Anda di halaman 1dari 16

11.

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN


1. Uang
A. Definisi dan Pengertian
Dari sudut pandang ekonom, uang (money) merupakan stok aset-aset yang
digunakan untuk transaksi. Uang adalah sesuatu yang diterima/dipercaya
masyarakat sebagai alat pembayaran atau transaksi yang syah dan ditetapkan
sebagai alat untuk mengukur nilai suatu barang dan jasa. Karena itu uang dapat
berbentuk apa saja, tetapi tidak berarti segala sesuatu itu adalah uang. Misalnya
kita mengenal dan menggunakan uang kertas yang digunakan sebagai alat
transaksi , tetapi tidak semua kertas adalah uang, bukan karena harga kertasnya
yang murah, tetapi karena tidak diterima/dipercaya oleh masyarakat umum
sebagai alat pembayaran.
1) Uang Fiat (Fiat Money atau Token Money)
Uang Fiat adalah komoditas yang diterima sebagai uang, namun nilai
nominalnya jauh lebih besar dari nilai komoditas itu sendiri (nilai intrinsiknya)
contohnya adalah uang kertas Rp. 100.000. Nominal uang kertas tersebut
adalah jauh lebih tinggi dari nilai kertasnya karena telah ditetapkan oleh
pemerintah berdasarkan keputusan resmi.
2) Uang Komoditas (commodity money)
Uang komoditas adalah uang yang nilainya sebesar nilai komoditas itu sendiri.
Contohnya, nilai sekeping uang perunggu adalah lebih kecil dari nilai satu
keping uang perak, tetapi nilai satu keping uang perak nilainya lebih kecil dari
nilai satu keping uang emas, karena nilai perunggu lebih murah dari perak,
sedangkan nilai perak lebih murah dibandingkan emas.
3) Uang Hampir Likuid Sempurna (Near Money)
Salah satu syarat suatu aset untuk dapat digunakan sebagai uang adalah
likuiditasnya. Uang fiat dan uang komoditas adalah uang yang likuid sempurna,
sehingga untuk dapat digunakan tidak perlu ditukarkan atau dicairkan terlebih
dahulu. Selain kedua jenis uang tersebut ada juga aset finansial yang berfungsi
sebagai uang namun untuk menggunakannya harus ditukarkan/dicairkan
terlebih dahulu. Misalnya, uang dalam bentuk cek (demand deposit) dapat
diterima sebagai alat pembayaran. Namun tidak semua pelaku ekonomi
menerimanya. Bukan karena tidak percaya, tetapi bila ingin digunakan harus
ditukarkan ke dalam bentuk uang kertas atau uang logam.

B. Fungsi Uang
Uang memiliki empat fungsi penting yaitu sebagai satuan hitung (unit of account),
alat transaksi/pembayaran (medium of exchange), penyimpan nilai (store of
value), dan standar pembayaran di masa mendatang (standard of deferred
payment).
1) Satuan Hitung (Unit of Account)
Uang dapat memberikan harga suatu komoditas berdasarkan satu ukuran
umum, sehingga syarat terpenuhinya double coincidence of wants (kehendak
ganda yang selaras) tidak diperlukan lagi. Misalnya jika harga sepotong celana
jeans adalah Rp. 200.000, dan sepasang sepatu kulit yang bergaya trendy
adalah Rp.250.000, maka bila ingin membeli keduanya, harus menyiapkan
uang sebesar Rp. 450.000. Seandainya kita memiliki lima ekor kambing yang
harga seekornya adalah 100.000, kita tidak perlu membawa dua ekor kambing
ke tokko celana dan dua setengah ekor ke toko sepatu. Yang kita harus lakukan

93
adalah dengan menjual kelima ekor kambing tersebut sehingga memperoleh
Rp. 500.000, kemudian Rp.200.000 dipakai untuk membeli celana jeans, Rp.
250.000 untuk membeli sepatu, dan sisanya Rp.50.000 digunakan untuk
membeli barang yang lain.
2) Alat Transaksi (Medium of Exchange)
Uang juga berfungsi sebagai alat transaksi (medium of exchange). Telah
dikatakan, untuk dapat berfungsi sebagai alat tukar, uang harus
diterima/mendapat jaminan kepercayaan. Dalam perekonomian modern ini,
jaminan kepercayaan itu diberikan oleh pemerintah berdasarkan undang-
undang atau keputusan yang berkekuatan hukum. Dengan fungsinya sebagai
alat transaksi, uang amat mempermudah dan mempercepat kegiatan
pertukaran dalam perekonomian modern.
3) Penyimpanan Nilai (Store of Value)
Dikaitkan dengan kemampuan uang menyimpan hasil transaksi atau pemberian
yang meningkatkan daya beli, sehingga semua transaksi tidak perlu dihabiskan
saat itu juga. Misalnya seorang peternak ayam bulan lalu menjual 1.000 ekor
ayamnya dengan nilai Rp. 20.000.000. Karena uang memiliki fungsi
penyimpanan nilai, orang tersebut dapat menyimpan uang hasil penjualan
ayamnya untuk digunakan di masa yang akan datang.
4) Standar Pembayaran Di Masa Mendatang (Standard of Deferred Payment)
Banyak sekali kegiatan ekonomi yang balas jasanya tidak diberikan saat itu
juga. Para pegawai umumnya setelah bekerja sebulan penuh baru mendapat
gaji. Contoh lain adalah transaksi utang-piutang mungkin baru dapat
diselesaikan tuntas dalam tempo belasan tahun. Pembayaran untuk masa
mendatang tersebut dimungkinkan karena uang memiliki fungsi standar
pembayaran di masa mendatang, dengan fungsi tersebut berapa balas jasa
atau pembayaran di masa mendatang menjadi lebih mudah dihitung, karena
diukur dengan daya beli dibanding diukur dengan nilai komoditas tertentu.

