hambatan pada terowongan carpal sehingga tendon dapat

bergerak bebas. Tetapi tidak untuk meningkatkan kekuatan otot pada

pergelangan tangan. Sebelum latihan di mulai, tangan harus di hangatkan

terlebih dahulu selama 15 menit. Setelah latihan selesai, tangan di kompres

dengan es pack selama 20 menit untuk mencegah inflamasi. Petunjuk umum

pada latian ini adalah : posisi dilakukan berlanjut dan berurutan, pada setiap

posisi didiamkan selama 3 detik, dan apabila sudah terbiasa atau mudah

dilakukannya maka dapat ditingkatkan frekuensi latian per hari nya

(American Academy of Orthopaedic Surgeons,2018).

Gerakan ini dapat dilakukan 3 atau 4 kali setiap hari.

Step 2= hook, step 4= fist, step 8= straight

 Nerve Glides Exercise

Sebelum latihan di mulai, tangan harus di hangatkan terlebih dahulu

selama 15 menit. Setelah latihan selesai, tangan di kompres dengan es pack

selama 20 menit untuk mencegah inflamasi. Tahan setiap posisi selama 3-7
detik. Tujuan dari Nerve Glides Exercise adalah untuk memelihara

flexibilitas dari nerves dan ligamen (American Academy of Orthopaedic

Surgeons,2018).

Gerakan dapat diulang 5-10 kali gerakan. Statik thenar splint untuk

mencegah adduksi kontraktur.

 Wrist Extension Strech

Dilakukan dengan cara yaitu (1) lengan di luruskan kemudian

pergelangan tangan di ekstensikan seolah mengisyaratkan “stop”, (2)

menggunakan tangan yang lainnya untuk memberikan tekanan pada telapak

tangan yang sedang dilakukan latihan dan memberi tarikan sampai

merasakan adanya regangan pada bagian dalam lengan, (3) menahan

regangan selama 15 detik, (4) mengulangi hal seperti langkah 1-3 selama 5

kali dan melakukan peregangan ini pada lengan lainnya (American Academy

of Orthopaedic Surgeons,2018).
 Wrist Flexion Strech

Dilakukan dengan cara yaitu : (1) meluruskan lengan dengan telapak

tangan di fleksikan, (2) menarik perlahan tangan ke arah tubuh sampai

merasakan regangan pada bagian luar lengan, (3) menahan regangan selama

15 detik, (4) mengulangi cara 1-3 hingga 5 kali dan melakukan peregangan

ini pada lengan lainnya (American Academy of Orthopaedic

Surgeons,2018).
2.7.3 Terapi Modalitas

Ionthoporesis dan ultrasound adalah modalitas yang sering digunakan terapi

klinis pada tangan. Modalitas ini digunakan untuk terapi tangan dan ekstremitas

atas, contohnya CTS. Literatur mengenai ionthophoresis sangat terbatas.

Ionthoporesis adalah metode pemberian obat terionisasi melalui transdermal.

Keuntungan pemberian steroid ionthoporesis adalah tidak sakit, non invasive, dan

steril (Carlson et al,2010).

Terapi ultrasonografi adalah modalitas yang menghasilkan getaran

frekuensi tinggi dengan efek termal dan non termal. Ultrasonic bergetar di atas

carpal tunnel sekitar 15-20 menit. Tujuan dari ultrasonografi adalah untuk

mengurangi gejala nyeri, paresthesia, memperbaiki kehilangan sensoris,

meningkatkan konduksi dan kekuatan saraf median (Carlson et al,2010).

Ultrasound Diathermy (USD) adalah modalitas terapi dengan menggunakan

gelombang suara dengan frekuensi 1 atau 3 MHz, sehingga menimbulkan efek

getaran gelombang suara yang kemudian memberikan efek terapeutik. Batas

frekuensi suara yang dapat didengar manusia kurang dari 20.000 Hz. Tujuan USD

yaitu mengurangi spasme otot dan tendon, mengurangi nyeri, dan kondisi patologis

lain yang memungkinkan zat kimia untuk masuk ke kulit melalui proses

phonophoresis. USD di indikasikan untuk spasme neuromuskular, scar tissue,

manajemen nyeri, dan kontraktur. Kontraindikasi penggunaan USD yaitu

keganasan dan jaringan pre-cancer, kehamilan, jaringan testikuler, infeksi

testikuler, infeksi akut, jaringan yang rentan perdarahan, jaringan iskemik berat,

thrombosis vena, area sekitar mata, epifisis yang sedang tumbuh, jaringan saraf

yang terpapar (spina bifida, pasca laminektomi). Efek fisiologis USD pada jaringan
yaitu meningkatkan reaksi kimia, sirkulasi elemen dan radikal (reaksi kimia),

meningkatkan permeabilitas membrane sel sehingga memudahkan pertukaran

cairan dan nutrisi (respon biologis), kavitasi, ekstensibilitas tendon karena

inflamasi, strain, penyakit, dan efek termal (respon mekanik) (PERDOSRI,)

Ionthoporesis adalah terapi fisik menggunakan medan listrik yang bekerja

merubah obat atau bahan kimia lain menjadi molekul dan ion terpolarisasi

(bermuatan listrik) sehingga dapat masuk ke dalam jaringan. Indikasi ionthoporesis

adalah mengurangi hipersensitivitas gigi, meningkatkan distribusi berbagai

antibiotic ke jaringan dengan vaskularisasi buruk seperti mata, luka bakar dan

tulang rawan, neuralgia pasca infeksi herpes, tendonitis achilles, carpal tunnel

syndrome, plantar fasciitis, lateral epicondylitis, dan tendonitis bahu.

Kontraindikasi ionthoporesis adalah alergi terhadap obat-obatan, bahan kimia, atau

elektroda yang digunakan dalam terapi (PERDOSRI,)

2.7.4 Terapi Injeksi

Terapi injeksi menjadi pertimbangan setelah terapi konservatif gagal. Salah

satu metode yang digunakan pada CTS adalah injeksi 0,5 ml (20 mg) triamcinolone

hexacetonide (Aristopan). Jarum ukuran 25 diarahkan pada distal carpal tunnel dan

dimasukkan pada sudut 35 derajat disisi ulnaris dari tendon palmaris longus.

Pendekatan lain adalah dengan menggambar garis yang menghubungkan tulang

pisiform dan trapezium untuk memperkirakan posisi ligamentum carpal transversal.

Kemudian jarum dimasukkan melalui ligamentum carpal transversal sekitar 6 mm

dibawah permukaan kulit (Jackson dan Horn, 1998).


Sumber :

Carlson et al.2010.Current Options for Nonsurgical Management of Carpal Tunnel

Syndrome.NIK Public Access.5(1)

American Academy Of Orthopaedic Surgeons.2018.Therapeutic Exercise Program

for Carpal Tunnel Syndrome

Viera et al.2003.Management of Carpal Tunnel Syndrome.American Family

Physician.68(2)

Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik.Layanan Kedokteran Fisik dan

Rehabilitasi

Jackson dan Horn.1998. Physical Medicine and Rehabilitation.Mosby. St.Luois.

Missouri

Anda mungkin juga menyukai