METROLOGI INDUSTRI
Oleh:
Ir. Sutrimo, M.Eng
1
Tinjauan Kebutuhan Industri
3
Industri rekayasa merupakan tulang punggung
industri yang menyediakan barang kapital (mesin
produksi) dan pemeliharaannya bagi industri
manufaktur serta menyediakan barang-barang tahan
lama kepada konsumen.
4
Industri pengecoran logam
Industri baja
Industri pemesinan
5
Keterkaitan
Antara Sistem Faktor Pendukung
Setiap bagian/departemen yang menangani pekerjaan/proses
tertentu akan memiliki komponen-komponen organisasi yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan utama yang bisa
berbentuk sederhana
sampai dengan bentuk
yang kompleks.
Sistem faktor
pendukung industri
rekayasa dapat
diilustrasikan dengan
sistem pengoperasian
mesin perkakas CNC,
6
Pada tingkatan pembuatan dan perakitan
pemeriksaan kualitas geometrik dilaksanakan pada
produk hasil dari salah satu proses produksi
(kemungkinan produk tersebut masih harus diproses
lagi sebelum proses terakhir yang menghasilkan
komponen yang siap untuk dirakit).
Hasil pemeriksaan dibandingkan dengan spesifikasi
geometrik yang tercantum pada gambar teknik.
Bila ada perbedaan antara hasil pengukuran dengan
spesifikasi, maka diambil tindakan yang perlu untuk
memperbaiki kualitas produk.
Pada taraf ini tentu saja diperlukan penguasaan
teknologi yang terkait yaitu metrologi geometrik
(teknik pengukuran).
7
Teknik Pengukuran
(Metrologi Industri)
8
Metrologi Geometrik/Industri
adalah ilmu dan teknologi untuk melakukan
pengukuran karakteristik geometrik produk
(komponen mesin atau peralatan) dengan
alat dan cara pengukuran yang cocok
sedemikian rupa sehingga data pengukuran
dan pengolahan datanya menghasilkan
harga yang dianggap sebagai yang paling
dekat dengan geometrik sesungguhnya dari
komponen yang bersangkutan.
9
Dari beberapa aspek perancangan komponen mesin
dan peralatan, karakteristik geometrik mempunyai
pengaruh yang besar terhadap fungsi, perubahan
fisik dan geometrik dalam proses pembuatan.
Komponen mesin dan peralatan dapat dikatakan
mempunyai ciri karakteristik geometrik yang ideal
apabila sesuai dengan apa yang dikehendaki
mempunyai ukuran/dimensi yang teliti, bentuk dan
posisi yang sempurna, dan permukaan yang halus
sekali.
10
Beberapa pengaruh karakteristik geometrik terhadap
aspek-aspek yang lain adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh karakteristik geometrik terhadap aspek fungsional.
a. Semakin besar ukuran komponen, semakin besar pula kekuatan
material dari komponen tersebut. Ukuran yang besar menunjukkan
kekuatan yang lebih besar.
b. Penyesuaian bentuk komponen yang mempunyai perubahan
ukuran secara drastik sepanjang sumbunya dengan membuat
bentuk lengkungan atau kemiringan dapat mengurangi terjadinya
konsentrasi tegangan, dan dapat menahan beban yang besar,
c. Penyeimbangan komponen secara dinamik pada komponen yang
berputar dengan kecepatan tinggi dapat mengurangi getaran yang
terjadi yang diakibatkan posisi titik berat tidak lagi pada tempat yang
seharusnya,
d. Komponen-komponen yang berfungsi sebagai penerus dan
pengubah putaran memerlukan ketelitian gerakan yang tinggi,
e. Kekasaran atau kehalusan permukaan komponen mesin
mempengaruhi ketahanan terhadap kelelahan yang menerima
beban dinamik, gesekan, keausan, pelumasan, perekatan dua atau
lebih komponen mesin, sehingga makin halus permukaannya makin
tinggi umurnya. 11
2. Pengaruh karakteristik geometrik terhadap aspek
pembuatan.
Langkah awal proses pengerjaan komponen adalah
menetapkan bidang acuan untuk pemosisi. Bagian-bagian
yang diproses awal tersebut harus ditetapkan harga
toleransinya sesuai dengan keinginan.
13
Besaran standar dari setiap pengukuran dapat
merupakan salah satu atau gabungan dari besaran-
besaran dasar.