C. Permintaan Uang
Teori yang menjelaskan mengenai permintaan uang dapat dibedakan menjadi
Teori Klasik dan Teori Keynesian :
1) Teori Permintaan Uang Klasik
Menurut pandangan ekonom Klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar.
Karena jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat
output atau pendapatan. Bila tingkat output meningkat, maka permintaan uang
meningkat, begitu juga sebaliknya. Jumlah uang yang dipegang oleh
masyarakat bukanlah semata-mata nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya,
yaitu nilai nominal dibandingkan dengan tingkat harga (real money balances).

(M/P)d=k.Y.................................................(17.1)
di mana :
(M/P)d = permintaan uang riil
M = nilai nominal uang
P = tingkat harga
Y = pendapatan output
K = proporsi permintaan uang terhadap pendapatan atau output

Karena hanya berfungsi sebagai alat tukar, maka uang bersifat netral (money
neutrality), dalam arti uang hanya mempengaruhi tingkat harga, Pendapatan

94
tersebut dinyatakan dalam persamaan kuantitas uang klasik (Classical quantity of
money), dikemukakan oleh Irving Fisher.

MxV = P X T................................................(17.2)
Atau MV = PT
di mana :
M = jumlah uang beredar
V = velositas uang
P = tingkat harga umum
T = jumlah unit transaksi
Dengan demikian : Jumlah Uang x Velositas = Harga x Transaksi
Velositas uang merupakan konsep yang menunjukkan berapa kali dalam setahun
uang berputar di dalam sebuah perekonomian. Dalam jangka pendek, kecepatan
uang beredar dianggap tetap.
Misalnya dalam sebuah perekonomian yang hanya memproduksi mobil,
dalam setahun dihasilkan 10.000 unit mobil. Harga per unit mobil adalah Rp.
60 juta, sedangkan velositas uang adalah 12 kali setahun, maka jumlah uang
yang dibutuhkan adalah :
M x 12 = 10.000 x Rp.60 juta
M = (10.000 x Rp. 60 juta) / 12 = Rp.50.000 juta atau Rp.50 miliar.
Bila produksi mobil meningkat menjadi 12.000 unit (naik 20 %), ceteris
paribus, maka jumlah uang yang dibutuhkan meningkat 20 %.
M = (12.000 x Rp. 60 juta) / 12 = Rp 60 miliar, atau terjadi M sebesar 20 %.

Kesulitan dari model di atas adalah pengukuran unit transaksi (T) yang
memungkinkan terjadinya perhitungan ganda. Sebab dalam dunia nyata, output
yang dihasilkan amat beragam. Untuk mengurangi kesulitan tersebut, maka nilai
untuk T digunakan adalah nilai output rill (PDB riil) : M x V = P x T, Jumlah Uang
x Velositas = Harga x PDB riil. Karena fungsi uang semata-mata sebagai alat
transaksi, sedangkan velositas diasumsikan tetap, maka dalam Persamaan (17.1)
di atas, yaitu : (M / P)d = kY
k, yang merupakan proporsi uang terhadap pendapatan, besarnya adalah 1 / V.

2) Teori Permintaan Uang Keynesian


Menurut teori keynesian ada tiga motivasi orang memegang uang, yaitu untuk
transaksi (transaction money), berjaga-jaga (precautionary motive), dan
memperoleh keuntungan (speculation motive).
a) Motivasi Transaksi (Transaction Motive)
Permintaan uang untuk transaksi dalam teori Keynes adalah sama dengan
permintaan uang dalam teori Klasik. Masyarakat memegang uang dalam
rangka mempermudah kegiatan transaksi sehari-hari. Permintaan uang
untuk transaksi berhubungan positif dengan tingkat pendapatan, bila
pendapatan meningkat.
b) Motivasi berjaga-jaga (Precautionary Motive)
Hal lain yang juga memotivasi orang memegang uang adalah persiapan
untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan dan atau tak terduga,
misalnya sakit atau mengalami kecelakaan. Permintaan uang untuk berjaga-
jaga juga berhubungan positif dengan tingkat pendapatan, Jika pendapatan
meningkat, permintaan uang untuk berjaga-jaga juga meningkat.

