Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIFITAS PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI YANG MENGANDUNG

FE DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF KULIT KAPUK

Oleh:

WAHYU ANDRE ANDIKA PRATAMA


NIM : P05160016091

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIII
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan salah satu sunber daya alam yang memiliki fungsi

sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejah

teraan umum sehingga merupakan modal dasar dari faktor utama

pembangunan.Air juga merupakan komponen lingkunga hidup yang penting

bagi kelangsungan hidup manusia dan makluk hidup lainnya. Itu bisa dilihat

dari fakta bahwa 70% permukaan bumi ditutupi air dan 2/3 tubuh masnusia

terdiri dari air (Asmadi, dkk, 2011).

Air yang dikonsumsi oleh manusia harus berasal dari sumber yang

bersih dan aman, bebas dari kontaminasi kuman, bebas dari substansi kimia

yang berbahaya dapat meracuni. Air memenuhi persyaratan fisik adalah tidak

keruh, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan terasa sejuk atau tidak

hangat (Soemirat, 2007).

Sunur gali merupakan salah satu sumber penyediaan sarana air bersih

bagi masyarkat dipedesaan, maupun diperkotaan. Sumur gali menyediakan air

yang berasal dari lapisan tanah yang relative dengan permukaan tanah oleh,

karena itu mudah terkena kontaminasi melaui rembesan yang berasal

darikotoran manusia, heawan, maupun untuk keperluan domestic rumah

tangga. Sumur gali sebagai sumber air besih harus ditunjukan dengancara
kontruksi, syarat lokasi untuk bangunan sebuah sumur gali hal ini diperlukan

agar kualitas air sumur gali aman sesuai dengan peraturan yang ditetapkan

(Ramadita, dkk, 2014).

Penyebab rendahnya kualitas air bersih salah satunya adalah

konsentrasi dari senyawa Fe yang tinggi. Kandunga zat zat kimia ataupun

mineralyang maksimum boleh terdapat di air bersih tercantum dalam

Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 tentang setandar baku mutu kesehatan

lingkungan dan persayratan kesehatan air untuk keperluan hygiene , sanitasi,

kolam renang solus per aqua dan pema. Kadar Fe mksimum air bersih seperti

yang terkandung dalam Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 adalah sebesar 1

mg/l.

Dampak kesehatan yang timbul dari besarnya kadar Fe adalah air yang

mengandung Fe dalam dosis yang besar dapat merusak dinding usus.

Kematian sering kali di sebabkan oleh rusaknya dinding usus ini (Soemirat,

2017).

Kadar Fe yang berlebihan dalam air selain menimbulkan dampak

kesehatan juga dapat menimbulkan gangguan ekonomi, dan estetika antara

lain menimbulkan warna kuning pda pakaian,wastafel dan lantai pada kamar

mandi,rasa yg tidak enak pada air, pengendapan pada dinding pipa kekeruhan

pada air (Soemirat, 2007).

Kapok (Indonesia), panju penjoi (Aceh),kabu-kabu,kakabu

(melayu),kapeh panji, kapue,panji (minangkabau),randu (sunda dan jawa),


kapo (Madura) merupakan salah satu tumbuhan yang ada Negara Indonesia,

Ekuador, Brazil, Afrika Tengah, India, Serilangkah, Muang Thai, Vietnam,

Filipina dan Kamboja. Kulit kapok dalam kehidupan sehari hari masih di

anggap sebagai limbah pertanian yang tidakberguna dan menimbulkan

pencemaran .mengingat jumlah tanaman kapok yang cukup besar di Indonesia

maka penulis mencoba untuk memanfaatkan kulit buah kapok menjadi bahan

yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan mengelolah kulit kapok

menjadi arang aktif, karena arang aktif dapat dibuat dari hampir semua bahan

yang mengandung unsur unsur karbon dimana terdapat unsur karbon baik

yang berasal daru-I hewan maupun nabati, antara lain adalah: ampas tebu,

tempurung kelapa, sekam padi dengan menambahkan bahan kimia sebagai

pengaktif dimana semua itu sudah banyak di lakukan di kalngan masyarakat

Indonesia.