14
Tujuh Besaran Standar dan Satuan Dasar
15
Besaran turunan
16
Jenis Pengukuran
Pengukuran geometrik mencakup ketiga aspek dari
geometrik yaitu ukuran (dimensi), bentuk, dan kekasaran
permukaan. Jenis pengukuran dan alat ukur yang
digunakan dapat dibedakan menjadi 8 jenis.
18
Berdasarkan sifat dari alat ukur maka dikenal
5 jenis alat ukur, yaitu:
Mistar ingsut
Mikrometer
19
2. Alat ukur pembanding, yaitu alat ukur
yang mempunyai skala ukur yang telah
dikalibrasi, yang digunakan sebagai
pembacaan besarnya selisih suatu
dimensi terhadap ukuran standar. Contoh:
jam ukur (dial indicator).
1. Sensor
Sensor adalah peraba dari alat ukur yang
menghubungkan alat ukur dengan benda ukur.
Ujung-ujung kontak dari mikrometer, kedua lengan
dari mistar ingsut, jarum dari alat ukur kekasaran
permukaan adalah merupakan contoh sensor
mekanik.
Sistem lensa adalah merupakan sensor alat ukur
optik.
22
Sensor mekanik
Sensor mekanik
Sensor mekanik
Sensor mekanik
23
2. Pengubah
Pengubah adalah bagian yang terpenting dari alat
ukur yang berfungsi mengubah isyarat dari sensor
diteruskan, diubah atau diolah terlebih dahulu
sebelum diteruskan ke bagian lain dari alat ukur
(bagian penunjuk).
Prinsip kerja pengubah mulai dari prinsip kinematik,
optik, elektrik, pneumatik, sampai pada sistem
gabungan, yang kesemuanya pada dasarnya
bertujuan untuk memperbesar dan memperjelas
perbedaan yang kecil dari geometrik suatu obyek
ukur.
24
Pengubah mekanik
Semata-mata berdasarkan prinsip kinematik yang
meneruskan dan mengubah gerkan menjadi gerakan
lain (biasanya gerakan rotasi) yang relatif lebih besar
perubahannya.
Contoh: sistem roda gigi dan batang bergigi pada jam
ukur, sistem ulir dari mikrometer.
pengubah mekanik
pengubah mekanik
25
Pengubah mekanik optik
Pengubah mekanik biasanya berupa batang
kinematik yang berfungsi untuk memperbesar
perubahan dari silinder pengukur menurut
perbandingan jarak antara kedua ujung batang
terhadap engselnya.
Pengubah mekanik ini menyebabkan perubahan
kemiringannya suatu kaca yang berfungsi sebagai
pemantul berkas cahaya dari pengubah optik.
Pengubah optik sesungguhnya merupakan sistem
pembentuk bayangan yang berupa garis yang
diproyeksikan pada layer dari gelas yang diasah dan
diberi skala ukuran.
26
Pengubah elektrik
Menggunakan prinsip kerja elektrik berfungsi untuk
mengubah isyarat perubahan besaran non elektrik
(misal perubahan panjang), baik yang berasal
langsung dari sensor ataupun yang telah melalui
pengubah primer (biasanya pengubah mekanik)
menjadi isyarat perubahan besaran elektrik.
Contoh: pengubah
kapasitif dengan skema
penguat operasionil
LVDT (linear variable
differential transformer).
27
Pengubah penumatik;
Bekerja atas dasar suatu gejala bahwa kondisi suatu
aliran udara yang tertentu (tetap) akan berubah
apabila ada perubahan pada celah antara permukaan
benda ukur dengan permukaan sensor alat ukur.
Perubahan kondisi aliran udara dapat diketahui
dengan cara mengukur perubahan tekanannya
ataupun kecepatan alirannya.
28
Pengubah optik
Pada dasarnya yang digunakan adalah berfungsi
sebagi pembelok berkas cahaya yang melewati atau
memantul dari suatu obyek sehingga terbentuk suatu
bayangan dengan ukuran yang lebih besar dari
ukuran obyeknya.
Sistem optik biasanya terdiri dari salah satu
gabungan komponen-konponen yang berupa cermin,
lensa atau prisma.
29
3. Penunjuk atau pencatat
Penunjuk atau pencatat adalah bagian dari alat ukur
yang menunjukkan atau mencatat hasil pengukuran.