95
Karena permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga berhubungan
searah dengan tingkat pendapatan, maka hubungannya dapat diekspresikan
sebagai berikut :
Mt = f(Y)..................... ..............(17.3)
di mana :
Mt = permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
Y = pendapatan
ƏMt > 0
ƏY

c) Motivasi Spekulasi (Mendapatkan Keuntungan) (speculation motive)


Konsekuensi dari fungsinya sebagai penyimpan nilai (store of value), uang
dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan disebut
sebagai motivasi spekulasi. Keynes mengembangkan teori ini
berdasarkan asumsi bahwa uang adalah salah satu dari dua aset finansial
yang dapat dimiliki masyarakat. Aset yang lainnya adalah obligasi (bond),
yaitu surat utang yang disertai janji memberikan pendapatan bunga. Jenis
obligasi yang dimaksudkan oleh Keynes adalah obligasi yang jatuh
temponya tidak terbatas dan tidak memiliki resiko gagal ditagih.
Keuntungan dari memegang uang adalah likuiditasnya yang sempurna,
Kapan pun dibutuhkan, pada saat itu juga dapat digunakan untuk
transaksi. Tetapi biaya dari memegang uang adalah hilangnya
kesempatan memperoleh bunga, dibanding bila menyimpannya dalam
bentuk obligasi. Sebaliknya obligasi akan memberikan pendapatan bunga.
Resiko dari memegang obligasi adalah harga jual yang lebih rendah dari
harga nominal. Namun resiko ini diimbangi oleh kemungkinan mendapat
keuntungan dari menjual obligasi.
Misalnya, Seseorang yang membeli obligasi di awal tahun 2000 dengan
harga Rp. 10.000 dengan tingkat bunga yang ditawarkan adalah 10 %
pertahun. Maka di awal tahun 2001 dia akan mendapat penghasilan
bunga sebesar 10 % x Rp.10.000 atau Rp.1000. Bila di tahun 2002 dia
ingin menjual obligasinya kepada pihak lain, dan harga sangat ditentukan
dengan harga pada saat itu.
Dari contoh di atas dapat dikatakan bahwa pendapatan dari memegang
obligasi adalah pendapatan bunga dan pendapatan dari selisih harga
penjualan. Perubahan harga obligasi ditentukan oleh tingkat bunga pasar
yang terjadi di masa mendatang. Pennilaian tentang tingkat bunga,
dikaitkan dengan tingkat bunga pasar yang dianggap normal. Bila
masyarakat menilai tingkat bunga pasar yang berlaku saat ini adalah akan
turun. Tentunya harga obligasi akan naik, sehingga lebih menguntungkan
bila memegang obligasi. Jadi pada tingkat bunga yang dianggap terlalu
rendah. Bila tingkat bunga pasar yang berlaku saat ini terlalu renda,
masyarakat berekspektasi tingkat bunga akan turun. Harga obligasi akan
turun, sehingga lebih menguntungkan memegang uang. Pada tingkat
bunga rendah permintaan uang meningkkat. Dengan demikian ada
hubungan berbanding terbalik antara tingkat bunga dengan permintaan
uang berdasarkan pertimbangan memperoleh keuntungan (spekulasi).

96
Msp = f (r).................................................(17.4)
di mana :
Msp = permintaan uang untuk spekulasi
r = tingkat bunga
ƏMsp < 0
Ər
Sehingga total permintaan uang :
MD=Mt + Msp........................................(17.5)
M = f (Y,r)
di mana :
MD = total permintaan uang
ƏMsp > 0; ƏM sp <
Ər Ər
Permintaan uang mempunyai keterkaitan yang erat dengan fungsi uang.
Seperti yang ditujukkan dalam tabel di bawah ini :
Alasan Mengapa Masyarakat Memegang Uang
Motivasi Beberapa Karakteristik
Kebutuhan Transaksi a) Untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari
b) Sebagai alat tukar
c) Berhubungan positif dengan
pendapatan
d) Berhubungan negatif dengan
perkiraan inflasi
Berjaga-jaga a) Untuk menghadapi kondisi darurat/tak
terduga
b) Sebagai alat tukar
c) Sebagai penyimpan nilai
d) Berhubungan positif dengan
pendapatan
e) Berhubungan negatif dengan
perkiraan inflasi
Mendapat Keuntungan a) Sebagai penyimpan nilai
(Spekulasi) b) Sebagai salah satu bentuk aset
c) Berhubungan positif dengan tingkat
bunga
d) Berhubungan negatif dengan
perkiraan inflasi

d. Jumlah Uang Beredar


Yang di maksud dengan jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan uang
berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow
money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri dari atas uang kartal dan uang
giral.
M1=C+D.......................................................(17.6)
di mana :
M1 = Jumlah uang beredar dalam arti sempit
C = Uang kartal (currency) = uang kertas + uang logam
D = Uang giral atau cek (demand deposit)

97
Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) adalah M1 ditambah deposito
berjangka (time deposit),

M2 = M1 + TD...............................................(17.7)
di mana :
M2 = jumlah uang beredar dalam arti luas
TD = deposito berjangka (time deposit)

Yang dihitung sebagai uang beredar adalah uang yang benar-benar berada di
tangan masyarakat. Uang yang berada di tangan bank-(bank umum dan bank
sentral), serta uang kertas dan logam (uang kartal) milik pemerintah tidak
dihitung sebagai uang beredar.
Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring dengan
perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian bertumbuh dan
berkembang jumlah uang beredar juga bertambah, sedang komposisinya
berubah. Bila perekonomian makin maju, porsi penggunaan uang kartal (kertas
dan logam) makin sedikit , digantikan uang giral atau near money.