Pemanfaatan arang aktif antara lain sebagai bahan pemucat, penyerap

gas, penyerap logam, dan sebagainya. Pada garis besarnya arang aktif dapat

digunakan dalam industri pangan dan non-pangan penggunaan dalam industry

pangan antara lain untuk pemurnian pemurnian minyak pemurnian

gula,penjerni air dan bahan makanan lain, sedangkan penggunan dalam

industri non-pangan antara lain untuk industri kimia dan farmasi pemurnian

pelarut,memurnikan suatu zat yang dapat di serap, dan untuk katalis dan

reaksi.
Berdasarkan keluhan warga di daerah Beringin Raya, yang

mengatakan bahwa air sumur gali mereka berwana keruh dan berbau besi

(Fe), maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

pemanfaatan kulit kapok sebagai karbok aktif untuk penyerapan logam Fe

dalam air sumur gali di daerah Beringin Raya Kota Bengkulu.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

“Bagaimana pemanfaatan kulit kapok sebagai karbon aktif untuk penyerapan

logam Fe dalam sumur gali di daerah Beringin Raya Kota Bengkulu Tahun

2019 ?”

B. TujuanPenelitian

1. Tujuan umum

Diketahuinya efektifitas karbon aktif kulit buah kapok terhadap

penurunan kadar Fepada air sumur gali di Beringin Raya Kota Bengkulu.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya kadar Fe pada air sumur galisebelum di lakukan

penyaringan menggunakan karbon aktif kulit buah kapok.

b. Diketahuinya kadar Fepada air sumur gali setelah di lakukan

penyaringan menggunakan karbon aktif kulit kapok.


C. Manfaat penelitian

1. Bagi masyarakat

a. Dapat menjadi bahan pertimbangan masyarakat dalam hal penyedia air

bersih yang memenuhi syarat kesehatan untuk kebutuhan sehari hari.

b. Memberikan suatu alternatifalat pengolahan yang murah, sederhana

dan mudah pengoprasiannya untuk menurunkan kadar Fe di air sumur

gali.

2. Bagi ilmu pengetahuan

a. Memberikan data informasi tentang kemampuansaringan dengan

menggunkan kulit kapok dalam menurunkan konsentrasi kadar Fe

sehinga selanjutnya air dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih.

b. Sebagai bahan kajian dan referensi kepada penelitian berikutnya untuk

dapat mengembangkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dan

mencoba dengan berbagai variasi yang kebih baik.

3. Bagi Peneliti

Ini pengalaman baru sekaligus menambah wawasan ilmu

pengetahuan, keterampilan dalam pengolaan air bersih.

D. Keaslian Penelitian

1. Penelitian ini pernah di lakuakan oleh Miko Sudiharto tahun 2012 dengan

judul “Efektifitas Penurunan Kadar Fe dan kekeruhan dengan

menggunakan saringan ZEOLITE DAN PASIR KUARSA” persamamn

penelitian ini terletak pada kadar yang ingin diturunkan dan metode yang
digunakan. Sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada ekstrak yang

digunakan,populasi, sample, tempat, dan waktu penelitian.

2. Penelitain ini juga pernah dilakukan oleh Fajar Budi Laksono tahun 2014

dengan judul “PEMANFAATAN KULIT KAPOK SEBAGAI KORBAN

AKTIF UNTUK PENYERAPAN LOGAM Cu DAN Cr PADA LIMBAH

ELEKTROPLATING” persamaan penelitian ini adalah bahan yang

digunakan, sedangkan perbedaannya adalah kadar yang diturunkan,

jumlah sampel, lokasi pengambilan sample, metode yang digunakan, dan

waktu pengambilan sample.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air

Peraturan pemerintah No. 82 Tahun 2001 menyebutkan air adalah

semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air

laut dan air fosil.Peraturan Pemerintah tersebut juga menjelaskan bahwa air

merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting

bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan

kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama

pembangunan.Berdasarkan definisi dan penjelasan mengenai air tersebut

diketahui bahwa air memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari hari, air dipergunakan antara lain

untuk keperluan minum, mandi, masak, mencuci, membersihkan rumah,

pelarut obat, dan pembawa bahan buangan industri (Sutrisno, 2004).