Hampir semua alat ukur kecuali beberapa alat ukur
standar dan alat ukur batas, mempunyai bagian
penunjuk.
Penunjuk dapat dikategorikan menjadi 2 macam,
yaitu: penunjuk berskala, dan penunjuk berangka
(digital).
30
Penunjuk berskala
• Skala adalah susunan garis yang beraturan dengan
jarak antara dua garis yang berdekatan dibuat tetap dan
mempunyai arti tertentu.
• Secara visual pembacaan dilakukan dengan
pertolongan garis indeks atau jarum penunjuk yang
bergerak relatif terhadap skala.
• Skala ukur terdiri dari dua macam, yaitu
i. skala utama yaitu skala dengan jarak antara dua
garis dengan ukuran standar.
Skala utama
Skala nonius
32
Kecermatan pada skala nonius
Skala nonius
Besar skala
Kecermatan per bagian pada Jumlah Panjang
utama
skala nonius bagian keseluruhan
1/10 (0,10) mm 1 mm 0,9 mm 10 9 mm
1 mm 0,95 mm 20 19 mm
1/20 (0,05) mm
2 mm 1,95 mm 20 39 mm
1 mm 0,98 mm 50 49 mm
1/50 (0,02) mm
1 mm 0,98 mm 25 24,5 mm
33
Penunjuk berangka (digital)
• Pada alat ukur dengan penunjuk berangka dapat
langsung mengetahui hasil pengukuran deretan
angka yang tersedia, baik dengan jenis mekanik
maupun elektronik.
• Penunjuk digital mekanik terdiri dari susunan
beberapa silinder dengan sistem roda gigi masing-
masing diberi angka pada permukaannya mulai dari
angka 0 sampai dengan 9.
• Penunjuk digital elektronik menggunakan komponen
elektronik yang disebut LED (light emitting diode).
• Suatu kode angka dapat dari 7 buah LED yang
disusun seperti angka 8.
34
Untuk beberapa hal tertentu penunjukkan suatu
harga pada suatu saat dianggap tidak memberikan
suatu informasi yang lengkap mengenai proses
pengkuran yang sedang dilakukan.
35
Sifat Umum Alat Ukur
Alat ukur adalah merupakan alat yang dibuat oleh
manusia, dengan demikian ketidaksempurnaan adalah
merupakan ciri utama.
37
Untuk menjamin hubungannya dengan satuan standar
maka alat ukur yang digunakan oleh operator mesin
sebagai alat ukur kerja dapat diperiksa melalui suatu
rantai kalibrasi, sebagai berikut:
Tingkat 1:kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur
standar kerja.
Tingkat 2 :kalibrasi alat ukur standar kerja dengan
alat ukur standar.
Tingkat 3 :kalibrasi alat ukur standar dengan alat
ukur standar nasional.
Tingkat 4 :kalibrasi alat ukur standar nasional
dengan alat ukur standar internasional.
4. Histerisis (histeristic)
yaitu penyimpangan yang timbul sewaktu dilakukan
pengukuran secara kontinyu dari dua arah yang
berlawanan, mulai dari skala nol hingga skala
maksimum dan diulangi dari skala maksimum hingga
skala nol.
39
5. Kepasifan (passivity) atau
kelambatan reaksi
yaitu kejadian adanya perbedaan atau perubahan kecil
dari harga yang diukur (yang dirasakan sensor) tidak
menimbulkan perubahan pada jarum penunjuk.
41
7. Kestabilan nol (zero stability)
yaitu penyimpangan yang terjadi pada skala ukur
apabila jarum penunjuk tidak tepat kembali ke posisi
nol setelah seketika benda ukur diambil.
42
8. Pengambangan (floating)
yaitu kejadian pada jarum penunjuk selalu berubah
posisinya (bergetar) atau angka terakhir (paling kanan)
dari penunjuk digital berubah-ubah.
43
Kesalahan atau Penyimpangan
Sewaktu Proses Pengukuran
Proses pengukuran adalah merupakan proses yang
mencakup tiga bagian yaitu benda ukur, alat ukur, dan
manusia, karena ketidaksempurnaan dari masing-masing
bagian, maka bisa dikatakan bahwa tidak ada satupun
pengukuran yang memberikan ketelitian yang absolut.