e. Proses Penciptaan Uang

Proses penciptaan uang terjadi di dalam sistem perbankan, di mana bank


yang pertama kali memperoleh deposito akan menyalurkannya kepada bank
berikutnya (bank kedua) sebagai penjamin Bank kedua akan menyalurkan
pinjaman yang diperolehnya dari bank pertama kepada bank ketiga. Begitu
seterusnya hingga jumlah tak terhingga.
Besarnya deposito yang dapat diubah menjadi pinjaman tergantung dari
ketentuan besarnya giro wajib minimum, disingkat GWM (reserve requitment
ratio, disingkat RRR) jika ketentuan giro wajib minimumnya 10 % , maka dari
setiap 10 unit deposito yang diterima bank, hanya 90 % yang boleh disalurkan
sebagai pinjaman. Bila RRR 20 % maka hanya 80 % dari deposito yang dapat
disalurkan sebagai pinjaman. Dengan segera terlihat bila ketentuan
presentase RRR makin rendah, daya ekspansi kredit perbankan makin besar.
Contoh di bawah ini memberikan penjelasan sederhana tentang proses
penciptaan uang (money creation) oleh sistem perbankan, dengan
memberikan perhatian agak khusus tentang hubungan jumlah uang beredar
dengan ketentuan RRR. Asumsi yang digunakan dalam contoh ini adalah
jumlah bank dalam perekonomian tidak terbatas,ketentuan RRR = 20 % ,
neraca bank sangat sederhana: terdiri atas cadangan wajib minimun di sisi
aset, sedangkan setiap tambahan deposito akan memperbesar nilai kewajiban
(liabilities).
Misalkan bank pertama menerima deposito sebesar 1.000 unit, maka deposito
tersebut meningkatkan kewajiban bank sebesar 1.000. Namun di sisi lain,
deposito yang diterima dapat menambah aset bila diubah/disalurkan menjadi
pinjaman. Karena RRR 20 % atau 0,2 , maka jumlah kredit yang diizinkan
adalah 80 % atau 800 unit. Karena itu komposisi aset seperti yang terlihat
dalam neraca bank pertama adalah cadangan wajib 200 dan pinjaman
sebesar 800.

98
Neraca Bank Pertama
Aset (Assets) Kewajiban (Liabilities)

Cadangan wajib 200 Deposito 1.000


Kredit 800

Oleh penerima pinjaman, pinjaman dari bank pertama disimpan dalam bentuk
deposito di bank kedua. Simpanan tersebut menaikkan kewajiban bank kedua
sebesar 800. Oleh bank kedua deposito tersebut disalurkan lagi kepada
peminjam yang lain. Berdasarkan ketentuan RRR, jumlah pinjaman yang
diizinkan disalurkan oleh bank kedua adalah 80 % x 800= 640, sehingga
komposisi aset bank kedua terdiri atas cadangan wajib sebesar 160 unit (yaitu
20 % x 800) dan kredit sebesar 640.

Neraca Bank Kedua


Aset (Assets) Kewajiban (Liabilities)

Cadangan wajib 160 Deposito 800


Kredit 640

Oleh penerima pinjaman dari bank kedua, uang tersebut didepositokan kembali
ke bank ketiga yang menyebabkan kewajiban bank ketiga meningkat sebesar
640. Oleh bank ketiga deposito tersebut disalurkan sebagai kredit kepada
nasabahnya. Karena RRR adalah 0,2 maka kredit yang dapat disalurkan oleh
bank ketiga hanya sebesar 512, yaitu 0,8 x 640. Komposisi aset bank ketiga
sekarang adalah cadangan wajib sebesar 128 dan kredit sebesar 512.

Neraca Bank Ketiga


Aset (Assets) Kewajiban (Liabilities)

Cadangan Wajib 102,4 Deposito 512


Kredit 409,6

Selanjutnya oleh penerima pinjaman dari bank ketiga, uang tersebut


didepositokan di bank keempat yang menyebabkan kewajiban bank keempat
meningkat sebesar 512. Seperti yang terjadi sebelumnya, deposito ini
disalurkan sebagai kredit , sebesar 409,6 sesuai ketentuan RRR. Dengan
demikian komposisi aset bank keempat adalah cadangan wajib sebesar 102,4
dan kredit sebesar 409,6

99
Neraca Bank Keempat
Aset (Assets) Kewajiban (Liabilities)

Cadangan wajib 102,4 Deposito 512


Kredit 409,6

Bila proses di atas terjadi berulang-ulang sampai tak terhingga, maka efek dari
bertambahnya deposito sebesar 1.000 sampai putaran tak terhingga adalah
seperti terlihat dalam tabel di bawah ini.

