Uang Dan Bank
Uang Dan Bank
B. Fungsi Uang
Uang memiliki empat fungsi penting yaitu sebagai satuan hitung (unit of account),
alat transaksi/pembayaran (medium of exchange), penyimpan nilai (store of
value), dan standar pembayaran di masa mendatang (standard of deferred
payment).
1) Satuan Hitung (Unit of Account)
Uang dapat memberikan harga suatu komoditas berdasarkan satu ukuran
umum, sehingga syarat terpenuhinya double coincidence of wants (kehendak
ganda yang selaras) tidak diperlukan lagi. Misalnya jika harga sepotong celana
jeans adalah Rp. 200.000, dan sepasang sepatu kulit yang bergaya trendy
adalah Rp.250.000, maka bila ingin membeli keduanya, harus menyiapkan
uang sebesar Rp. 450.000. Seandainya kita memiliki lima ekor kambing yang
harga seekornya adalah 100.000, kita tidak perlu membawa dua ekor kambing
ke tokko celana dan dua setengah ekor ke toko sepatu. Yang kita harus lakukan
93
adalah dengan menjual kelima ekor kambing tersebut sehingga memperoleh
Rp. 500.000, kemudian Rp.200.000 dipakai untuk membeli celana jeans, Rp.
250.000 untuk membeli sepatu, dan sisanya Rp.50.000 digunakan untuk
membeli barang yang lain.
2) Alat Transaksi (Medium of Exchange)
Uang juga berfungsi sebagai alat transaksi (medium of exchange). Telah
dikatakan, untuk dapat berfungsi sebagai alat tukar, uang harus
diterima/mendapat jaminan kepercayaan. Dalam perekonomian modern ini,
jaminan kepercayaan itu diberikan oleh pemerintah berdasarkan undang-
undang atau keputusan yang berkekuatan hukum. Dengan fungsinya sebagai
alat transaksi, uang amat mempermudah dan mempercepat kegiatan
pertukaran dalam perekonomian modern.
3) Penyimpanan Nilai (Store of Value)
Dikaitkan dengan kemampuan uang menyimpan hasil transaksi atau pemberian
yang meningkatkan daya beli, sehingga semua transaksi tidak perlu dihabiskan
saat itu juga. Misalnya seorang peternak ayam bulan lalu menjual 1.000 ekor
ayamnya dengan nilai Rp. 20.000.000. Karena uang memiliki fungsi
penyimpanan nilai, orang tersebut dapat menyimpan uang hasil penjualan
ayamnya untuk digunakan di masa yang akan datang.
4) Standar Pembayaran Di Masa Mendatang (Standard of Deferred Payment)
Banyak sekali kegiatan ekonomi yang balas jasanya tidak diberikan saat itu
juga. Para pegawai umumnya setelah bekerja sebulan penuh baru mendapat
gaji. Contoh lain adalah transaksi utang-piutang mungkin baru dapat
diselesaikan tuntas dalam tempo belasan tahun. Pembayaran untuk masa
mendatang tersebut dimungkinkan karena uang memiliki fungsi standar
pembayaran di masa mendatang, dengan fungsi tersebut berapa balas jasa
atau pembayaran di masa mendatang menjadi lebih mudah dihitung, karena
diukur dengan daya beli dibanding diukur dengan nilai komoditas tertentu.
C. Permintaan Uang
Teori yang menjelaskan mengenai permintaan uang dapat dibedakan menjadi
Teori Klasik dan Teori Keynesian :
1) Teori Permintaan Uang Klasik
Menurut pandangan ekonom Klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar.
Karena jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat
output atau pendapatan. Bila tingkat output meningkat, maka permintaan uang
meningkat, begitu juga sebaliknya. Jumlah uang yang dipegang oleh
masyarakat bukanlah semata-mata nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya,
yaitu nilai nominal dibandingkan dengan tingkat harga (real money balances).