B. Air Bersih

Air bersih berupa air tawar mempunyai peran yang sangat penting

dalam kehidupan manusia antara lain untuk minum, mengelolah makan,

mendi, energy, transportasi, pertanian, industri, dan rekreasi. Jumlah air yang

terbatas dan semakin banyaknya manusia menyebabkan terjadinya krisis air

bersih, kualitas air tawar yang ada pun semakin rusak.Perebutan penggunaan

air bersih untuk berbagai penggunaan menyebabkan hilangnya akses yang


layak terhadap air bersih bagi sebagian orang. Perilaku boros air bersih

menyebabkan semakin banyak lagi orang yang kehilangan akses terhadap air

bersih.

Sumber air merupakan slah satu komponen utama yang ada pada suatu

system penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system

penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000). Macam macam

sumber air dapat di manfaatkan sebagai sumber air bersih antara lain air

laut,air hujan, air permukaan (sungai, rawa, danau) dan air tanah yang salah

satunya dengan sumur gali (Asmadi, et al.,2011). Sumur gali satu kontruksi

sumur yang paling umum dan bnyak di gunakan untuk mengambil air tanah

bagi masyarakat kecil dan rumah rumah perorangan sebagai air minum

dengan kedalaman 7-10 meter dari pemukaan tanah (Gabriel, 2001)

C. Sumber Asal Air

Menurut Permenkes RI No.16, (2005) menyatakan bahwa untuk

keperluan sehari-hari, air dapat diperoleh dari beberapa macam sumber

sebagai berikut : air hujan, air permukaan dan air tanah.

1. Air hujan

Air hujan merupakan air angkasa dan ketika turun dan melalui udara

akan melarutkan benda-benda yang terdapat di udara. Di antara benda-benda

yang terlarut dari udara tersebut adalah :


a. Gas O2, gas CO2, gas H2S dan nitrogen;

b. Jasad-jasad renik;

c. Debu-debu

Kelarutan gas CO2 di dalam air hujan akan membentuk asam karbonat

(H2CO3) yang menjadikan air hujan bereaksi asam. Beberapa macam gas

oksida dapat berada pula di dalam udara, di antaranya yang penting adalah

oksida belerang dan Oksida Nitrogen (S2O2 dan N2O2).Kedua oksida ini

bersama-sama dengan air hujan akan membentuk larutan asam

sulphat(H2SO4) dan larutan asam Nitrat (H2NO3). Setelah permukaan bumi

air hujan bukan merupakan air bersih lagi.

2. Air permukaan

Air permukaan merupakan salah satu sumber yang dapat dipakai untuk

sumber bahan baku air bersih. Dalam menyediakan air bersih terutama untuk

air minum dalam sumbernya perlu diperhatikan tiga segi yang penting yaitu:

kualitas, kuantitas dan kontinuitas air baku. Adapun yang termasuk ke dalam

kelompok air permukaan adalah air yang berasal dari :

a. Sungai;

b. Selokan;

c. Raw;

d. Parit;
e. Bendungan;

f. Danau;

g. Laut;

h. Air tanah

Air tanah adalah sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi

akanmenyerap ke dalam tanah dan akan menjadi air tanah. Beberapa lapisan

tanah sambil berubah sifat air tanah adalah :

a. Lapisan tanah atas (top soil);

b. Lapisan anah bawah (sub soil);

c. Lapisan batu kapur (limestone)

