Anda di halaman 1dari 3

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PEMBANGUNAN FASILITAS UMUM POLSEK ANGGERAJA


KABUPATEN ENREKANG

Berdasarkan dokumen pelelangan serta spesifikasi teknis, gambar maupun rapat penjelasan dan peninjauan di
lapangan, maka kami buatkan metode untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
 Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank
Pengukuran awal dilakukan setelah selesai penandatangan kontrak, untuk mengetahui kondisi real
dilapangan, dimana harus sesuai dengan bentuk ukuran-ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana
kerja dan Syarat-syarat (RKS) pada pekerjaan ini. Apabila terdapat ketidak sesuaian ukuran-ukuran, maka
pengukuran bersama dijadikan patokan. Letak titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar
atau sesuai kesepakatan dalam peninjauan lokasi. Titik peil ini harus ditetapkan dengan membuat patok
permanen yang selama dalam pelaksanaan tidak boleh bergesar/berubah. Untuk selanjutnya patok
permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap ukuran dan kedalaman. Atas persetujuan bersama,
penentuan titik lainnya dilakukan dilapangan dengan alat ukur optic yang sudah diTera kebenarannya dan
harus selalu berpedoman pada titik duga patok (peil nol). Pemasangan bouwplank dilakukan dengan cara :
Pemasangan patok dan papan bouwplank boleh menggunakan kayu/papan kls.III yang diketam rata pada sisi
kerjanya.
Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus dibicarakan dan mendapat
persetujuan dengan konsultan pengawas dan PPK pekerjaan tersebut. Setelah pemasangan bouwplank
harus dilaporkan kepada konsultan pengawas dan PPK pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan
sebelum melakukan pekerjaan selanjutnya. Bahan dari kayu yang cukup kuat, dengan ukuran untuk patok 5
x 7 cm dan untuk papan 2 x 18 cm.
 Administrasi Dan Dokumentasi
Pelaksanaan pengukuran pemasangan patok dilaksanakan dengan gambar kerja dijadikan acuan yang
disertai dengan pemeriksaan daerah/lokasi yang memerlukan pekerjaan khusus. Mengukur/memasang
patok lebar jalan, dan aligmen untuk setiap panjang jalan serta letak bangunan pelengkap apabila
dibutuhkan. Dalam proses pelaksanaan pekerjaan mulai dari awal hingga berakhirnya dilakukan pemotretan
setiap item pekerjaan dengan mengikuti persentase kemajuan fisik terlaksana sebagai bahan dokumentasi.
Pengukuran awal dilakukan setelah selesai penandatangan kontrak, untuk mengetahui kondisi real
dilapangan. Pengambilan foto untuk pembuatan administrasi dan dokumentasi diawali pada kondisi 0 %,
saat pelaksanaan pekerjaan 50 % dan setelah pekerjaan selesai 100 %dimana pengambilan foto tersebut
sebaiknya dilakukan pada jarak tertentu dan posisi yang sama yang menggambarkan suatu pekerjaan. As
Built Drawing, As Built drawing merupakan gambar terlaksana yang mencakup semua perubahan –
perubahan pekerjaan yang diakibatkan kondisi lokasi yang tidak memungkinkan untuk mengikuti rencana
awal (shop drawing). Pembuatan As built Drawing ini dilakukan setelah semua pekerjaan yang telah selesai
per STA oleh pengawas dan direksi teknik, dan diupayakan dilaksanakan setelah pengukuran hasil pekerjaan
per bulannya.
 Papan Nama Proyek
Menggunakan papan atau tripleks dengan ukuran minimal 80 x 120 cm, mencantumkan tulisan nama
pekerjaan, nilai kontrak, jangka waktu pelaksanaan dan lainnya. Papan proyek sebagai tanda pengenal
pekerjaan yang akan dikerjakan dipasang pada tempat strategis yang mudah dilihat.
 As Built Drawing
- Berdasarkan hasil pengukuran Mutual Check Awal membuat gambar pelaksanaan (Working Drawing)
yang lebih mendetail dan lengkap daripada gambar pengadaan, gambar – gambar pelaksanaan tersebut
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan, atas persetujuan Pengguna Jasa. (Gambar MC 0
%).
- Dalam Pelaksanaan pekerjaan dilakukan penggambaran untuk setiap item pekerjaan pada bobot 50 %.
(Gambar MC 50 %).
- Setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100 % maka segeralah dilakukan pengukuran setiap item pekerjaan
sesuai dengan kontrak atau amandemen yang berdasar pada volume hasil Mutual Check Awal.
- Dari rangkuman setiap kegiatan tersebut diatas maka dilakukanlah penggambaran hasil pekerjaan
dilapangan yang telah selesai dilaksanakan 100 % yang disebut As Built Drawing.