(M/P)d=k.Y.................................................(17.1)
di mana :
(M/P)d = permintaan uang riil
M = nilai nominal uang
P = tingkat harga
Y = pendapatan output
K = proporsi permintaan uang terhadap pendapatan atau output
Karena hanya berfungsi sebagai alat tukar, maka uang bersifat netral (money
neutrality), dalam arti uang hanya mempengaruhi tingkat harga, Pendapatan
94
tersebut dinyatakan dalam persamaan kuantitas uang klasik (Classical quantity of
money), dikemukakan oleh Irving Fisher.
MxV = P X T................................................(17.2)
Atau MV = PT
di mana :
M = jumlah uang beredar
V = velositas uang
P = tingkat harga umum
T = jumlah unit transaksi
Dengan demikian : Jumlah Uang x Velositas = Harga x Transaksi
Velositas uang merupakan konsep yang menunjukkan berapa kali dalam setahun
uang berputar di dalam sebuah perekonomian. Dalam jangka pendek, kecepatan
uang beredar dianggap tetap.
Misalnya dalam sebuah perekonomian yang hanya memproduksi mobil,
dalam setahun dihasilkan 10.000 unit mobil. Harga per unit mobil adalah Rp.
60 juta, sedangkan velositas uang adalah 12 kali setahun, maka jumlah uang
yang dibutuhkan adalah :
M x 12 = 10.000 x Rp.60 juta
M = (10.000 x Rp. 60 juta) / 12 = Rp.50.000 juta atau Rp.50 miliar.
Bila produksi mobil meningkat menjadi 12.000 unit (naik 20 %), ceteris
paribus, maka jumlah uang yang dibutuhkan meningkat 20 %.
M = (12.000 x Rp. 60 juta) / 12 = Rp 60 miliar, atau terjadi M sebesar 20 %.
Kesulitan dari model di atas adalah pengukuran unit transaksi (T) yang
memungkinkan terjadinya perhitungan ganda. Sebab dalam dunia nyata, output
yang dihasilkan amat beragam. Untuk mengurangi kesulitan tersebut, maka nilai
untuk T digunakan adalah nilai output rill (PDB riil) : M x V = P x T, Jumlah Uang
x Velositas = Harga x PDB riil. Karena fungsi uang semata-mata sebagai alat
transaksi, sedangkan velositas diasumsikan tetap, maka dalam Persamaan (17.1)
di atas, yaitu : (M / P)d = kY
k, yang merupakan proporsi uang terhadap pendapatan, besarnya adalah 1 / V.
95
Karena permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga berhubungan
searah dengan tingkat pendapatan, maka hubungannya dapat diekspresikan
sebagai berikut :
Mt = f(Y)..................... ..............(17.3)
di mana :
Mt = permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
Y = pendapatan
ƏMt > 0
ƏY
96
Msp = f (r).................................................(17.4)
di mana :
Msp = permintaan uang untuk spekulasi
r = tingkat bunga
ƏMsp < 0
Ər
Sehingga total permintaan uang :
MD=Mt + Msp........................................(17.5)
M = f (Y,r)
di mana :
MD = total permintaan uang
ƏMsp > 0; ƏM sp <
Ər Ər
Permintaan uang mempunyai keterkaitan yang erat dengan fungsi uang.
Seperti yang ditujukkan dalam tabel di bawah ini :
Alasan Mengapa Masyarakat Memegang Uang
Motivasi Beberapa Karakteristik
Kebutuhan Transaksi a) Untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari
b) Sebagai alat tukar
c) Berhubungan positif dengan
pendapatan
d) Berhubungan negatif dengan
perkiraan inflasi
Berjaga-jaga a) Untuk menghadapi kondisi darurat/tak
terduga
b) Sebagai alat tukar
c) Sebagai penyimpan nilai
d) Berhubungan positif dengan
pendapatan
e) Berhubungan negatif dengan
perkiraan inflasi
Mendapat Keuntungan a) Sebagai penyimpan nilai
(Spekulasi) b) Sebagai salah satu bentuk aset
c) Berhubungan positif dengan tingkat
bunga
d) Berhubungan negatif dengan
perkiraan inflasi
97
Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) adalah M1 ditambah deposito
berjangka (time deposit),
M2 = M1 + TD...............................................(17.7)
di mana :
M2 = jumlah uang beredar dalam arti luas
TD = deposito berjangka (time deposit)
Yang dihitung sebagai uang beredar adalah uang yang benar-benar berada di
tangan masyarakat. Uang yang berada di tangan bank-(bank umum dan bank
sentral), serta uang kertas dan logam (uang kartal) milik pemerintah tidak
dihitung sebagai uang beredar.
Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring dengan
perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian bertumbuh dan
berkembang jumlah uang beredar juga bertambah, sedang komposisinya
berubah. Bila perekonomian makin maju, porsi penggunaan uang kartal (kertas
dan logam) makin sedikit , digantikan uang giral atau near money.
98
Neraca Bank Pertama
Aset (Assets) Kewajiban (Liabilities)
Oleh penerima pinjaman, pinjaman dari bank pertama disimpan dalam bentuk
deposito di bank kedua. Simpanan tersebut menaikkan kewajiban bank kedua
sebesar 800. Oleh bank kedua deposito tersebut disalurkan lagi kepada
peminjam yang lain. Berdasarkan ketentuan RRR, jumlah pinjaman yang
diizinkan disalurkan oleh bank kedua adalah 80 % x 800= 640, sehingga
komposisi aset bank kedua terdiri atas cadangan wajib sebesar 160 unit (yaitu
20 % x 800) dan kredit sebesar 640.
Oleh penerima pinjaman dari bank kedua, uang tersebut didepositokan kembali
ke bank ketiga yang menyebabkan kewajiban bank ketiga meningkat sebesar
640. Oleh bank ketiga deposito tersebut disalurkan sebagai kredit kepada
nasabahnya. Karena RRR adalah 0,2 maka kredit yang dapat disalurkan oleh
bank ketiga hanya sebesar 512, yaitu 0,8 x 640. Komposisi aset bank ketiga
sekarang adalah cadangan wajib sebesar 128 dan kredit sebesar 512.
99
Neraca Bank Keempat
Aset (Assets) Kewajiban (Liabilities)
Bila proses di atas terjadi berulang-ulang sampai tak terhingga, maka efek dari
bertambahnya deposito sebesar 1.000 sampai putaran tak terhingga adalah
seperti terlihat dalam tabel di bawah ini.
C= cr x D ..............................................................(17.8)
100
Persamaan (17.9) menunjukkan hubungan proporsional yang jumlah uang
giral dengan jumlah uang beredar.
Uang primer (monetary base):
B = C + R...........................................(17.10)
di mana :
B = uang primer
C = uang kartal
R = cadangan wajib
R = rr x D...................................................(17.11)
M1 = D = B
(cr + 1) (cr + rr)
M1 = (cr + 1) x B
(cr + rr)
M1 = m x B....................................................(17.14)
di mana :
m = ( cr + 1 )
(cr + rr)
(cr + 1)
m=
(cr + rr)
101
= (0,3 + 1)
(0,3 + 0,2)
= 2,6
Sehingga jumlah uang beredar (M1) adalah 2,6 x Rp.300 miliar sama dengan Rp. 780
miliar.
Dalam contoh tentang proses penciptaan uang, nilai cr = 0 dan rr = 0,2,
sehingga besarnya angka multiplier uang adalah :
m = (cr + 1)
(cr + rr)
= (0+1)
(0 + 0,2)
=5
2. Lembaga Keuangan
102
dan individu. Mereka menggunakannya untuk kegiatan investasi, produksi, atau
konsumsi. Bila mereka membutuhkan uang tersebut dalam tempo kurang dari
setahun, mereka mencarinya di pasar uang. Bila lebih dari setahun, mereka
mencarinya di pasar modal.
Maka yang menjembatani antara sisi penawaran dan permintaan inilah yang
disebut sebagi lembaga keuangan.Motivasi usaha mereka adalah untuk
memperoleh keuntungan. Besarnya keuntungan di peroleh adalah selisih
antara biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghimpun dana dari pemilik
dengan pendapatan yang diperoleh dari pengguna dana.