D. Sumur Gali

Sumur gali adalah suatu kontruksi sumur yang paling umum dan

meluas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan

rumah rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter

dari permukaan tanah. Sumur gali penyediakan air yang berasal dari lapisan

tanah yang relative dekat dari permukaan tanah, oleh karna itu dengan mudah

terkena kontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan berasal dari

tempat buangan kotoran manusia kakus/jamban dan hewan, juga dari limbah

sumur itu sendiri, baik karena lantainya maupun saluran air limbahnya yang
tidak kedap air. Keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun

dapat merupakan sumber kontaminasi, misalnya sumur dengan konstruksi

terbuka dan pengambilan air dengan timba. Sumur dianggap mempunyai

tingkat perlindungan sanitasi yang baik, bila tidak terdapat kontak langsung

antara manusia dengan air di dalam sumur (Depkes RI, 2005).

Keberadaan sumber air ini harus dilindungi dari aktivitas manusia

ataupun hal lain yang dapat mencemari air. Sumber air ini harus memiliki

tempat (lokasi) dan konstruksi yang terlindungi dari drainase permukaan dan

banjir.Bila sarana air bersih ini dibuat dengan memenuhi persyaratan

kesehatan, maka diharapkan pencemaran dapat dikurangi, sehingga kualitas

air yang diperoleh menjadi lebih baik (Waluyo, 2009: 137).

Dari segi kesehatan penggunaan sumur gali ini kurang baik bila cara

pembuatannya tidak benar-benar diperhatikan, tetapi untuk memperkecil

kemungkinan terjadinya pencemaran dapat diupayakan pencegahannya,

pencegahan-pencegahan ini dapat dipenuhi dengan memperhatikan syarat-

syarat fisik dari sumur tersebut yang didasarkan atas kesimpulan dari

pendapat beberapa pakar di bidang ini, diantaranya lokasi sumur tidak kurang

dari 10 meter dari sumber pencemar, lantai sumur sekurang-kurang

berdiameter 1 meter jaraknya dari dinding sumur dan kedap air, saluran

pembuangan air limbah minimal 10 meter dan permanen, tinggi bibir sumur
0,8 meter, memililki cincin (dinding) sumur minimal 3 meter dan memiliki

tutup sumur yang kuat dan rapat (Indan, 2000: 45).

E. Logam Besi (Fe)

Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak

digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari.Dalam tabel periodik, besi

mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26.Besi juga mempunyai nilai

ekonomis yang tinggi.Besi telah ditemukan sejak zaman dahulu dan tidak

diketahui siapa penemu sebenarnya dari unsur ini.

Besi dan unsur keempat banyak dibumi dan merupakan logam yang

terpenting dalam industri.Besi murni bersifat agak lunak dan kenyal.Oleh

karena itu, dalam industri, besi selalu dipadukan dengan baja.Baja adalah

berbagai macam paduan logam yang dibuat dari besi tuang kedalamnya

ditambahkan unsur-unsur lain seperti Mn, Ni, V, atau W tergantung

keperluannya.Besi tempa adalah besi yang hampir murni dengan kandungan

sekitar 0.2% karbon.

F. Tingkat Bahaya Besi

Adapun besi terlarut yang berasal dari pipa atau tangki-tangki besi

adalah akibat dari beberapa kondisi, di antaranya adalah :

1. Akibat pengaruh pH yang rendah (bersifat asam), dapat melarutkan logam

besi.
2. Pengaruh akibat adanya CO2 agresif yang menyebabkan larutnya logam

besi.

3. Pengaruh tingginya temperature air akan melarutkan besi-besi dalam air.

4. Kuatnya daya hantar listrik akan melarutkan besi.

5. Adanya bakteri besi dalam air akan memakan besi.

Apabila konsentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas tersebut

akan menyebabkan berbagai masalah, diantaranya :

1. Gangguan teknis

Endapan Fe (OH) bersifat korosif terhadap pipa dan akan mengendap

pada saluran pipa, sehingga mengakibatkan pembuntuan dan efek-efek

yang dapat merugikan seperti mengotori bak yang terbuat dari seng.