Bank Penambahan Deposito


Bank Pertama 1.000
Bank Kedua 800= 1.000 (1-RRR)
Bank Ketiga 640= 1.000 (1-RRR)2
Bank Keempat 512= 1.000 (1-RRR)3
Bank Kelima 409,6= 1.000 (1-RRR)4
Dan seterusnya
Total Akumulasi 5.000

Dampak dari setiap penambahan deposito adalah penambahan pinjaman yang


akhirnya menambah jumlah uang beredar. Dari contoh-contoh di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa bila RRR= 0,2 maka penambahan deposito sebesar
1.000 pada akhirnya akan menambah jumlah uang beredar sebesar 5.000.

f. Model Matematis Proses Penciptaan Uang


Proses penciptaan uang seperti yang telah dibahas di atas dapat dijelaskan
melalui model matematis sederhana di bawah ini. Definisi jumlah uang beredar
yang digunakan adalah M1. Tiga konsep yang harus diketahui guna
menurunkan persamaan matematis penciptaan uang adalah :
1) Uang primer (monetary base) dengan notasi B adalah jumlah uang yang
dipegang masyarakat dalam bentuk uang kartal (C) dan cadangan wajib (R).
Uang primer dikontrol oleh bank sentral.
2) Giro wajib minimum (reserve deposit ratio atau reserve requirement ratio, di
muka telah disingkat RRR), yang besarnya ditentukan oleh bank sentral.
Notasinya adalah rr.Rasio uang kartal giral (currency deposit ratio)
dinotasikan cr, yang menggambarkan pilihan bentuk uang yang dipegang
masyarakat, dalam arti jumlah uang beredar, berapa bagian (%) yang
disimpan dalam bentuk uang kartal dan berapa bagian (%) yang disimpan
dalam bentuk uang giral.

C= cr x D ..............................................................(17.8)

Persamaan (17.8) disubtitusikan ke Persamaan (17,6) :

M1 = (cr x D) + D = (cr x 1) D , atau


D = M1......................................................................................(17.9)
(1 + cr)

100
Persamaan (17.9) menunjukkan hubungan proporsional yang jumlah uang
giral dengan jumlah uang beredar.
Uang primer (monetary base):

B = C + R...........................................(17.10)
di mana :
B = uang primer
C = uang kartal
R = cadangan wajib

Cadangan wajib (R) adalah rr dikalikan uang giral,

R = rr x D...................................................(17.11)

Dengan demikian persamaan matematis dari uang primer adalah :

B = (cr x D) + (rr x D) = (cr + rr) D................(17.12)

Persamaan di atas dapat juga ditulis sebagai :


D = B.................................................(17.13)
(cr + rr)

Persamaan (17.13) menunjukkan hubungan proporsional antara uang giral


dengan uang primer. Untuk penyelesaian persamaan matematis jumlah uang
beredar, dua persamaan tentang uang giral, yaitu persamaan (17.9) dan
persamaan (17.13) kita sederhanakan ;

M1 = D = B
(cr + 1) (cr + rr)

M1 = (cr + 1) x B
(cr + rr)

M1 = m x B....................................................(17.14)

di mana :
m = ( cr + 1 )
(cr + rr)

Atau (m) disebut juga angka multiplier uang (money multiplier)

Karena mempunyai efek multiplikasi terhadap jumlah uang beredar, maka


uang primer disebut juga uang berdaya tinggi (high powered money).
Misalkan jumlah uang primer adalah Rp. 300 miliar, rr= 0,2 dan cr = 0,3, maka
besarnya angka multiplier uang adalah :

(cr + 1)
m=
(cr + rr)

101
= (0,3 + 1)
(0,3 + 0,2)
= 2,6
Sehingga jumlah uang beredar (M1) adalah 2,6 x Rp.300 miliar sama dengan Rp. 780
miliar.
Dalam contoh tentang proses penciptaan uang, nilai cr = 0 dan rr = 0,2,
sehingga besarnya angka multiplier uang adalah :
m = (cr + 1)
(cr + rr)

= (0+1)
(0 + 0,2)
=5

Dengan demikian penambahan uang primer sebesar 1.000 menambah


jumlah uang beredar sebesar 5.000.

2. Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun


dan menyalurkan dana, dengan motif mendapatkan keuntungan. Porsi terbesar
asetnya merupakan aset finansial. Fungsi utama lembaga keuangan adalah
sebagai perantara pihak-pihak yang membutuhkan uang modal (pemakai dana)
dengan pihak-pihak yang memilikinya (pemilik dana).
Jika uang dapat dianalogikan sebagai darah yang dibutuhkan untuk kehidupan
ekonomi, maka lembaga keuangan adalah jantungnya. Sebab melalui lembaga
keuanganlah uang yang ada dalam perekonomian dihimpun dan dialirkan ke
sektor-sektor kegiatan yang membutuhkan. Tanpa adanya lembaga keuangan,
tidak mungkin mengharapkan alokasi sumber daya keuangan yang efisien,
karena pasar uang modal tidak dapat bekerja efisien.Dari penjelasan di atas,
lembaga keuangan mempunyai fungsi dan peranan penting untuk
meningkatkan efisiensi pasar uang modal. Lewat upaya lembaga-lembaga
keuangan, kekuatan penawaran dan permintaan uang dipertemukan.
Yang dipertukarkan/dialihkan dalam pasar uang modal adalah hak penggunaan
uang. Penawaran uang-modal berasal dari individu dan atau institusi yang
bersedia menunda penggunaan uangnya. Misalnya anda menerima gaji
sebesar Rp.3 Juta perbulan. Dari sejumlah itu yang digunakan untuk kebutuhan
hidup sampai mendapat gaji bulan berikutnya adalah Rp. 2 juta. Sisanya
sebesar Rp. 1 Juta sebenarnya dapat anda habiskan sekehendak hati. Pada
saat berbelanja, anda menggunakan hak penggunaann uang. Jika tidak dipakai
untuk konsumsi, anda dapat mengalihkannya ke pihak lain untuk sementara
waktu, misalnya dalam bentuk tabungan berjangka atau saham. Untuk
kesediaan mengalihkan hak penggunaan uang tersebut, Anda memperoleh
kompenisasi berupa pendapatan bunga untuk tabungan atau deviden untuk
saham. Jika pengalihan hak penggunaan uang tersebut kurang dari satu tahun,
masuk dalam kategori pasar uang. Tetapi jika lebih dari setahun, masuk
ketegori pasar modal.
Uang yang anda simpan akan disalurkan oleh lembaga keuangan ke pihak-
pihak yang membutuhkan (sisi permintaan), seperti perusahaan, pemerintah,