Ketelitian (Accuracy):
yaitu persesuaian antara hasil pengukuran dengan
harga sesungguhnya (dimensi obyek ukur).
46
Istilah ketelitian diperlukan target atau sasaran proses
pengukuran, sedangkan istilah ketepatan tidak harus
dikaitkan dengan target.
Ketelitian berkonotasi mencari hakekat kebenaran
yang diusahakan,
Ketepatan berkonotasi pengulangan dan kewajaran
atau ketaksengajaan.
Sebagai penjelasan diperlukan mengenai istilah
kecermatan.
Kecermatan (Resolution):
yaitu sasaran atau target atau angka satuan terkecil yang
bisa dibaca.
47
Pertama Kedua
• Kemampuan menembak
A 20 kali bahwa:
B
- penembak A mengumpul
- penembak B menyebar.
• Kemampuan penembak A
lebih mendekati sama
dibanding kemampuan
penembak B.
52
Faktor-faktor yang membuat suatu proses pengukuran
menjadi tidak teliti dan tidak tepat dapat berasal dari
berbagai sumber yaitu:
1. Alat ukur.
• Kesalahan atau penyimpangan yang disebabkan
oleh alat ukur yang belum dilakukan lagi kalibrasi.
• Kemungkinan yang akan timbul sifat-sifat yang
jelek dari alat ukur misalnya histerisis, kepasifan,
pergeseran, dan kestabilan nol.
53
2. Benda ukur
• Kesalahan atau penyimpangan yang disebabkan
oleh beban dari tekanan kontak dri sensor alat ukur
(sewaktu mengukur) atau karena berat benda ukur
sendiri (yang diletakkan diantara tumpuan).
• Dengan beban tersebut alat ukur dapat mengalami
deformasi (perubahan bentuk).
• Sewaktu pengukuran berlangsung tidak boleh terjadi
gerakan dari benda ukur pada arah yang sama
dengan garis pengukuran (garis dimensi obyek ukur)
sehingga dalam beberapa keadaan diperlukan alat
pemegang benda ukur (penjepit).
• Karena penjepit ini juga memberikan tekanan pada
benda ukur, maka posisi dari penjepit harus
ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan deformasi yang merugikan. 54
3. Posisi pengukuran
• Kesalahan atau penyimpangan yang disebabkan
oleh peletakan atau pengambilan posisi garis
pengukuran pada alat ukur tidak berimpit atau tidak
sejajar dengan garis dimensi obyek ukur.
garis dimensi
• Apabila garis
pengukuran membuat
sudut sebesar dengan
M garis dimensi
L dinamakan kesalahan
kosinus atau kesalahan
sinus
L = M cos
garis pengukuran
55
4. Lingkungan.
• Kesalahan atau penyimpangan yang disebabkan
oleh kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk
melakukan proses pengukuran.
• Misal cahaya atau penerangan yang tidak cukup
mengakibatkan kesalahan pembacaan skala ukur,
lingkungan yang kotor dan berdebu yang
menempel pada permukaan sensor mekanik dan
permukaan obyek ukur dapat menyebabkan
kesalahan sistematik, dan getaran pada lantai
pabrik.
• Begitu juga pengaruh temperatur perlu mendapat
perhatian, karena dapat menyebabkan berubahnya
dimensi dari semua benda padat, terutama logam.
56
• Supaya hasil pengukuran akan selalu sama, maka
telah disetujui secara internasional bahwa temperatur
standar untuk proses pengukuran geometrik sebesar
20°C.
• Perubahan panjang akan terjadi pada pengukuran
langsung adalah:
l = l (t - ts)
keterangan:
l = perubahan panjang; mm
l = panjang obyek ukur; mm
= koefisien muai panjang; °C-1
t = temperatur obyek ukur; °C
ts = temperatur standar = 20°C
57
5. Manusia (pengukur).
58
• waspada akan kemungkinan letak dari sumber
penyimpangan dan mengetahui cara mengeleminir
(mengurangi sampai sekecil mungkin sehingga
praktis dapat diabaikan) pengaruhnya terhadap
hasil pengukuran,
• mempunyai dasar-dasar pengetahuan akan alat
ukur, cara kerja alat ukur, cara pengukuran, cara
mengkalibrasi dan memelihara alat ukur,
• mampu untuk menganalisis suatu permasalahan
pengukuran, menentukan cara pengukuran sesuai
dengan tingkat kecermatan yang dikehendaki,
memilih alat ukur yang sesuai, dan melaksanakan
proses pengukuran,
• sadar bahwa hasil pengukuran adalah
sepenuhnya merupakan tanggung jawabnya.