Mengotori wastafel dan kloset.

2. Gangguan Fisik

Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air

adalah timbulnya warna, bau dan rasa. Air akan terasa tidak enak bila

konsentrasi besi terlarutnya >1,0 mg/l.

3. Gangguan kesehatan

Senyawa besi dalam jumlah kecil didalam tubuh manusia berfungsi

sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35

mg/hari yang sebagian diperoleh dari air, tetapi zat Fe yang melebihi dosis

yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal

ini dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi
mereka yang sering mendapat transfusi darah warna kulitnya menjadi

hitam karena akumulasi Fe.

Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual

apabila dikonsumsi.Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding

usus.Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini.

Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada

mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan

menyebabkan air berbau seperti telur busuk.

Pada hemokromatesis primer besi yang diserap dan disimpan dalam

jumlah yang berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan

jenuh akan besi sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam

bentuk kompleks dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya

terjadilah sirosi hati dan kerusakan pankreas sehingga menimbulkan

diabetes.Hemokromatis sekunder terjadi karena transfusi yang berulang-

ulang.Dalam keadaan ini besi masuk kedalam tubuh sebagai hemoglobin

dari darah yang ditransfusikan dan kelebihan besi ini tidak disekresikan.

G. Arang Aktif

Arang aktif merupakan senyawa amorf yang dihasilkan dari bahan-

bahan yang mengandung karbon atau arang yang diperlakukan secara khusus

untuk mendapatkan daya adsorpsi yang tinggi.Arang aktif dapat mengadsorpsi

gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif,

tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan.Daya serap
karbon aktif sangat besar, yaitu 25-100% terhadap berat arang aktif

(Darmawan, 2008).

Arang aktif dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu:

1. Arang Aktif Sebagai Pemucat Biasanya berbentuk powder yang halus

dengan diameter pori 1000 Aø, digunakan dalam fase cair dan

berfungsi untuk memindahkan zat-zat pengganggu.

2. Arang Aktif Sebagai Penyerap Uap Biasanya berbentuk granular atau

pellet yang sangat keras, diameter porinya 10-200 AøUmumnya

digunakan pada fase gas yang berfungsi untuk pengembalian pelarut,

katalis, dan pemurnian gas (Ruthven, 1984).

Fungsi Arang Aktif pada umumnya karbon/arang aktif digunakan

sebagai bahan pembersih, dan penyerap, juga digunakan sebagai bahan

pengemban katalisator. Pada industri karet ban arang aktif yang mempunyai

sifat radikal dan serbuk sangat halus, digunakan sebagai bahan aditif

kopolimer.

1. Karbon aktif berfungsi sebagai filter untuk menjernihkan air.

2. Karbon aktif berfungsi sebagai adsorben pemurnian gas.

3. Karbon aktif berfungsi sebagai filter industri minuman.

4. Karbon aktif berfungsi sebagai penyerap hasil tambang dalam industri

pertambangan.
5. Karbon aktif berfungsi sebagai pemucat atau penghilang warna kuning

pada gula pasir.

6. Karbon aktif berfungsi untuk mengolah limbah B3 (Bahan Beracun

Berbahaya).

7. Dapat berfungsi sebagai penyegar/pembersih udara ruangan dari.

8. kandungan uap air.

H. Pohon Kapuk Randu

Kapuk randu yg punya nama ilmiah Ceiba pentandra gaertn,

merupakan tanaman tropis. Meskipun berasal dari Amerika Tengah dan

Selatan, juga Karibia dan Afrika, kapuk randu juga dengan mudah dapat

ditemukan di wilayah Asia, seperti Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Ciri-ciri pohon kapuk randu: Batang seperti tiang lurus berduri. Daun

sedikit berwarna hijau.Bunga berwarna buram, berbau harum dan indah.Biji

mengandung minyak dan bulu biji seperti sutera yang dinamai dengan

kapuk.Biji berwarna hijau ketika masih muda dan kulit berwarna coklat

setelah randu tua.