102
dan individu. Mereka menggunakannya untuk kegiatan investasi, produksi, atau
konsumsi. Bila mereka membutuhkan uang tersebut dalam tempo kurang dari
setahun, mereka mencarinya di pasar uang. Bila lebih dari setahun, mereka
mencarinya di pasar modal.
Maka yang menjembatani antara sisi penawaran dan permintaan inilah yang
disebut sebagi lembaga keuangan.Motivasi usaha mereka adalah untuk
memperoleh keuntungan. Besarnya keuntungan di peroleh adalah selisih
antara biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghimpun dana dari pemilik
dengan pendapatan yang diperoleh dari pengguna dana.
Lembaga keuangan yang dalam menjalankan fungsi intermediasinya diizinkan
menghimpun dan menyalurkan dana dalam bentuk tabungan disebut lembaga
keuangan depositori. lembaga yang masuk dalam kategori ini adalah
perbankan. Sedangkan lembaga keuangan yang dalam menjalankan usahanya
tidak diizinkan menghimpun dana dalam bentuk tabungan disebut lembaga
keuangan nondepositori, yang disebut juga sebagai lembaga keuangan bukan
bank.

a. Lembaga Keuangan Perbankan (Banking Financial Institution)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7/1992 (sebagaimana diubah dengan


UU No.10/1998) tentang perbankan, Bank didefinisikan sebagai badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-
bentuk lainnya. Selanjutnya undang-undang tersebut mengklasifikasikan
bank menjadi dua kelompok, Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR).
1) Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya
memberi jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Kegiatan usaha bank umum
antara lain :
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu
b) Memberikan kredit
c) Menerbitkan surat pengakuan utang
d) Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya
e) Kegiatan-kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Kegiatan usaha yang tidak boleh dilakukan bank umum, adalah :
a) Melakukan penyertaan modal, kecuali dalam hal tertentu seperti
yang diatur dalam undang-undang
b) Melakukan usaha perasuransian
c) Melakukan usaha lain seperti yang diatur undang-undang

2) Bank Perkreditan Rakyat


Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah, yang dalam

103
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Jadi
BPR adalah bank yang menerima simpanan dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan
dengan itu.
Kegiatan-kegiatan usaha yang diperbolehkan dilakukan oleh BPR
menurut undang-undang adalah :
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
b) Memberikan kredit
c) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
d) Menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito dan atau tabungan
pada bank lain.
Kegiatan usaha yang tidak diperkenankan dilakukan oleh BPR di
antaranya adalah Menerima simpanan dalam bentuk giro
a) Melakukan penyertaan modal
b) Melakukan usaha perasuransian
c) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha tersebut di atas

b. Bank Sentral (Central Bank)

Fungsi utama paling mendasar dari sebuah bank sentral suatu negara adalah
mengatur jumlah uang beredar dalam perekonomian. Tetapi dalam
praktiknya, bank sentral menjalankan banyak fungsi mulai dari penanganan
penyelesaian giro sampai kepada pemberian izin, pembinaan, dan
pengawasan perbankan.
Bertambah besarnya fungsi-fungsi bank sentral memang sulit dihindari,
karena dunia nyata tidaklah seideal yang dibayangkan. Aspek politis dan
historis sangar mewarnai dan mempengaruhi perkembangan perbankan di
setiap negara. Bahkan di negara-negara kapitalis yang mengandalkan
mekanisme pasar, perluasan fungsi bank sentral tak terhndari. Secara umum
ada beberapa fungsi utama bank sentral dalam dunia nyata :

1) Agen fiskal pemerintah (fiscal agent of goverment)


Di mana bank sentral berfungsi sebagai penasihat dan memberi bantuan
untuk mengelola berbagai masalah / transaksi keuangan pemerintah.
Misalnya memberi pinjaman kepada pemerintah dan menyimpan aset-
aset finansial milik pemerintah.

2) Banknya bank (Banker of bank)


Bank sentral memberi bantuan kepada bank-bank yang mengalami
kesulitan likuiditas. Fungsi ini juga dikenal sebagai lander of last resort.