59
Analisis Data Pengukuran
Setiap proses pengukuran akan menghasilkan data
pengukuran, yaitu kumpulan harga hasil pengukuran.
61
Sebagai contoh, misalnya tiga mahasiswa A, B, dan C
melakukan pengukuran menghasilkan kumpulan harga-
harga.
62
Harga
Mahasiswa Hasil pengukuran
rata-rata
63
Harga
Mahasiswa Hasil pengukuran
jangkauan
64
Harga Harga
Mahasiswa Hasil pengukuran
rata-rata jangkauan
65
Contoh di atas merupakan analisis statistika sederhana,
perbedaan atau variasi harga-harganya masih terlihat.
66
Sementara itu, perbedaan di antara harga rata-rata
dengan memperhatikan aspek variasi data pengukuran
menentukan ketelitian antara ke tiga data yang
diperbandingkan.
69
Jika kelompok data yang diperbandingkan memiliki angka-
angka yang jelas berbeda (jelas terpisah), analisis
perbandingan data tak perlu dilakukan.
70
Teori dasar analisis perbandingan data adalah distribusi
normal dan beberapa distribusi teoretik lainnya.
73
n
Sx
xi
1
Harga rata-rata sampel; x = Sx = sum
n n
i=1
n
2 = SSD x
1
Varian sampel; s x (xi x) 2
n-1 n-1
i=1
n 2
S x
SSD x = (xi x) 2 atau SSD x = SS x -
n
i=1
SSDx = sum of square of
deviations
SSx = sum of squares
74
Secara teoretik, untuk pengukuran yang identik yang
dilakukan sampai batas tak terhingga (n = ) akan
menghasilkan harga rata-rata yang tetap dan disebut
harga rata-rata batas; ξ (limiting mean; theoretical
mean), dan menghasilkan jumlah selisih kuadrat yang
tertentu atau tetap harganya dan perata-rataan harga ini
disebut varian teoretik, σ2 (theoretical variance).
1
1 x ξ 2
px e 2 σ = 1 = 100 %
2π
78
i. Bila F ≤ 2.975 (fvar besar , fvar kecil)
artinya terjadi kesalahan rambang (random error).
ke dua varian s21 dan s22 dapat dianggap sama
atau berasal dari satu populasi.
analisis perbandingan data dapat diteruskan.
ke dua varian dapat disatukan atau varian total s2.
2 f1 s 21 + f2 s 2 2
s = dan s = s2
f1 + f2
x1 - x2
t = ; f = n1 + n 2 - 2
1 1
s +
n1 n2
81
i. Bila t ≤ t.975 (f = n1 + n2 -2 )
artinya terjadi kesalahan rambang (random error)
ke dua harga rata-rata x 1 dan x2 dapat dianggap
sama atau berasal dari satu populasi
sehingga ke dua harga rata-rata dapat disatukan
atau harga rata-rata total x dan perkiraan varian
teoretik s2o.
n1 x1 + n 2 x2
x=
n1 + n 2
S 21 S 2 2 (S1 S 2 ) 2
SSD1 SSD 2
SSD o n1 n2 n1 n 2
s 2o =
n1 + n 2 1 n1 + n 2 1
83
A B
Pemeriksaan Varian
nA nB Varian sampel terbesar s 2B s2A
F = 2 atau 2
fA fB Varian sampel terkecil s A s B
s2 A s 2B 2.975 (fvar. besar , fvar. kecil) = ... (tabel)
xA xB
Bila : F < 2.975 (fvar. besar , fvar. kecil), maka
f A s 2 A + f2 s 2B
hitung s 2
= dan s = s2
f A + fB
t.975 (f = nA + nB - 2) = … (tabel)
sebagai kesimpulan 84
Contoh:
Dua mahasiswa Jurusan Teknik Mesin melakukan praktikum
pengukuran diameter ulir luar ISO Metrik M6 dengan
menggunakan mikrometer dengan kecermatan 0,001 mm.
Data hasil pengukurannya seperti pada tabel.