Di Indonesia, pohon Kapuk paling banyak tumbuh liar di Pulau Jawa,

terutama di wilayah wonogiri, Gunung Kidul, Karanganyar, Yogyakarta, dan

masih banyak lagi.Dalam bahasa Jawa, kapuk sering disebut sebagai kapas

jawa, kapok jawa atau pohon kapas sutra. Tinggi batang ini bisa mencapai 70

meter, pohon Kapuk sering menarik perhatian dengan membuat ‘badai salju’

akibat helai-helai kapuk yang berguguran.


Manfaat dari si pohon Kapuk ini, 26% dr pohon kapuk adalah biji,

yang biasa disebut klenteng.Biji kapuk ini mampu menghasilkan minyak

goreng yang lebih baik dari minyak kelapa sawit.Kenapa?Karena minyak

Kapuk tidak mengandung kolesterol, tidak berbau dan mengandung omega 3,

6, dan 9.Namun karena kandungan asam lemaknya tinggi, minyak kapuk ini

gampang tengik, sehingga kurang direkomendasikan menjadi minyak

makanan.

Minyak kapuk ini bagus dijadikan bahan bakar alternative. Caranya

mudah minyak biji kapas ini harus melewati proses, yaitu :

1. proses pengambilan minyak biji kapuk

2. pemurnian minyak dan proses transesterifikasi.

Minyak biji kapuk mengandung asam lemak tidak jenuh sekitar 71,95%,

lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa. Hal ini menyebabkan

minyak biji kapuk mudah tengik.Sehingga kurang baik untuk dikembangkan

sebagai minyak makanan.Namun minyak kapuk berpotensi untuk dijadikan

subsitusi methil ester.(Kusdiana dalam Hidayat, 2010).

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dibuat methil ester dari minyak

biji kapuk dengan mereaksikan minyak biji kapuk dan metanol dengan

bantuan katalis KOH dengan variabel metanol dan waktu yangtelah di

tentukan. Proses produksi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

kualitas methil ester yang dihasilkan antara lain: rasio molar katalis dengan
minyak, rasio molar metanol dengan minyak, kadar asam lemak bebas

minyak, waktu, temperatur, dan kecepatan pengadukan.

Abu kulit buah kapuk dapat dimanfaat kan untuk campuran dalam

pembuatan sabun, selain itu abu kulit buah kapuk juga terbukti dapat

digunkan sebagai bahan pupuk karena banyak mengandung kalium. Berbeda

dengan kulit batangnya,


I. Kerangka Konsep

Air sumur gali

Pemeriksaan
laboratorium

Kadar Fe

Tidak dilakukan Penyaringan dengan kulit


penyaringan kapuk

Tidak terjadi penurunan Terjadi


Fe penurunan Fe

Pemeriksaan
laboratorium

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

J. Hipotesis

Ada perbedaan penurunan kadar Fe sebelum dan sesudah penyaringan

dengan menggunakan kulit kapuk.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah “true

experiment” dengan desain rancangan penelitian “pre-post test” denagn

desain sebagai berikut :

Kelompok eksperimen Pretest Perlakuan Post Test

Perlakuan (a) O1 Xa O’1

Perlakuan (b) O2 Xb O’2

Perlakuan (c) O3 Xc O’3

Keterangan :

O1 : Kadar Fe sebelum perlakuan a

O2 : Kadar Fe sebelum perlakuan b

O3 : Kadar Fe sebelum perlakuan c

Xa : Perlakuan a, menggunakan kulit lapok

Xb :Perlakuan b, perlakuan menggunakan kulit kapok

Xc :perlakuan c ,perlakuan menggunakan kulit kapok

O’1 :kadar Fe dan setelah perlakuan a

O’2 :kadar Fe dan setelah perlakuan b

O’3 :kadar fed an setelah perlakuan c


B. Kerangka Penelitian

Variabel bebas

Kadar Fe dalam air


tinggi
Pengolahan dengan filter
zeolit dan pasir kuarasa
dengan bebagai variasi

Kadar kekeruhan
dalam air tinggi

Variabel Terikat

Penurun kadar Fe dan


kekeruhan dalam air

Gambar. 3.1 Kerangka Penelitian


C. Definisi Operasional

Tabel. 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Metode Alat Hasil Skala