Lembaga keuangan yang dalam menjalankan fungsi intermediasinya diizinkan
menghimpun dan menyalurkan dana dalam bentuk tabungan disebut lembaga
keuangan depositori. lembaga yang masuk dalam kategori ini adalah
perbankan. Sedangkan lembaga keuangan yang dalam menjalankan usahanya
tidak diizinkan menghimpun dana dalam bentuk tabungan disebut lembaga
keuangan nondepositori, yang disebut juga sebagai lembaga keuangan bukan
bank.
103
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Jadi
BPR adalah bank yang menerima simpanan dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan
dengan itu.
Kegiatan-kegiatan usaha yang diperbolehkan dilakukan oleh BPR
menurut undang-undang adalah :
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
b) Memberikan kredit
c) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
d) Menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito dan atau tabungan
pada bank lain.
Kegiatan usaha yang tidak diperkenankan dilakukan oleh BPR di
antaranya adalah Menerima simpanan dalam bentuk giro
a) Melakukan penyertaan modal
b) Melakukan usaha perasuransian
c) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha tersebut di atas
Fungsi utama paling mendasar dari sebuah bank sentral suatu negara adalah
mengatur jumlah uang beredar dalam perekonomian. Tetapi dalam
praktiknya, bank sentral menjalankan banyak fungsi mulai dari penanganan
penyelesaian giro sampai kepada pemberian izin, pembinaan, dan
pengawasan perbankan.
Bertambah besarnya fungsi-fungsi bank sentral memang sulit dihindari,
karena dunia nyata tidaklah seideal yang dibayangkan. Aspek politis dan
historis sangar mewarnai dan mempengaruhi perkembangan perbankan di
setiap negara. Bahkan di negara-negara kapitalis yang mengandalkan
mekanisme pasar, perluasan fungsi bank sentral tak terhndari. Secara umum
ada beberapa fungsi utama bank sentral dalam dunia nyata :
104
4) Pengawasan, evaluasi, dan pembinaan perbankan (Supervision,
examination, and regulation of members bank)
Salah satu alasan yang mendasari pentingnya fungsi ini adalah karena
ketidaksempurnaan pasar (industri perbankan). Hal ini akan menimbulkan
eksternalitas yang merugikan dan penyebab kegagalan pasar, yang
sangat mengganggu stabilitas perekonomian. Walaupun harus diakui
bahwa industri perbankan menghasilkan eksternalitas yang
menguntungkan. Melalui fungsi ini bank sentral akan meminimumkan
eksternalitas merugikan dan memaksimumkan eksternalitas
menguntungkan dari industri perbankan.
c. Bank Indonesia
Bank indonesia (BI) adalah bank sentral negara Republik Indonesia. Didirikan
pada tahun 1953 dengan mengubah status De Javasche Bank N.V. (yang
dinasionalisasi di tahun 1951) menjadi bank sentral Indonesia. Dasar hukum
pendirian BI adalah Undang-Undang Nomor 11/1953.
Sama halnya dengan bank sentral di negara-negara lainnya, BI mengalami
perubahan kedudukan dan fungsi pokoknya, yang merupakan konsekuensi dari
perkembangan sejarah, politik dan ekonomi di Indonesia. Dilihat dari perubahan
undang-undangnya, sejak 1953 BI telah mengalami dua kali perubahan
kedudukan dan fungsi pokok. Perubahan pertama dilakukan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 13/1968, sedangkan perubahan kedua berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23/1999. Perubahan-perubahan tersebut diringkas
dalam tabel berikut.