3) Menentukan kebijakan moneter (Monetary policy maker)


Dalam hal ini terutama adalah pengendalian jumlah uang beredar sebagai
bagian dari kebijakan ekonomi yang bertujuan mengarahkan kondisi
makroekonomi ke arah yang lebih baik dan atau diinginkan.
Selain tiga fungsi utama tersebut, umumnya bank sentral juga
melaksanakan beberapa fungsi di bawah ini.

104
4) Pengawasan, evaluasi, dan pembinaan perbankan (Supervision,
examination, and regulation of members bank)
Salah satu alasan yang mendasari pentingnya fungsi ini adalah karena
ketidaksempurnaan pasar (industri perbankan). Hal ini akan menimbulkan
eksternalitas yang merugikan dan penyebab kegagalan pasar, yang
sangat mengganggu stabilitas perekonomian. Walaupun harus diakui
bahwa industri perbankan menghasilkan eksternalitas yang
menguntungkan. Melalui fungsi ini bank sentral akan meminimumkan
eksternalitas merugikan dan memaksimumkan eksternalitas
menguntungkan dari industri perbankan.

5) Penanganan transaksi giro (te clearing and collection of checks)


Dengan fungsi ini bank sentral mengefisienkan kegiatan-kegiatan
transaksi yang menggunakan alat pembayaran giro,sebab transaksi
tersebut terjadi dalam jumlah yang besar, antarbank, antarwilayah, dan
antarnegara. Tanpa bantuan bank sentral, bank-bank secara individu tidak
dapat menyelesaikan transaksi-transaksi tersebut.

6) Riset-Riset ekonomi (Economic Research)


Riset-riset ekonomi yang dilakukan bank sentral terutama adalah yang
berkaitan dengan masalah-masalah dan perkembangan sektor moneter.
Riset-riset ini dibutuhkan sebagai masukan dalam penentuan kebijakan
ekonomi, khususnya kebijakan moneter.

c. Bank Indonesia

Bank indonesia (BI) adalah bank sentral negara Republik Indonesia. Didirikan
pada tahun 1953 dengan mengubah status De Javasche Bank N.V. (yang
dinasionalisasi di tahun 1951) menjadi bank sentral Indonesia. Dasar hukum
pendirian BI adalah Undang-Undang Nomor 11/1953.
Sama halnya dengan bank sentral di negara-negara lainnya, BI mengalami
perubahan kedudukan dan fungsi pokoknya, yang merupakan konsekuensi dari
perkembangan sejarah, politik dan ekonomi di Indonesia. Dilihat dari perubahan
undang-undangnya, sejak 1953 BI telah mengalami dua kali perubahan
kedudukan dan fungsi pokok. Perubahan pertama dilakukan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 13/1968, sedangkan perubahan kedua berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23/1999. Perubahan-perubahan tersebut diringkas
dalam tabel berikut.

105
Perkembangan Status dan Fungsi Pokok Bank Indonesia,
Berdasarkan Undang-Undang tentang Bank Sentral
UU No. 11 UU No. UU No. 23/1999
/1953 13/1968
Kepemimpinan -Dewan -Dewan Direksi -Dewan Gubernur
Moneter
-Dewan
Direksi
-Dewan
Penasihat
Status dan -Bank Sentral -Bank sentral -Bank sentral
Tugas-tugas -Mengatur -Mengatur -Menetapkan dan
Utama Peredaran peredaran Melaksanakan kebijakan
Uang uang Moneter
-Pemegang -Pemegang kas -Mengatur dan menjaga
kas negara negara Kelancaran sistem
-Mengelola pembayaran
devisa -Mengatur dan mengawasi
negara bank
Dapat Dapat -Dilarang memberikan
memberikan memberikan kredit
uang Uang muka Kepada pemerintah
Muka (kredit) (kredit) -Bank Indonesia membagi
kpd Sesuai dengan Sisa surplus usahanya
pemerintah, Kebutuhan kpd
Maksimum 30 pemerintah Pemerintah, setelah
% dari Dengan dipotong
penghasilan mengenakan 30 % dengan tujuan 10 %
Selama satu 3 % per tahun cadangan umum dengan
tahun ketentuan setelah
anggaran dipotong
terlebih dahulu kewajiban
pemerintah kepada BI

Tabel di atas menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia tetap memandang


fungsi utama bank sentral adalah sama sepeti bank sentral di negara lainnya,
terutama fungsi pengaturan peredaran uang. Yang berbeda dari undang-undang
tersebut adalah aspek kepemimpinan dan hubungan dengan pemerintah. Dalam
UU No. 23/1999, aspek penting yang dikedepankan adalah independensi bank
sentral, dalam arti bank sentral harus bebas dari campur tangan pemerintah.
Wujud independensi itu terlihat dalam dua hal, yaitu: 1) aspek kepemimpinan dan
kewenangan BI, 2) hubungan keuangan dengan pemerintah.

1) Kepemimpinan dan Kewenangan Bank Indonesia


Berdasarkan UU No. 23/ 1999 (pasal 41), Gubernur dan Deputi Senior
Gubernur Bank Indonesia diusulkan dan diangkat oleh presiden atas
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Dengan ketentuan ini presiden tidak
lagi mempunyai kemampuan intervensi terhadap kepemimpinan dan
kewenangan BI.
Pada masa sebelumnya struktur kepemimpinan bank sentral lebih kompleks
dengan wewenang yang relatif luas. Misalnya berdasarkan UU No. 11 / 1953,
yang memutuskan kebijakan moneter adalah dewan moneter, sedangkan

106
pelaksananya adalah Dewan Direksi. Berdasarkan UU No. 13/1968, yang
memutuskan kebijakan moneter adalah pemerintah, pelaksananya adalah
Dewan Direksi. Sedangkan berdasarkan UU No. 23 / 1999, Bank Indonesia
memutuskan dan melaksanakan kebijakan moneter (Pasal 8 dan 10).