Penelitian Operasional Ukur Ukur
Variabel bebas Air sumur bor Pengukuran Spektrof mg/1 Rasio
1. Air baku yang memiliki otometri
kadar Fe yang
diatas permenkes
492/menkes/per/
VI/2010
Variabel terikat Selisih Kadar Fe Spektrofoto Spektrof Mg/1 Rasio
1. Penurunan dan pada air metri otometri
kadar Fe sampel sebelum
dan sesudah
penyaringan
dengan kulit
kapuk

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambil sampel dengan menggunakan metode ‘’grap sampling’’

(sesaat) dengan cara mengambil air untuk 3 kali pengulangan

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja puskesmas Beringin Raya

Kota Bengkulu, sedangkan tempat pemeriksaan kadar Fe dalam air

sumur gali di laboratorium terpadu Poltekkes Kemenkes Bengkulu

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian yaitu selama 3 minggu yang dilakukan pada

tahun 2019.
F. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data kadar Fe dari

sumur gali wilayah kerja Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu

yang diperoleh langsung dari pemeriksaan Laboratorium

2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data pada penelitin ini adalah dengan meriksa sempel

air pemeriksaan sumur gali, cara yang digunakan untuk meneliti kadar Fe

sumur gali adalah dengan melakukan pemeriksaan di Laboratorium

dengan metode Spektofotometri untuk mengukur kadar Fe

3. Instrumen Pengumpulan Data

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah rangkaian alat

berupa saringan air yang beri serbuk kulit kapuk

a. Persiapan Penelitian

1. Menyiapkan serbuk kulit kapuk

a) Kulit kapuk dipotong – potong 2 cm, kemudian dijemur

dibawah sinar matahari hingga kering, dimana berat tiap kulit

kapok diusahakan konstan.

b) Kulit kapuk tersebut dikarbonisasi pada suhu 400 oC dalam

alat pirolisasi 2 jam dengan keadaan sedikit udara sampai


terbentuk karbon yang ditandai dengan tidak terbentuknya

asap.

c) Kemudian tumbuh hingga halus, usahakan ukurannya sama

d) Setelah itu di tumbuk direndam dengan HCL (7,5%) + H2O2

(7,5%) dengan waktu 24 jam (1 hari)

e) Selanjutnya powder (arang aktif) tersebut dikeringkan dengan

udara panas (aktivitas 200 oC) selama 2 jam

f) Setelah itu didinginkan dan kemudian dicuci dengan aquadest,

sampai pH netral. Kemudian disaring dan dikeringkan dalam

oven (200oC). Hasil dianalisakan. Dimana akan diketahui nilai

kadar air, nilai kadar abu dan nilai karbon (C).

2. Pembuat Alat Penyaringan

a) Alat dan Bahan

1) Pipa PVC, diameter 4 inc

2) Dop PVC, 4 inc

3) CO PVC 2 inc

4) Stop kran, ¾ inc

5) Knee, ¾ inc PVC

6) Sambung T ¾ inc

7) Stainer

8) Sock Drat dalam ¾

9) Sock Drat luar ¾ inc PVC


10) Water Mur

11) Lemp PVC

12) Amplas

13) Pipa PVC ¾ inc

14) Cat pilox

15) Seal tape

16) Pasir silica

17) Zeolit

18) Kerikil diameter 5-8 mm

3. Cara pembuatan

1) Pipa PVC 4 inc dipotong dengan panjang 1,2 meter

2) Pada salah satu sisi yang sama, pipa PVC dilubung,

diameter lubung 2 inc, untuk memasang CO nya jarak

pusat lubang 15 cm dari ujung pipa.