105
Perkembangan Status dan Fungsi Pokok Bank Indonesia,
Berdasarkan Undang-Undang tentang Bank Sentral
UU No. 11 UU No. UU No. 23/1999
/1953 13/1968
Kepemimpinan -Dewan -Dewan Direksi -Dewan Gubernur
Moneter
-Dewan
Direksi
-Dewan
Penasihat
Status dan -Bank Sentral -Bank sentral -Bank sentral
Tugas-tugas -Mengatur -Mengatur -Menetapkan dan
Utama Peredaran peredaran Melaksanakan kebijakan
Uang uang Moneter
-Pemegang -Pemegang kas -Mengatur dan menjaga
kas negara negara Kelancaran sistem
-Mengelola pembayaran
devisa -Mengatur dan mengawasi
negara bank
Dapat Dapat -Dilarang memberikan
memberikan memberikan kredit
uang Uang muka Kepada pemerintah
Muka (kredit) (kredit) -Bank Indonesia membagi
kpd Sesuai dengan Sisa surplus usahanya
pemerintah, Kebutuhan kpd
Maksimum 30 pemerintah Pemerintah, setelah
% dari Dengan dipotong
penghasilan mengenakan 30 % dengan tujuan 10 %
Selama satu 3 % per tahun cadangan umum dengan
tahun ketentuan setelah
anggaran dipotong
terlebih dahulu kewajiban
pemerintah kepada BI
106
pelaksananya adalah Dewan Direksi. Berdasarkan UU No. 13/1968, yang
memutuskan kebijakan moneter adalah pemerintah, pelaksananya adalah
Dewan Direksi. Sedangkan berdasarkan UU No. 23 / 1999, Bank Indonesia
memutuskan dan melaksanakan kebijakan moneter (Pasal 8 dan 10).
1) Perusahaan Asuransi
Produk jasa yang ditawarkan perusahaan asuransi adalah perlindungan
finansial untuk menghadapi berbagai hal yang kurang menguntungkan,
misalnya kecelakaan sakit keras bahkan kematian. Perusahaan asuransi
merupakan sumber dana jangka panjang yang amat potensial bagi sektor
swasta. Sebab uang yang dipegang perusahaan sangat besar, sedangkan
kewajibannya baru jatuh tempo dalam jangka waktu yang sangat panjang.
3) Perusahaan Investasi
Produk yang ditawarkan perusahaan investasi adalah diversifikasi. Yang
dimaksud dengan diversifikasi adalah peningkatan kemampuan membeli atau
memiliki berbagai jenis atau tipe aset finansial.
4) Perusahaan Pembiayaan
LKBB umumnya mengumpulkan dana dari individu/organisasi dalam jumlah-
jumlah kecil, kemudian menyalurkannya dalam bentuk pinjaman berskala
besar. Tetapi lembaga pembiayaan melakukan hal yang sebaliknya, karena
107
meminjam dalam bentuk pinjaman skala besar, kemudian menyalurkannya
dalam bentuk pinjaman kecil-kecil kepada individu atau unit usaha kecil.
Di Indonesia berdasarkan Keppres No. 61/1988, kegiatan-kegiatan usaha
yang masuk dalam lingkup perusahaan pembiayaan adalah; sewa guna
(leasing), modal ventura (capital ventura), anjak piutang (factoring),
permbiayaan konsumen (consumer finance), kartu kredit (credit card), dan
perdagangan surat-surat berharga (securities company). Dalam
perkembangan selanjutnya, di tahun 1989 bidang usaha penjualan surat
berharga dikeluarkan dari lingkup perusahaan pembiayaan. Tahun 1995,
bidang usaha modal ventura menyusul dieluarkan dari ruang lingkup
perusahaan pembiayaan.
5) Pegadaian
Pegadaian merupakan lembaga perkreditan berdasarkan hukum gadai.
Lembaga ini awalnya berkembang di Italia yang kemudian menyebar ke
wilayah-wilayah Eropa lainnya. Praktik pegadaian di Indonesia dirintis oleh
orang Belanda melalui VOC.
Lembaga pegadaian pada prinsipnya memberi bantuan keuangan dengan
jaminan aset peminjam, yang diserahkan kepada lembaga pegadaian. Aset
tersebut akan dikembalikan bila peminjam telah melunasi utang berikut
bunganya. Besarnya pinjaman, yang dapat diberikan sekitar 80-89 % dari
mulai perkiraan (nilai taksir) aset yang digadaikan. Peminjam dapat melunasi
utangnya setiap saat, tanpa harus menunggu jatuh tempo.
Karena prosedur peminjamannya sangat sederhana, mudah dan cepat,
pegadaian di Indonesia termasuk sumber dana yang banyak diminati
masyarakat, terutama masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah.
108