Pengukuran Hasil pengukuran diameter ulir luar; xi dalam mm
ke; ni Mahasiswa A Mahasiswa B
1 6,011 6,012
2 6,012 6,017
3 6,016 6,011
4 6,012 6,012
5 6,011 6,012
6 6,012 6,011
7 6,014 6,016
8 6,015 6,015
9 6,012
85
10 6,015
Penyelesaian:
• Banyaknya data; n dan derajat kebebasan; fx
nA = 10 ; fA = nA - 1 = 10 - 1 = 9
nB = 8 ; fB = nB - 1 = 8 - 1 = 7
Hasil pengukuran;
ni mm xiA - x A (xiA - xA) 2 xiA - xB (xiB - xB) 2
xA xB
1 6.011 6.012 -0.0020 0.000004 -0.0013 0.000002
2 6.012 6.017 -0.0010 0.000001 0.0037 0.000014
3 6.016 6.011 0.0030 0.000009 -0.0023 0.000005
4 6.012 6.012 -0.0010 0.000001 -0.0013 0.000002
5 6.011 6.012 -0.0020 0.000004 -0.0013 0.000002
6 6.012 6.011 -0.0010 0.000001 -0.0023 0.000005
7 6.014 6.016 0.0010 0.000001 0.0027 0.000007
8 6.015 6.015 0.0020 0.000004 0.0017 0.000003
9 6.012 -0.0010 0.000001
10 6.015 0.0020 0.000004
nA = 10 6.0130 6.0133 9 0.000030 7 0.000040
nB 8 x x ↑ fA ↑ SSDA ↑ fB ↑ SSDB
↑ A ↑ B
=
s2A = 0.000003 s2B = 0.000006 88
Analisis perbandingan dua data
1. Pemeriksaan ke dua varian (s2A dan s2B )
F = s2B / s2A = 1.714286 F < 2.975 ; Ke dua mahasiswa dianggap
kesalahan tidak ada perbedaan
2.975 (7 , 9) = 4.20
rambang (dianggap dalam satu
s2 = 0.000004 populasi), dan harga
s= 0.002092 variannya dapat disatukan.
f A s 2 A + fB s 2 B 9 x 0,000003 + 7 x 0,000006
s 2
= = 0,000004
f A + fB 9 + 7
x x
A B 6,0130 6,0133
- t 0,302372
1 1 1 1
s 0,002092
nA nB 10 8
90
- Dari tabel fraktil distribusi- t dengan tingkat kepercayaan 95 %
(bilateral test), diperoleh:
n A xA + nB xB 10 x 6,0130 + 8 x 6,0133
x = = 6,013
nA + nB 10 + 8
S2 A S2B (S A SB ) 2
SSD A SSDB
SSD n n n A nB
s 2o = o = A B = 0,000004
n A + nB 1 n A + nB 1
91
Kesimpulan bahwa ke dua mahasiswa dapat
dianggap dari satu populasi atau tidak ada
perbedaan yang berarti atau dianggap
mempunyai keahlian yang sama dalam
melakukan proses pengukuran diameter ulir luar
ISO Metrik M6.
92
Tabel Fraktil Distribusi Rasio Varian (2 Distribution ) ; Tingkat Kepercayaan 97,5 %
4 12.2 10.6 9.98 9.60 9.36 9.20 9.07 8.98 8.90 8.84 8.79 8.75 8.72
5 10.0 8.43 7.76 7.39 7.15 6.98 6.85 6.76 6.68 6.62 6.57 6.52 6.49
6 8.81 7.26 6.60 6.23 5.99 5.82 5.70 5.60 5.52 5.46 5.41 5.37 5.33
7 8.07 6.54 5.89 5.52 5.29 5.12 4.99 4.90 4.82 4.76 4.71 4.67 4.63
8 7.57 6.06 5.42 5.05 4.82 4.65 4.53 4.43 4.36 4.30 4.24 4.20 4.16
9 7.21 5.71 5.08 4.72 4.48 4.32 4.20 4.10 4.03 3.96 3.91 3.87 3.83
10 6.94 5.46 4.83 4.47 4.24 4.07 3.95 3.85 3.78 3.72 3.66 3.62 3.58
11 6.72 5.26 4.63 4.28 4.04 3.88 3.76 3.66 3.59 3.53 3.47 3.43 3.39
12 6.55 5.10 4.46 4.12 3.89 3.73 3.61 3.51 3.44 3.37 3.32 3.28 3.24
13 6.41 4.97 4.35 4.00 3.77 3.60 3.48 3.39 3.31 3.25 3.20 3.15 3.12
14 6.30 4.86 4.24 3.89 3.66 3.50 3.38 3.29 3.21 3.15 3.09 3.05 3.01
15 6.20 4.76 4.15 3.80 3.58 3.41 3.29 3.20 3.12 3.06 3.01 2.96 2.92
93
Tabel Fraktil Distribusi Rasio Varian (2 Distribution ) ; Tingkat Kepercayaan 97,5 %
(lanjutan)
19 5.92 4.51 3.90 3.56 3.33 3.17 3.05 2.96 2.88 2.82 2.76 2.72 2.68
20 5.87 4.46 3.86 3.51 3.29 3.13 3.01 2.91 2.84 2.77 2.72 2.68 2.64