3) Dibuat satu buah lubang pada sisi yang sama, Jarak pusat

lubang masing–masing 10 cm dari ujung pipa bagian

bawah, diameter lubung 1 inc

4) CO dipasang pada lubang yang telah dibuat, diusahakan

agar kuat dan tidak bocor

5) Salah satu dop PVC 4 inc dilubangi bagian tengahnya

dengan diameter ¾ inc, dan dipasang sock drat luar dan

dalam. Dop berfungsi untuk memasang sarangan atas


6) Setelah pemasangan CO dan sarangan atas bagian bawah

pada pipa 4 inc selesai, dilanjutkan dengan pemasangan

dop bawah dipilih yang permukaan rata. Pemasangan dop

bawah dengan menggunakan lem PVC

7) Setelah selesai dipasangan dop bagian bawah, kemudian

dipasang dop bagian atas yang dilengkapan dengan

sarangan (strainer)

8) Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kran pengatur

aliran masuk, keluar dank ran pencuci baik (back wash)

4. Pelaksanaan penelitian

1) Air baku yang berasal dari sumur gali dimasukan ke bak

equalisasi air pada bak ini akan diambil sebagai sampel

untuk mengetahui kadar fe sebelum perlakuan di

laboratorium

2) Dari bak equalisasi air dialirkan melalui pipa PVC ke

saringan serbuk kulit kapuk setelah itu air dialirkan secara

kontinu

3) Air yang mengalir ke saringan serbuk kulit kapuk akan

ditampung di sebuah bak penampung air yang berada di

bak penampung akan diambil menjadi sampel untu

diperiksa kadar Fe setelah perlakuan Laboratorium


4) Lakukan 5 kali pengulangan dengan variasi ketebalan

serbuk kulit kapuk kuarsa 50:50

5. Pemeriksaan Fe

1) Peralatan

a) Spektrofometer Serapan atom

b) Lampu hallow Katode Fe

c) Pemanas listrik

d) Labu ukur 200 dan 1000 ml

e) Gelas ukur 100 ml

f) Gelas Erlenmeyer 100 ml

g) Pipet volum 5,0 dan 10,0 ml

h) Tabung reaksi 20 ml

i) Kaca Arloji

j) Pipet ukur 5 dan 10 ml

k) Termometer

2) Bahan

a) H2SO46N

b) KmnO4 0,06

c) KCN 20%

d) Asam Nitrat H2NO3 pekat

e) Kertas saring membran berpori 0,45 µm

f) Gas Asetilena
g) Air Suling atau air demineralisasi yang bebas logam

6. Langkah Kerja

1) Ukur 50 ml benda uji masukan ke dalam Erlenmeyer 100

ml

2) Tambahakan 1 ml H2SO4 6 N secara bertetes- tetes sampai

warna ungu muda

3) Tambah larutan KMno4 0,06 %

4) Tambahkan 3 ml KCNS 20 %

5) Masukkan ke dalam Kuvet pada alat spektrofotometer baca

dan catat

G. Teknik Pengolahan Data

1. Editing (memeriksa data) bertujuan data untuk melengkapi dan

memperbaiki data yang telah ada secara keseluruhan.

2. Coding bertujuan untuk memberikan tanda atau kode pada data yang telah

diperoleh untuk mempermudah dan menganalisis

3. Tabulating (mentabulasi data) bertujuan untuk menyusun data yang telah

dikumpulkan dalam bentuk table.

4. Entering bertujuan untuk memasukan data ke program.

5. Cleaning (pembersihan) setelah data disusun dan diselesaikan maka

dilaksankan kembali pemeriksaan data agar data-dat tersebut bebas dari

kesalahan.
H. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yang disajikan

dalam bentuk narasi.

b. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk menguji Penurunan kadar

Fe menggunakan analisis uji one way Anova dan dilanjutkan dengan uji

benferroni.

A. Penyajian Data

Data hasil eksperimen yang telah dianalisis akan disajikan dalam

bentuk narasi dan table

Anda mungkin juga menyukai