2) Hubungan Keuangan Dengan Pemerintah


Berdasarkan UU No. 23/1999, Bank Indonesia tidak diizinkan lagi memberikan
pinjaman kepada pemerintah demi menjaga independensinya (Pasal 56).
Ketentuan ini berbeda dengan ketentuan undang-undang sebelumnya di
mana BI boleh memberikan pinjaman kepada pemerintah. Pasal 62 UU No.
23/1999 menyatakan bahwa BI wajib membagi hasil kegiatan usahanya
kepada pemerintah berdasarkan pembagian yang ditetapkan.

d. Lembaga Keuangan Bukan Perbankan (Non Banking Financial Institution)


Sebagai lembaga keuangan yang tidak diizinkan menghimpun dana dalam
bentuk tabungan, maka kegiatan penghimpunan dana yang dilakukan LKBB
adalah mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannya untuk membiayai
kegiatan investasi dan atau konsumsi individu perusahaan. Beberapa LKBB
yang umumnya terdapat di dalam suatu perekonomian adalah perusahaan
asuransi,lembaga dana pensiun, perusahaan investasi, perusahaan
pembiayaan, dan pegadaian.

1) Perusahaan Asuransi
Produk jasa yang ditawarkan perusahaan asuransi adalah perlindungan
finansial untuk menghadapi berbagai hal yang kurang menguntungkan,
misalnya kecelakaan sakit keras bahkan kematian. Perusahaan asuransi
merupakan sumber dana jangka panjang yang amat potensial bagi sektor
swasta. Sebab uang yang dipegang perusahaan sangat besar, sedangkan
kewajibannya baru jatuh tempo dalam jangka waktu yang sangat panjang.

2) Lembaga Dana Pensiun


Lembaga ini menawarkan jasa berupa persiapan dana pensiun. Bagi pegawai
perusahaan swasta, jasa dana pensiun dapat memberikan ketenangan dan
jaminan hari tua, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pekerja.
Lembaga dana pensiun juga merupakan sumber dana potensial bagi dunia
usaha. Sebab sama seperti perusahaan asuransi, kewajiban dana pensiun
baru jatuh tempo dalam waktu yang sangat panjang, sehingga dapat menjadi
sumber dana jangka panjang.

3) Perusahaan Investasi
Produk yang ditawarkan perusahaan investasi adalah diversifikasi. Yang
dimaksud dengan diversifikasi adalah peningkatan kemampuan membeli atau
memiliki berbagai jenis atau tipe aset finansial.

4) Perusahaan Pembiayaan
LKBB umumnya mengumpulkan dana dari individu/organisasi dalam jumlah-
jumlah kecil, kemudian menyalurkannya dalam bentuk pinjaman berskala
besar. Tetapi lembaga pembiayaan melakukan hal yang sebaliknya, karena

107
meminjam dalam bentuk pinjaman skala besar, kemudian menyalurkannya
dalam bentuk pinjaman kecil-kecil kepada individu atau unit usaha kecil.
Di Indonesia berdasarkan Keppres No. 61/1988, kegiatan-kegiatan usaha
yang masuk dalam lingkup perusahaan pembiayaan adalah; sewa guna
(leasing), modal ventura (capital ventura), anjak piutang (factoring),
permbiayaan konsumen (consumer finance), kartu kredit (credit card), dan
perdagangan surat-surat berharga (securities company). Dalam
perkembangan selanjutnya, di tahun 1989 bidang usaha penjualan surat
berharga dikeluarkan dari lingkup perusahaan pembiayaan. Tahun 1995,
bidang usaha modal ventura menyusul dieluarkan dari ruang lingkup
perusahaan pembiayaan.

5) Pegadaian
Pegadaian merupakan lembaga perkreditan berdasarkan hukum gadai.
Lembaga ini awalnya berkembang di Italia yang kemudian menyebar ke
wilayah-wilayah Eropa lainnya. Praktik pegadaian di Indonesia dirintis oleh
orang Belanda melalui VOC.
Lembaga pegadaian pada prinsipnya memberi bantuan keuangan dengan
jaminan aset peminjam, yang diserahkan kepada lembaga pegadaian. Aset
tersebut akan dikembalikan bila peminjam telah melunasi utang berikut
bunganya. Besarnya pinjaman, yang dapat diberikan sekitar 80-89 % dari
mulai perkiraan (nilai taksir) aset yang digadaikan. Peminjam dapat melunasi
utangnya setiap saat, tanpa harus menunggu jatuh tempo.
Karena prosedur peminjamannya sangat sederhana, mudah dan cepat,
pegadaian di Indonesia termasuk sumber dana yang banyak diminati
masyarakat, terutama masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah.

108

Anda mungkin juga menyukai