21 5.83 4.42 3.82 3.48 3.25 3.09 2.97 2.87 2.80 2.73 2.68 2.64 2.60
22 5.79 4.38 3.78 3.44 3.22 3.05 2.93 2.84 2.76 2.70 2.65 2.60 2.56
23 5.75 4.35 3.75 3.41 3.18 3.02 2.90 2.81 2.73 2.67 2.62 2.57 2.53
24 5.72 4.32 3.72 3.38 3.15 2.99 2.87 2.78 2.70 2.64 2.59 2.54 2.50
25 5.69 4.29 3.69 3.35 3.13 2.97 2.85 2.75 2.68 2.61 2.56 2.51 2.48
26 5.66 4.27 3.67 3.33 3.10 2.94 2.82 2.73 2.65 2.59 2.54 2.49 2.45
27 5.63 4.24 3.65 3.31 3.08 2.92 2.80 2.71 2.63 2.57 2.51 2.47 2.43
28 5.61 4.24 3.63 3.29 3.06 2.90 2.78 2.69 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41
29 5.59 4.20 3.61 3.27 3.04 2.88 2.76 2.67 2.59 2.53 2.48 2.43 2.39
30 5.57 4.18 3.59 3.25 3.03 2.87 2.75 2.65 2.57 2.51 2.46 2.41 2.37
94
Tabel 1-7 Fraktil Distribusi Rasio Varian (2 Distribution ) ; Tingkat Kepercayaan 97,5 %
(lanjutan)
3 14.3 14.3 14.2 14.2 14.2 14.2 14.2 14.1 14.1 14.1 14.1 14.1
4 8.69 8.66 8.64 8.62 8.60 8.58 8.56 8.53 8.51 8.49 8.48 8.46
5 6.46 6.43 6.41 6.39 6.37 6.35 6.33 6.30 6.28 6.26 6.24 6.23
6 5.30 5.27 5.25 5.23 5.21 5.19 5.17 5.14 5.12 5.10 5.08 5.07
7 4.60 4.57 4.54 4.52 4.50 4.48 4.47 4.44 4.42 4.39 4.38 4.36
8 4.13 4.10 4.08 4.05 4.03 4.02 4.00 3.97 3.95 3.93 3.91 3.89
9 3.80 3.77 3.74 3.72 3.70 3.68 3.67 3.64 3.61 3.59 3.58 3.56
10 3.55 3.52 3.50 3.47 3.45 3.44 3.42 3.39 3.37 3.34 3.33 3.31
11 3.36 3.33 3.30 3.28 3.26 3.24 3.23 3.20 3.17 3.15 3.13 3.12
12 3.21 3.18 3.15 3.13 3.11 3.09 3.07 3.04 3.02 3.00 2.98 2.96
13 3.08 3.05 3.03 3.00 2.98 2.96 2.95 2.92 2.89 2.87 2.85 2.84
14 2.98 2.95 2.92 2.90 2.88 2.86 2.84 2.82 2.79 2.77 2.75 2.73
15 2.89 2.86 2.84 2.81 2.79 2.77 2.76 2.73 2.70 2.68 2.66 2.64
95
Tabel Fraktil Distribusi Rasio Varian (2 Distribution ) ; Tingkat Kepercayaan 97,5 %
(lanjutan)
18 2.70 2.67 .64 2.62 2.60 2.58 2.56 2.53 2.50 2.48 2.46 2.44
19 2.65 2.62 2.59 2.57 2.55 2.53 2.51 2.48 2.45 2.43 2.41 2.39
20 2.60 2.57 2.55 2.52 2.50 2.48 2.46 2.43 2.42 2.39 2.37 2.35
21 2.56 2.53 2.51 2.48 2.46 2.44 2.42 2.39 2.37 2.34 2.33 2.31
22 2.53 2.50 2.47 2.45 2.43 2.41 2.39 2.36 2.33 2.31 2.29 2.27
23 2.50 2.47 2.44 2.42 2.39 2.37 2.36 2.33 2.30 2.28 2.26 2.24
24 2.47 2.44 2.41 2.39 2.36 2.35 2.33 2.30 2.27 2.25 2.23 2.21
25 2.44 2.41 2.38 2.36 2.34 2.32 2.30 2.27 2.24 2.22 2.20 2.18
26 2.42 2.39 2.36 2.34 2.31 2.29 2.28 2.24 2.22 2.19 2.17 2.16
27 2.39 2.36 2.34 2.31 2.29 2.27 2.25 2.22 2.19 2.17 2.15 2.13
28 2.37 2.34 2.32 2.29 2.27 2.25 2.23 2.20 2.17 2.15 2.13 2.11
29 2.36 2.32 2.30 2.27 2.25 2.23 2.21 2.18 2.15 2.13 2.11 2.09
30 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23 2.21 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09 2.07
96
Tabel Fraktil Distribusi - t (Student Distribution)
P ( Nilai Kemungkinan; Probability ) ; %
f
60 70 80 90 95 97,5 99 99,5 99,9 99,95
1 0,325 0,727 1,376 3,078 6,314 12,71 31,82 63,66 318,3 636,6
2 0,289 0,617 1,061 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 22,33 31,60
3 0,277 0,584 0,978 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 10,22 12,94