II. PEKERJAAN TANAH


 Pek. Perurugan Tanah Timbunan (Bahu Jalan)
Pek. Perurugan Tanah Timbunan (Bahu Jalan) yang dimaksud adalah urugan tanah timbunan untuk bahu
jalan.
Tahap Pelaksanaannya :
Material dihampar dengan rapi dan dipadatkan sampai rata dengan badan jalan pada sisi bagian kiri maupun
bagian kanan sepanjang yang tersedia untuk bahu jalan, atau dengan petunjuk pengawas lapangan atau
Direksi Teknik.
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan rabat beton selesai.
 Pek. Perurugan Tanah Pilihan (Penyiapan Badan Jalan)
- Pek. Perurugan Tanah Pilihan (Penyiapan Badan Jalan) adalah urugan timbunan pilihan untuk
pondasi dasar pekerjaan lapis permukaan jalan rabat beton.
Tahapan pelaksanaannya :
- Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan seperti semak - semak,
sampah, batu, dan material lainnya.
- Pekerja menimbun material dan membentuk permukaan badan jalan, sehingga permukaan badan jalan tidak
bergelombang.
 Pek. Urugan Pasir
Pek. Urugan Pasir adalah urugan pasir untuk lapisan bawah pekerjaan rabat beton
Tahapan pelaksanaannya :
- Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan.
- Pekerja menimbun dan menghampar material disepanjang jalan.
- Material didatangkan dengan menggunakan dump truck.
- Selanjutnya dipadatkan dengan disiram menggunakan air

III. PEKERJAAN BETON


 Pekerjaan Rabat Beton
- Pekerjaan beton mutu sedang fc = 19,3 Mpa dikerjakan dilokasi dengan menggunakan beton molen dan
menggunakan agregat pecah tersaring yang dimasukkan ke lokasi setelah mendapat persetujuan
direksi/pengawas lapangan.
- Bersamaan dengan persiapan dan pemasangan bekisting beton jalan, material beton seperti batu pecah,
pasir, semen, air, beton molen dan penggetar beton harus siap dilapangan, termasuk alat pengukur slump
test dan cetakan kubus beton.
- Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas
dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organic.
- Setelah seluruhnya siap, baru dilakukan pencampuran beton sesuai dengan takaran hasil mix design beton
mutu fc = 19,3 MPa.
- Beton yang tidak memenuhi ketentuan “slump” umumnya tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali
bila Direksi pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya dalam kuantitas kecil untuk bagian
tertentu dengan pembebanan ringan.
- Kelecekan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa
sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus, dan padat.
- Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui
sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
- Pencampur harus dilengkapi dengan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air
yang digunakan dalam setiap penakaran.
- Pertama – tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan selanjutnya
alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
- Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran bahan kering.
- Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung seperempat
bagian.
- Campuran beton yang sudah siap selanjutnya dituang ke badan jalan, yang telah dilapisi plastik pelapis
kemudian campuran tersebut diratakan, dipadatkan/digetarkan.
- Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh direksi pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan
secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
- Permukaan jalan beton yang sudah memenuhi ketebalan sebaiknya diratakan dengan menggunakan mistar
perata.
- Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk trotoar, harus sedikit kasar tetapi
merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum
beton mulai mengeras.
- Beton harus dilindungi terhadap pengeringan dini, temperatur tinggi dan gangguan mekanis agar kehilangan
kadar air yang terjadi seminimal mungkin. Beton dirawat setelah beton mulai mengeras dengan bahan
penyerap air yang jenuh dalam waktu minimal 3 hari.
- Untuk menghindari terjadinya kekurangan cairan akibat proses pengeringan beton, dan dalam perawatan
beton ditutup dengan karung goni atau bungkusan dari semen yang telah terpakai dan disiram air pada saat
kering.
- Lalu lintas tidak diperbolehkan melewati permukaan beton tersebut dalam 28 hari setelah beton dicor.
- Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton dibawah kekuatan yang diisyaratkan,
maka tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut
dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan – tindakan yang menjamin bahwa produksi
beton memenuhi ketentuan yang diisyaratkan dalam spesifikasi.
- Kuat tekan beton berumur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang diisyaratkan harus dipandang tidak
sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana
diisyaratkan.
- Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas
dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organic.
 Pekerjaan Bekisting
- Acuan yang digunakan dapat dibuat dari kayu dengan sambungan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
- Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir struktur yang tidak
terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk permukaan beton
yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam Acuan harus dibulatkan.
- Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton
- Sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak di sisi dalamnya
dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.

IV. PEMBUATAN 2 UNIT TANDON AIR

Semua kotoran dan sisa bahan yang tidak terpakai harus dibuang dari lokasi pekerjaan dan melakukan
perataan kembali pada sekitar lokasi yang menjadi area pekerjaan. Biaya pengangkutan kotoran dan sisa
material tersebut menjadi tanggungan pelaksana pekerjaan tanpa biaya tambahan. Pembuatan Bak
(tower) air, dimana pembuatan Bak (tower) air mengacu pada gambar kerja.

MASA PEMELIHARAAN
Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk mengganti material yang tidak
berfungsi dengan baik, dan bertanggung jawab atas semua kekurangan dari item pekerjaan yang telah
dikerjakan.

Metode pelaksanaan ini berlaku untuk semua item pekerjaan dan lainnya, sedangkan urutannya bergantung
dari item yang pekerjaan yang dilaksanakan dan kondisi dilapangan/lokasi pekerjaan.

Demikian metode pelaksanaan ini dibuat sebagai acuan kerja dilapangan, untuk mendapatkan mutu yang
lebih baik sementara urutan pelaksanaan pekerjaannya dapat dilihat pada Jadwal Waktu Pelaksanaan
(Time Schedule).

Anda mungkin juga menyukai