BAB I
PENDAHULUAN
berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak napas, dada terasa berat, dan batuk-
batuk terutama menjelang dini hari (Hetti R A, 2009). Asma adalah suatu gangguan
saluran bronchial dengan ciri bronkospasme periodic atau kontraksi spasme pada
saluran nafas (Abdul Ghofur, 20011). Asma adalah penyakit inflamasi kronik
saluran napas yang disebabkan oleh reaksi hiperesponsif sel imun tubuh seperti
menimbulkan gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas
yang bersifat reversibel dan terjadi secara episodik berulang (Brunner and
pernafasan yang melibatkan banyak sel dan elemennya (GINA, 2011). Asma
berhubungan dengan tanggap reaksi yang meningkat dari trakea dan bronkus
berupa hiperaktivitas otot polos dan inflamasi, hipersekresi mukus, edema dinding
saluran pernafasan, deskuamasi epitel dan inflitrasi sel inflamasi yang disebabkan
mengidap asma sebelumnya. Penyakit ini mungkin dipicu oleh alergen baru, seperti
bahan-bahan yang mengiritasi karena anda mempunyai pekerjaan baru atau hewan
peliharaan baru. Beberapa obat, seperti penghalang beta dan aspirin, dapat memicu
asma. Selain itu, infeksi dada dan stress juga dapat menginduksi munculnya asma
pada orang dewasa. gejala asma semakin memburuk pada 4 dari 10 wanita mulai
organisasi asma dengan organisasi asma di dunia yaitu Global Astma Network
(GAN) memprediksikan saat ini jumlah pasien asma di dunia mencapai 334 juta
orang. Diperkirakan angka ini akan terus mengalami peningkatan sebanyak 400
juta orang pada tahun 2025 dan terdapat 250 ribu kematian akibat asma termasuk
statistic (NHCS) tahun 2016 prevalensi asma berdasarkan umur, jenis kelamin, dan
ras berturut-turut adalah 7,4% pada dewasa, 8,6% pada anak-anak, 6,3% pada laki-
laki, 9,0% pada perempuan, 7,6% ras kulit putih, dan 9,9% ras kulit hitam.
Penelitian di asia pasifik bahwa pasien asma yang menganggap penyakit terkontrol,
sebanyak 35%, hanya 10% yang menggunakan inhalasi steroid untuk mengontrol
(Riskesdas) tahun 2013 mencapai 4,5% (sekitar 46.335 jiwa) dari 93% (sekitar
1.027.763 jiwa) penduduk di indonesia. Dari hasil data Riset Kesehatan Dasar
3
(Riskesdas) tahun 2013 prevalensi asma di jawa timur mencapai 5,1%. Berdasarkan
kelompok umur <1 tahun sabanyak 1,5%, umur 1-4 tahun sebanyak 3,8%, umur 5-
14 tahun sebanyak 3,9%, umur 15-24 tahun sebanyak 5,6%, umur 25-34 tahun
sebanyak 5,7%, umur 35-44 tahun sebanyak 5,6%, umur 45-54 tahun sebanyak
3,4%, umur 55-64 tahun sebanyak 2,8%, umur 65-74 tahun sebanyak 2,9%, dan
umur 75+ sebanyak 2,6%. Berdasrkan jenis kelamin, laki-laki sebanyak 4,4% dan
sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan-serangan sesak nafas
yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir
selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat
setelah menderita suatu infeksi virus, olahraga atau selalu terpapar oleh alergen
maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya
gejala. Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba, ditandai dengan nafas
yang berbunyi (wheezing, mengi, atau bengek), batuk dan sesak nafas. Kadang-
terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan
oleh penderita (Hetti R.A, 2009). Pada penderita asma, penyempitan saluran
serbuk sari, debu, bulu, bulu binatang, asap, udara dingin, dan olahraga terlalu
4
berat. Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan
sekuat tenaga supaya dapat berafas. Sel-sel tertentu di dalam saluran udara
(terutama sel mast) di duga “bertanggung jawab” terhadap awal mula terjadinya
penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin
pembentukan lendir, dan perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Sel mast
mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal
sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di
Oleh karena itu, bagi penderita asma bronkial harus hati-hati terhadap faktor
pemicu yang bisa menyebabkan asma. Olahraga juga bisa memicu timbulnya
melakukan aktivitas secara normal. Karena asma bisa terjadi secara tiba-tiba,
terutama bagi penderita asma pada orang dewasa hanya boleh melakukan aktifitas
Solusi yang dapat dilakukan pula yaitu dengan gaya hidup sehat, mengurangi
pekerjaan berat, asap-asap polutan, asap rokok, bulu binatang dan debu yang dapat
kasus tentang asuhan keperawatan pada pasien dewasa penderita asma bronkial
Dr.Harjono.
jalan nafas?”
1. Bagi Institusi
2. Bagi Peneliti
1. Bagi Perawat
bronkial.
2. Bagi Pasien
diperhatikan.
3. Bagi Keluarga
Diharapkan study kasus ini dapat dikaji lagi dengan melakukan asuhan