4 0,271 0,569 0,941 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 7,173 8,610
5 0,267 0,559 0,920 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 5,893 6,859
6 0,265 0,553 0,906 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,208 5,959
7 0,263 0,549 0,896 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 4,785 5,405
8 0,262 0,546 0,889 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 4,501 5,041
9 0,261 0,543 0,883 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,297 4,781
10 0,260 0,542 0,879 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,144 4,587
11 0,260 0,540 0,876 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,025 4,437
12 0,259 0,539 0,873 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 3,930 4,318
13 0,259 0,538 0,870 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 3,852 4,221
14 0,258 0,537 0,868 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 3,787 4,140
15 0,258 0,536 0,866 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 3,733 4,073
16 0,258 0,535 0,865 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 3,686 4,015
17 0,257 0,534 0,863 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,646 3,965
18 0,257 0,534 0,862 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,611 3,922
19 0,257 0,532 0,861 1,328 1,729 2,093 2,539 2,860 3,579 3,883
20 0,257 0,532 0,860 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,552 3,850
97
Tabel Fraktil Distribusi - t (Student Distribution) - lanjutan
P ( Nilai Kemungkinan; Probability ) ; %
f
60 70 80 90 95 97,5 99 99,5 99,9 99,95
21 0,257 0,532 0,859 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,527 3,819
22 0,256 0,532 0,858 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,505 3,792
23 0,256 0,532 0,858 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,485 3,767
24 0,256 0,531 0,857 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,467 3,745
25 0,256 0,531 0,856 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,450 3,725
26 0,256 0,531 0,856 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,435 3,707
27 0,256 0,531 0,855 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,421 3,690
28 0,256 0,530 0,855 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,408 3,674
29 0,256 0,530 0,854 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756 3,396 3,659
30 0,256 0,530 0,854 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,385 3,646
40 0,255 0,539 0,851 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,307 3,551
50 0,255 0,528 0,849 1,298 1,676 2,009 2,403 2,678 3,262 3,495
60 0,254 0,527 0,848 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,232 3,460
80 0,254 0,527 0,846 1,292 1,664 1,990 2,374 2,639 3,195 3,415
100 0,254 0,526 0,845 1,290 1,660 1,984 2,365 2,626 3,174 3,389
200 0,254 0,525 0,843 1,286 1,653 1,972 2,345 2,601 3,131 3,339
500 0,253 0,525 0,842 1,283 1,648 1,965 2,334 2,580 3,106 3,310
∞ 0,253 0,524 0,842 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576 3,090 3,291
98